Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

RELIABILITAS

Disusun untuk Memenuhin Tugas Evaluasi Pembelajaran SD

Dosen Pengampu: Dr. Sri Yamtinah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Retno Anjar Risnawati

NIM: S032302021

PROGRAM STUDI S2 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di Indonesia, adalah

muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis lagi dalam meneliti

objek-objek yang ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun bukan peneliti yang

banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari

sebuah kejadian. Yang dimana setiap penelitian tersebut biasanya memerlukan sebuah

pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang benar-benar valid dan

bersifat riel tanpa adanya kebohongan ataupun ketidaknyataan yang mengesankan data yang

diperoleh bersifat dibuat-buat. Agar kajian kita bisa bersifat riel maka kita sebagai seorang

peneliti harus menguji terlebih dahulu hasil penelitian kita yang disebut dengan uji reabilitas.

Kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mempunyai kesimpulan dari hasil

penelitian kita terhadap kejadian-kejadian yang terbatas, maka kesimpulan itu berlaku dengan

sempurna untuk seluruh kejadian yang sejenis. Perkiraan semacam itu belum tentu benar,

untuk menghindari hal-hal yang semacam itu maka kita harus melakukan reliabilitas, yang

berguna untuk menunjukkaan kevalidan data dari hasil sebuah penelitian yang kita lakukan.

Reliabilitas mampu menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap skor atau tingkat

kecocokan skor dengan skor sesungguhnya. Reliabilitas ini bisa dicapai melalui tingkat

kecocokan di antara skor pada lebih dari sekali pengukuran. Jika makin cocok dengan skor

sesungguhnya maka makin tinggi tingkat reliabilitasnya. Kalaupun ada ketidakcocokan itu

merupakan kekeliruan yang acak. Jadi kemungkinan munculnya kesalahan masih tetap ada,
namun kemungkinan itu sangatlah kecil sekali dan tidak akan banyak berpengaruh terhadap

hasil akhir dari sebuah pengujian.

A. Rumusan Masalah

1. Apa arti reliabilitas bagi sebuah tes ?

2. Bagaimana cara-cara mencari besarnya reliabilitas ?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti reliabilitas bagi sebuah tes

2. Untuk menjelaskan cara-cara mencari besarnya reliabilitas


BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil ujian siswa tetap atau konsisten dari

prosedur penilaian (Nitko, 2007). Menurut Ellen, suatu tes dikatakan reliabel jika skor

observasi nilai awal berhubungan dengan skor yang sebenarnya. Sedangkan menurut

(Rbel, 1986:71) syarat-syarat yang digunakan untuk menggambarkan salah satu sifat

yang paling signifikan dari satu nilai uji dengan cara yang konsisten. Jadi kesimpulannya

reliabilitas itu adalah jika skor observasi atau nilai responden (siswa) konsisten (tetap).

Reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan tentang tes ataupun bentuk tes.

reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat

dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat

konsistensi dan kemantapan, hasil penilaian siswa sama jika:

 Siswa menyelesaikan tugas yang sama pada waktu yang berbeda.

 Dua atau lebih guru menandai kenerja siswa pada tugas yang sama.

 Siswa menyelesaikan tugas yang berbeda pada waktu yang sama atau pada waktu

yang berbeda.

Sudah diterangkan bahwa dalam persyaratan tes, bahwa reliabilitas berhubungan

dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan

yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian

reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya

hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berati.


Konsep tentang reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila pembaca telah

memahami konsep validitas. Tuntutan bahwa instrumen evaluasi harus valid menyangkut

harapan diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan. Dalam hal reliabilitas ini

tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak

lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar,

maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik

adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan

kenyataan.

