Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tan Juan Charolina

Nim : AFD 118 060


Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran
Dosen : Drs. Orbit Thomas, M.Pd

Soal :
1. Apakah yang dimaksud dengan bobot soal, skor, dan nilai ?
2. Mengapa kita perlu menganalisa item tes hasil belajar?
3. Untuk apa seorang guru membuat rangking hasil belajar siswa ?
4. Apa saja yang perlu diperhatikan guru dalam membuat nilai akhir hasil belajar ?
5. Jelaskan 2 cara dalam memeriksa hasil tes jenis subyektif tes ?
6. Mengapa dalam pemberian skor pada tes obyektif tes ada sanksi denda ?
7. Apakah yang dimaksud dengan daya pembeda item, derajat kesukaran item dan
distraktor?
8. Apakah perbedaan tes subyektif dengan tes obyektif ?
9. Mengaapa seorang guru sebelum membuat item tes perlu lebih dulu membuat tabel
spesifikasi soal ?
10. Mengapa dalam membuat item tes kita langsung membuat kunci jawabannya ?

Jawab :
1. Bobot soal adalah bilangan yang dikenakan terhadap setiap butir soal yang nilainya
ditentukan berdasarkan usaha siswa (testi) dalam menyelesaikan soal itu.
Skor adalah nilai mentah yang diperoleh siswa. Nilai adalah hasil dari
jumlah skor yang diperoleh siswa, dibagi jumlah skor maksimal.

2. Untuk mengetahui, apakah butir-butir item yang membangun tes hasil belajar itu
sudah dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil belajar yang memadai
atau belum.

3. Dilakukan dengan harapan akan menghasilkan berbagai informasi berharga, yang


pada dasarnya akan merupakan umpan balik guna melakukan perbaikan, pembenahan
dan penyempurnaan kembali terhadap butir butir item yang telah dikeluarkan dalam
tes hasil belajar, sehingga pada masa-masa yang akan datang tes hasil belajar yang
disusun atau dirancang oleh tester itu betul-betul dapat fungsinya sebagai alat
pengukur hasil belajar yang memiliki kualitas yang tinggi.

4. Yang perlu diperhatikan guru dalam membuat nilai akhir hasil belajar :
a) Susun kebijakan penilaian yang jadi patokan dalam pemberian nilai
b) Pastikan bahwa siswa tahu kebijakan penilaian yang telah Anda susun
c) Siapkan catatan penilaian yang lengkap dan akurat
d) Buat grafik distribusi nilai
e) Jadilah konsisten
5. Ada dua langkah melakukan koreksi :
1) Koreksi semua jawaban satu persatu siswa dan diberi skor, atau
2) Koreksi nomor per nomor, untuk semua siswa dan diberi skor

6. Pertama : Tanpa hukuman atau tanpa denda, yaitu apabila banyaknya skor yang
diperoleh siwa adalah sebanyak jawaban benar yang cocok dengan kunci.
Untuk Sistem biasa jika jawaban betul diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor
0 (T.Raka Joni, 1984: 147).
Kedua : Dengan hukuman atau denda, yaitu karena diragukan adanya unsur tebakan
dalam menjawab soal tes. Dengan hukuman dapat menggunakan 2 rumus untuk
menentukan skornya.

7. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara
warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga
belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Tingkat
kesukaran suatu butir soal adalah proporsi/persentase subjek yang menjawab butir tes
tertentu dengan benar. Distraktor adalah suatu pola yang menggambarkan bagaimana
peserta tes menentukan pilihan jawabannya terhadap kemungkinan-kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada setiap butir item.

8. Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-
butir soal yang dapat dijawab oleh penjawab dengan jalan memilih salah satu jawaban
diantara beberapa kemungkinan jawaban. Sedangkan tes subjektif adalah soal yang
berupa uraian sesuai kategori soal dengan ukuran yang tidak ditentukan.
Kelemahan soal ini adalah jawaban belum tentu pasti, sehingga dapat dipertanyakan
jawaban ini benar atau salah. Kelebihannya, jenis soal ini membuka banyak
kemungkinan jawaban, sehingga penjawabannya relatif kompleks.

9. Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi) serta
aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakup dalam tes, dibuatlah sebuah tabel
spesifikasi.

10. Karena : Harus sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan sebagaimana dalam
kisi-kisi soal batasan jawaban atau ruang lingkup yang akan diukur harus jelas,
rumusan soal atau pertanyaan hendaknya menggunakan kata tanya yang menuntut
jawaban uraikan, misalnya : mengapa, jelaskan, uraikan, rumusan kalimat soal
hendaknya komunikatif dan hindari kalimat atau istilah atau kata yang dapat
menimbulkan tafsir ganda. Hal-hal yang menyertai soal, seperti tabel, diagram,
gambar atau sejenisnya harus disajikan secara jelas dan berfungsi. Buatlah petunjuk
yang jelas tentang cara mengerjakan soal, butir soal harus dilengkapi dengan kunci
jawaban atau kriteria jawaban serta pedoman penskoran dan harus segera dibuat
setelah soal ditulis.

Anda mungkin juga menyukai