Anda di halaman 1dari 25

Tugas Kelompok

Pengumpulan dan
Pengolahan Informasi
Hasil Belajar
Modul
Evaluasi
Pembelajaran 4
di SD
1 Dedi Setiawan
NIM : 857229412

2 Darmawati Ndruru
NIM : 857217299

3 Amir Hamzah
NIM : 857221131

4 Muhammad Mursin
NIM : 857224943

5 Firman Triandes
NIM : 85725107
Tujuan Kegiatan Penilaian
● Kegiatan penilaian memiliki tujuan utama untuk mengetahui apakah
kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh
siswa atau belum. Untuk itu guru perlu mengetahui dengan benar
bagaimana prosedur penilaian yang benar. Kisi-kisi pengukuran
diperlukan untuk memudahkan guru dalam melaksanakan penilaian.

● Kisi-kisi pengukuran tersebut diantaranya berisi:


a. Aspek yang akan diukur : kognitif, afektif, dan psikomotor
b. Jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes
c. Teknik atau cara pengukurannta : tertulis, lisan, atau perbuatan
d. Cara penskoran dan pengolahannya.

● Informasi hasil belajar siswa dapat dikumpulkan dengan menggunakan


berbagai bentuk penilaian, misalnya dari tes tertulis (paper and
pencil test) serta dari penilaian unjuk kerja (performance).
A. Memeriksa dan a. Peserta tes sedikit
Mengolah Hasil Tes Jika jumlah peserta tes sedikit, maka
guru dapat memeriksa secara manual. Cara
yang umum dilakukan guru yakni membuat
1. Memeriksa Hasil tes satu master kunci jawaban soal tes
tersebut pada lembar jawaban yang kosong.
objektif
Tes objektif adalah tes yang paling
b. Peserta tes banyak
dilakukan guru pada tes sumatif Jika jumlah peserta tes banyak maka akan
karena tes objektif ini memiliki lebih efisien jika memeriksa
keunggulan dapat menanyakan menggunakan fasilitas komputer
banyak materi dalam satu waktu untuk menskor dan mengolahnya.
ujian (sampel materi lebih Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan
banyak) dan juga hasil tes dapat menggunakan fasilitas komputer
diolah dengan cepat dan adalah sebagai berikut:
objektif. 1. Semua jawaban siswa di-scan
2. Proses editing
Dalam memeriksa hasil tes objektif 3. Proses updating
guru melakukan beberapa cara 4. Proses pemeriksaan (dapat dengan
yang dinilai efektif tergantung cara key-in dan scanning)
dengan jumlah peserta tes. 5. Scoring
1. Tes benar atau salah (True False)
Cara memberikan skor Rumus:
pada tes objektif Skor= jumlah jawaban benar - jumlah
jawaban slah

2. Tes menjodohkan (Matching)


Rumus :
Skor = jumlah jawaban benar

3. Tes Pilihan Ganda (Multiple


Choice)
Rumus :
Skor = jumlah jawaban benar

Dapat pula menggunakan formula


tebakan (guessing formula) untuk
Dalam memberikan skor pada tes objektif menghindari siswa asal menebak,
dengan rumus :
ini terdapat dua cara, yaitu skor 1 untuk 𝑆
Skor = 𝐵 − 𝑛−1
jawaban yang benar skor 0 untuk jawaban
yang salah dan yang kedua kita dapat B: Jumlah jawaban benar
S: Jumlah jawaban salah
menggunakan formula tebakan (guessing N: Banyaknya alternatif jawaban
formula).
Guessing Formula
Guessing formula digunakan agar siswa lebih berhati-
hati dalam menjawab setiap butir soal. Jika guru
menggunakan rumus ini, maka setiap jawaban salah yang
dijawab oleh siswa akan mengakibatkan penurunan skor.
Untuk jawaban yang belum dijawab dianggap jawaban
salah tetapi dikategorikan dalam jawaban yang belum
diisi. Kesalahan seperti demikian dapat mempengaruhi
skor siswa. Ada baiknya guru mencantumkan keterangan
di lembar soal apabila ia akan menggunakan formula
tebakan (guessing formula) dalam penskoran, sehingga
para siswa akan lebih berhati-hati dalam menjawab.
Contoh Penggunaan guessing formula
dalam penskoran Skor yang diperoleh Tita
adalah:
20
Skor Tita = 40 −
4−1
= 40 − 6,66
= 33,33

Skor yang diperoleh Tini


adalah:
10
Skor Tini = 40 −
4−1

= 40 − 3,33
= 36,67
A. Memeriksa dan Untuk meminimalkan masalah
Mengolah Hasil Tes dalam memeriksa hasil tes uraian,
ikutilah cara-cara sebagai berikut:
2. Memeriksa Hasil tes a. Demi menjaga reliabilitas
Uraian sebaiknya lembar jawaban siswa
diperiksa minimal oleh dua orang
Menurut Hopkins, et. al (1990) terdapat b. Adanya kesamaan persepsi antara
lima faktor yang menjadi permasalahan pemeriksa
pada saat anda memeriksa hasil tes c. Setalah ada kesepakatan pemeriksa
uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa sebaiknya menguji kesepakatan
dalam memberikan skor, adanya hallo mereka kepada 5 – 10 lembar
effect, carry over effect, order jawaban siswa jika ternyata
effect, dan adanya efek penggunaan pemberian skor relatif sama maka
bahasa serta tulisan siswa. pemeriksa tersebut sudah memiliki
kesamaan persepsi. Jika ternyata
Masalah akan lebih besar jika tes skor yang diberi berbeda maka
uraian adalah tes uraian terbuka, pemeriksa harus berdiskusi
karena jawaban yang diberikan siswa kembali sampai menemukan kesamaan
akan semakin beragam. persepsi.
Ada lima hal yang harus diperhatikan selama memeriksa hasil
tes uraian (Hopkins dkk, 1990), yaitu:
1. Ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor
Cara mengatasinya: Guru dapat memeriksa jawaban setiap butir soal untuk
seluruh siswa.
2. Adanya hallo effect
Cara mengatasinya: Tutuplah nama peserta tes
3. Carry over effect
Cara mengatasinya: Sama dengan masalah ketidaktetapan pemeriksa dalam
memberikan skor, guru dapat memeriksa jawaban setiap butir soal untuk
seluruh siswa
4. Order effect
Cara mengatasinya: Tundalah untuk memeriksa apabila sudah terasa lelah
dan jenuh
5. Efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa
Cara mengatasinya: Untuk masalah efek penggunaan bahasa serta tulisan
siswa, guru dapat terus berpegang pada pedomaan penskoran yang telah
disepakati bersama.
A. Memeriksa dan
Mengolah Hasil Tes Untuk tes objektif
(tanpa formula tebakan) :
3. Mengolah Data Hasil Tes
Skor mentah yang Persentase penguasaan
diperoleh sebaiknya =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑥 100%
diolah lagi menjadi
dalam bentuk Untuk tes uraian :
presentase. Adapun
cara mengubah skor Persentase penguasaan
mentah menjadi =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
presentase adalah 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
sebagai berikut:
B. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI
HASIL BELAJAR DARI UNJUK KERJA SISWA
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh
dari unjuk kerja siswa dikumpulkan dari
tugas-tugas yang telah dikerjakan siswa, di
antaranya berupa unjuk kerja (performanxe),
pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya,
pengumpulan portofolio dan lain sebagainya.
Dalam penilaian non tes seperti di atas maka
guru harus mempersiapkan pedoman pengamatan
yang dilengkapi dengan kriteria penskoran
atau rubrik penilaian. Dalam kesempatan
penilaian seperti ini guru juga dapat menilai
aspek psikomotor (keterampilan).
02
Kegiatan Belajar
Pendekatan dalam
Pemberian Nilai
● Guru juga dapat melihat
A. PENGORGANISASIAN INFORMASI pencapaian hasil belajar siswa
HASIL BELAJAR SISWA melalui tabel distribusi
frekuensi. Hal ini sangat
● Data yang diperoleh dari bermanfaat jika jumlah siswa
informasi hasil belajar siswa banyak, guru akan lebih mudah
merupakan data mentah (raw score) memahami data tersebut dalam jika
yang masih harus ditata dalam bentuk tabel frekuensi.
sedemikian rupa guna memudahkan ● Dalam membuat tabel distribusi
guru dalam memahami hasil belajar frekuensi dapat dilakukan dengan
siswa. cara :
1. Tentukan rentang
● Untuk memudahkan guru dalam 2. Tentukan banyak kelas interval
menganalisis sebaiknya data yang diperlukan
tersebut diurutkan dari mulai 3. Tentukan panjang kelas interval
nilai tertinggi sampai yang 4. Tentukan ujung bawah kelas
terendah. Apabila data telah interval untuk data yang
diurutkan maka guru akan dengan terkecil
mudah melihat ranking siswa. 5. Masukan semua data kedalam kelas
interval
Contoh Pembuatan Tabel 3. Tentukan panjang
Frekuensi kelas interval (p)
Dengan menggunakan aturan
1. Tentukan Rentang Sebagau berikut:
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 52
𝑝= = = 8,67
Data terbesar dikurangi data terkecil. 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 6
Panjang kelas interval dapat diambil 8
Contoh:Data terbesar 97 dan data
atau 9.
terkecil 45. Maka rentangnya = 97 – 45
= 52 4. Tentukan ujung bawah kelas
2. Tentukan Banyak Kelas interval untuk data terkecil.
Interval Untuk ini dapat diambil sama dengan data
terkecil atau nilai data yang lebih kecil
Untuk menentukan banyaknya kelas interval
dari data terkecil tetapi selisihnya harus
dapat digunakan aturan Sturges, yaitu:
kurang dari panjang kelas yang ditemukan
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n, dimana
n adalah banyak data
= 1 + 3,3 log 24
5. Masukkan semua data ke
= 1 + 3,3 (1,38)
= 1 + 4,55
dalam kelas interval.
= 5,55 Untuk memudahkan kerja, guru dapat
Jadi banyak kelas interval yang dapat menambah kolom tally dan frekuensi
dibuat adalah 5 atau 6.
Berdasarkan aturan tersebut di atas maka tabulasi data
dapat dibuat sebagai berikut:
Tabel Frekuensi Distribusi Hasil Tes Tengah Semester

Hasil Tes Tengah


Tally Frekuensi
Semester
90 – 98 /// 3
81 – 89 ///// / 6
72 – 80 ///// 5
63 – 71 ///// 5
54 – 62 /// 3
45 – 53 // 2
Jumlah 24 24
1. Penilaian Acuan Norma
B. Pendekatan (PAN)
Dalam Penilaian Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
adalah suatu pendekatan untuk
menginterpretasikan hasil belajar siswa
di mana hasil belajar yang diperoleh
seorang siswa dibandingkan dengan hasil
belajar yang diperoleh kelompoknya.

2. Penilaian Acuan Kriteria


(PAK)
Dalam pendekatan Penilaian Acuan Kriteria
keberhasilan siswa akan dibandingkan
dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Penentuan kriteria atau
patokan berorientasi pada pencapaian
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Contoh Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pada UAS IPS kelas V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskoran 10 siswa di
kelas tersebut adalah sebagai berikut:
Dari skor mentah tersebut
No Nama Skor
dapat kita lihat bahwa siswa
1. Dita 37 yang skornya paling tinggi
2. Andi 33 adalah Dita dengan skor 37
3. Imam 30 sedangkan siswa yang skornya
paling rendah adalah Tika
4. Tina 30
dengan skor 15. Untuk
5. Amin 27 mengetahui tingkat
6. Isti 25 penguasaan setiap siswa
dapat diketahui dengan
7. Intan 21
menghitung skor tersebut
8. Dewi 20 dalam bentuk persentase.
9. Rani 17 Contoh: tingkat penguasaan
37
10. Tika 15 Dita adalah = 𝑥 100% = 74%
50
Contoh Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pada UAS IPS kelas V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskoran 10 siswa di
kelas tersebut adalah sebagai berikut:
Jika guru menggunakan pendekatan
No Nama Skor PAN maka pemberian skor siswa
1. Dita 37 dapat diberikan berdasarkan pada
hasil belajar kelompoknya. Siswa
2. Andi 33 yang meraih skor tertinggi dapat
3. Imam 30 diberikan nilai yang tertinggi.
Dalam contoh di atas, Dita adalah
4. Tina 30 siswa dengan skor tertinggi yaitu
5. Amin 27 37, guru dapat memberi nilai 10
kepada Dita. Untuk menentukan
6. Isti 25 nilai siswa lainnya akan dihitung
7. Intan 21 dengan mengacu pada nilai Dita.
Misalnya kita akan menghitung
8. Dewi 20 nilai untuk Andi yang meraih skor
9. Rani 17 33 kita dapat menghitung nilainya
33
dengan cara : 37 𝑥 10 = 8,9
10. Tika 15
Contoh Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Nilai 10 yang diperoleh Dita dapat juga diperoleh dari pengubahan
persentase penguasaan materi yang diperoleh Dita. Cara menghitungnya
33
adalah: 37 𝑥 10 = 10

No Nama Skor Jika skor 37 diberi nilai 10 maka,

1. Dita 37 74%
2. Andi 33 66%
3. Imam 30 60%
4. Tina 30 60%
5. Amin 27 54%
6. Isti 25 50%
7. Intan 21 42%
8. Dewi 20 40%
9. Rani 17 34%
10. Tika 15 30%
Statistika sederhana untuk 1. Hitungan Rata-rata (Mean)
perhitungan dengan jumlah Mean merupakan pengukuran gejala pusat yang
paling sering digunakan. Rumus menghitung
siswa yang banyak mean:
M =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎

2. Simpangan Baku (SB)


Simpangan baku sangat bermanfaat dalam
pengukuran variasi skor. Pada dasarnya
simpangan baku mengukur seberapa jauh setiap
skor menyebar dari mean.
Rumus pendekannya:

𝑆𝐵 =
1 1
𝐽𝑚𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑠−𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑝.𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
6 6
1
𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎
3. Penggunaan Kurva Normal
2

Jika jumlah siswa banyak maka penerapan


Penilaian Acuan Norma (PAN) dapat juga
dilakukan dengan menggunakan pendekatan
sebaran data berdasar kurva normal.
Contoh Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria
(PAK)
Misalnya siswa dinyatakan berhasil jika siswa
telah mampu mencapai tingkat penguasaan lebih
besar atau sama dengan 75% (≥75%). Artinya siswa
yang penguasaannya kurang dari 75% akan
dinyatakan kurang berhasil dan siswa tersebut
harus mengikuti program remidiasi sampai mereka
mampu mencapai standart tersebut.
3. Prinsip-prinsip Penilaian
Agar penilaian tepat sasaran maka pada saat guru
melakukan penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip
penilaian, di antaranya:

1. Berorientasi pada pencapaian kompetensi,


2. Valid,
3. Menyeluruh,
4. Terbuka,
5. Adil dan Objektif,
6. berkesinambungan,
7. Menyeluruh, dan
8. Bermakna
4. Penyajian Hasil Penilaian
Dalam penilaian berbasis kompetensi terdapat empat bentuk penilaian
yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa
yaitu:

1 2 3 4

Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian


dengan dengan dengan kombinasi
menggunakan menggunakan uraian atau
angka kategori narasi
5. Proses Pemberian Nilai
Penguasaan kompetensi hasil belajar untuk setiap mata pelajaran tidak
sama. Ada mata pelajaran yang kompetensi belajarnya lebih menekankan
pada ranah kognitif (misalnya matematika), afektif (misalnya agama
dan PKN), dan ranah psikomotor (misalnya olah raga).

Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat


keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi diperlukan tagihan-tagihan.
Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat guru gunakan antara
lain:
Pengambilan keputusan tentang hasil
a. Kuis belajar siswa dilakukan dengan menggabung
b. Pertanyaan lisan di kelas keseluruhan komponen informasi hasil
c. Ulangan harian belajar siswa. Misalnya nilai akhir
d. Tugas individu dan kelompok semester suatu mata pelajaran diambil
e. Ulangan semesteran dari skor keaktifan siswa dalam
pembelajaran, skor ulangan harian, skor
f. Laporan tugas atau laporan kerja
penyelesaian tugas, skor ulangan tengah
g. Ujian praktek semester.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai