Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN


INFORMASI HASIL BELAJAR

Dosen Mata Kuliah :

Frikson Jony Purba, S.Si., M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 3:
 IKALILI PARDEDE (859894339)
 MASDELINA HUTAGALUNG (859893985)
 SANTA MARIA SIHOMBING (859892596)
 SRI WARTATI SILABAN (859894615)
 YOHANA LUMBANTOBING (859885741)

Universitas Terbuka
Tahun 2022
A. Kegiatan Belajar 1 : Mengumpulkan dan Mengolah Informasi Hasil Belajar
Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengetahuin apakah kompetensi
dasar yang tealah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum. Untuk keperluan
tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi – kisi dan pengukuran.
Kisi – kisi pengukuran tersebut antara lain :
1. Aspek yang diukur : kognitif , afektif , atau psikomotor
2. Jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non tes,
3. Teknik aatau cara pengumpulannya : tertulis , lisan atau perbuatan
4. Cara penskoran serta mengolahnya
Dalam menilai hasil belajar siswa, guru hendaknya memperhatikan beberapa pertanyaan
yaitu :
1. Apakah metode dan prosedure penilaian yang dibuat cukup valid atau mengukur hal-hal
yang telah di pelajari siswa?
2. Apakah hasil penilaian dapat diberi skor secara adil dan menyeluruh ?
3. Apakah hasil penilaian dapat menggambarkan hasil belajar siswa secara tepat ?
4. Apakah penilaian yang dilakukan sudah mencakup aspek penting dalam pembelajaran ?

Informasi hasil belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian, misalnya dari tes
tertulis (paper and pencil test) serta penilaian dari unjuk kerja (performance). Tes tulis yang
sering digunakan adalah tes objektif dan tes uraian. Sedangkan unjuk kerja siswa sering di
nilai dengan cara pemberian tugas atau portofolio.

Pengumpulan dan Pengolahan informasi dan hasil belajar dari tes tertulis

Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis dikumpulkan dari hasil tes tertulis
yang telah dikerjakan siswa., baik yang berasal dari ulangan, harian , tes tengah semester
ataupun tes akhir semester. Jenis yang sering digunkan dilapangan adalah tes objektif dan
tes uraian.

1. MEMERIKSA DAN MENGOLAH HASIL TES


a. Memeriksa Hasil Tes Objektif
Salah satu keunggulan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa sangat cepat
dan tepat serta mempunyai ketetetapan hasil yang tinggi. Cara pemeriksaan yang
paling banyak dilakukan oleh praktisi pendidikan dilapangan dengan pemeriksaan
manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak terlalu banyak. Cara
paling umum dilakukan dengan membuat master kunci jawaban pada lembar jawaban
kosong. Master jawaban inilah yang kemudian digunakan untuk memriksa hasil
jawaban siswa. Jawaban siswa yang masuk pada lubang kunci jawaban adalah
jawaban yang benar benar sedangkan jawaban yang tidak masuk pada lubang kunci
adalah jawaban yang salah. Jawaban yang benar diberi skor 1 sedangkan jawaban
yang tidak benar diberi skor 0.
Tetapi jika jumlah peserta tes sangat besar maka pemeriksaan secara manual
dirasa tidak efektif lagi. Jika peserta dalam jumlah besar maka anda bisa
menggunakan komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban
siswa dapat dilakukan dengan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk
mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer. Persyaratan untuk
penggunaan fasilitas komputer adalah lembar jawaban siswa haerus dapat dibaca oleh
scanner (scannable form) dan alat tulis yang digunakan untuk mengisi lembar
jawaban tersebut harus menggunakan pensil yang cukup mengandung graphit,
biasanya pensil 2 B. Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan
fasilitas komputer adalah :
1) Semua jawaban siswa discan. Semua identitas dan jawaban yang ada pada lembar
jawaban siswa dibaca oleh mesin scanner untuk dipindahkan pada file komputer.
2) Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dengan identitas data siswa yang
salah melalui proses editing.
3) Data yang salah tersebut harus diperbaiki melalui proses up-dating.
4) Setelah semua identitas data siswa benar maka selanjutnya memasukkan jawaban
siswa ke kompouter. Untuk menghindari kesalahan maka akan lebih baik kalau
proses memasukkan kunci jawaban dilakukan memalui proses scanning.
5) Kemudian menghitung jawaban yang benar untuk setiap siswa melalui proses
scoring.

