Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Esensi & Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Martias Z, S.pd

NAMA KELOMPOK 5:

AWANG PERIPERNANDA (18135080)

AYU PUPU (18003055)

IRWANDI (19065009)

RAUDHAH ASSYFA RAHMAH (18006127)

VELYA RAMADHANI (18006216)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1
2019

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’alamin, puji beserta syukur kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya, kemudian shalawat beriringkan salam tak lupa kita
hadiahkan kepada nabi besar Muhammad SAW. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan
makalah yang mengenai “ESENSI DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA ”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah pendidikan
kewarganengaraam yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan pada mata kuliah
ini. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan
kritik beserta saran dan masukannya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tatanan yang telah di tentukan.

Demikianlah yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dimengerti bagi
pembaca. Dan makalah ini, sekiranya dapat berguna bagi kami dan siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf bila terdapat kesalahan penulisan. Dan kami meminta kritik
beserta saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini.

Padang, September 2019

3
Penulis

HALAMAN JUDUL............................................................................................1

KATA PENGATAR............................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................5

C. Tujuan Penulisan..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep & Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara..............6

B. Pengertian dan Pentingnya Konstitusi Secara Umum.....................................8

C. Ciri – Ciri Konstitusi Fleksibel........................................................................10

D. Contoh Kasus...................................................................................................16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................21

B. Saran..............................................................................................................21

4
C. Daftar Pustaka................................................................................................22

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
          Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD, tetapi ada
juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Bagi para sarjana ilmu politik istilah
constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
          Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar semua undang-
undang dan peraturan lain dalam suatu negara yang mengatur bentuk, sistem pemerintahan,
pembagian kekuasaan, wewenang badan-badan pemerintahan,dll.
          Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak
ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh
karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu
pemeritahan diselenggarakan
          Konstitusi model Amerika (yang tertulis) sekaligus dapat dikatakan “Abad UUD” dimulai
dengan diundangkannya UUD tertulis yang pertama yaitu UUD Amerika Serikat pada tahun
1789 dan deklarasi francis tentang hak-hak manusia dan warga negara 1789. Kedua dokumen
tersebut selain memberikan model yang kemudian diikuti oleh para perancng UUD yang lain,
dalam hal bentuk maupun substansi, juga memberikan berbagai wawasan mengenai mengapa
dan bagaimana UUD harus ada yang  kemudian diikuti oleh berbagai konstitusi tertulis di
berbagai negara di Eropa.
Undang-Undang Dasar berkedudukan sebagai benteng pemisah antara rakyat dan penguasa
yang selanjutnya ditentukan sebagai ideologi yang melandasi negara. UUD menentukan cara-
cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini melakukan kerjasama dan menyesuaikan diri satu
sama lain; UUD merekam hubungan kekuasaan dalam suatu negara.

5
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD
1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basiclaw), konstitusi pemerintahan
negara Republik Indonesia saat ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana peranan konstitusi dan Undang-Undang Dasar dalam praktik ketatanegaraan
2.    Bagaimana peranan konvensi dalam praktik ketatanegaraan
3.    Seperi apa Undang-Undang yang berlaku di Indonesia

C. TUJUAN PENULISAN
1.    Mendeskripsikan  peranan konstitusi dan Undang-Undang Dasar dalam praktik ketatanegaraan
2.    Mendeskripsikan peranan konvensi dalam praktik ketatanegaraan
3.    Mendeskripsikan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana
pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi
itu mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula
sebagai hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.

1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan konstitusionalisme adalah


landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti
sempit. Konstitusi dalam arti luas meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik,
peraturan perundang-undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-
Undang Dasar(Astim Riyanto, 2009).

2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga


penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-
hak warganegara akan lebih terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh
Carl Joachim Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu
kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan
beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untu
pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah
(Thaib dan Hamidi, 1999).

3. Konstitusi berfungsi:

7
a. membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya
tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya;

b. memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicitacitakan tahap
berikutnya;

c.dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraantertentu yang


dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya;

d.   menjamin hak-hak asasi warga negara

B. Aturan dasar yang terdapat dalam UUD NRI 1945

Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

UUD NRI TAHUN 1945 yang melakukan pembatasan kekuasaan pemerintah atau penguasa
negara, tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara memuat aturan - aturan dasar sebagai berikut:

1.      Pedoman bagi Presiden dalam memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4, Ayat 1).

2.      Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon Presiden dan calon Wakil Presiden (Pasal
6Ayat 1).