Yang sering ditangkap kurang tepat bagi pembaca adalah adanya pendaat bahwa

“ajeg” atau “tetap” diartikan sebagai “sama”. Dalam pembicaraan evaluasi ini tidak

demikian. Ajeg atau tetap tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara

ajeg. Jika keadaan si A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan B, maka

jika diadakan pengukuran ulang, si A juga berada lebih rendah dari B. Itulah yang

dikatakan ajeg atau tetap, yaitu sama dalam kedudukan siswa di antara anggota

kelompok yang lain. Tentu saja tidak dituntut semuanya tetap. Besarnya ketetapan itulah

menunjukkan tingginya reliabilitas instrumen.

Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan

menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting.

Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong

terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliable tetapi tidak valid. Sebalinya, sebuah

tes yang valid biasanya reliable.

A reliable measure in one that provides consistent and stable indication of the

characteristic being investigated.


Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena unsur

kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg. Misalnya kemampuan, kecakapan, sikap dan

sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Namun

secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal:

1. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir

soalnya

Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan dengan

tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi rendahnya validitas

menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dengan demikian maka semakin

panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi. Dalam menghitung besarnya

reliabilitas berhubung dengan penambahan banyaknya butir soal dalam tes ini ada

sebuah rumus yang diberikan oleh Spearman dan Brown sehingga terkenal dengan

rumus Spearman – Brown.

dimana:

rnn = besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut ditambah butir soal baru.

n = berapa kali butir-butir soal tersebut ditambah.

r = besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir-butir soal ditambah.

Kualitas butir-butir soal ditentukan oleh:

 Jelas tidaknya rumusan soal.


 Baik tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak menimbulkan

salah jawab.

 Petunjuknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakan

Contoh:

Suatu tes terdiri atas 40 butir soal, mempunyai koefisien reliabilitas 0,70. Kemudian

butir-butir soal itu ditambah menjadi 60 butir soal. Maka koefisien reliabilitas baru

adalah:

1 ,5 x 0 ,70
¿
1+ ( 1, 5−1 ) x 0 ,70

1, 05
=
1 ,35

= 0,79

Dengan demikian maka penambahan sebanyak 20 butir soal dari 40 butir,

memperbesar koefisien reliabilitas sebesar 0,09. Akan tetapi penambahan butir-butir

soal tes adakalanya tidak berarti bahkan adakalanya merugikan. Hal ini disebabkan

karena:

a. Sampai pada suatu batas tertentu, penambahan banyaknya butir soal sudah tidak

menambah tinggi reliabilitas tes.

Remmers dan Gage menggambarkan hubungan antara penambahan butir soal

reliabilitas sebagai berikut:


b. Penambahan tingginya reliabilitas tes tidak sebanding nilainya dengan waktu,

biaya dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu.

Misalnya seorang guru sudah cukup membuat 100 soal bentuk objektif dan 10

soal bentuk esai sudah cukup mempunyai validitas isi dan tingkah laku. Guru

tersebut ingin menambah butir-butir soal sehingga menjadi 200 dan 20 dengan

menambahkan soal-soal yang parallel. Tentu saja hal ini hanya akan menambah

waktu, biaya dan tenaga saja tanpa ada keuntungan apa-apa. Kualitas butir-butir

soal ditentukan oleh:

- Jelas tidaknya rumusan soal.

- Baik-tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak

menimbulkan salah jawab.

- Petunjuknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakan.

2. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)

Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa

akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas

tes. Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih, akan menunjukkan

reliabilitas yang lebih besar daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang

diambil secara dipilih.


3. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes

Sudah disebutkan bahwa faktor penyelenggaraan tes yang bersifat

administrative sangat menentukan hasil tes. Contoh:

a. Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai akan memberikan ketenangan

kepada para tes-tes dalam mengerjakan tes, dan dalam penyelenggaraan tidak

akan banyak terdapat pertanyaan. Ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh

terhadap hasil tes.

b. Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang diberikan oleh siswa

terhadap tes. Bagi siswa-siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat

menyebabkan rasa jengkel dan tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.

c. Suasana lingkungan dan tempat tes (duduk tidak teratur, suasana disekelilingnya

ramai dan sebagainya) akan mempengaruhi hasil tes.

Adanya hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak langsung

akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.

B. Cara-cara Mencari Besarnya Reliabilitas

Sekali lagi reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang

sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil. Seperti halnya

beberapa teknik juga menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui

validitas, kesejajaran hasil dalam reliabilitas tes.

Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada di luar tes

(consistency eternal) dan pada tes itu sendiri (consistency internal).


1. Metode bentuk paralel (equivalent)

Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan

tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah

bahasa Inggris disebut alternative-form method (parallel forms).

Dengan metode bentuk parallel ini, dua buah tes yang paralel misalnya tes

Matematika seri A yang akan dicari reliabilitasnya dan tes seri B diteskan kepada

sekelompok siswa yang sama, kemudian hasilnya dikorelasikan. Koefisien korelasi dari

kedua hasil tes inilah yang menunjukkan koefisien reliabilitasnya tes seri A. jika

koefisiennya tinggi maka tes tersebut sudah reliable dan dapat digunakan sebagai alat

pengetes yang terandalkan.

Dalam menggunakan metode tes paralel ini pengetes harus menyiapkan dua buah

tes dan masing-masing dicobakan pada kelompok siswa yang sma. Oleh karena itu, ada

orang menyebutkan sebagai double test-double-trial method. Penggunaan metode ini

baik karena siswa dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada faktor “masih

ingat soalnya” yang dlam evaluasi disebut adanya practice-effect dan carry-over effect,

artinya ada faktor yang dibawa oleh pengikut tes karena sudah mengerjakan soal

tersebut.

Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena

harus menyusun dua seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk

mencobakan dua kali tes.

2. Metode tes ulang (test-retest method)

Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes.

Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tetapi
dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode

ini dapat disebut dengansingle-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua kali

tes tersebut dihitung korelasinya.

Untuk tes yang banyak mengungkap pengetahuan (ingatan) dan pemahaman, cara

ini kurang mengena karena tercoba akan masih ingat akan butir-butir soalnya. Ooleh

karena itu, tenggang waktu antara pemberian tes pertama dengan kedua menjadi

permasalahan tersendiri. Jika tenggang waktu terlalu sempit, siswa masih banyak ingat

materi. Sebaliknya kalau tenggang waktu terlalu lama, maka faktor-faktor atau kondisi

tes sudah akan berbeda dan siswa sendiri barangkali sudah mempelajari sesuatu. Tentu

saja faktor-faktor ini akan berpengaruh pula terhadap reliabilitas.

Pada umumnya hasil tes yang kedua cenderung lebih baik daripada hasil tes

pertama. Hal ini tidak mengapa karena pengetes harus sadar akan adanya practice effect

dan carry over effect.Yang penting adalah adanya kesejahteraan hasil atau ketetapan hasil

yang diyunjukkan oleh koefisien korelasi yang tinggi.

Contoh :

Siswa Tes Pertama Tes Kedua


Skor Ranking Skor Ranking
A 15 3 20 3
B 20 1 25 1
C 9 5 15 5
D 18 2 23 2
E 12 4 18 4

Walaupun tampak skornya naik, akan tetapi kenaikannya dialami oleh semua

siswa. Metode ini juga disebut self-correlation method (korelasi diri sendiri) karena

mengkorelasikan hasil dari tes yang sama.


3. Metode belah dua atau split-half method

Kelemahan penggunaan metode dua-tes dua kali percobaan dan satu-tes dua kali

percobaan diatasi dengan metode ketiga ini yaitu metode belah dua. Dalam

menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu

kali. Oleh karena itu, disebut juga single-test-single-trial method.