Gambar 4.1
a) Contoh lembar jawaban siswa terisi ( manual)
b) Contoh lembar kunci jawaban (manual)
c) Contoh penggunaan kunci jawaban

Gambar 4.2

Contoh jawaban siswa dalam scannable form

Jika dalam pemberian skor tes objektif ini anda beri skor 1 untuk jawaban yang
benar dan 0 unruk jawaban yang salah mak perhitungan skor yang diperoleh siswa
berdasarkan pada banyaknya butir soal yang dapat dijawab dengan benar setiap siswa.

Skor = B – 20
(4−1)

Dimana B : jumlah jawaban benar


S : jumlah jawaban salah
n : Banyaknya alternatif jawaban

b) Memeriksa hasil Tes Uraian


Terdapat lima faktor yang menjadi permasalahan pada saat anda memeriksa hasil
tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam pemberian skor. Adanya hallo
effect, carry over effect, order effect dan adanya efek penggunaan bahasa serta
tulisan siswa. Permasalahan tersebut menjadi sangat besar saat anda menggunakan
tes uraian terbuka. Mengapa ? karena menggunakan tes uraian terbuka maka jawaban
siswa jawaban yang diberikan siswa akan sangat beragam. Dengan jawaban semacam
ini pengaruh subjektifitas pemeriksa dalam penskoran akan sangat tinggi. Untuk itu
anda disarankan untuk menggunakan tes uraian terbatas. Bagaimana sebaiknya
memeriksa hasil tes uraian agar permasalahan – permasalahan dalam pemeriksaan tes
uraian dapat diminimalkan ? ikuti cara berikut.
1) Untuk menjaga ketetapan hasil pemeriksaan (realibilitas) sebaiknya setiap
lembar jawaban siswa minimal dijawab oleh dua orang pemeriksa.
2) Sebelum memulai memeriksa jawaban siswa, kedua pemeriksa harus duduk
bersama menyamakan presepsi untuk mencari kesepakatan tentang bagaimana
cara memeriksa jawaban siswa.
Contoh soal :
Perhatikan rumusan kompetensi berikut : siswa dapat membedakan sel hewan dan
sel tumbuhan.
Pertanyaan :
1) Apakah rumusan kompetensi tersebut sudah mengandung komponen audience,
behavior, condition, degree ?
2) Rumuskan sebuah kompetetensi yang mengandung komponen A, B, C, D sesuai
dengan mata pelajaran yang anda ajarkan ?
Pedoman pemeriksaan yang telah ditulis oleh penulis sebagai berikut :
Kata kunci skor

1) Belum sebab rumusan kompetensi tersebut 2


Dilengkapi dengan rumusan conditional dan 1
Degree 1
2) Rumusan kompetensi yang baik harus mengandung
A = audience 1
B = behavior 1
C = condition 1
D = degree 1

Skor maksimal 8
3) Setelah kedua pemeriksa sepakat dengan butir soal dan pedoman penskoran
maka pedoman penskoran tersebut perlu diuji cobakan pada 5-10 lembar
jawaban siswa.
4) Selama uji coba tersebut kedua pemeriksa harus bekerja secara mandiri tidak
boleh berdiskusi.
Tabel 4.1
Hasil penyamaan presepsi
Contoh hasil penskoran yang kurang baik
Pemeriksa Nomor Soal Jumlah
1 2 3
I 7 5 8 20
II 8 8 6 18

