Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN


INFORMASI HASIL BELAJAR

 
 
 

 
Kelompok 4:

________________ ()
________________ ()
________________ ()
________________ ()
 
 
 

 
PROGRAM STUDI PGSD SI
POKJAR BUKITTINGGI
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PADANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2021.1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini kami membahas materi sebanyak dua modul, yakni “Modul 4 Kb. 1-2 dan Modul 5
Kb. 1”
          Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran di Sekolah Dasar yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi
mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus
melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa. Penulis menyadari bahwa kami tidak dapat
menyusun makalah ini tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran maupun kritik yang sifatnya
membangun untuk perbaikan selanjutnya. Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan
banyak-banyak terimakasih dan  memohon maaf  apabila ada kekurangaan dalam pembuatan
makalah ini, semoga makalah yang telah kami buat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bukittinggi April 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teoritis terdapat hubungan timbal balik antara tujuan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Jika tujuan pembelajaran yang anda rumuskan
sudah tepat dan proses pembelajaran yang anda laksanakan sudah maksimal maka salah
satu hal yang perlu Anda cermati adalah alat penilaian hasil belajar. Apakah alat ukur
yang Anda gunakan (dalam hal ini tes yang Anda susun) mempunyai kualitas yang baik
sehingga dapat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang telah anda
tetapkan.
Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, pada modul ini Anda akan diajak
untuk mempelajari lebih rinci berbagai cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan
kualitas tes. Tes yang Anda gunakan harus benar-benar dapat mengukur apa yang ingin
Anda ukur dalam arti bahwa tes tersebut dapat mengukur kemampuan siswa sesuai
dengan tingkat kemampuannya.
Dalam modul ini, akan dibahas mengenai pengujian kualitas soal yang akan
disajikan dalam dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 akan membahas
tentang Pengumpulan Dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar, sedangkan kegiatan
belajar 2 akan membahas tentang bagaimana cara cara pengorganisasian informasi hasil
belajar siswa, dan modul 5 kegiatan belajar 1 membahas tentang cara mengukur validitas
dan reliabilitas.

B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang diatas ada beberapa permasalahan yang harus dicari tahu
dalam kegiatan penilaian di SD di antaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengumpulkan dan mengolah informasi hasil belajar?
2. Bagaimana cara pengorganisasian informasi hasil belajar siswa?
3. Bagaimana cara mengukur validitas dan reliabilitas?
C. Tujuan
1. Supaya guru SD mengetahui cara mengumpulkan dan mengolah informasi hasil
belajar
2. Supaya guru SD mengetahui cara pengorganisasian informasi hasil belajar siswa
3. Supaya  mengetahui cara mengukur validitas dan reliabilitas

.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengumpulkan dan Mengolah Informasi Hasil Belajar


Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengetahui apakah kompetensi
dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum. Untuk keperluan
tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi-kisi pengukuran.
Kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain berisi :
(a) aspek  yang  akan  diukur :   kognitif,   afektif,   atau  psikomotor,
(b) jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes,
(c) teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan
(d) cara penskoran serta pengolahannya.
Informasi hasil belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi yang telah ditentukan
dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian, masalnya dari tes
tertulis serta panilaian unjuk kerja. Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis
dikumpulkan dari hasil tes tertulis yang telah dikerjakan siswa, baik yang berasal dari
ulangan harian, tes tengah semester, ataupun tes akhir semester. Jenis tes yang sering
digunakan di lapangan adalah tes objektif  dan tes uraian.

B. M e m e r i k s a dan Mengolah Hasil Tes


1. Memeriksa Hasil tes Objektif
Cara yang paling umum dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah
dengan pemeriksaan secara manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya
tidak terlalu banyak. Caranya dengan  membuat master kunci jawaban pada lembar
jawaban kosong.  Master jawaban digunakan untuk memeriksa hasil jawaban siswa.
Jika jumlah peserta tes sangat besar, maka pemeriksaan secara manual dirasa tidak
efektif lagi. Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan fasilitas
komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan
dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengolah
data selanjutnya dapat digunakan komputer. Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan
fasilitas komputer:
i. Semua jawaban siswa di-scan.
ii. Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dari yang terisi salah melalui
proses editing.
iii. Data yang salah diperbaiki melalui proses up-dating.
iv. Setelah semua identitas siswa benar, kunci jawaban dimasukkan ke dalam
komputer.
v. Menghitung jawaban yang benar dari setiap siswa melalui proses scoring
.
2. Memeriksa Hasil Tes Uraian
Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes
uraian. Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang menjadi
permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa
dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect, dan adanya
efek penggunakan bahasa serta tulisan siswa.
Untuk memeriksa hasil tes uraian sebaiknya mengikuti cara-cara berikut:
a. Setiap lembar jawaban siswa sebaiknya diperiksa oleh dua orang pemeriksa
b. Prosedur Pemeriksaan:
1) Kedua pemeriksa menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan cara
memeriksa jawaban siswa.
2) Pemeriksa mengujicobakan pedoman penskoran yang sudah disepakati dengan
memeriksa 5 – 10 lembar jawaban siswa.
3) Pemeriksaan jawaban siswa dilaksanakan setelah uji coba pemeriksaan
menunjukkan hasil pemeriksaan yang baik.
4) Pemeriksa menentukan skor yang diperoleh setiap siswa.