3.      Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 7).

4.      Pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya (Pasal 7A dan 7B).

5.      Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR (Pasal 7C).

6.      Pernyataan perang, membuat pedamaian, dan perjanjian dengan negara lain (Pasal 11 Ayat
1, Ayat 2, dan Ayat 3).

8
7.      Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)

8.      Mengangkat dan menerima duta negara lain (Pasal 13 Ayat 1, Ayat 2, dan Ayat 3).

9.      Pemberian grasi dan rehabilitasi (Pasal 14 Ayat 1).

10.  Pemberian amnesti dan abolisi (Pasal 14 Ayat 2).

11.  Pemberian gelar, tanda jasa, dan lain-lan tanda kehormatan (Pasal 15).

12.  Pembentukan dewan pertimbangan (Pasal 16)

Semua pasal tersebut berisi aturan dasar yang mengatur kekuasaan Presiden, baik sebagai
kepala negara maupun kepala pemerintahan. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol
resmi negara Indonesia didunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri - menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk
melaksanakan tugas - tugas pemerintah sehari - hari. Aturan - aturan dasar dalam UUD NRI
1945 tersebut merupakan bukti adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan di Indonesia. Tidak
dapat kita bayangkan bagaimana jadinya jika kekuasaan pemerintah tidak dibatasi.

B. Pengertian dan Pentingnya Konstitusi Secara Umum

Pengertian Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar
kekuasaan yang ada dalam Negara tidak salah gunakan dan hak asasi manusia/warga Negara
tidak dilanggar, konstitusi sangat penting artinya bagi suatu Negara karena kedudukannya dalam
mengatur dan membatasi kekuasan dalam suatu Negara.

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Perancis,yaitu constituer artinya membentuk.Beberapa


istilah dari konstitusi seperti gronwet ( bahasa Belanda ) artinya, yaitu wet berarti undang-
undang dan ground berarti tanah. Beberapa Negara yg menggunakan istilah constitution ( bahasa
Inggris ) untuk mengartikan konstitusi.

9
Dalam bahasa Indonesia , kontitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang
dasar. Istilah itu menggambarkan keseluruhan system ketatanegaraan suatu Negara.

Berbagai Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

Sejak proklamasi kemerdekaan bangsa indonesia sudah menciptakan tiga buah konstitusi
serta memberlakukannya dalam masa yang berbeda-beda. Pemberlakuan ketiganya tidak lepas
dari perubahan kehidupan ketatanegaraan indonesia akibat terjadinya berbagai perkembangan
politik tetapi, pergantian konstitusi itu juga sekaligus menunjukan pergulatan bangsa indonesia
dalam mencapai dan menemukan konstitusi yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa
indonesia. Konstitusi yang pernah berlaku di indonesia adalah :

A.  Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)

B.  Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)

C.  UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

D.  UUD 1945 (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)

E.   UUD 1945 setelah Amandemen (19 Oktober 1999 – Sekarang )

Macam Macam Konstitusi yang ada di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa Macam Macam Konstitusi undang undang 1945 :

1) Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten
constitution).Suatu konstitusi disebut tertulis bila berupa suatu naskah (Doumentary
Constitution), sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (Non- Doumentary
Constitution) dan banyak di pengaruhi oleh tradisi konvensi.

2) Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution).

10
Pengertian konstitusi fleksibel adalah konstitusi yang di amandemen tanpa adanya prosedur
khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan suatu adanya
prosedur khusus dalam melakukan amandemen. Dikatakan konstitusi itu flexible apabila
konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan msyarakat
(contoh konstitusi Inggris dan Selandia baru).

Sedangkan Pengertian konstitusi rigid apabila konstitusi itu sulit diubah sampai kapan pun
(contoh : USA, Kanada, Indonesia dan Jepang).

C. Ciri-ciri konstitusi fleksibel

Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah Dinyatakan dan dilakukan perubahan
adalah mudah seperti mengubah undang-undang

Ciri ciri Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:Memiliki tingkat dan derajat
yang lebih tinggi dari undang-undang

Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa

Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not supreme
constitution).

Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara
(tingkatan peraturan perundang-undangan). Sedangkan konstitusi tidak derajat tinggi ialah
konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi.

Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).

Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu
negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-
negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak

11
diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di
tangan pemerintah pusat.

Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and


Parliamentary Executive Constitution).

Ciri ciri Konstitusi sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:

1. Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki kedudukan
sebagai Kepala Pemerintahan
2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih
3. Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan
pemilihan umum

Ciri ciri Konstitusi sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri) :

1. Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan yang
menguasai parlemen
2. Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen
3. Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen dan
memerintahkan diadakan pemilihan umum.

Tujuan-tujuan konstitusi Negara Indonesia tersebut secara ringkas dapat diklasifikasikan


menjadi tiga tujuan, yaitu:

1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaliguspengawasan terhadap kekuasaan


politik;
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan daripenguasa itu sendiri;3

12
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagipara penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya

Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia Menurut UUD NRI Tahun 1945.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai konstitusi Indonesia
mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara mulai tugas, fungsi, wewenang sampai pada
susunan dan kedudukannya. Aturan dalam konstitusi ini dijabarkan oleh undang-undang, yaitu
dalam UU Nomor
42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, UU Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Mahkamah Konstitusi, UU
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang BPK,
Kekuatan suprastruktur politik yang tergolong ke dalam lembaga tinggi negara Indonesia adalah
sebagai berikut.

Kekuatan Suprastruktur Politik dalam Lembaga Tinggi Negara Indonesia

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden/Wakil Presiden
5. Mahkamah Agung
6. Mahkamah Konstitusi
7. Komisi Yudisial
8. Badan Pemeriksa Kekuangan

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945) Anggota MPR berjumlah
sebanyak 550 anggota dan DPD berjumlah sebanyak 4x jumlah provinsi anggota DPD (UU
Nomor 22 tahun 2003).

13
MPR adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, bukan lembaga
tertinggi negara.

Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan menetapkan UUD, melantik
Presiden dan/atau Wakil Presiden dan hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden
dalam masa jabatannya menurut UUD NRI Tahun 1945 sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3).

MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU Nomor 22 tahun 2003
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Presiden

a. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu pasangan calon (Pasal 6 A
ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

b. Syarat menjadi presiden diatur lebih lanjut dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 6 ayat (2)
UUD NRI Tahun 1945.

c.  Kekuasaan presiden menurut UUD NRI Tahun 1945.

1.  Membuat Undang-Undang bersama DPR (Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20)

2. Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2))

3. Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal 10)

4. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain atas persetujuan
DPR (Pasal 11)

5. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)

6. Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal
13)

7. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14 ayat (1))

14
8. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 ayat (2))

9.Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15)

10. Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan dan nasihat
kepada presiden (Pasal 16)

11.Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17)

12. Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

1. Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
2. Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan (Pasal 20 ayat
(1) UUD NRI Tahun 1945).
3. Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat (Pasal 20
A ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).
4. Hak anggota DPR, hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan usul/pendapat dan hak
imunitas (Pasal 20 A ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

a)      BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23E ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

b)      Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal 23E ayat (2)
UUD NRI Tahun 1945).

Mahkamah Agung (MA)

15
a. MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping sebuah
Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).
b.  MA membawahi peradilan di Indonesia (Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).
c. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

Mahkamah Konstitusi

I.  Mahkamah konstitusi memiliki kewenangan :

1)    Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD NRI Tahun 1945

2)   Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
NRI Tahun 1945.

3)   Memutus pembubaran partai politik.

4)  Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)

5) Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut UUD (Pasal 24C ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

   6)   Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota diajukan MA,   3 anggota
diajukan DPR dan tiga anggota diajukan Presiden.

Komisi Yudisial (KY)

a.KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden atas persetujuan DPR (Pasal 24B ayat (3)
UUD NRI Tahun 1945).

b.KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

a.  DPD merupakan bagian keanggotaan MPR yang dipilih melalui Pemilu dari setiap provinsi.

b.  DPD merupakan wakil-wakil provinsi.

16
c.Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, selama bersidang bertempat tinggal di
ibukota negara RI (UU Nomor 22 tahun 2003).

d. DPD berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah
dan yang berkaitan dengan daerah.

D. Contoh Kasus

MARAK KORUPAI AKIBAT TIDAK PAHAM KOSTITUSI, PEMERINTAH DIMINTA


BATASI PENERBITAN IUP

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat menilai pemahaman masyarakat Indonesia
yang kurang terhadap konstitusi menjadi sebab praktik korupsi masih sering terjadi. Sementara
itu, pemerintah diminta mengetatkan peraturan penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) agar
tak menjadi celah terjadinya tindak korupsi.

"Landasan dasar mengelola negara adalah bersih dan tidak menyimpang serta menyeleweng.
Sekarang [korupsi] masih terjadi karena pemahaman terhadap konstitusi di Indonesia kurang
benar," tegas Arief di Universitas Indonesia, Depok, Senin (13/11).

Menurut Arief, konstitusi didasari Pancasila yang mengandung nilai-nilai hakiki seperti
tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Beberapa nilai di antaranya
adalah Ketuhanan, Demokrasi dan Hukum. Jika memahami itu, hidup dalam berbangsa dan

17
bernegara harus didasari nilai tersebut. Setiap kegiatan hukum, politik, dan ekonomi harus
disinari sinar ketuhanan.

"Kalau saya muslim bertanggung jawab pada Allah SWT, disinari Al-Quran dan Hadist.
Untuk yang beragama lain, disinari oleh ketuhanan menurut agama dan keyakinan masing-
masing. Itu persepsi dasar yang harus dipakai," ujarnya. Dari sisi hukum, menurut dia, korupsi
adalah perbuatan yang melanggar hak asasi manusia. Kemudian dari sisi demokrasi, korupsi
melanggar hak konstitusi warga dan merugikan seluruh bangsa.

Arief menjelaskan Indonesia harus membentuk karakter integritas untuk menghilangkan


korupsi. Seperti yang dikatakan Presiden pertama Indonesia, Sukarno, "Indonesia harus
membangun karakter dulu kemudian membangun dan mengelola sumber daya alam". "Maka
satu-satunya jalan adalah kembali ke jalan yang bersih serta bebas dari KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme), bagaimana kita harus membangun negara yang baik," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli
Hasan mengatakan dalam konstitusi Indonesia tidak ada celah untuk melakukan korupsi. "Setiap
pejabat: saya, pegawai MK, bupati, semua, sebelum menjabat itu disumpah taat pada konstitusi.
Kalau taat maka dia perilakunya harus Pancasila yang turunannya UUD 1945. Kemudian turunan
UUD 45 peraturan perundang-undangan yang berlaku," ujarnya.

Dalam peraturan perundang-undangan jelas sekali, kata Zulkifli, menjabat bukan untuk diri
sendiri, bukan untuk mencari uang dan bukan untuk memperoleh kekayaan. Pejabat negara harus
melayani rakyat dan melayani negara sesuai peraturan perundangan-undangan berlaku."Ini tidak
ada tempat untuk proyek, komisi dan korupsi," ujarnya.

Sebelumnya pemerintah diminta mengetatkan peraturan penerbitan Izin Usaha


Pertambangan (IUP) agar tak menjadi celah terjadinya tindak korupsi. Hal itu disampaikan Ketua
Tim Pencegahan Korupsi Sumber Daya Alam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dian
Patria dalam Diskusi Publik bertajuk 'Pencegahan Korupsi pada Pemberian Izin Usaha
Pertambangan di Indonesia' di Jakarta, belum lama ini. "(Pengetatan aturan IUP) mendesak

18
sifatnya karena banyak sekali izin - izin tambang yang bermasalah tanpa penegakan hukum,"
ujarnya.

Menurut catatan KPK, pada 2014, tercatat 1.850 IUP dari total 11.000 IUP yang tidak punya
nomor pokok wajib pajak ( NPWP ). Tercatat sebanyak 90% dari total IUP yang ada tidak
membayar jaminan reklamasi dan pascatambang. Tak hanya itu, sebanyak 70 persen tidak
membayar kewajiban penerimaan negara bukan pajak ( PNBP ). Per Agustus 2017, terdapat
2.599 IUP yang berstatus Non CnC (Clean and Clear) dari total 9.147 IUP.

Lembaga swadaya masyarakat Transparency International Indonesia (TII) juga menemukan,


terdapat 35 risiko yang dapat memicu terjadinya praktek korupsi akibat pemberian IUP. "Dari 35
risiko tersebut, 20 risiko dikategorikan sangat tinggi, artinya risiko tersebut sangat mungkin
terjadi," ujar Manajer Tata Kelola Industri Berbasis Lingkungan TII Rivan Prahasya.

Menurut dia, faktor terbesar penyebab korupsi ialah buruknya rancangan proses pemberian
IUP. Misalnya, sistem audit keuangan dan pertambangan, serta mekanisme verifikasi untuk
pemohon IUP yang masih sangat lemah. Hal itu bisa menjadi celah terjadinya tindak pidana
korupsi.

