Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sesuatu upaya yang
terprogram tidak terkecuali program pembelajaran. Sebagai bagian dari program
pendidikan. Melaksanakan evaluasi program pembelajaran merupakan tugas pokok seorang
evaluator, tetapi bukan hanya evaluator saja yang harus memahami model-model
evaluasi program pembelajaran. Para pendidik dan calon pendidik serta praktisi lain yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan perlu memahaminya.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi
sistem pembelajaran, baik menyangkut tujuan, materi, metode, media, sumber belajar,
lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri atau dengan kata lain evaluasi dilakukan
untuk menentukan nilai atau kualitas dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Agar evaluasi pembelajaran mampu mengukur apa yang ingin diukur atau mampu
mengungkap apa yang ingin diungkapkan maka alat ukur atau alat evaluasi yang digunakan
juga harus memenuhi kriteria standar pengukuran. Oleh karena itu makalah ini menjadi
penting karena membahas salah satu ciri-ciri tes yang baik yang patut dijadikan acuan oleh
seorang evaluator dalam menyusun alat ukur (tes) yaitu prinsip Reliabilitas. Dengan mengacu
pada ciri-ciri tes yang baik maka diharapkan mampu mengetahui efektifitas dan efisiensi
sistem pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pemebelajaran dari waktu ke
waktu sehingga dapat memberikan kontsribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa definisi dari Reliabilitas

2. Bagaimana ciri-ciri tes yang baik menurut prinsip Reliabilitas ?

3. Apa sajakah jenis dan macam-macam Prinsip Reliabilitas ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari malah ini adalah sebagai berikut.

1
1. Untuk memahami apa itu Prinsip Reliabilitas

2. Untuk mengetahui Ciri-Ciri tes yang baik berdasarkan prinsip Reliabilitas

3. Untuk mengetahui jenis dan macam-macam prinsip Reliabilitas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Reliabilitas
Adalah alat ukur yang hasil pengukurannya digunakan untuk membuat keputusan
penting, yang konsisten, ajeg, dan tidak berubah, dapat dipercaya serta dapat diandalkan
(reliable).Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu
instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat
mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Contoh kasus :
Timbangan berat yang menyatakan sekantong semen berbobot 20kg, pada
kenyataannya memang harus benar 20kg, dan akan tetap 20kg seandainya penimbangan
diulangi. Begitu juga dengan tes bahasa sebagai alat ukur kemampuan bahasa. Tingkat
penguasaan bahasa seorang peserta tes yang dinyatakan baik, seharusnya memang baik
dan akan tetap dinyatakan baik seandainya tesnya diulang. Itulah hakikat dan pengertian
pokok ciri reliabel dari sebuah tes.

Berbeda dengan validitas yang dapat dibuktikan secara kualitatif, sesuai dengan
jenis data yang dapat ditunjukan, Reliabilitas hanya dinyatakan secara empirik dengan
menggunakan data statistik.
Reliabilitas suatu tes diekspresikan dalam bentuk koefisien yang besarnya
-1>0>+1. -1 untuk korelasi negatif dengan tingkat lebih rendah seperti 0.96,0.55, 0.12
dst; +1 untuk korelasi positif. Koefisien tinggi menunjukan reliabilitas tinggi, sebaliknya
jika koefisien tes rendah maka reliabilitas rendah.

B. Jenis Reliabilitas
Penghitungan tingkat reliabilitas tes selalu mempersyaratkan penggunaan 2 rangkaian
skor hasil tes sebagai bahan untuk penghitungan koefisien korelasi sebagai ukuran tingkat
keajegan tes. Berdasarkan angka-angka penghitungan tingkat korelasi yang diperoleh,
ada beberapa jenis reliabilitas yang masing-masing memiliki konsistensi yang berbeda-
beda. Jenis reliabilitas dapat dibedakan menjadi :
1. Reliabilitas Tes-Retes (Test-Retest Reliability)

2
2. Reliabilitas Tes Setara/ Ekuivalen (Equivalent Reliability)

3. Reliabilitas Belah Dua (Split-Half Reliability)

4. Reliabilitas Cronbach Alpha (Cronbach Alpha Reliability)

5. Reliabilitas Kuder-Richardson (KR) : (a) KR-21 (b) KR-20

6. Reliabilitas Rater (Scorer Reliability) : (a) Intra-Rater (b) Inter-Rater

7. Reliabilitas Perkiraan (Estimated Reliability)

C. Reliabilitas Tes Retes


Reliabilitas Tes-Retes (Test-Retest Reliability)

 Tipe Reliabilitas Pengukuran : Mengukur Stabilitas

 Prosedur : Memberikan tes yang sama dua kali pada grup yang sama dengan jeda
waktu diantara dua tes, misalnya 7hari-1 bulan.

Jenis Reliabilitas ini mendasarakan penerapannya pada asumsi bahwa tes yang reliabel akan
menghasilkan hasil (dalam bentuk skor yang sama) atau tidak berbeda secara signifikan
(konsisten), jika penyelenggaraannya diulangi untuk sejumlah peserta tes yang sama setelah
tenggang waktu yang ditentukan.
Reliabilitas tes-retes dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana

b. Setelah selang waktu tertentu, misalnya 1 minggu atau 2 minggu, lakukan kembali tes
yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.

c. Korelasikan hasil kedua tes tersebut.

Jika hasil koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti reliabilitas tes adalah bagus.
Sebaliknya, jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.
Tenggang waktu yang diatur tidak dapat ditentukan secara umum dan sepihak. Jika interval
waktu terlalu pendek, peserta tes memiliki kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes
sehingga tes dipastikan lebih baik karena sisa-sia hafalan yang ada. Jika terlalu panjang,
kemampuan peserta tes mungkin bertambah, pertama karena faktor maturasi (kedewasaan)
dan faktor intervensi (belajar).
Rumus penghitungan tingkat reabilitas koefisien relasi Pearson Product- Moment.

∑ ( X− X́ ) (Y −Ý )
r−xy ❑=
N SxSy
3
r-xy : Koef. Korelasi Pearson Product-Moment
∑ : Jumlah
X : Skor masing-masing peserta tes pada tes X
Y : Skor masing-masing peserta tes pada tes Y
XX : Skor rata-rata tes X
Ȳ : Skor rata-rata tes Y
Sx : Simpangan baku X
Sy : Simpangan baku Y

D. Reliabilitas Setara

Reliabilitas Tes Setara/ Ekuivalen (Equivalent Reliability)

Berbeda dengan tes-retes yang penghitungan reliabilitasnya mempersyaratkan


pengulangan penyelenggaraan tes yang sama untuk kelompok peserta tes yang sama pula,
reliabilitas tes setara mempersyaratkan tersedianya dua tes yang setara disajikan kepada satu
kelompok peserta tes yang sama. Yang dimaksud dengan tes setara adalah tes yang sama
dalam berbagai aspek (memiliki karakteristik yang sama) pokoknya sebagai tes , kecuali
butir-butir tesnya . Kesamaan aspek-aspek pokok itu menyangkut sasaran pokok tes, jenis tes,
cakupan isi, jumlah butir tes, bahkan juga tingkat kesulitan dan urut-urutan butir tesnya.
Demikian pula halnya dengan angka-angka statistik seperti skor rata-rata di samping tingkat
validitas dan tingkat reliabilitas yang, kalau pun tidak tepat sama, namun tidak berbeda secara
signifikan. Bila semua itu diupayakan dalam pengembangannya, maka dapatlah dikatakan
bahwa ke dua tes tersebut setara dan dapat digunakan untuk satu kelompok peserta tes yang
sama tanpa perlu mengulangi menggunakan satu tes yang sama seperti pada penerapan tes-
retes.
Tentu saja syarat-syarat itu tidak mudah, namun tidak mustahil untuk dipenuhi. Bila
sepasang tes setara itu dapat disusun dan dikembangkan dengan baik, maka dapatlah
dihindarkan masalah yang timbul pada penerapan reliabilitas tes-retes yang berkaitan dengan
tenggang waktu antara penyelenggaran tes pertama dan tes ke dua. Dengan menggunakan
sepasang tes setara, tidak lagi perlu dikhawatirkan tentang kemungkinan faktor ingatan bila
tenggang waktu singkat, atau faktor maturity bila tenggang waktunya terlalu lama. Dengan
menggunakan tes setara, ke dua kemungkinan itu tidak lagi merupakan masalah sehingga bila
perlu dan keadaan memungkinkan, tes bentuk ke-2 dapat diselenggarakan tidak lama setelah
tes bentuk ke-1 selesai diselenggarakan. Skor hasil penggunaan kedua tes setara itu kemudian

4
digunakan untuk memperhitungkan tingkat korelasi dengan menggunakan Rumus Person
product-moment. Seperti harus senantiasa diingat, tingkat reliabilitas senantiasa dinyatakan
dalam bentuk korelasi yang senantiasa melibatkan penggunaan dua rangkaian skor dari
kelompok peserta tes yang sama.
Pada proses melaksanakan tes reliabilitas secara ekuivalen (setara), berikut akan
ditunjukkan beberapa langkah yang perlu diambil oleh seorang mahasiswa peneliti. Langkah-
langkah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tentukan subjek sasaran yang hendak dites
b. Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut
c. Administrasi hasilnya secara baik
d. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang kedua kalinya pada
kelompok tersebut
e. Korelasikan kedua hasil tes tersebut
Jika hasil koefisien tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekuivalen baik; sebaliknya , jika
ternyata bahwa koefisien rendah maka reliabilitas tes adalah rendah.
Secara garis besar unsur-unsur yang perlu disusun setara dalam peyusunan tes setara adalah
sebagaimana di ikhtisarkan pada Contoh 5.3. (nanti masukin table)

E. Reliabilitas Belah Dua

Dalam penerapan penghitungan relibialitas belah dua, tes dilakukan satu kali tanpa
pengulangan seperti yang dilakukan pada penerapan relibialitas tes-retes. Setelah dilakukan
penskoran terhadap pekerjaan seluruh peserta tes, dilakukan pembelahan skor menjadi dua
bagian dengan jumlah butir tes yang sama,misalnya masing-masing 10 butir bila seluruh butir
tes 20 . Secara konvensional kedua belahan tes itu diperoleh dengan cara mengumpulkan
butir-butir tes nomor ganjil dalam satu kelompok dan butir-butir tes nomor genap dalam
kelompok yang lain. Cara pembagian butir tes semacam ini dilatarbelakangi oleh kelaziman
penyusunan tes yang diawali dengan butir tes yang paling mudah untuk dilanjutkan dengan
butir-butir tes lain, yang secara bertahap lebih sulit.

Dengan cara demikian satu butir tes seharusnya senantiasa akan sedikit lebih sulit dari
pada butir tes sebelumnya, namun pada waktu yang sama sedikit lebih mudah dari butir tes
sesudahnya. Dengan mengelompokkan butir tes atas dasar nomor ganjil dan nomor
genap,diharapkan dapa diperoleh dua bagian tes yang seimbang dalam tingkat kemudahan dan
kesulitan, sebagai syarat penerapan penghitungan tingkat realibilitas dengan rumus belah dua.
Kemudian perolehan skor masing-masing peserta tes terhadap masing-masing bagian itu
dijumlah dan direkam pada daftar skor, seperti yang biasa dilakukan setelah seorang pengajar
selesai melakukan penskoran jawaban pembelajar, misalnya jumlah skor 10 butir bagian
pertama disebelah kiri, dan jumlah skor bagian ke-2 dibagian sebelah kanan.

5
Untuk memperoleh tingkat koefisien korelasi tes seutuhnya, perlu diterapkan rumus
penyesuaian, yaitu rumus Spearman-Brown Prophecy

nxr
r−xx ❑=
( n−1 ) r+ 1

r-xx = reliabilitas tes seutuhnya


r = koefisien korelasin antara kedua bagian tes, hasil rumus Pearson product-moment
n = penyesuaian yang perlu dilakukan, yaitu jumlah belahan tes
F. Reliabilitas Croncbach Alpha

Karena adanya lebih dari satu jenis realibilitas Cronbach Alpha dengan rincian dan
penggunaan yang berbeda, dibawah ini disajikan dua varian, yaitu reliabilitas Cronbach Alpha
(1) yang dapat dipakai sebagai alternative penghitungan relibialitas tes setara termasuk belah
dua , dan reliabilitas Cronbach Alpha (2) khusus untuk tes tes berbentuk essai seperti
mengarang.

A. Reliabilitas Cronbach Alpha (1)

Selain rumus belah dua, penghitungan reliabilitas dengan dua tes setara dapat juga
dihitung dengan varian rumus Cronbach Alpha untuk menghitung koefisien alpha. Rumus
yang merupakan varian dari koefisien alpha model Cronbach Alpha itu bahkan digambarkan
sebagai lebih sederhana cara penghitungannya daripada rumus belah dua.

 Seperti halnya reliabilitas belah dua, penerapan rumus Cronbach Alpha ini membutuhkan
dua bagian yang sama dari satu tes, namun perhitungan yang diperlukan hanya dalam
bentuk skor rata-rata (x) dan simpangan baku tes bagian ke – 1 (s1) dan simpangan baku
tes bagian ke-2 (s2) ,serta simpangan baku dari seluruh tes (s1).

S1 + S2
( )
2 2

α =2 1−
Ss 2

α = Reliabilitas Cronbach alpha seluruh tes (Koefisien alpha)


S 1 = Simpangan baku tes bagian ke-1
2

S 2 = Simpangan baku tes bagian ke-2


2

Ss 2 = simpangan baku seluruh tes

B. Reliabilitas Cronbach Alpha (2)

6
Selain rumus Cronbach Alpha untuk penghitungan tingkat korelasi dua tes setara itu
terdapat pula varian lain dari reliabilitas Cronbach Alpha untuk pengukuran reliabilitas tes
kemampuan berbentuk tes esei yang jawabannya berupa untuk kerja menyeluruh, tidak terdiri
dari jawaban - jawaban terpisah yang masing-masing diskor sebagai benar (skor-1) atau salah
(skor 0), seperti pada pengukuran reliabilitas tes dengan menggunakan rumus 4.2.

Pada tes berbentuk esai, reliabilitas tes diukur secara keseluruhan , tidak perbutir tes,
seperti yang dilakukan terhadap tes mengarang atau menulis essay. Penulisan esai
membutuhkan satu kemampuan utuh yang menyeluruh, yang meliputi berbagai rincian
kemampuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seperti yang dibutuhkan dalam
menulis atau mengarang. Dalam penerapan reliabilitas cronbach Alpha jenis ini, kemampuan
menulis dipahami sebagai meliputi dan terdiri dari sejumlah rincian kemampuan yang terdiri
dari komponen – komponen isi, organisasi, tata bahasa, kosa kata, ejaan dan teknis penulisan.
Rumus pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah

G. Reliabilitas Kuder Richardson, K-R 20 dan K-R 21

Menilai Reliabilitas dengan cara ini, dalam kata lain adalah mengukur Homogenitas.
Prosedur ini tidak membagi tes menjadi dua bagian, akan tetapi menilai konsistensi antaritem
atau homogenitas item-item dalam suatu tes evaluasi yang direncanakan. Mengukur
homogenitas ini pada dasarnya ialah memperhitungkan dua sumber kesalahan yang muncul
dalam suatu tes. Kedua sumber kesalahan tersebut adalah 1) Content atau sampling dari isi tes
yang dibelah , 2) heterogenitas tingkah laku daerah (domain) yang disampel. Semakin
heterogen suatu domain dapat diterjemahkan sebagai semakin rendah konsistensi antaritem
suatu tes. Sebaliknya, semakin homogen suatu domain dalam tes evaluasi, semakin tinggi
tingkat konsistensi antar item.

Salah satu indeks homogenitas yang paling banyak digunakan dan paling sering ditemui
ialah formula Kuder Richardson (KR). Formula ini dibagi menjadi dua yaitu K-R 20 dan K-R
21. Formula Kuder Richardson 20 dipakai apabila item tes yang digunakan memiliki dua
pilihan saja, misalnya tes benar-salah (B-S). Sedangkan Kuder Richardson 21 dipakai apabila
tes item yang dibuat sistematikanya menggunakan pilihan ganda.

Formula Kuder Richardson 20 (K-R 20) :

7
K S x −∑ pq
r xx =
K −1 Sx( 2

2
)
Dimana :

K = jumlah item dalam suatu tes

S x 2 = Varian skor total tes

p = proporsi jawaban betul pada item tunggal

q = proporsi jawaban salah pada item yang sama

NB ; hasil pq biasanya diperoleh dari setiap item dalam tes, kemudian dijumlahkan untuk
mendapatkan ∑ pq

Formula Kuder Richardson 21 :

K . S x – X (K− X)
2

r xx =
S x ( K −1)
2

Dimana :

r xx = reliabilitas untuk keseluruhan isi tes

K = jumlah item dalam tes

Sx 2 = varians semua tes

X = rata-rata skor

H. Reliabilitas Rater, Intra Rater , Inter Rater dan Perkiraan


- Reliabilitas Rater
Reliabilitas rater secara khusus untuk diterapkan dalam bidang-bidang tertentu
termasuk bidang bahasa, yang jenis rincian kemampuan sasaran tesnya tidak sesuai untuk
diwujudkan dalam bentuk butir tes. tes jenis ini tidak mengandung atau terdiri dari butir tes ,
dalam bidang bahasa hal itu terutama berkaitan dengan tes kemampuan berbicara dan tes
kemampuan menulis, yang bentuk unjuk kerja peserta tesnya menghasilkan wacana lisan
atau tertulis yang berkesinambungan, tidak terpisah-pisah dalam bentuk jawaban terhadap
butir tes. Tingkat reliabllitas tes bidang-bidang semacam itu diperhitungkan dari dari skor
butir Tes
- Reliabilitas lntra-Rater
Penghitungan tingkat reliabilitas jenis ini didasarkan atas penskoran

8
Pekerjaan sejumlah peserta tes oleh satu orang penilai yang dilakukan dua kali.
Dapatdilakukan terhadap pekerjaan peserta tes berupa paparan tertulis yang harus dibaca
dua kali! Demikian juga halnya dengan papatan lisan peserta tes yang harus didengarkan dua
kali. bentuk rekaman yang dalam zaman teknologi maju dewasa ini dapat dengan mudah
dilakukan, bila memang diperlukan. Penghitungan tingkat reliabilitas kemudian dilakukan
berdasarkan dua deret skor yang diperoleh dari dua kali penskoran,lalu dihitung dengan
menggunakan rumus Pearson product-moment correlation coefficient seperti pada bagian
Reliabilitas Tes-Rest
- Reliabilitas Inter-Rater
Berbeda dengan reliabilitas intra rater yang menggunakan skor dari satu orang
korektor atau penguji yang melakukan dua kali penskoran terhadap semua peserta tes,
reliabilitas Inter-rater ini memperhitungkan tingkat reliabilitas dari dua deretan skor
diperoleh dari dua orang korektor yang masing-masing melakukan penskoran terhadap
sejumlah peserta tes yg sama perbedaan lain terletak pada waktu penskoran
Untuk Reiliabilitas inter-Rater penskoran dapat dilakukan bersamaan seperti
yang terjadi pada tes kemampuan berbicara, di mana unjuk kerja peserta tes depat sekaligus
diskor oleh lebih dari seorang penguji sekaligus.
Karena dilakukan oleh dua orang yang berbeda,umumnya hasil penghitungan tingkat
reliabilitasnya dapat lebih diandalkan dari pada pelaksanaan penghitungan reliabilias intra-
rater oleh satu penskoran, tentu saja apabila dipenuhi sejumlah syarat dan prosedur
pelaksanaannya. Pertama-tama para penguji atau korektor itu perlu dipastikan memiliki
kualifikasi dan kompetensi yang setara dalam bidang yang diujikan. Ke dua, mereka
melakukan penskoran atas dasar rincian kriteria dan rambu-rambu yang sama yang telah
dipersiapkan sebelumnya
- Reliabilitas perkiraan
Penerapan Reliabilitas yang digambarkan sebagai jalan pintas“ dalam menghitung
tingkat reliabilitas ini melakulan perkiraan tingkat reliabilitas berdasarkan jumlah butir tes (k),
skor rata-rata (x), dan simpangan baku (S). Untuk penghitungan tingkat reliabilitas suatu tes.
pertama-tama perlu ditetapkan tingkat kesulitan tes berdasarkan besarnya skor rata-rata. Tes
dikatagorikan sebagai mudah. bilamana besarnya skor rata-rata berkisar antara 70% dan
90%. benar. Bilamana skor rata-rata itu hanya antara 50% dan 70%. benar, tes dikategotikan
sebagai sulit. Tingkat reliabilitas tes kemudian diperkirakan dengan menggunakan dua jenis
tabel. satu untuk tes yang tergolong mudah, dan yang lain untuk tes yang tergolong sukar.
Perkiraan terhadap tingkat reliabilitas dapat diperoleh atas dasar ke tiga angka tersebut
(N,X,S) untuk kemudian ditemukan angka di dalam tabel yang menunjukkan perkiraan tingkat
reliabilitas tes.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sesuatu


upaya yang terprogram tidak terkecuali program pembelajaran. Sebagai bagian
dari program pendidikan. Melaksanakan evaluasi program pembelajaran merupakan
tugas pokok seorang evaluator, tetapi bukan hanya evaluator saja yang harus
memahami model-model evaluasi program pembelajaran. Para pendidik dan calon
pendidik serta praktisi lain yang berkecimpung dalam dunia pendidikan perlu
memahaminya.

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan


efisiensi sistem pembelajaran, baik menyangkut tujuan, materi, metode, media,
sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri atau dengan kata
lain evaluasi dilakukan untuk menentukan nilai atau kualitas dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.

Salah satu prinsip evaluasi yang baik adalah Reliabilitas, yaitu alat ukur yang hasil
pengukurannya digunakan untuk membuat keputusan penting, yang konsisten, ajeg, dan
tidak berubah, dapat dipercaya serta dapat diandalkan (reliable).Reliabilitas juga dapat
diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen evaluasi, dikatakan
mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang
konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
Penghitungan tingkat reliabilitas tes selalu mempersyaratkan penggunaan 2 rangkaian
skor hasil tes sebagai bahan untuk penghitungan koefisien korelasi sebagai ukuran tingkat
keajegan tes. Berdasarkan angka-angka penghitungan tingkat korelasi yang diperoleh,
ada beberapa jenis reliabilitas yang masing-masing memiliki konsistensi yang berbeda-
beda. Jenis reliabilitas dapat dibedakan menjadi :
1 . Reliabilitas Tes-Retes (Test-Retest Reliability)

2 . Reliabilitas Tes Setara/ Ekuivalen (Equivalent Reliability)

3 . Reliabilitas Belah Dua (Split-Half Reliability)

4 . Reliabilitas Cronbach Alpha (Cronbach Alpha Reliability)

5 . Reliabilitas Kuder-Richardson (KR) : (a) KR-21 (b) KR-20

6 . Reliabilitas Rater (Scorer Reliability) : (a) Intra-Rater (b) Inter-Rater

7 . Reliabilitas Perkiraan (Estimated Reliability)

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara,Edisi
Revisi 2002

Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Purwanto Ngalim , Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pendidikan , Bandung : Remaja


Rosda Karya, 1994

Djiwandono, M. Soenardi, Tes Bahasa; Pegangan bagi Pengajar Bahasa , Jakarta : ITB, 2011

12

Anda mungkin juga menyukai