Anda di halaman 1dari 8

TES KEMAMPUAN DALAM

PERSPEKTIF DAN KARAKTERISTIK


TES PSIKOLOGI YANG BAIK
A. Tes kemampuan dalam perspektif
Tes kemampuan merupakan salah satu alat psikologi yang paling banyak digunakan dan agar

dapat dimanfaatkan dengan baik harus dipandang secara realistik. Salah satu yang perlu dibahas

adalah penggunaan tes kemampuan untuk penempatan di sekolah. Anak-anak yang mendapatkan

skor rendah bisa ditempatkan di “jalur” yang lebih lamban atau ditempatkan dikelas khusus untuk

“siswa yang lamban”;anak-anak yang memperoleh skor tinggi dapat ditempatkan dalam program

kilat atau program “pengayaan.”


Tes kemampuan dapat digunakan secara diagnostik untuk meningkatkan kesempatan pendidikan anak-

anak minoritas yang kurang mampu. Anak yang mencapai skor rendah pada tes intelegensi kelompok

harus mendapatkan evaluasi yang lebih intensif. Pengetesan indiIvidual dapat membantu

mengungkapkan:

1. Apakah skor tes kelompok menunjukan penilaian yang akurat tentang kemampuan anak itu saat ini

2. Kelebihan dan kelemahan intelektual tertentu dari anak tersebut,dan

3. Program pengajaran yang paling baik untukmenigkatkan keterampilan.


B. Karakteristik tes psikologi yang baik
1. Keterandalan (reliabilitas)

Skor tes dikatakan andal bila skor itu dapat dihasilkan lagi dan konsisten. Ide pokok dalam
konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur yang dapat
dipercaya adalah apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama. Pengertian relatif menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap
perbedaan kecil diantara hasil pengukuran.
Jika terdapat perbedaan yang cukup besar maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya atau tidak
reliable. Skor tes dikatakan reliable jika skor yang dihasilkan konsisten. Tes dapat dikatakan tidak
andal karena beberapa alasan;
1. Butir soal tes yang membingungkan atau bermakna ganda, bias menimbulkan arti yang berbeda
bagi peserta tes pada saat yang berbeda.
2. Tes terlalu singkat untuk menggali kemampuan secara tepat atau mungkin penilaiannya terlalu
subjektif.
2. Kesahihan (validitas)
Tes dikatakan sahih bila tes itu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengukur kesahihan,
kita juga harus mendapatkan dua skor dari setiap orang; skor tes dan ukuran lain dari kemampuan
yang dibahas. Ukuran ini disebut kriteria.
Contohnya, dalam sebuah tes dirancang untuk memprediksi keberhasilan dalam belajar mengetik.
Untuk menentukan apakah tes itu sahih, tes tersebut diberikan kepada sekelompok orang sebelum
mereka belajar mengetik. Setelah menyelesaikan pelajarannya, para siswa itu diuji mengenai jumlah
kata yang dapat mereka ketik dengan benar dalam waktu satu menit. Hal ini merupakan ukuran
keberhasilan mereka dan berfungsi sebagai kriteria.
Dengan demikian dapat diperoleh koefisien korelasi antara skor

tes awal dan skor pada kriteria. Koefisien korelasi ini, yang dikenal

sebagai koefisien kesahihan, menggambarkan bobot suatu tes yang

disusun untuk tujuan tertentu. Semakin tinggi kesahihan koefisien,

semakin baik prediksi yang dapat dibuat dari hasil tes tersebut.
3. Keseragaman prosedur tes
Dalam banyak hal, keterandalan dan kesahihan sebuah tergantung pada keseragaman
prosedur yang harus diikuti dalam pelaksanaan dan penyekoran tes itu. Pada pengukuran
kemampuan , seperti dalam upaya memperoleh ukuran ilmiah, kita berusaha mengontrol kondisi
untuk meminimalkan pengaruh variabel asing.
Jadi, tes kemampuan yang dapat diterima adalah yang berisi instruksi khusus yang
jelas,batas waktu (atau tidak ada batas waktu untuk tes yang tidak menggunakan batas waktu)
dan metode penyekoran. Tidak semua variabel asing dapat diantisipasi atau dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai