Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD

MODUL 5

KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT DAN PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : PERPINDAHAN DAN PERTUKARAN PANAS PADA


SUHU ZAT

Oleh :

Nama : Putri Sifa Uswatun CB

Nim : 837535693

Kelas : 7C

UPBJJ-UT MALANG POKJAR KOTA KEDIRI


PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2020

Laporan Praktikum IPA SD PDGK4107

161
Modul 5

Kalor Perubahan Wujud Zat Dan Perpindahannya Pada Suatu Zat

KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : PERPINDAHAN DAN PERTUKARAN PANAS PADA


SUHU ZAT

Kegiatan Praktikum 2

Percobaan 1 : Konduksi

1. Tujuan
a. Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi.
b. Mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas yang baik.
2. Landasan Teori
Energi panas merupakan salah satu energi yang dapat diterima dan dilepaskan oleh
suatu benda. Ketika sebatang logam dipanaskan dengan api, batang logam tersebut
mendapatkan energi panas dari api. Energi panas membuat batang logam tersebut
menjadi panas. Ketika batang logam tersebut panas, suhunya meningkat. Ketika batang
logam menjadi dingin, suhunya menurun. Satuan panas dinyatakan dalam kalori dan
diukur dengan kalorimeter.
Konduksi adalah perpindahan kalor dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu
lebih rendah dan tidak disertai perpindahan zat perantaranya. Artinya, terjadi pertukaran
energi kalor secara langsung. Pada peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, yang
berpindah hanya energi kalornya saja.. Umumnya, perpindahan kalor secara konduksi
terjadi pada zat padat. Peristiwa konduksi dapat diumpamakan dengan
kegiatan memindahkan buku secara estafet yang dilakukan oleh beberapa orang. Buku
yang dipindahkan secara estafet diupamakan sebagai kalor dan orang yang
memindahkannya sebagai zat perantaranya. Ketika satu orang dan orang yang lain
memindahkan buku secara estafet, yang berpindah hanya buku itu saja. Sedangkan
beberapa orang sebagai perantara tetap diam di tempat, tidak berpindah. Begitu pula
dengan peristiwa konduksi. Hanya kalor yang berpindah, zat perantaranya tetap.
Peristiwa konduksi juga dapat di temukan pada saat memasak. Saat menggoreng,
ujung spatula yang di pegang akan terasa panas walaupun ujungnya tidak bersentuhan
dengan api kompor. Setrika listrik merupakan alat yang cara kerjanya menggunakan

162
prinsip perpindahan panas secara konduksi. Ketika setrika dihubungkan dengan arus
listrik maka arus listrik akan mengalir melalui elemen pemanas. Panas dari elemen akan
berpindah kebagian alas besi setrika yang tebal.
Berdasarkan kemampuan penghantar kalor, zat dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Konduktor, merupakan zat yang bisa dengan mudah menghantarkan panas.
b) Isolator, merupakan zat yang sulit menghantarkan panas.
Perpindahan kalor secara konduksi dibagi menjadi dua proses, yaitu pemanasan pada
salah satu ujung bergetar lebih cepat dan terjadi kenaikan pada suhunya, dan perpindahan
kalor pada logam, kalor dipindahkan melalui electron-elektron bebas yang terdapat
dalam struktur atom logam.
3. Alat dan Bahan
a. Tripot 1 buah.
b. Busen/lampu spiritus 1 buah.
c. Cakram konduksi 1 buah.
d. Lilin warna/malam secukupnya.
4. Cara Kerja
a. Mengambil empat bagian lilin/malam dan meletakkan masing-masing di ujung logam
pada cakram konduksi.
b. Meletakkan cakram konduksi di atas tripot.
c. Memanasi cakram konduksi tepat di antara sambungan keempat logam.
d. Memperhatikan susunan alat dan bahan.
5. Pertanyaan
1. Sebutkan diantara empat bahan konduktor tersebut yang paling baik menghantar
panas? Beri alasan dengan singkat dan jelas!
2. Manan yang paling baik sebagai konduktor antara tembaga dan kayu? Beri alasan
dengan singkat dan jelas!
3. Mengapa logam-logam tersebut di atas dapat menghantar panas? Beri penjelasan yang
singkat, padat, dan jelas!
6. Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan terhadap lilin

163
No Jenis Lilin mencair Lilin mencair Lilin mecncair Lilin mencair
. bahan pertama kedua ketiga keempat
1 Besi √
2 Tembaga √
3 Seng √
4 Alumunium √

7. Pembahasan
Percobaan konduksi yang dilakukan ini menggunakan media cakram konduksi yang
terdiri atas besi, tembaga, seng dan alumunium yang disusun berurutan secara melingkar.
Dibawah cakram konduksi diberi lampu spiritus yang sudah menyalakan api. Pencairan
pada lilin-lilin itu tidak bersamaan karena bahan konduktor yang digunakan juga
berbeda-beda. Dilihat dari data tersebut, bahan konduksi besi, lilin yang berada diatasnya
mencair yang terakhir. Yang kedua jenis bahan tembaga, lilin yang berada diatasnya
mencair pertama kali. Karena tembaga menjadi konduktor terbaik dari pada ketiga bahan
yang lain. Jenis bahan yang ketiga adalah seng, lilin yang berada diatasnya mencair
ketiga. Jenis bahan yang terakhir adalah alumunium , lilin yang berada diatasnya mencair
yang kedua.
8. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah dapat membuktikan bahwa
kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi dan mengetahui beberapa bahan
sebagai konduktor panas yang baik. Urutan bahan yang digunakan untuk praktikum ini
dari yang terbaik yaitu pertama tembaga, yang kedua alumunium, yang ketiga kuningan,
dan yang terakhir adalah besi.
9. Jawaban Pertanyaan

1. Bahan konduktor yang paling baik menghantarkan panas adalah tembaga. Karena
tembaga memiliki sifat konduktivitas yang tinggi daripada bahan-bahan lain yang
digunakan dalam kegiatan praktikum ini.
2. Diantara tembaga dan kayu yang paling baik sebagai konduktor adalah tembaga.
Karena tembaga termasuk golongan konduktor yang dapat dengan mudah
menghantarkan panas, sedangkan kayu termasuk golongan isolator yang sulit
menghantarkan panas.
3. Pada logam, kalor berpindah melalui electron bebas yang terdapat dalam struktur
atom logam. Electron bebas merupakan electron yang mudah untuk berpindah pada

164
atom-atom yang lain. Maka dari itu, pertambahan energy panas dapat lebih cepat
diberikan pada electron-elektron yang lain yang letaknya lebih jauh. Melalui cara ini,
kalor berpindah dengan lebih cepat.

Percobaan 2 : Konveksi

1. Tujuan
a. Menguji bahwa udara dapat mengalirkan panas.

165
b. Menguji peristiwa aliran panas dalam zat cair.
2. Landasan Teori
Konveksi adalah perpindahan atau aliran kalor yang disertai perpindahan zat
perantaranya. Perpindahan panas (kalor) yang ditandai dengan berpindahnya materi
(benda) tersebut. Konveksi terjadi karena pemanasan yang mengakibatkan perbedaan
massa jenis antara bagian zat yang panas dan bagian zat yang dingin. Umumnya
peristiwa perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Zat yang
menerima kalor akan memuai dan menjadi lebih ringan sehingga akan bergerak ke atas.
Saat zat yang lebih ringan tersebut pindah ke atas, molekul zat yang ada di atasnya akan
menggantikannya.
Perpindahan secara konveksi dapat diumpamakan dengan kegiatan memindahkan
setumpuk buku dari satu tempat ke tempat lain. Ketika memindahkan buku tersebut ke
tempat lain, tentu kita akan ikut bersama dengan buku-buku tersebut. Jika buku-buku itu
diumpamakan sebagai energi panas dan kita adalah medianya, maka perpindahan kalor
dengan cara konveksi akan menyertakan perantaranya. Peristiwa konveksi dapat terjadi
pada saat merebus air. Air yang letaknya dekat dengan api akan mendapat panas sehingga
air menjadi lebih ringan. Air akan bergerak ke atas dan digantikan oleh air yang ada di
atasnya.
Perpindahan kalor secara konveksi juga mengakibatkan terjadinya angin darat dan
angin laut. Angin darat terjadi karena udara di darat pada malam hari lebih cepat dingin
daripada udara di laut, sehingga udara yang berada di atas laut akan naik dan udara dari
darat akan menggantikan posisi udara yang naik tadi. Angin laut terjadi karena pada
siang hari daratan lebih cepat panas dibandingkan di laut, sehingga udara di darat akan
naik dan udara dari laut akan mengalir ke darat menggantikan tempat udara yang naik
tadi. Keadaan ini digunakan para nelayan untuk pergi melaut pada malam hari dan
kembali ke darat pada pagi atau siang hari.
3. Alat dan Bahan
a. Kotak konveksi 1 buah
b. Lilin 2 buah
c. Kertas karton 2 lembar
4. Cara Kerja
a. Menyiapkan sebuah kotak karton persegi panjang dengan ukuran panjang 20 cm, lebar
6 cm, tinggi 15 cm.
b. Membuat cerobong dari karton dengan diameter 3 cm 2 buah.
166
c. Mengusahakan salah satu sisi kotak dinuat dari kaca atau plastic tebal.
d. Memperhatikan bentuk kotak konduksi.
e. Membuat asap dari kertas atau kayu yang dibakar kemudian dimatikan sehingga ke
luar asap.
5. Pertanyaan
1. Peristiwa apa yang terjadi pada cerobong pabrik dan cerobong pada tungku? Beri
penjelasan secara singkat serta gambarkan proses alur aliran asap kertas!
2. Apa fungsi lilin pada kotak konveksi?
6. Hasil Pengamatan

Alat dan bahan Proses pembuatan kotak Kotak sebelum diberi


untuk membuat konveksi cerobong asap
kotak konveksi

Kotak setelah diberi Alat dan bahan Setelah lilin di Melakukan


cerobong asap untuk masukkan ke percobaan
percobaan dalam kotak konveksi

7. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan konveksi, terjadi proses perpindahan
panas di dalam kotak tersebut. Pada langkah awal dalam percobaan itu adalah
menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat kotak konveksi, diantaranya
kertas karton, penggaris, gunting, cutter, jangka, pensil, dan isolasi. Setelah alat dan
bahan tersedia, langkah selanjutnya membuat kotak konveksi dari kertas karton, yaitu
dimulai dengan membuat pola kotak tersebut, kemudian melubangi bagian yang
digunakan untuk tempat cerobong asap, lalu merakit pola yang sudah di potong. Setelah
itu membuat cerobong asap 2 bagian, satu untuk bagian sebelah kiri, dan satunya lagi
untuk bagian sebelah kanan.
Ketika kotak sudah jadi, menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk
percobaan konveksi, diantaranya ada kotak konveksi, lilin, dan korek. Karena lilinnya
terlalu panjang, maka lilin tersebut dipotong agar bisa digunakan percobaan dengan baik.

167
Lilin diberi alas berupa alas berupa tutup botol agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Setelah lilin tertata rapi di dalam kotak konveksi yang berada di bawah
cerobong asap yang kedua, lilin dinyalakan. Setelah itu kertas yang sudah terbakar lalu
dimatikan apinya dan mengeluarkan asap, di letakkan diatas cerobong asap yang diberi
jarak sedikit agar tidak menempel pada cerobong. Hal ini dilakukan agar dapat
mengamati perpindahan panas yang terjadi di kertas tersebut yang masuk ke dalam kotak
konveksi yang telah berisi lilin yang menyala, dengan di tunjukkan adanya asap yang
masuk ke dalam kotak tersebut ketika lilin menyala. Tetapi ketika lilin dimatikan, asap
yang ada di kertas tidak ada yang masuk ke dalam kotak. Hal ini membuktikan bahwa
konveksi merupakan perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya.
8. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa zat yang menerima kalor
akan memuai dan menjadi lebih ringan sehingga akan bergerak ke atas. Saat zat yang
lebih ringan tersebut pindah ke atas, molekul zat yang ada di atasnya akan
menggantikannya. Seperti yang terjadi di dalam kotak konveksi yang terjadi proses
pembakaran yang terjadi pada lilin yang menyala. Ketika lilin tersebut menyala di dalam
ruangan, suhu yang berada disekitarnya akan mengalami perubahan yang sangat besar.
Yang awalnya suhu sekitar ruangan tersebut dingin, kemudian lilin dinyalakan
menjadikan ruangan tersebut panas. Sehingga asap pada kertas yang di letakkan di atas
cerobong asap pertama masuk ke dalam ruangan tersebut dan asap tersebut keluar
melalui cerobong asap yang kedua.
9. Jawaban Pertanyaan

1. Peristiwa yang terjadi pada cerobong pabrik dan cerobong pada tungku adalah
konveksi. Ketika proses pembakaran terjadi dialam suatu ruangan, udara yang ada di
sekitar akan mengalami tekanan yang tinggi sehingga asap yang masuk ke dalam
ruangan tersebut terdorong keluar melalui cerobong tersebut. Seperti yang terjadi pada
percobaan yang telah dilakukan, ketika lilin menyala, ruangan tersebut mengalami
tekanan udara yang tinggi. Sehingga udara yang melewati cerobong asap pertama
akan masuk ke dalam ruangan tersebut, dan udara yang telah masuk akan dikeluarkan
melalui cerobong asap yang kedua.

2. Fungsi lilin pada kotak konveksi adalah sebagai pengatur suhu yang berada di dalam
ruangan. Ketika lilin dinyalakan ruangan tersebut mengalami peningkatan suhu udara
168
sehingga terjadi tekanan udara yang tinggi. Hal ini digunakan untuk proses
pengeluaran udara yang bertekanan rendah.

169
Percobaan 3 : Konveksi dalam Air

1. Tujuan
Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi di dalam zat cair (air)
2. Landasan teori
Konveksi adalah proses dimana panas dipindahkan oleh gerak massa molekul-
molekul dari suatu tempat ke tempat lain. Konveksi melibatkan gerak molekul-molekul
pada jarak yang besar. Konveksi merupakan mekanisme utama perpindahan panas dalam
fluida di sekitar kita. Konveksi dapat terjadi secara alami atau paksa. Dalam konveksi
alami gaya apung suatu fluida yang dipanaskan mengarahkan gerakannya. Bilamana
fluida (gas atau cair) dipanaskan, bagian itu mengembang dan mempunyai massa jenis
lebih rendah dibandingkan sekelilingnya sehingga bergerak naik. Dalam konveksi paksa,
pompa atau peniup mengarahkan fluida yang dipanaskan ke tujuannya. Laju Q/t dimana
benda memindahkan fluida ke sekitarnya kira-kira sebanding dengan luas penampang A
benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan temperature ΔT antara
keduanya. dengan h adalah koefisien konveksi yang tergantung pada bentuk dan arah
benda. Peristiwa konveksi dapat ditunjukkan juga pada kegiatan arus konveksi dalam air.
Pemanasan air dalam bejana yang telah dicampur dengan serbuk gergaji akan
menunjukkan bagaimana pergerakan konveksi dalam air terjadi.
3. Alat dan Bahan
a. Bejana kaca 1 buah
b. Serbuk gergaji secukupnya
c. Tripot 1 buah
d. Busen/lampu spiritus 1 buah
e. Kasa 1 buah
4. Cara Kerja
a. Mengisi bejana dengan air sampai hampir penuh.
b. Mencampur sedikit serbuk gergaji ke dalam bejana air dan di aduk sampai merata.
c. Memanaskan bejana dan selanjutnya mengamati serbuk gergaji yang ada dalam air.
5. Pertanyaan
1. Tak lama setelah bejana dipanasi, apa yang terjadi dengan serbuk-serbuk tersebut?
2. Mengapa serbuk pada posisi si atas bergerak turun dan sebaliknya? Beri penjelasan
dengan menggunakan hubungan volume, massa, massa jenis, dan kaitannya dengan
suhu T.

170
6. Hasil Pengamatan

7. Pembahasan
Bejana yang telah diisi air kemudian dipanaskan dahulu agar air yang berada
didalamnya lebih cepat memanas. Sebelum air yang didalam bejana benar-benar panas
serbuk gergaji dimasukkan ke dalam bejana tersebut, kemudian diamati bagaimana
prosesnya. Saat bejana belum terlalu panas, serbuk gergaji ada yang tenggelam dan ada
pula yang terapung. Saat air yang berada didalam bejana agak panas, serbuk gergaji
mulai terangkat ke atas. Setelah air yang ada didalam bejana mulai memanas hingga air
mendidih, serbuk gergaji yang ada didalamnya bergerak berputar mengikuti arus aliran
air, yang semula berada diatas, berputar kebawah dan begitu sebaliknya. Massa jenis air
yang berada di bawah setelah dipanaskan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan
massa jenis air yang ada di atas sehingga moleku-molekul air yang tadinya di bawah
(dekat dengan api) akan naik ke atas, ini dapat dilihat dari pergerakan serbuk gergajinya.
8. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses memanaskan
air hingga mendidih terjadi peristiwa konveksi, yaitu proses perpindahan panas karena
perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas dan zat yang dingin. Hal ini
diperlihatkan oleh serbuk gergaji yang bergerak dari bawah keatas dan begitu juga
sebaliknya dan mengikuti aliran air secara acak.
9. Jawaban Pertanyaan
1. Setelah bejana dipanasi, serbuk-serbuk gergaji yang ada didalamnya bergerak naik
turun mengikuti gerakan arus air yaitu dari bawah ke atas dan berputar-putar.
2. Ketika serbuk gergaji dipanaskan didalam air, serbuk gergaji yang semula diatas
kemudian bergerak turun karena dipengaruhi oleh volume, massa, massa jenis, dan
suhu pada serbuk gergaji dan air.

171
Percobaan 4: Radiasi

1. Tujuan
Membuktikan bahwa pancaran radiasi terjadi tanpa memerlukan zat perantara dengan
melakukan percobaan termoskop.
2. Landasan Teori
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Contohnya sinar
Matahari yang sampai ke Bumi tidak membutuhkan medium apapun untuk merambat.
Ketika pergi berkemah ke pegunungan, udara di pegunungan sangat dingin. Untuk
menghangatkan badan, kita perlu membuat api unggun. panas dari api unggun tersebut
dapat sampai ke tubuhmu tanpa melalui zat perantara. Perpindahan panas seperti ini
dikatakan secara radiasi.
Ketika pergi keluar rumah pada siang hari yang terik dengan menggunakan baju
hitam, badan akan terasa panas. Hal ini disebabkan warna hitam merupakan penyerap
kalor radiasi yang paling baik. Benda-benda berwarna hitam lebih banyak menyerap
kalor dan memantulkan sebagian kalor jika dibandingkan dengan benda-benda yang
berwarna putih dan berkilap. Sebaliknya, pada malam hari orang yang memakai baju
hitam merasa lebih dingin daripada orang yang mengenakan baju putih. Hal ini dapat
terjadi karena pakaian yang berwarna hitam menyerap kalor yang dikeluarkan tubuh.
3. Alat dan Bahan
a. Bola lampu pijar yang sudah mati 2 buah
b. Papan triplek ukuran (15 × 30) cm 1 buah
c. Skala dari penggaris 30 cm atau kertas skala 1 buah
d. Cat warna hitam dan cat putih secukupnya
e. Selang plastic kecil diameter ± ½ cm 20-25 cm
f. Zat pewarna merah/biru secukupnya
g. Statis/dudukan 1 buah
4. Cara kerja
a. Mengecat dua buah bola lampu dengan warna hitam dan putih. Namun terlebih dahulu
dilubangi bagian bahwah lampu untuk memasukkan selang plastic.
b. Memasukkan cairan berwarna ke dalam selang plastic sedemikian rupa.
c. Menyusun pada papan triplek untuk membuat sebuah termoskop.

172
5. Pertanyaan
1. Kemanakah pergeseran cairan biru saat termoskop berada pada terik matahari?
Mengapa demikian? Beri penjelasan secara singkat!
2. Apa yang Anda ketahui bola hitam dan putih pada termoskop tersebut?
6. Hasil Pengamatan

Alat dan Bahan Lampu diberi selang

Lampu ditempel Alat percobaan Alat percobaan radiasi


pada triplek radiasi dipanaskan dipanaskan setelah 30 menit

7. Pembahasan
Dari hasil percobaan dan pengamatan yang telah didapatkan, mendapatkan
data seperti berikut. Pada langkah awal di percobaan ini adalah menyiapkan alat dan
bahan. Alat dan bahan yang digunakan adalah bola lampu pijar yang sudah mati
kemudian mengosongkan isi yang ada didalam lampu; papan triplek yang sudah
dipotong dengan panjang dan tinggi 15 × 30 cm; kertas skala yang dibuat dari kertas,
disini saya menggunakan panjang 1 cm sampai dengan 10 cm; kantong plastic warna
hitam dan warna putih, karena saya tidak mempunyai cat berwarna hitam dan putih;
selang plastic kecil diameter ± ½ cm yang sudah dipotong dengan panjang 25 cm; zat
pewarna merah; dudukan; dan pipet. Setelah alat dan bahan sudah terkumpul,
kemudian melakukan langkah selanjutnya, yaitu merakit bahan-bahan tersebut.
Triplek yang sudah dipotong tersebut di rakit dengan dudukan agar bisa berdiri.
Kemudian memasang karet pada selang agar ketika nanti melakukan percobaan udara
yang ada di dalam bola lampu dapat bekerja dengan baik. Langkah selanjutnya adalah
memasang selang tersebut pada bola lampu yang satu, setelah selesai memasang
selang pada lampu satu, kemudian mengisi zat pewarna tersebut menggunakan pipet
ke dalam selang. Setelah memasukkan zat pewarna tersebut, bola lampu satunya di
pasang selang yang telah diisi zat pewarna tadi. Ketika kedua bola lampu sudah

173
terhubung, bola lampu tersebut ditempelkan pada papan. Setelah itu bola lampu di
pasangi kantong plastic yang satu berwarna hitam dan yang satu berwarna putih.
Setelah termoskop sudah jadi, termoskop tersebut diletakkan di tempat yang terkena
sinar matahari. Mulanya cairan tersebut berada di antara 1,5 cm sampai dengan 8 cm.
Setelah diamati selama beberapa menit, cairan berwarna merah tersebut perlahan-
lahan bergerak ke kanan arah bola lampu yang berwana putih. Setelah 30 menit
pengamatan, cairan tersebut berhenti di skala 3 cm sampai dengan 10 cm. Karena
pada saat itu cuaca sangat panas. Percobaan ini dimulai pukul 11.27 hingga 11.57.
Pada percobaan ini telah membuktikan bahwa bola lampu yang berwarna
hitam merupakan penyerap panas yang baik dan bola lampu yang berwarna putih
merupakan penyerap panas yang buruk. Hal ini dibuktikan dengan cairan berwarna
yang telah dibiarkan selama beberapa menit yang kemudian mengarah ke bola lampu
berwarna putih. Karena panas matahari dapat diserap dengan baik oleh bola lampu
berwarna hitam, sehingga tekanan yang ada di dalam bola lampu berwarna hitam
dapat mendorong cairan berwarna ke arah bola lampu berwarna putih.
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
pancaran radiasi tanpa melalui zat perantara. Radiasi terhadap benda hitam
merupakan radiasi sempurna karena memiliki kemampuan menyerap kalor atau panas
yang baik. Sehingga zat pewarna yang ada di dalam selang yang dihubungkan dengan
kedua bola lampu tersebut mengarah ke bola lampu yang berwarna putih. Karena
benda yang berwarna putih memiliki kemampuan penyerap kalor atau panas yang
buruk.
9. Jawaban Pertanyaan
1. Saat termoskop berada pada terik matahari, cairan yang berada di dalam selang
bergeser kea rah kanan yaitu ke arah bola lampu berwarna putih. Hal ini
disebabkan karena tekanan pada bola lampu berwarna hitam sangat tinggi,
sehingga zat pewarna tersebut bergeser ke arah bola lampu berwarna putih.
2. Bola hitam merupakan penyerap kalor yang sang baik, karena benda hitam disebut
juga sebagai radiasi sempurna. Sedangkan bola lampu berwarna putih merupakan
penyerap kalor yang buruk.

174
DAFTAR PUSTAKA
Karitas, Diana dan Fransiska. 2017. Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas V.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rumanta, Maman dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Sekeping Episode Kehidupan. 2012. Kegiatan Praktikum Konveksi dalam Cair. (online).
(http://sekeping-episode-kehidupan.blogspot.com/2012/11/kegiatan-praktikum-
konveksi-dalam-cair.html), diakses 17 November 2020.

175
Kesulitan yang dialami

Pada saat melakukan kegiatan praktikum ini terdapat kendala, diantaranya, ketika
melakukan kegiatan praktikum konveksi pada proses pengamatan yang terjadi pada asap
yang masuk ke dalam corong, bagian kardus dekat dengan corong terbakar karena terlalu
lama mengalami pemanasan. Sehingga melakukan percobaan ulang. Dan ketika melakukan
percobaan radiasi, saya tidak bisa melakukannya sendiri pada saat mengosongkan bohlam
lampu.

Foto/video kegiatan praktikum

Foto/video kegiatan praktikum perpindahan dan pertukaran panas pada suatu zat

Tahap awal Deskripsi


Tahap awal kegiatan praktikum ini adalah
membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah dan
mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas
yang baik. Percobaan ini menggunakan cakram
konduksi dan beberapa jenis logam untuk mengetahui
bahan konduktor panas yang baik.
Tahap proses Deskripsi
Tahap kedua ini melakukan percobaan konveksi dan
konveksi didalam air dengan tujuan untuk menguji
bahwa udara dapat mengalirkan panas dan konveksi
dapat terjadi di dalam air.
Tahap akhir Deskripsi
Tahap akhir pada percobaan ini adalah membuktikan
bahwa pancaran radiasi terjadi tanpa melalui zat
perantara dengan menggunakan termoskop.

176

Anda mungkin juga menyukai