Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

[ MATA KULIAH ]
“ Undang – Undang Dasar”

Disusun Oleh :
1. Tinur Pida S.
2. Dandi pradana
3. Agung pratama
4. Eka saputra R.
5. Taskia tunnupus
6. Yunika lisi putri
7. Malfina ancaradila

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

[ JURUSAN ]
INSTITUT ADMINISTRASI DAN KESEHATAN SETIH SETIO
MUARA BUNGO
2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kepada kita sehingg kita dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam
kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dan membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, khususnya kami yang membuat. Dan untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih


banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini.

Muara Bungo, 25 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan fungsi UUD....................................................................3
B. konstitusionalisme..............................................................................4
C. Ciri- Ciri Undang Undang Dasar........................................................5
D. Pergantian Undang -undang Dasar.....................................................5
E. Perubahan undang-Undang Dasar (Amandemen)..............................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah


Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi
dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara yang
mengatur bentuk, sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, wewenang
badan-badan pemerintahan,dll. Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu
konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD
adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya
makin elastik sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara
suatu pemeritahan diselenggarakan Konstitusi model Amerika (yang
tertulis) sekaligus dapat dikatakan “Abad UUD” dimulai dengan
diundangkannya UUD tertulis yang pertama yaitu UUD Amerika Serikat
pada tahun 1789 dan deklarasi francis tentang hak-hak manusia dan warga
negara 1789. Kedua dokumen tersebut selain memberikan model yang
kemudian diikuti oleh para perancng UUD yang lain, dalam hal bentuk
maupun substansi, juga memberikan berbagai wawasan mengenai
mengapa dan bagaimana UUD harus ada yang kemudian diikuti oleh
berbagai konstitusi tertulis di berbagai negara di Eropa.
Undang-Undang Dasar berkedudukan sebagai benteng pemisah
antara rakyat dan penguasa yang selanjutnya ditentukan sebagai ideologi
yang melandasi negara. UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-
pusat kekuasaan ini melakukan kerjasama dan menyesuaikan diri satu
sama lain; UUD merekam hubungan kekuasaan dalam suatu negara.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin dibahas penulis dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa defenisi dan fungsi dasri UUD?
2. Apa itu konmstitusionalisme?
3. Bagaimana ciri-ciri Undang- Undnag Dasar?

1
4. Bagaimana proses pergantian Undang- Undang Dasar?
5. Bagaimana proses perubahan Undang -undang dasar (amandemen) ?

C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Apa defenisi dan fungsi dasri UUD
2. Untuk mengetahui Apa itu konmstitusionalisme
3. Untuk mengetahui Bagaimana ciri-ciri Undang- Undnag Dasar
4. Untuk mengetahui Bagaimana proses pergantian Undang- Undang
Dasar
5. Untuk mengetahui Bagaimana proses perubahan Undang -undang
dasar (amandemen)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi dan fungsi UUD


pengertian Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis
yang menjadi dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu
negara yang mengatur bentuk, sistem pemerintahan, pembagian
kekuasaan, wewenang badan-badan pemerintahan,dll. Keterkaitan
konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan
tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki
sifat mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin baik,
konstitusi menyangkut cara suatu pemeritahan diselenggarakan.
Fungsi UUD 1945 Sebagi Konstitusi tentulah UUD 1945 memiliki
fungsi, bila dijabarkan fungsi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-
undangan yang tertinggi
2. Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
3. Sebagai pedoman yang memberi arah bangsa.
4. Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan
pemerintah negara.

Fungsi tersebut adalah suatu acuan dalam melakukan segala kehidupan


berbangsa dan keseimbangan dalam berprilaku bila diterapkan dengan
baik. Dalam berbagai literature hukum tata Negara maupun ilmu politik
ditegaskan bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan
alat untuk membentuk system politik dan hokum Negara. Oleh karena itu
ruang lingkup undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis
sebagaimana dikemukakan oleh A.A.HY Struycken memuat tentang :

1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau.


2. Tingkat-tingkat tinggi pembangunan ketatanegaraan bangsa.

3
3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak di wujudkan, baik sekarang
maupun masa yang akan dating.
4. Suatu keinginan yang mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa hendak dipimpin

B. Konstitusionalisme
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Francis (constituer) yang
berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan adalah
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara.
Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada
UUD, tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Bagi
para sarjana ilmu politik istilah constitutin merupakan sesuatu yang lebih
luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Herman Heller
membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu:
1. Konstitusi adalah mencerminkan kehidupan politik didalam
masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi mengandung pengertian
politis dan sosiologis
2. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat. Jadi mengandung pengertian yuridis.
3. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang
yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.

Dari pendapat Herman Heller tersebut dapatlah disimpulkan


bahwa jika pengertian undang-undang itu harus dihubungkan dengan
pengertian konstitusi, maka artinya UUD itu baru merupakan sebagian dari
konstitusi yaitu konstitusi yang tertulis saja. Disamping itu konstitusi tidak
hanya bersifat yuridis semata-mata, tetapi mengandung pengertian logis
dan poitis.

4
C. Ciri-ciri Undang Undang Dasar
Walaupun UUD satu negara berbeda dengan negara lain, kalau
diperhatikan secara cermat ada ciri-ciri yang sama, yaitu biasanya memuat
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta hubungan antara ketiganya.
UUD juga memuat bentuk negara (Misalnya Federal atau kesatuan),
serta pembagian kekuasaan antara pemerintah federal degan
pemerintah negara-negara bagian atau antara pemerintah daerah. Selain
itu UUD memuat prosedur untuk menyelesaikan masalah pelanggaran
yurisdiksi oleh salah satu badan negara atau pemerintah dan sebgainya.
Dalam arti UUD mempunyai kedudukan sebagai dokumen legal yang
khusus.
2. Hak-hak asasi manusia (biasanya disebtu Bill of Right kalau berbentuk
naskah tersendiri)
3. Prosedur mengubah UUD (amandemen)
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
UUD. Hal ini biasanya ada jika para penyusun UUD ingin
menghindari terulangnya kembali hal-hal yang abru saja diatasi, seperti
misalnya munculnya seorang diktator atau kembalinya suatu monarki,
5. Merupakan aturan hukum yang tertinggi yang mengikat semua warga
negara dan lembaga negara tanpa kecuali.

D. Pergantian Undang -Undang Dasar


1. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
a. Menurut bentuknya Konstitusi pertama Indonesia (UUD 1945)
adalah konstitusi tertulis, karena UUD 1945 merupakan hukum
dasar Negara Indonesia pada waktu itu yang dituangkan dalam
suatu dokumen yang formal. Bukti bahwa UUD 1945 adalah
konstitusi tertulis yaitu bahwa pada naskah Piagam Jakarta menjadi
naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

5
(PPKI).

6
Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus
1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa
Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPK).
b. Menurut sfitanya, UUD 1945 termasuk konstitusi yang Rigid
(kaku) karena UUD 1945 hanya dapat diubah dengan cara tertentu
secara khusus dan istimewa tidak seperti mengubah peraturan
perundangan biasa. Hal ini dijelaskan dalam BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR pasal 37 ayat 1”
Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah
anggota MPR harus hadir” dan pasal 2 “Putusan Diambil dengan
persetujuan sekurang- kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota
yang hadir”.
c. Menurut kedudukannya, UUD 1945 merupan konstitusi derajat
tinggi karena UUD 1945 di jadikan dasar pembuatan suatu
peraturan perundang-undangan yang lain. Karena menjadi dasar
bagi peratutan yang lain maka syarat untuk mengubahnyapun lebih
berat jika di bandingkan dengan yang lain. Mengakibatkan adanya
hierarki peraturan perundangan.
d. Menurut bentuk Negara, konstitusi (UUD 1945) mejelaskan bahwa
bentuk Negara Indonesia adalan Negara kesatuan. Buktinya
terdapat pada BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN pasal 1
ayat 1 “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik”.
e. Menurut system pemerintahan yang dianut, Indonesia menganut
sistem pemerintahan Presidensial. Salah satu ciri sistem
pemerintahan Presidensial adalah”Dalam melakukan kewajibannya
Presiden di bantu oleh satu orang wakil presiden” (Pasal 4 Ayat 2
UUD’45).

7
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat.(27 Desember 1949-17
Agustus
1950)
a. Menurut bentuknya Konstitusi RIS merupakan kostitusi tertulis
karena dituangkan dalam suatu dokumen. Konstitusi RIS ini
terbentuk atas usulan dari PBB, dengan mempertemukan wakil-
wakil dari Indonesia dengan Belanda , maka terbentuklah suatu
persetujuan dan persetujuan tersebut dituangkan dalam sebuah
dokumen pada tanggal 27 Desember 1949, maka terbentuklah
konstitusi RIS.
b. Menurut sifatnya Konstitusi RIS merupakan konstitusi rigid karena
mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau
amandemennya.
c. Menurut kedudukannya konstitusi RIS merupakan konstitusi
derajat tinggi karena persyaratan untuk mengubah lebih berat jika
dibandingkan merubah peraturan perundangan yang lain.
d. Menurut bentuk negara konstitusi RIS serikat/federal karena
Negara didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing
masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus
urusan dalam negerinya.Terdapat BAB I negara Republik
Indonesia Serikat bagian I bentuk negara dan kedaulatan pasal 1,
Ayat (1).
e. Menurut bentuk pemerintahannya konstitusi RIS, berbentuk
parlementer karena kepala negara dan kepala pemerintahan,di jabat
oleh orang yang berbeda. Kepala negaranya adalah presiden, dan
kepala pemerintahannya perdana menteri. Terdapat pada pasal 69
ayat 1, pasal 72 ayat 1.

3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959).


a. Menurut bentuknya UUDS’50 merupakan konstitusi tertulis karena
dituangkan dalam suatu dokumen yang formal. Dimana dengan
berlakunya UUDS 1950 maka konstitusi RIS tidak berlaku.

8
b. Menurut sifatnya UUDS’50 merupakan konstitusi rigid karena
dalam perubahannya mempersyaratkan prosedur khusus sehingga
tidak semudah seperti merubah peraturan perundang-undangan
biasa. Diatur dalam pasal 140 UUDS 1950 ayat 1-4.
c. Menurut kedudukannya UUDS’50 merupakan konstitusi derajat
tinggi karena persyaratan merubahnya tidak semudah peraturan
perundangan biasa. Dan kedudukan UUDS ’50 merupakan
peraturan tertinggi dalam perundang-undangan diatas UU dan UU
Darurat.
d. Menurut bentuk negara UUDS’50, Indonesia berbentuk kesatuan
karena pada asasnya seluruh kekuasaan dalam negara berada
ditangan pemerintah pusat.
e. Menurut sistem pemerintahannya UUDS’50, Indonesia menganut
sistem pemerintahan parlementer dimana kepala negara dijabat oleh
seorang presiden dan kepala pemerintah di jabat oleh perdana
mentri.

4. UUD’45 setelah amandemen I-IV


a. Menurut bentuknya UUD ’45 amandemen termasuk konstitusi
tertuliskarena dituangkan dalam satu bentuk dokumen formal.
b. Menurut sifatnya UUD ’45 merupakan konstitusi rigid karena
dalam perbahannya memperhatikan syarat-syarat tertentu seperti
tertera dalam pasal 37 ayat 1-5 UUD ’45, bahwa pengajuan
perubahan minimal dilakuakan oleh 1/3 dari anggota MPR, dan
dalam sidangnya dihadiri oleh 2/3 dari anggota MPR, dan putusan
disetujui oleh lima puluh persen ditambah satu dari seluruh jumlah
anggota MPR
c. Menurut kedudukannya UUD ’45 termasuk konstitusi derajat
tinggi karena UUD ’45 berkedudukan sebagai hukum dasar dan
pedoman pembentukan peraturan perundangan yang lain
d. Menurut bentuk negara UUD ’45, Indonesia menganut konstitusi
dalam negara kesatuan. Merujuk pada pasal 1 ayat 1 yang

9
berbunyi“ Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk
Republik”.
e. Menurut sistem pemerintahannya, konstitusi yang dianut adalah
konstitusi dalam pemerintahan presidensial. Dimana kepala negara
dan kepala pemerintahan berada ditangan presiden

E. Perubahan Undang-Undang Daar ( Amandemen)


Selain pergantian secara menyeluruh, tidak jarang pula negara
mengadakan perubahan sebagian dari UUD nya. Perubahan ini dinamakan
amandemen. UUD biasanya memuat prosedur untuk menampung hasrat
melakukan perubahan parsial tersebut. Pada umumnya dianggap bahwa
suatu UUD tidak boleh terlalu mudah diubah, oleh karena hal itu akan
merendahkan arti simbolis UUD itu sendiri. Di lain pihak hendaknya
jangan pula terlalu sukar untuk mengadakan amandemen, supaya
mencegah generasi mendatang merasa terlalu terkekang dan karenanya
bertindak di luar UUD.
Alasan lain yang dapat dijadikan dasar pertimbangan perlunya
mengamandemen UUD 1945, karena secara historis UUD 1945 memang
didesain oleh para pendiri negara sebagai konstitusi yang bersifat
sementara dan ditetapkan dalam suasana tergesa-gesa. Secara filosofis, ide
dasar dan substansi UUD 1945 telah mencampuradukkan antara paham
kedaulatan rakyat dengan paham integralistik. Padahal antara keduanya
bertolak

1
belakang, bahkan paham integralistiklah yang memberangus demokratisasi
di Indonesia. Kemudian secara yuridis, karena UUD 1945 sendiri telah
mengatur prinsip dalam mekanisme perubahan konstitusi (Pasal 37).
Adapun dasar pertimbangan praktis-politisnya sesuai dengan sinyalemen
Mochtar Pabottinggi bahwa konstitusi/UUD 1945-nya sudah lama tidak
dijalankan secara murni dan konsekuen.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan
kenegaraan (staatstructuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem
pemerintahan presidensiil. Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945
mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang
Umum dan Sidang Tahunan MPR:
1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober1999 → Perubahan
Pertama UUD 1945
2. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus2000 → Perubahan
Kedua UUD 1945
3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November2001 → Perubahan
Ketiga UUD 1945
4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus2002 → Perubahan
Keempat UUD 1945

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konstitusi model Amerika (yang tertulis) sekaligus dapat dikatakan
“Abad UUD” dimulai dengan diundangkannya UUD tertulis yang pertama
yaitu UUD Amerika Serikat pada tahun 1789 dan deklarasi francis tentang
hak-hak manusia dan warga negara 1789.
Konstitusi dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD,
tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Istilah
constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari
peraturan-perturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang
mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pengertian Undang-
Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar semua
undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara
Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum
dasar tertulis dan tidak tertulis sedangkan UUD adalah hukum dasar
tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik
sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu
pemeritahan diselenggarakan. Di dalam negara-negara yang mendasarkan
dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai
fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang, dengan
demikian hak warga negara akan terlindungi.

B. Saran
Konstitusi tertulis negara Indonesia mengamanatkan dalam dalam
pembukaan UUD 1945 sesuai dengan tujuan dan fungsi negara, oleh
karena itu agar kepada para penyelenggara negara supaya lebih
menfokuskan kebijakannya sesuai dengan amanat UUD 1945 supaya dapat
memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi rakyat.

1
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H., M.Si, Jazim hamidi, S.H., M.Hum, Hj. Ni’matul
huda, S.H., M.Hum. 2001. Teori dan Hukum Konstitusi. Yogyakarta. PT.
Rajagrafindo Persada.

Prof. Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. PT Ikrar


Mandiri Abadi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi

http://wennduut.blogspot.com/2011/05/konstitusi-negara-indonesia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang

http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/12/127/id/undang_undang-dasar
1945.html

http://pandidikan.blogspot.com/2011/04/sejarah-konstitusi-dan
amandemenuud.html

http://news.detik.com/read/2006/07/12/200512/634568/10/uud-hasil-
amandemenbanyak-kelemahan?nd992203605

Anda mungkin juga menyukai