Selain itu, akses data dan informasi pertambangan yang tertutup dan sistem informasi
geologi yang tak lengkap mengakibatkan ketidakjelasan nilai Wilayah Izin Usaha Pertambangan
( WIUP ) yang akan dilelang. Hal itu juga dapat menjadi tambang korupsi bagi para pengusaha
yang nakal. Intinya, peraturan pelaksanaan sistem pemberian IUP yang lemah menjadi peluang
terjadinya tindakan korupsi di sektor pertambangan.

Untuk meminimalisir korupsi di sektor pertambangan, Rivan merekomendasikan kepada


Presiden Joko Widodo untuk mempercepat realisasi kebijakan satu peta (one-map)."Kami
mendorong pelaksanaan one map itu bisa dipercepat karena bisa memberi kepastian sinergi
spasial antar sektoral dengan kementerian" ujarnya. Dia juga meminta agar DPR mempercepat
revisi UU No. 4/2009, karena krusial untuk mengatur kewenangan daerah dalam hal pengaturan
sumber daya minerba.

19
Rivan juga meminta Kementerian ESDM untuk mendorong keterbukaan akses data dan
informasi terkait penerbitan dan pengelolaan IUP, serta kejelasan penetapan wilayah
pertambangan dan proses lelang WIUP . Kementerian Dalam Negeri diminta turut memperkuat
sistem integritas penyelenggaran pemerintahan provinsi, terutama dalam sektor perizinan
pertambangan."Masih diperlukan standar prosedur pelaksanaan lelang WIUP ," ujarnya.

Secara terpisah, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto
menyinggung korupsi semakin banyak terjadi di Indonesia. Hal itu tampak dalam rasuah yang
terjadi hampir di semua proyek di Indonesia. "Hampir setiap proyek yang dibangun pasti ada
penggelembungan nilai. Adamark-up, itu artinya pencurian," ujarnya dalam pidatonya yang
bertajuk 'Membangun Kesadaran Bangsa' di acara Dies Natalis dan Wisuda Universitas Bung
Karno (UBK) di Jakarta, Kamis (16/11).

Prabowo, yang bakal diusung kembali Gerindra sebagai Calon Presiden di Pemilu 2019,
tidak merinci proyek-proyek yang dikorupsi itu. Dia hanya menyebut bahwa indikasi banyaknya
korupsi itu ada pada ketimpangan kesejahteraan di Indonesia. Kekayaan alam yang melimpah
seolah raib begitu saja meski Indonesia sudah merdeka selama 72 tahun.

Contohnya kaum petani di Indonesia. Menurut Prabowo, petani tidak mendapatkan


keuntungan meski Indonesia adalah negara agraris. "Kita semua mengerti bahwa korupsi sudah
begitu merajalela," cetus dia, yang saat itu memakai kemeja coklat lengan pendek.Mantan
Pangkostrad itu juga merujuk data ketimpangan pendapatan dalam rasio gini di Indonesia. Dia
menyebut, rasio gini Indonesia berada di angka 0,45 sampai 0,47. Artinya, kekayaan Indonesia
hanya bertumpuk pada kurang 1 persen penduduk Indonesia.

Meskipun kekayaan Indonesia sudah sejak lama jadi incaran dan eksploitasi asing, menurut
Prabowo, masyarakat tidak bisa selalu menyalahkan pihak asing dalam hal pemerataan hasil
sumber daya alam. Ia mendorong semua pihak untuk lebih menjaganya.Diketahui, salah satu
proyek di pemerintahan yang diduga dikorupsi adalah proyek pengadaan e-KTP di Kementerian
Dalam negeri. Nilai kerugian negara disebut mencapai Rp 2,3 triliun. Salah satu tersangkanya
diduga adalah Ketua DPR Setya Novanto.

20
Hal itu terungkap ketika jaksa penuntut umum KPK kembali memutar rekaman milik
Direktur Biomorf Lone LLC Johannes Marliem di persidangan terdakwa korupsi e-KTP Andi
Agustinus alias Andi Narogong, Senin (13/11).Dalam rekaman tersebut Marliem tengah
berbincang dengan beberapa pihak, di antaranya Direktur Utama PT Quadra Solution Anang
Sugiana Sudihardjo dan mantan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pengadaan e-KTP di
Kementerian Dalam Negeri Sugiharto.

Sugiharto yang dihadirkan sebagai saksi Andi Narogong di persidangan mengakui soal
perbincangan dengan Marliem dan Anang tersebut. Pembicaraan dilakukan di ruang kerjanya.
Namun, dia tak menyebut kapan persisnya pembicaraan itu terjadi.Menurut Sugiharto, dalam
pertemuan tersebut, dirinya bersama Marliem dan Anang membicarakan masalah proyek
pengadaan e-KTP, yang ditaksir merugikan negara hingga Rp2,3 triliun."Jadi gini, setiap
Yohannes ketemu saya, tidak ada Anang. Itu selalu nagih saya, minta supaya saya tagihkan
utangnya ke Anang. Tapi kalau ketemu bertiga, diam saja, tidak ada ngomong masalah utang.
Gitu saja," ujar Sugiharto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

Perusahaan Marliem merupakan pemasok produk Automated Fingerprint Identification


Systems ( AFIS ) merek L-1 untuk Konsorsium PNRI , pelaksana proyek e-KTP. Sementara
perusahaan yang dipimpin Anang, PT Quadra Solution menjadi salah satu anggota Konsorsium
PNRI .Selain membicarakan masalah konflik antara Marliem dengan Anang, dalam rekaman itu
Marliem juga menyinggung soal jatah untuk seorang berinisial An kepada Sugiharto."Paham,
saya bilang 'Kalau itu memang untuk si An, ya itu kita bisa tahan'. Iya dong, karena saya bilang,
'Ya saya juga gak mau pak Anang-nya rugi'," kata Marliem kepada Sugiharto dalam rekaman
yang diputar di sidang.

"Betul, saya jelaskan sama Pak Anang, ya juga sama Pak Yohannes, artinya 'yang pokok
dulu kita, dihitung dulu, pokok'," timpal Sugiharto.Jaksa KPK lantas mengonfirmasi inisial An
kepada Sugiharto. Menurut Sugiharto, An merupakan Andi Narogong. Sugiharto menjelaskan
saat itu mereka membicarakan soal jatah untuk Andi Narogong dalam proyek e-KTP.

21
Kemudian jaksa KPK bertanya tentang bos Andi Narogong dalam proyek senilai Rp5,9
triliun. Sugiharto menyebut jika istilah bos untuk Andi Narogong adalah Setya Novanto."Si Andi
ya bosnya SN, Setya Novanto," tutur dia.

Menurut Sugiharto, jatah uang proyek e-KTP Andi dari Anang yang ada di dalam rekaman
itu ditujukan untuk Setnov. Jatah uang yang nantinya diberikan kepada Setnov tersebut diambil
dari pengerjaan pokok proyek e-KTP.Sugiharto melanjutkan, jatah uang yang disiapkan untuk
SN sebesar Rp100 miliar. Namun, seiring berjalannya proyek e-KTP saat itu, Sugiharto
menyebut jatah untuk bos Andi Narogong itu menjadi Rp60 miliar."Ya enam dulu, enam puluh
miliar rupiah," ujarnya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Saat ini negara Indonesia menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi. UUD 1945 berisi
hal-hal prinsip negara Indonesia. Hal-hal itu mencakup tentang dasar negara, tujuan negara,
bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan dan pembagian kekuasaan. Sampai
saat ini pun Indonesia tetap menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara karena Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk republik seperti yang dijelaskan di UUD 1945. Menurut
UUD 1945 Sistem pemerintahan negara Indonesia adalah Kabinet Presidensial menurut sistem
ini presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi dibawah MPR.

Negara Indonesia sudah benar menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi karena
Indonesia berbentuk republik dan di pimpin oleh seorang presiden seperti yang tercantum dalam
UUD 1945.

22
B. SARAN
Konstitusi tertulis negara Indonesia mengamanatkan dalam dalam pembukaan UUD 1945
sesuai dengan tujuan dan fungsi negara, oleh karena itu agar kepada para penyelenggara negara
supaya lebih menfokuskan kebijakannya sesuai dengan amanat UUD 1945 supaya dapat
memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

http://definisi.org/tujuan-konstitusi-negara-indonesia

http://www.maolioka.com/2016/10/lembaga-lembaga-negara-republik.html

http://www.polsri.ac.id/belmawa/Buku_Pedoman_Mata_Kuliah_Wajib_2016/9.%20PENDIDIKAN
%20KEWARGANEGARAAN.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai