Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DEWI JAYANTI

NIM : 2193351007

KELAS : D SENI RUPA 2019

3. Kerajinan Ukir Etnik Melayu

a. Pengertian

Kerajinan ukiran merupakan seni yang membentuk gambar hias pada kayu, batu,
atau bahan-bahan lain. Bentukan ukiran dengan bagian-bagian cekung (kruwikan), dan
bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambaran yang indah.

Kerajinan ukir Melayu merupakan ungkapan dinamika kehidupan masyarakat


dalam menterjemahkan alam dan menuangkannya dalam karya-karya seni. Berbagai
motif biasanya ditampilkan dalam bentuk garis-garis lengkung, atau kombinasi garis-
garis lengkung tersebut dengan lingkaran-lingkaran elastis, tidak terputus, diukir secara
dinamis dan indah. Apabila bermotif dari berbagai jenis flora, maka disimbolkan dalam
akar-akar yang menjalar atau bunga-bunga yang sedang mekar.

Pada umumnya seni ukir Melayu menghiasai berbagai ornament rumah-rumah


Melayu tradisional seperti jendela, pintu, tangga, bagian-bagian rumah lainnya. Bentuk
utama dari ukiran Melayu Lingga tampak pada penempatan momtif dalam komposisi
bidang yang memanjang, yang segera terlihat pada ukiiran-ukiran timbul maupun
terbenam. Garis-garis lemas yang serasi ditampilkan dengan garis-garis patah,
kemudian diselingi dengan gambar-gambar sayap yang gemulai, oleh karenannya
ukiran Melayu Lingga lebih menampilkan gambar burung, serangga atau kupu-kupu.

Simbolisasi flora dalam bentuk variasi-variasi gemulai didalam seni ukir Melayu
merupakan mencerminkan kelembutan dan ungkapan perasaan indah masyarakatnya.
Selain itu, juga merupakan ungkapan kebebasan, kelembutan dan jauh dari sikap kasar.

1
Secara umum, seniukir Melayu termasuk didalamnya Melayu Lingga secara
umum terbagi dalam lima macam yakni Haut Relief (relief tinggi), Demi Relief (relief
setengah tinggi), Bos Relief (relief rendah), Relief Encreuse (relief tenggelam) dan A
jour (ukiran kerawang).

Ada berbagai tipe ukiran melayu. Berikut ini 3 contoh di antaranya

a. Haut Relief. Haut relief adalah ukiran yang kadang menyerupai patung. Hal ini
karena cara membuatnya benar-benar mengedepankan tampilan yang 3 dimensi.
Umumnya, haut relief diterapkan pada istana, masjid, pilar rumah, nisan, dan
berbagai bangunan penting dan sakral lainnya. Dahulu, haut relief banyak
memanfaatkan pola gambar dewa, manusia, serta hewan-hewan. Namun
semenjak kedatangan islam, pola haut relief didominasi dengan gambar
tetumbuhan dan bunga.
b. Demi Relief. Jenis ukiran melayu demi sering ditemukan di istiana dan masjid.
Pola yang dipakai pada demi relief juga mengalami evolusi seperti haut relief,
yakni penggunaan motif flora sejak kedatangan islam.
c. Relief Encreuse. Relief encreuse sangatlah unik. Relief ini tipe ukiran yang
tenggelam. Biasanya, encreuse diterapkan pada senjata milik orang melayu
mulai dari keris melayu, tombak, pedang, dan juga perisai. Relief ini sangat
jarang diterapkan pada perabot rumah tangga.

Haut Relief pada umumnya dijumpai diistana-istana, perahu-perahu, masjijd,


pilar rumah atau batu-batu nisan. Jenis ini lebih menonjolkan seni tiga dimensi satu
objek sehingga mendekati bentuk patung atau berhala. Pengaruh Islam yang sangat
kuat dalam masyarakat Melayu tidak membenarkan hal ini, sehingga Haut relief tidak
lagi memasang motif manusia atau binatang dan diganti dengan tumbuh-tumbuhan.

Berdasarkan teknik pembuatannya, ukiran dapat dibedakan menjadi dua bagian


yaitu ukiran tembus dan ukiran datar. Ukiran tembus merupakan ukiran yang dimulai
dari sisi luar tembus kesisi dalam dari relief yang dibuat. Ukiran biasanya bisa dilihat
pada bangunan rumah tradisional Melayu seperti selembayung, sayap laying-layang,

2
ventilasi, mimbar masjid, kisi-kisi jendela, dan ukiran pada nisan makam. Sedangkan
ukiran data hanya mengukir pada bagian luar saja dari motif yang hendak dibuat relief.
Bentuk ukiran ini biasanya terdapat pada daun, pintu, jendela, dan sebagian dinding
dan rumah-rumah Melayu, tiang rumah Melayu bagian luar, tanngga, peralatan rumah
tangga, dan senjata(keris, parang, dan sebagainya).

b. Hasil kerajinan ukir Etnis Melayu

1) Tepak Sirih
ungsi tepak sirih secara simbolik mengandung makna keterbukaan, ramah, dan
mau menerima siapa saja tanpa memandang suku bangsa dan agama.
Berdasarkan fungsi produk sebagai pewadahan untuk keperluan upacara adat di
masyarakat Melayu Riau,
2) Tabak
Tabak adalah produk wadah yang digunakan untuk tempat nasi kuning yang di
atasnya diberi hiasan telur dan bunga kertas dengan berbagai warna. Tabak
dalam masyarakat Melayu Riau berfungsi sebagai elemen dekorasi pada
perangkat pelaminan.
3) Tempat Perhiasan
4) Hiasan dinding
5) Selambayung
6) Tatakan Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai