PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIVISME
RADIKAL (PIAGET)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
Jean Piaget lahir pada 9 agustus 1896, di Neuchatel, Swiss. Dia adalah anak pertama dari
orang tuanya. Ayahnya adalah seorang professor abad pertengahan bernama Arthur,
mencontohkan dedikasi penuh gairah untuk studinya, suatu sifat yang Piaget mulai tiru sejak
usia dini. Piaget menjadi ahli dalam studi moluska pada masa remajanya. Selama karirnya di
bidang psikologi anak, ia mengidentifikasi empat tahap perkembangan mental yang mencatat
perjalanan orang muda dari identifikasi objek dasar ke pemikiran yang sangat abstrak. Di
usianya yang baru 10 tahun daya tarik Piaget dengan moluska membawanya ke museum
sejarah alam setempat. Ketika dia berusia 11 tahun dan masih bersekolah di sekolah
menengah di Neuchatel Latin, Piaget menulis sebuah makalah ilmiah tentang burung pipit
albino. Pada saaat dia masih remaja, makalahnya tentang moluska telah diterbitkan secara
luas. Setelah SMA, Piaget melanjutkan untuk belajar zoologi di Universitas Neuchatel,
menerima gelar Ph.D. dalam ilmu alam pada tahun 1918. Pada tahun yang sama Piaget
menghabiskan satu semester belajar Psikologi di bawah Carl Jung dan Paul Eugen Bleuler di
Universitass Zurich. Dimana Piaget mengembangkan minta yang lebih dalam psikoanalisis.
Selama tahun berikutnya, ia belajar psikologi abnormal di Sorbonne di Paris.
Pada 1920, Piaget bekerjasama dengan Theodore Simon di Laboratorium Alfred Binet
di Paaris, Piaget mengevaluasi hasil tes penalaran standar yang dirancanf Simon. Tes
dimaksudkan untuk mengukur kecerdesan anak dan menarik koneksi antara usia anak dan
sifat kesalahannya. Bagi Piaget, hal itu menimbulkan pernyataan baru tentang cara anak-anak
belajar. Piaget akhirnya memutuska bahwa tes itu terlalu kaku. Dalam versi revisi, ia
mengizinkan anak-anak untuk menjelakan logika jawaban “salah” mereka. Dalam membaca
penjelasan anak-anak ia menyadari bahwa kekuatan penalaran anak-anak tidak cacar sama
sekali. Di daerah-daerah dimana anak-anak tidak memiliki pengalaman hidup sebagai titik
rujukan, mereka secara logis menggunakan imajinasi mereka sebagai kompensasi. Piaget juga
menyimpulkan bahwa pengetahuan faktual tidak boleh disamakan dengan kecerdasan atau
pemahaman.
Selama karirnya selama enam dekade dalam psikologi anak, Piaget juga
mengidentifikasi empat tahap perkembangan mental. Yang pertama disebut “tahap
sensorimotor” yang melibatkab pembelajaran melalui aksi motorik dan terjadi ketika anak-
anak berusia 0-2 tahun. Selama “tahap pra operasi”, anak-anak berusia 3-7 tahun
mengembangkan kecerdasan melalio penggunaan bahasa simbolik, permainan fantasi dan
intuisi alami. Selama “tahap operasional konkret”, anak-anal 8-11 berkembang secara
kognitif melalui penggunaan logika didasarkan pada bukti nyata. “Operasi Formal”, tahap
keempat dan terakhir, melibatkan anak usia 12-15 tahun yang membentuk kemampuan untuk
berpikir secara abstrak dengan pemahaman yang lebih kompleks tentang logika dan sebab
dan akibat. Piaget menyebutkan teori kolektifnya tentang perkembangan anak sebagai
“epistemologi genetik”. Dia juga mengandalkan konsep skema, yang didefinisikan sebagai
struktur kognitif dan kerangka kerja dimana kita memahami dunia, untuk membantu lebih
lanjut menjelaskan teori perkembangannya.
Teori Piaget tentang perkembangan kognitif menyatakan bahwa manusia tidak dapat
diberi informasi yang kemudian secara tiba-tiba dapat memahami dan menggunakannya,
tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Peserta didik mempelajari
matematika melalui pengalamannya. Konstruktivisme kognitif ada dua ide konstruktivistik
antara lain :
1. Ide bahwa peserta didik belajar secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, tidak
hanya dengan cara menerima informasi di pikirannya.
2. Ide bahwa peserta didik belajar lebih efektif, apabila peserta didik ikut terlibat dengan
mengkonstruksi secara pribadi makna dalam pelajaran matematika.
Menurut Piaget pengetahuan adalah proses dari tindakan, baik fisik dan/mental pada
objek image dan symbol-simbol. Pokok-pokok pikiran yang mewarnai dunia pendidikan
antara lain :
1. Pendekatan terpusat pada anak (peserta didik ), hakekatnya jalan pikiran anak (peserta
didik) berbeda dengan orang dewasa, baik dalam pedekatannya terhadap realitis
maupun cara pandangannya terhadap dunia.
3. Belajar secara individu. Hal ini dimaksudkan walaupun usia peserta didik sama tetapi
disini tingkat kognisi belum tentu sama (berbeda), oleh sebab itu guru seharusnya
memahami perbedaan individu dalam memperoleh pengetahuan peserta didik.
4. Interaksi sosial ini adalah bertujuan untuk peserta didik dapat saling bertukar pikiran
dan pengalaman agar memberikan alas an dan memperkuar pendapat peserta didik.
Teori Piaget memiliki peran yang sangat penting di dalam dunia pendidikan. Secara
umum di dalam pembelajaran matematika. Teori Piaget juga mewarnai bentuk-bentuk
model, pendekatan dan strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Oleh sebab itu
kelihatan dalam kegiatan pembelajaran menginginkan terjadinya student centered,
dengan aktivitas bertujuan untuk membangun pengetahuan dengan cara
memperhatikan perbedaan invidu tanpa mempersampingkan interaksi sosial.
2. Membantu peserta didik untuk memahami bahasa belajar secara lebih mudah.
7. Karena pembelajar terlibar langsung secara terus menerus, pembelajar/ peserta didik
akan paham, ingat, yakin, dan berinteraksi dengan sehat. Dengan demikian,
pembelajar akan merasa senang belajar dan membina pengetahuan baru.
8. Karena peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran maka peserta didik
akan mampu mengingat semua konsep kebih lama.
1. Dalam proses pembelajaran, dimana peran guru sebagai pendidik itu kurang
mendukung siswa yang berbeda persepsi satu dengan yang lainnya karena cakupan
yang luas dan lebih sulit dipahami.
Kesimpulan
Jean Piaget lahir pada 9 agustus 1896, di Neuchatel, Swiss. Dia adalah anak pertama
dari orang tuanya. Ayahnya adalah seorang professor abad pertengahan bernama Arthur,
mencontohkan dedikasi penuh gairah untuk studinya, suatu sifat yang Piaget mulai tiru sejak
usia dini. Piaget menjadi ahli dalam studi moluska pada masa remajanya. Selama karirnya di
bidang psikologi anak, ia mengidentifikasi empat tahap perkembangan mental yang mencatat
perjalanan orang muda dari identifikasi objek dasar ke pemikiran yang sangat abstrak. Di
usianya yang baru 10 tahun daya tarik Piaget dengan moluska membawanya ke museum
sejarah alam setempat. Piaget juga mengidentifikasi empat tahap perkembangan mental. Yang
pertama disebut “tahap sensorimotor” yang melibatkab pembelajaran melalui aksi motorik
dan terjadi ketika anak-anak berusia 0-2 tahun. Selama “tahap pra operasi”, anak-anak
berusia 3-7 tahun mengembangkan kecerdasan melalio penggunaan bahasa simbolik,
permainan fantasi dan intuisi alami. Selama “tahap operasional konkret”, anak-anal 8-11
berkembang secara kognitif melalui penggunaan logika didasarkan pada bukti nyata.
“Operasi Formal”, tahap keempat dan terakhir, melibatkan anak usia 12-15 tahun yang
membentuk kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan pemahaman yang lebih
kompleks tentang logika dan sebab dan akibat. Piaget menyebutkan teori kolektifnya tentang
perkembangan anak sebagai “epistemologi genetik”. Dia juga mengandalkan konsep skema,
yang didefinisikan sebagai struktur kognitif dan kerangka kerja dimana kita memahami
dunia, untuk membantu lebih lanjut menjelaskan teori perkembangannya. Pada teori
konstruktivisme dimana teori ini dalam proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif
dan efektif serta memberi makna melalui pengalaman nyata. Karena pembelajar terlibar
langsung secara terus menerus, pembelajar/ peserta didik akan paham, ingat, yakin, dan
berinteraksi dengan sehat. Dengan demikian, pembelajar akan merasa senang belajar dan
membina pengetahuan baru. Akan tetapi teori ini memiliki kelemahan dalam proses
pembelajaran, dimana peran guru sebagai pendidik itu kurang mendukung siswa yang
berbeda persepsi satu dengan yang lainnya karena cakupan yang luas dan lebih sulit
dipahami.
Saran
Setiap teori pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk itu upaya pembaharuan
dalam dunia belajar mengajar hendaknya bukan menjadi kendala yang menyulitkan kegiatan
belajar itu sendiri, tetapi harus memberikan suatu sentuhan pemecahan yang semakin
membawa kemajuan. Oleh karena itu, perkembangan-perkembangan yang terjadi khusunya
dalam sisi positif perlu kiranya untuk selalu dijadikan referensi yang diusahakan menjadi
perbaikan pada masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
68, L. (2009, Mei Jumat). Teori Belajar Kontruktivisme. Retrieved Mei Jumt, 2009, from
http://www.google.co.id/amp/s/lela68.wordpress.com
Smith, L. (2017, Agustus Minggu). Jean Piaget Bibliography . Retrieved Agustus Minggu,
2017, from http://www.piaget.org/aboutPiaget.html#appts