Contoh hasil penskoran yang baik


Pemeriksa Nomor Soal Jumlah
1 2 3
I 7 5 8 20
II 8 5 7 21

Jangan mulai memeriksa jawaban ujian siswa jika dalam uji coba pemeriksaan
hasilnya masih kurang baik. Mulailah memeriksa jika hasil uji coba pemeriksaan
anda dan pasangan anda sudah menunjukkan hasil pemeriksaan yang baik. Ada
beberapa hal yang harus di perhatikan selama melakukan pemeriksaan agar hasil
pemeriksaan anda dapat di pertanggungjawabkan (Hopkin dkk, 1990) yaitu: 1.
Ketidaktetapan pemeriksa dalam pemberian skor, 2. Adanya hallo effect, 3. Carry
over effect 4. Order effect, 5. Adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa.
Agar ketetapan hasil pemeriksaan anda tinggi maka lakukan dengan cara memeriksa
jawaban setiap butir soaluntuk seluruh siswa. Periksalah jawaban soal nomor 1,
untuk seluruh siswa baru kemudian memeriksa jawaban soal nomor 2 dan
seterusnya. Dalam melakukan pemeriksaan lembar jawaban siswa hendaknya dijaga
tetap bersih dan jangan menuliskan hasil penskoran anda pada lembar lembar
jawaban tersebut. Untuk menghindari hallof effect,tutuplah nama dan nomer peserta
tes. Dengan cara ini maka anda akan dapat memberikan skor yang tetap untuk setiap
jawaban yang sama. Untuk meminimalkan carry over effect dan masalah
penggunaan bahasa serta kualitas tulisan siswa maka selama pemeriksaan
berpeganglah selalu pada pedoman penskoran yang telah anda sepakati dengan
pemeriksa kedua.berikanlah skor pada setiap konsep atau kata kunci yang ada pada
jawaban siswa sesuai dengan pedoman penskoran tersebut. Kelelahan merupakan
salah satu faktor yang akan mempengaruhi hasil pemeriksaan anda untuk itu jika
dalam memeriksa hasil jawaban siswa anda merasa capek maka berhentilah.
c) Mengolah Data Hasil Tes
Dari 50 butir soal mata pelajaran IPS bardan dapat menjawab dengan benar 40
butir soal. Dengan hasil tersebut bardan memperoleh skor mentah 40. Jika
sjirtersebut ditunjukkan ke orangtuanya maka ada kemungkinan orangtuanya
menemui kesulitan untuk memahaami arti skor tersebut. Untuk itu skor mentah
tersebut perlu diolah agar mudah oleh murid dan orang tua murid.
1) Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan)
Jumlah jawaban benar
Presentase penguasaan =------------------------------------x 100%
Jumlah butir soal
2) Untuk tes uraian
Jumlah skor yang di peroleh siswa
Presentase penguasaan = x 100%
Jumlah skor maksimal

2. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR DARI


UNJUK KERJA SISWA
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa dikumpulkan dari
tugas – tugas yang telah dikerjakan siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung
diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofolio dll.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses
selama menghasilkan karya tersebut.
Contoh jika anda ingin memperoleh hasil belajar siswa yang berkenaan dengan
ketrampilan siswa dalam menggunakan mikroskop (dalam kegiatan praktikum IPA).
Tabel 4.2
Contoh rubrik
No Indikator Skor
1 Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2 Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3 Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4 Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5 Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6 Cara melihat objek 4 3 2 1

Kriteria pemberian skor :


Skor 4 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan baik dan benar.
Skor 3 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 2 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan setengah benar
Skor 1 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan banyak kesalahan
Contoh hasil pengamatan sebagai berikut :
Nama : Aufa

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : SD Keputran V Yogyakarta

Tabel 4.3
Contoh isian rubrik oleh guru
No Indikator Skor
1 Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2 Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3 Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4 Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5 Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6 Cara melihat objek 4 3 2 1

Jika hasil pengamatan anda terhadap ketrampilan aufa dalam menggunakan mikroskop
adalah seperti tersebut di atas maka pengolahan skor yang dapat anda lakukan :

1) Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin di peroleh setiap siswa untuk
semua indikator.
2) Jumlah skor yang diperoleh aufa untuk semua indikator
3) Bandingkan skor total yang diperoleh aufa dengan standard yang telah di tetapkan atau
4) Jika anda ingin menghitung prosentase keberhasilan aufa dapat juga anda lakukan dengan
membagi skor yang diperoleh aufa dibagi dengan skor maksimal kali 100%
Dari contoh diatas dapat menghitung skor minimal yang akan diperoleh siswa yaitu 6 dan
skor maksimalnya 24. Jika dari hasil pengamatan anda aufa memperoleh skor 20 maka presentase
ketrampilan aufa dalam menggunakan mikroskop adalah :
Presentase keterampilan aufa = 20 x 100% = 83,33%
24

Selanjutnya anda tinggal membandingkan skor prosentase yang diperoleh siswa dengan
standard ketrampilan yang telah ditentukan.
B. Kegiatan Belajar 2 : Pendekatan dalam Pemberian Nilai
1. Pengorganisasian Informasi Hasil Belar Siswa
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa
skor mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Berikut ini
disampaikan data terserak hasil tes tengah semester dan akhir semester.
Tabel 4.4 Hasil tes mata pelajaran matematika
No Nama Siswa Tengah Semester Hasil Tes Akhir Semester

1. Aan 78 85
2. Adi 67 71
3. Ali 88 78
4. Amin 74 71
5. Ana 97 91
6. Anda 84 88
7. Andi 57 76
8. Ani 65 68
9. Aufa 81 94
10. Bardan 58 67
11. Bardi 70 72
12. Budi 81 87
13. Dadi 65 80
14. Dedi 92 93
15. Desita 53 69
16. Dudit 65 75
17. Edi 83 76
18. Edo 79 74
19. Eli 45 63
20. Filia 95 80
21. Gulton 62 58
22. Gusti 74 80
23. Hardi 85 96
24. Harso 76 81

Dengan data hasil tes seperti Gambar 4.4 tersebut tentu saja Anda akan menemui
kesulitan untuk memeperoleh gambaran yang jelas tentang sebaran hasil tes tersebut.
Berikut ini adalah ranking data untuk tes tengah semster seperti tersebut di atas.

Tabel 4.5
Ranking Siswa Hasil Tes Tengah Semester
No Nama Siswa Hasil Tes Tengah Semester Ranking
1. Ana 97 1
2. Filia 95 2
3. Dedi 92 3
4. Ali 88 4
5. Hardi 85 5
6. Anda 84 6
7. Edi 83 7
8. Aufa 81 8.5
9. Budi 81 8.5
10. Edo 79 10
11. Aan 78 11
12. Harso 76 12
13. Amin 74 13.5
14. Gusti 74 13.5
15. Bardi 70 15
16. Adi 67 16
17. Ani 65 18
18. Dadi 65 18
19. Dudit 65 18
20. Gultom 62 20
21. Bardan 58 21
22. Andi 57 22
23. Desita 53 23
24. Ali 45 24

Perhatikan kembali data ranking hasil tes matematika untuk pada tes tengah
semester (Tabel 4.5). Bagaimana cara menyajikan data hasil tes tengah semester dalam
bentuk daftar distribusi frekuensi? Cara membuat daftar distribusi frekuensinya adalah
sebagai berikut.
a. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi dengan data terkecil. Dalam hal ini
karena data tersebarnya = 97 dan data terkecilnya = 45, maka rentangnya = 97- 45 =
52
b. Tentukan banyak kelas interval yang digunakan dengan menggunakan aturan
Struges, yaitu:
Banyak kelas = 1 + 3,3 Log n, dimana n adalah banyak data.
= 1 + 3,3 log 24
= 1 + 3,3 (1,38)
= 1 + 4,55
= 5,55
Jadi banyak kelas interval yang dapat dibuat adalah 5 atau 6 buah.
c. Tentukan panjang kelas interval (p), dengan menggunakan aturan sebagai berikut.
Rentang
𝑝=
banyak kelas
= 52 : 6
= 8,67
d. Tentukan ujung bawah kelas interval untuk data terkecil.
e. Masukkan semua data ke dalam kelas interval.
2. Pendekatan Dalam Penilaian
a. Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
PAN adalah suatu pendekatan untuk menginterprestasikan hasil belajar siswa di
mana hasil belajar yang diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan hasil belajar
yang diperoleh kelompoknya. Misalnya, pada saat ulangan akhir semester mata IPS
kelas V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskoran untuk 10 siswa dikelas
tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 4.8
Sebaran skor siswa
No Nama Skor
1. Dita 37
2. Andi 33
3. Imam 30
.... ........... .....
10. Tika 15

Dari skor mentah tersebut Anda dapat mengetahui bahwa skor tertinggi siswa
kelas V adalah 37 yang dicapai oleh Dita dan skor terendah 15 diperoleh Tika.
Untuk mengetahui tingkat penguasaan setiap siswa dapat dihitung dengan contoh
sebagai berikut.

 Tingkat penguasaan Dita adalah: 37 𝑥 100% = 74% , dan siswa seterusnya.


50

Apabila skor paling tertinggi diberi nilai 10, maka dita sebagai siswa dengan skor
tertinggi 37 akan diberi nilai 10. Maka berapa nilai Andi, dan berikut cara
menghitunya.

 Nilai Andi : 33 𝑥 10 = 8,9 , dan siswa seterusnya.


37

1) Harga rata-rata (mean)


Mean merupakan pengukuran gejala pusat yang paling sering digunakan.
Mean atau harga rata-rata dapat dihiyung dengan menggunakan rumus.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
M= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎

78+67+88+⋯.+76 1774
M= 24 = 24 = 73,9
2) Simpangan baku (SB)
Simpangan baku sangat bermanfaat dalam pengukuran variasi skor.
Simpangan baku pada dasarnya mengukur seberapa jauh setiap skor menyebar
dari mean. Rumus pendekatan tersebut adalah:
1 1
𝐽𝑚𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑝
1
𝑎𝑡𝑎𝑠−𝐽𝑚𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑙𝑝 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
6 6
SB = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎
2

3) Penggunaan Kurva Normal


Jika jumlah siswa banyak maka penerapan PAN dapat juga dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sebaran data berdasar kurva normal. Misalnya
sebaran prestasi akademis seluruh siswa kelas V SD di kota Yogyakarta, tinggi
dan berat badan orang dewasa di kota Semarang, ketampanan atau kecantikan
remaja di kota Solo, jika berada dalam jumlah besar maka sebaratnya akan
mengikuti kurva normal. Perhatikan gambaran kurva normal berikut ini.
Gambar 4.3
Sebaran trait atau sifat berdasarkan kurva normal

Jika dalam suatu tes akhir semester tes IPA Anda telah menghitung harga rata-
rata dan simpangan baku yang diperoleh kelompok tersebut maka berdasarkan kurva
normal, jumlah siswa yang memperoleh hasil tes di atas rata dengan batasan:
a) Rata-rata sampai dengan rata-rata + 1 SB adalah sebanyak 34,13%
b) Rata-rata + 1 SB sampai dengan rata-rata + 2 SB adalah sebanyak 13,59%
c) Rata-rata + 2 SB sampai dengan rata-rata + 3 SB adalah sebanyak 2,14%

b. Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)


Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh kelompoknya tetapi keberhasilan setiap anak akan dibandingkan dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran berbasis kompetensi yang
bagus digunakan adalah PAK. Misalnya siswa dinyatakan berhasil jika siswa telah
mampu mencapai tingkat penguasaan lebih besar atau sama dengan 75% (≥ 75%).
Artinya siswa yang tingkat penguasaannya kurang dari 75% (≤ 75%) akan
dinyatakan belum berhasil dan siswa tersebut harus mengikuti program remidiasi
sampai mereka mampu mencapai standart tersebut.

c. Penilaian
Agar penilaian tepat sasaran maka pada saat anda melakukan penilaian, Anda
perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian. Penilaian yang Anda lakukan harus:
(1) Berorientasi pada pencapaian kompetensi (2) Valid, (3) Mendidik, (4) Terbuka,
(5) Adil dan Objektif, (6) Berkesinambungan, (7) Menyeluruh, dan (8) Bermakna.
d. Penyajian Hasil Penilaian
Dalam penilaian berbasis kompetensi terdapat empat bentuk penilaian yang dapat
dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa yaitu:
1) Penilaian dengan menggunakan angka, rentangan angka berupa 1 – 10 atau 1
– 100.
2) Penilaian dengan menggunakan kategori, misalnya baik, cukup, kuramg:
terampil, cukup terampil, kurang terampil dan sebagainya.
3) Penilaian dengan urai atau narasi, misalnya siswa belum dapat membaca lancar,
siswa kuirang aktif, keterampilan tangan kurang, dan sebagainya.
4) Penilaian kombinasi, penilaian baik berupa angka, kategori, dan narasi.
Contoh : Andi dapat menjawab dengan benar 40 dari 50 tes pilihan ganda IPS.
Maka tingkat penguasaan Andi terhadap IPS: 40/50 X 100% = 80%. Jika
kriteria keberhasilan adalah sebagai berikut.
Skor Akhir Keputusan Grade

Berhasil A
80 – 100
Berhasil B
70 – 79
Berhasil C
60 – 69
Belum berhasil D
50 – 59
Belum berhasill E
0 - 49

Maka Andi dinyatakan berhasil dengan nilai A.


Penilaian dengan kategori dapat Anda terapkan pada penilaian
kecenderungan siswa dalam merespon sesuatu atau dapat juga Anda gunakan
untuk menilai tingkat keterampilan siswa dalam melakukan sesuatu. Kriteria
tersebuat dapat menggunakan statistik median atau kuartil.
Contoh Median  Respon Dini terhadap pelajaran IPA yang dinilai dengan
instrumen berikut.
NO Indikator Skor
Saya senang belajar IPA 5 4 3 2 1
1.
Saya senang mengerjakan tugas IPA 5 4 3 2 1
2.
Saya sering berdiskusi mata pelajaran 1
5 4 3 2
3. IPA
Saya sering bertanya kepada guru
5 4 3 2 1
4. tentang IPA
Saya memiliki banyak buku IPA 5 4 3 2 1
5.

Berdasarkan instrumen tersebut, skor terkecil yang akan diperoleh siswa


adalah 5 dan skor terbesar adalah 25. Sedangkan skor Dini adalah 11. Jika kita
ingin mengelompokkan respon siswa terhadap IPA Nmenjadi dua bagian yaitu
menyenangi dan tidak menyenangi IPA makan dengan cara median. Berikut
caranya.
5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25
Kelompok 1 Kelompok 2
Kriteria penilaian dapat dirumuskan sebagai berikut.
Nilai Tengah Semester Median Deskripsi
5 – 15 bawah Kurang menyenangi IPA
16 – 25 Atas Menyenangi IPA

Contoh Median  Respon Tini terhadap menggunakan mikroskop yang dinilai


dengan intrumen berikut.

NO Indikator Skor

Cara Membawa mikroskop 4 3 2 1


1.
Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
2.
Cara mencari cahaya 4 3 2 1
3.
Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
4.
Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
5.
Cara melihat Objek 4 3 2 1
6.

Kriteria penskoran:
Skor 4 jika indikator dilakukan dengan sangat baik (ketepatan: 90% - 100%)
Skor 3 jika indikator dilakukan dengan sedikit kesalahan (kesalahan: 11% -
30%)
Skor 2 jika indikator dilakukan dengan cukup banyak kesalahan (kesalahan:
31% - 50%)
Skor 1 jika indikator dilakukan dengan banyak kesalahan (kesalahan lebih
50%).
Jika kita ingin menggelompokkan keterampilan siswa dalam
menggunakan mikroskop menjadi tiga kelompok yaitu terampil, cukup, dan
kurang terampil. Berikut caranya.
6,7,8,9,10, 11,12,13,14,15,16,17,1819 20,21,22,23,24,25
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Kriteria penilaian dapat dirumuskan sebagai berikut.
Nilai Tengah Semester Kuartil Deskripsi
6 – 10 Bawah Kelompok kurang terampil
11 – 19 Tengah Kelompok sedang
20 - 24 Atas Kelompok terampil

e. Proses Pemberian Nilai


Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan
siswa dalam pencapaian kompetensi diperlukan tagihan-tagihan. Setiap jenis tagihan
memerlukan seperangkat alat ukur. Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang
dapat anda gunakan antara lain:
a. Kuis  digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip dari pelajaran yang
lalu secara singkat.
b. Pertanyaan lisan di kelas  untuk mengungkap penguasaan konsep, prinsip,
atau teori saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Ulangan harian  untuk mengungkap sejauh mana keterampilan siswa.
d. Tugas individu atau kelompok  menilai kemampuan siswa dalam menerapkan
konsep, prinsip, tori serta melatih kerja sama.
e. Ulangan Semesteran  untuk mengukur pencapaian siswa setelah
menyelesaikan pembelajaran selama satu semester.
f. Laporan tugas atau laporan kerja  untuk mengungkap keampuan siswa
membuat laporan tugas atau kerja praktek.
g. Ujian praktek  untuk mengungkapkan keterampilan siswa dalam melakukan
sesuatu
Contoh:
a. Keaktifan 80 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 8
b. Ulangan harian 80 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 8
c. Tugas 100 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 20
d. Ulangan tengah semester 70 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 21
e. Ulangan akhir semester 60 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 18
Jadi skor nilai Andi untuk mata pelajaran IPS adalah 8 + 8 + 20 + 21 + 18 = 75
Maka kriteria keberhasilannya, misalnya:
Skor Akhir Keputusan Grade
80 – 100 Berhasil A
70 – 79 Berhasil B
60 – 69 Berhasil C
50 – 59 Belum berhasil D
0 - 49 Belum berhasil E

Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka untuk mata pelajaran IPS Andi dinyatakan
berhasil dengan memperoleh nilai akhir B.

Anda mungkin juga menyukai