Berbeda dengan metode pertama dan kedua yang setelah diketemukan koefisien

korelasi langsung ditafsirkan itulah koefisiensi reliabilita, maka dengan ketiga metode ini

tidak dapat demikian. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru

diketahui reliabilitas separo tes. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus

digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

di mana:

r 1/21/2 = koreiasi antara skor-skor setiap belahan tes.

r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Contoh:

Korelasi antar belahan tes = 0,60

2 x 0 , 60 1, 20
Maka, reliabilitas tes = = = 0,75
1+0 , 60 1, 60
Banyak pemakai metode ini salah membela hasil tes pada waktu, menganalisis.

Yang mereka lakukan adalah mengelompokkan hasil separo subjek peserta tes dan separo

yang lain kemudian hasil kedua kelompok ini dikorelasikan. Yang benar adalah

membelah item atau butir soal. Tidak akan keliru kiranya bagi pemakai metode ini harus

ingat bahwa banyaknya butir soal harus genap agar dapat dibelah.

Ada dua cara membelah butir soal ini, yaitu:

a. Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut

belahan ganjil-genap, dan

b. Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah pada nomor-

nomor awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan

awal-akhir.

Contoh perhitungan reliabilitas dengan metode belah dua

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisis butir soal

yang lebih terkenal dengan nama analisis item. Item yang dapat dijawab dengan benar

diberi skor dan bagi yang salah diberi skor 0. Skor-skor untuk seluruh subjek dan seluruh

item ini diterangkan dalam table analisis sebagai berikut :

TABEL ANALISIS ITEM TES MATEMATIKA

a. Pembelahan ganjil-genap
Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap adalah sebagai

berikut:

No Nama Item ganjil Item genap

(1,3,5,7,9) (2,4.6,8,10)

1. Hartati 5 3
2. Yoyok 3 2
3. Oktaf 0 4
4. Wendi 3 2
5. Diana 3 3
6. Paul 4 0
7. Susana 4 3
8. Helen 3 5

Kelanjutan dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi product moment.

Dengan menggunakan kalkulator diketahui bahwa:

∑X = 25 ∑X2= 93

∑Y= 22 ∑Y2= 76

∑XY = 63

Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar diketahui

bahwa rXy=-0,3786. Harga tersebut baru menunjukkan reliabilitas separo tes. Oleh

karena itu, rXy untuk belahan ini disebut dengan istilah r1/21/2 atau rgg singkatan dari rganjil.rgenap

Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman-Brown yang rumusnya

telah dikemukakan di depan. Jika koefisien reliabilitas separo tes ini dimasukkan ke

dalam rumus hitungannya demikian:

2 x−0,3786
=
1+(−0,3786)∗¿ ¿

−0,7572
= = -0,5493
1,3789
*)
pengurangan merupakan bilangan dengan harga mutlak, jadi tiak mengenal negative

b. Pembelahan awal-akhir

Dengan data yang tertera pada Tabe I analisis item tes Matematika diketahui jumlah

skor belahan awal-akhir sebagai berikut:

No. Nama Item ganjil Item genap


(1,2,3,4,5) (6,7,8,9,10)
(x) (Y)
1. Hartati 3 5
2. Yoyok 2 3
3. Oktaf 1 3
4. Wendi 3 2
5. Diana 5 1
6. Paul 3 1
7. Susana 5 2
8. Helen 3 5

Seperti halnya pada waktu menghitung dengan belahan ganjil-genap maka

kelanjut-annya adalah menghitung dengan rumus korelasi product moment.

Dengan menggunakan kalkulator diketahui:

∑X = 25 ∑X2= 93

∑Y= 22 ∑Y2= 76

∑XY = 63

Setelah dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment dengan angka kasar

diperoleh r1/21/2= -0,3831. Dengan rumus Spearman-Brown diperoleh rn = -0,5538.

Selain menggunakan rumus korelasi product moment, dua orang ahli

mengajukan rumus lain. Seorang bernama Flanagan menemukan rumus yang


perhitungannya menggunakan belah dua ganjil-genap, dan seorang lagi benama

Rulon yang rumusnya diterapkan pada data belahan awal-akhir.

c. Penggunaan rumus flanagan

Rumus :

Secara sederhana dapat dipahami bahwa varians adalah standar deviasi

kuadrat. Dengan demikian bagi peminat yang menghitung dengan kalkulator statistic

varians ini diperoleh dengan mengkuadratkan standar deviasi. Untuk mereka yang

tidak menggunakan kalkulator statistic maka varians dapat dicari dengan rumus

sebagai berikut :

Standar Deviasi (SD) dapat disebut dengan istilah Indonesia Simpangan Baku (SB).

Namun huruf S (B besar) juga dapat dikatakan sudah menyebut standar deviasi.

Dalam kalkulator tertera dengan symbol a.


Bagi yang berminat mencari S dulu untuk mencari varians, dapat menggunakan

rumus S, yaitu:

S= √
∑ X2
N

Dimana :

S: Standar Deviasi

X: simpangan X dan X yang dicari dari X- X

S2 : Varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi

kuadrat.

N: banyaknya subjek pengikut tes.

Berdasarkan data table belahan ganjil-genap perhitungannya sebagai berikut :


25
93−
8
8
93−78,125
¿ = 1,859
8

22
76− 76−60 , 5
8 ¿ = 1,937
8
8

47
295− 295−276 , 13
8 ¿ = 2,36
¿ 8
8

Dimasukan ke dalam rumus diperoleh demikian


1,859+1,937
r11=21− 2,359
=-2(2-1,609)=-1,218

d. Penggunaan rumus Rulon

Rumus :

Dimana

= varians beda (varians difference)

d = differenceyaitu perbedaan antara skor belahan pertama (awal) dengan skor

belahan kedua (akhir)

Untuk memperjelas keterangan maka tabel belahan awal-akhir dikutip disini lagi.

No. Nama Awal Akhir D


1. Hartati 3 5 -2
2. Yoyok 2 3 -1
3. Oktaf 1 3 -2
4. Wendi 3 2 1
5. Diana 5 1 4
6. Paul 3 1 2
7. Susana 5 2 3
8. Helen 3 5 -2
Dengan kalkulator atau hitungan biasa diketahui bahwa :

∑d = 3

∑d2= 43

Dari perhitungan terdahulu diketahui varians total = 2,75


Dimasukan ke dalam rumus Rulon

5,234
r11= 1- 2 ,36 = 1-2,218 = -1,218

Dan perhiitungan dengan rumus Flanagan maupun Rulon ternyata hasilnya

sama, keduanya lebih besar dari 1,00. Secara teoritik koefisien ini salah tetapi karena

pembulatan-pembulatan dalam perhitungan, seperti dijelaskan di depan, hasil seperti

ini dapat saja terjadi.

Telah disinggung di bagian depan bahwa salah satu syarat untuk dapat

menggunakan metode belah dua adalah bahwa banyaknya item harus genap agar

dapat dibelah. Syarat yang kedua item-item yang membentuk soal tes harus

homogen atau paling tidak setelah dibelah terdapat keseimbangan antara belahan

pertama dengan belahan kedua.

Untuk mengatasi kesulitan memenuhi persyaratan ini maka reliabilitas dapat

dicari dengan rumus yang deketemukan oleh Kuder dan Richardson. Kedua orang

ahli ini menemukan banyak rumus yang diberi nomor. Rumus yang digunakan untuk

mencari reliabilitas dan banyak digunakan orang ada dua rumus yaitu rumus K-R 20

dan rumus K-R21.

e. Penggunaan rumus K-R.20


Rumus

Dimana :

r1 = reliabilita tes keseluruhan

p = proporsi subjek menjawab dengan benar

q = proposi subjek menjawab dengan salah yang (q=1-p)

∑pq = jumlah hasi kali antara p

n = banyaknya item

s = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar)

Dalam buku-buku lain n (n kecil) ini sering diganti dengan huruf k (k kecil), yang

juga melambangkan banyaknya item. Demikian juga huruf S sebagai lambang

standar deviasi, ditulaskan SB sebagai singkatan dari kata “simpangan Baku”. Maka

rumus K-R. 20 menjadi :

Penggunaan huruf k ini juga berlaku bagi rumus-rumus lain yang melibatkan

banyaknya item tes, misalnya K-R.21 dan rumus alpha.

Untuk memberikan contoh perhitungan mencari reliabilitas yang menggunakan

rumus K-R.20 ini akan dibuatkan table analisis item yang lain.

TABEL PERHITUNGAN MENCARI REALIBILITAS TES DENGAN RUMUS KR. 20

Nomor item Skor


NO 1 2 3 4 5 6 7 total
.
1. Wardoyo 1 0 1 1 1 0 5
2. Benny 0 1 1 0 1 1 5
3. Hanafi 0 0 0 0 0 1 2
4. Rahmad 0 1 1 1 1 1 6
5. Tanti 1 0 0 0 0 0 2
6. Nadia 0 1 1 1 0 0 4
7. Tini 0 0 0 1 1 0 3
8. Budi 0 1 0 1 0 0 3
9. Daron 0 1 0 1 0 0 3
10. Yakob 0 0 0 1 0 0 2
Np 2 5 4 7 10 4 3 35
P 0,2 0,5 0,4 0,7 1 0,4 0,3
Q 0,8 0,5 0,6 0,3 0 0,6 0,7
Pq 0,16 0,25 0,24 0,21 0 0,24 0,21 1,31
£pq)

Dimasukan ke dalam rumus K-R.20

S = 1,56 (dicari dengan kalkulator)

1, 85−1 ,31
= 1,17x s dapat dicari dengan menarik akar varians
1 , 85

0 ,54
= 1, 17x s = 1,36 (dicari dengan kalkulator)
1 ,85

= 1,17x0,29 = 0,3415 dibulatkan 0,342

f. Penggunaan rumus K-R. 21

Rumus :
Ket : M = mean atau rerata skor total

Jika dibandingkan reliabilitas yang dihitung dengan K-R. 20 dan K-R. 21 lebih besar

yang pertama. Memang menggunakan rumus K-R. 20 cenderung mamberikan hasil

yang lebih tinggi, tetapi pekerjaannya lebih rumit.

g. Penggunaan rumus Hoyt

Vs Vr−Vs
Rumus : r11= 1- atau r11=
Vr Vr

Keterangan

r11= reliabilitas seluruh soal

Vr = varians responden

Vs = varianas sisa

Untuk mencari reliabilitas suatu soal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus :

2
∑B (∑ X t )2
Jk(r) = –
N k xN
Keterangan :

Jk(r) = jumlah kuadrat responden

Xt = skor total tiap responden Xt2

K = banyaknya item

N = banyaknya responden atau subjek

Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat item dengan rumus :

2
∑ X t (∑ X t )2
Jk(r) = –
k k xN

Keterangan :

Jk(r) = jumlah kuadrat item

2
∑B = jumlah kuadrat jawab benar seluruh item

(∑ Xt ) 2 = kuadrat dari jumlah skor total

Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat total dengan rumus :

(∑ B)(∑ S)
Jk(t) =
( ∑ B )+(∑ S)

Keterangan :

Jk(t) = jumlah kuadrat total

∑ B = jumlah benar seluruh item

∑S = jumlah jawab salah seluruh item

Langkah 4. Mencari jumlah kuadrat sisa, dengan rumus :

Jk(s) = Jk(t) – Jk(r) – J(i)


Langkah 5. Mencari varians rsponden dan varians sisa dengan table F.

Dalam mencari varians ini diperlukan d.b (derajat kebebasan) dari masing-masing

sumber varians kemudian d.b ini digunakan sebagai penyebut terhadap setiap jumlah

kuadrat untuk memperoleh variansi. D.b = banyaknya N setiap sumber variansi

dikurangi 1

jumlah kuadrat
Jadi, Variansi =
d .b

Langkah 6. Memasukkan kedalam rumus r11

Contoh perhitungan :

Dengan menggunakan table analisis item yang digunakan untuk mencari realibilitas

tes dengan rumus K-R dapat dicari reliabilitas dengan rumus Hoyt. Namun karena

bilangan-bilangan yang diperlukan dalam table tersebut belum lengkap,kiranya lebih

baik jika dikutipkan sekali lagi dalam table berikut :

TABEL ANALISIS ITEM UNTUK MENCARI RELIABILITAS

DENGAN RUMUS

HOYT

Nomor Item Kuadrat


Skor
Skor
No Nama Total
1 2 3 4 5 6 7 Total
(X)
(X2)
Wardoy
1 1 0 1 1 1 1 0 5 25
o
2 Benny 0 1 1 0 1 1 1 5 25
3 Hanafi 0 0 0 0 1 0 1 2 4
4 Rahmad 0 1 1 1 1 1 1 6 36
5 Tanti 1 0 0 0 1 0 0 2 4
6 Nadia 0 1 1 1 1 0 0 4 16
7 Tini 0 0 0 1 1 1 0 3 9
8 Budi 0 1 0 1 1 0 0 3 9
9 Daron 0 1 0 1 1 0 0 3 9
10 Yakob 0 0 0 1 1 0 0 2 4
Jumlah Jawab
2 5 4 7 10 4 3 35
Benar
Kuadrat
2
jumlah 4 25 16 49 100 16 9 (∑ X t ) ∑Xt
Jawab benar
Kuadrat
jumlah 219
Jawab salah
Jumlah jawab
8 5 6 3 0 6 7 35
salah

Berdasarkan table ini dapat dicari reliabilitas soal dengan rumus Hoyt melalui

langkah-langkah :

Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat responden

2
∑ X t (∑ X t )2
Jk(r) = −
k kN

2
141 35
= −
7 7 x 10

= 20,143 – 17,5

= 2,643

Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat item

∑ B (∑ X t )2
2
Jk(i) = −
N (k x N )

2
219 35
= −
10 7 x 10

= 21,9 – 17,5

= 4,4

Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat total


(∑ B)(∑ s)
Jk(t) =
( ∑ B )+(∑ s)

(35)(35)
=
( 35 ) +(35)

1225
=
70

= 17,5

Langkah 4. Mencari jumlah kuadrat sisa

Jk(s) = Jk(t) – Jk(r) – Jk(i)

= 17,5 – 2,643 – 4,4

= 10,457

Langkah 5. Mencari varians responden dan varian sisa dengan table F

TABEL F

Sumber Variansi Jumlah Kuadrat d.b Varians


Responden 2,643 9 2.643
=0,294
(10-1) 3
Item 4,4 6 4 ,4
=0,733
(7-1) 6
Sisa 10,457 54 10,457
=0,1936
(69-9-6) 54
Total 17,5 69
(70-1)

Untuk mencari d.b sia, harus dicari d.b total dahulu baru dikurangi d.b responden

dan d.b item

d.b total = k x N – 1 + 7 x 10 – 1 = 70 -1 = 69

d.b responden = N – 1 = 10 – 1 = 9
d.b item =k–1=7–1=6

d.b sisa = d.b total-d.b responden –d.b item

= 69 – 9 – 6 = 54

Langkah 6. Memasukkan kedalam rumus

Vs
r11 = 1-
Vr

0,1936
= 1-
0,294

= 1- 0,658 + 0,342

Mencari reliabilitas tes bentuk uraian

Suatu butir soal urain menghendaki gradualisasi penilaian. Barangkali butir soal

omor 1 penilaian terendah 0 tertinggi 8, tetapi butir soal nomor 2 nilai tertinggi

hanya 5, dan butir soal nomor 3 sampai 10 dan sebagainya.

Untuk keperluan reliabilitas saol keseluruhan perlujuga dilakukan analisis butir soal

seperti halnya soal bentuk objektif. Skor untuk masing-masing butir soal

dicantumkan pada kolom item menurut apa adanya. Rumus yang digunakan adalah

rumus Alpha sebabgai berikut :

( )( )
2
n ∑σ
r11 = 1− 2 i
n−1 σt
Dimana :

r11 = realibilitas yang dicari

2
∑ σ i = jumlah varians skor tiap-tiap iem

2
σ t =varians total

Contoh perhitungan mencari reliabilitas

TABEL ANALISIS ITEM

Nomor Item Kuadrat


Skor
NO Nama skor
1 2 3 4 5 6 Total
total

1 A 10 6 8 8 10 10 52 2704

2 B 6 4 4 6 6 5 31 961

3 C 8 2 6 8 7 8 39 1521

4 D 7 3 7 7 6 6 36 1296

5 E 0 5 3 2 4 4 18 324

6 F 2 4 2 8 6 8 30 900

7 G 4 3 6 6 6 6 31 961

8 H 5 5 5 7 7 7 36 1296

9 I 5 5 4 6 8 5 33 1089

10 J 3 6 3 4 6 6 28 784

Jumlah 50 43 48 62 66 65 334 11836

Jumlah Kuadrat 328 201 264 418 458 451 2120

2120 = jumlah dari jumlah kuadrat setiap skor


11836 = jumlah kuadrat skor total

Dengan data yang tertera dalam table, dicari varians tiap-tiap item dahulu, baru

dijumlahkan

Perlu diingat kembali rumus varians yang sudah kita kenal, yaitu :

(∑ X )2
∑ X 2− ∑ X t ( ∑ X t )2
2
2
σ = N atau σt = −
N N
N

2
50
328− 328−250 78
σ2(1) = 10 = = =7 , 8
10 10
10

2
43
201−
σ2(2) = 10 201−184 , 9 16 ,1
= = =1 , 61
10 10 10

2
48
264−
σ2(3) = 10 264−230 , 4 33 , 6
= = =3 , 36
10 10 10

2
62
2 418−
σ (4) = 10 418−435 , 6 33 ,6
= = =3 ,36
10 10 10

66
451−
2
σ (5) = 10 458−435 , 6 22 , 4
= = =2 , 24
10 10 10

2
65
458−
σ2(6) = 10 451−422 ,5 28 , 5
= = =2 , 85
10 10 10

Jumlah varians semua item ∑ σ 2i =7 , 8+1 , 61+ 3 ,36+ 2 ,24 +2 ,85 = 21,22

2
334
11836−
Varians total = 10
10
11836−11155 ,6
=
10

680 , 4
=
10

= 68,04

Dimasukkan ke rumus alpha

6
r11 = x¿ )
6−1

6
= x ¿ 1-0,312)
5

6
= x 0,688
5

= 0,8256 dibulatkan 0,826

Dengan diperolehnya koefisien korelasi, yakni r 11 sebenarnya baru diketahui tinggi

rendahnya koefisien tersebut.Laebih sempurnanya perhitungan reliabilitas sampai

pada kesimpulan, sebaiknya hasil dtersebut dikonsultasikan dengan table r product

moment.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi

pengukuran tes yang hasilnya menunjukan keajegan.Seorang dikatakan dapat dipercaya

apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke

waktu.Dalam sebuah tes pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat

dari hasil tes yang didapat.

2. Cara untuk mencari besarnya reliabilitas adalah dengan

- Metode Bentuk Paralel (Equivalent)

- Metode Tes Ulang (Test-retes Method)

- Metode Belah Dua atau Split-half Method

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2016. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta


Anonim, 2013. Reliabilitas. Pdf Online

http://ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20131_doc/reliabilitas.pdf (akses 8

september 2017)

Anda mungkin juga menyukai