3. Mengolah Data Hasil Tes


           Skor mentah perlu diolah agar mudah dipahami oleh murid atau orang tua.
Cara yang paling mudah dan umum diguynakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan
mengubah skor tersebut dalam bentuk presentase sebagai berikut:
a. Untuk tes objektif

                                                       Jumlah Jawaban yang Benar

       Persentase Penguasaan =  ——————————————– x 100% 


                                                       Jumlah Butir Soal

b. b. Untuk tes uraian

                                                            Jumlah Skor yang Diperoleh Siswa


       Persentase Penguasaan =  ————————————————– x 100% 
                                                       Jumlah Skor Maksimal

C . P e n g u m p u l a n dan Pengolahan Informasi hasil Belajar dari Unjuk Kerja Siswa


  Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang berupa
unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya,
pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah
informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya tersebut. Untuk
memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman
pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal dengan rubrik
Pengolahan Data dari Pengukuran Unjuk Kerja Siswa (melalui Skala Rating atau Skala
Sikap dari Likert), dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk
semua indikator.
2. Jumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa.
3. Bandingkan skor yang diperoleh dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan
atau
4. Membagi jumlah skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal kali 100%.
D . P E N G O R G A N I S A S I A N INFORMASI HASIL BELAJAR SISWA
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa skor
mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Karena data belum tertata
dengan baik maka guru akan menemui kesulitan untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang hasil belajar siswa tersebut. Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa agar mudah
dipahami, misalnya diurutkan dari data terbesar sampai dengan yang terkecil. Dengan
mengurutkan hasil tes tersebut maka anda akan dapat melihat dengan mudah rangking siswa.
Berikut contoh data terserak hasil tes tengah semester dan akhir semester.

Tabel 1. Hasil tes mata pelajaran matematika


Hasil Tes
Nama
No. Tengah Akhir
Siswa
Semester Semester
1 Aan 78 85
2 Adi 67 71
3 Ali 88 78
4 Amin 74 71
5 Ana 97 91
6 Anda 84 88
7 Andi 57 76
8 Ani 65 68
9 Aufa 81 94
10 Bardan 58 67
11 Bardi 70 72
12 Budi 81 87
13 Dadi 65 80
14 Dedi 92 93
15 Desita 53 69
16 Dudit 65 75
17 Edi 83 76
18 Edo 79 74
19 Eli 45 63
20 Filia 95 80
21 Gultom 62 58
22 Gusti 74 80
23 Hardi 85 96
24 Harso 76 81

Dengan data hasil tes seperti pada Tabel 1 tersebut tentu saja akan ditemui kesulitan
untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang sebaran hasil tes tersebut. Agar dapat
diperoleh gambaran yang lebih baik maka data tersebut perlu diatur misalnya mulai
diurutkan dari data siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai ke data siswa yang
memperoleh nilai terendah. Dengan mengurutkan data hasil tes tersebut maka akan dapat
dilihat dengan mudah ranking siswa. Berikut adalah data ranking siswa untuk tes tengah
semester berdasarkan data pada tabel 1.

Tabel 2. Ranking Siswa Hasil Tes Tengah Semester


Nama Hasil Tes
No. Ranking
Siswa Tengah Semester
1 Ana 97 1
2 Filia 95 2
3 Dedi 92 3
4 Ali 88 4
5 Hardi 85 5
6 Anda 84 6
7 Edi 83 7
8 Aufa 81 8.5
9 Budi 81 8.5
10 Edo 79 10
11 Aan 78 11
12 Harso 76 12
13 Amin 74 13.5
14 Gusti 74 13.5
15 Bardi 70 15
16 Adi 67 16
17 Ani 65 18
18 Dadi 65 18
19 Dudit 65 18
20 Gultom 62 20
21 Bardan 58 21
22 Andi 57 22
23 Desita 53 23
24 Eli 45 24

Siswa yang mendapat nilai tes tertinggi menempati ranking tertinggi yaitu ranking 1 dan
siswa yang memperoleh hasil tes terendah akan menempati ranking terendah yaitu ranking
24. Berdasarkan data di atas ternyata ranking 8 dan 9 ditempati oleh Aufa dan Budi yang
sama-sama memperoleh nilai sama yaitu 81. Karena Aufa dan Budi memperoleh nilai yang
sama yaitu 81 (yang seharusnya menempati ranking 8 dan 9) maka ranking Aufa dan Budi
dihitung dengan mencari rata-rata dari jumlah kedua ranking mereka, yaitu = (8 + 9) : 2 =
8.5. Begitu seterusnya untuk perenkingan siswa yang juga mempunyai nilai yang sama.
Dengan menggunakan cara seperti ini akan lebih memudahkan untuk mengetahui siapa
siswa terpandai untuk mata pelajaran matematika di kelas.
Apabila jumlah siswa sedikit (misalnya 10 anak) maka penyusunan datanya dapat anda
lakukan dengan mudah dan dapat dengan cepat diketahui rangking kelas pada mata pelajaran
tertentu. Tetapi jika jumlah siswa anda banyak maka kumpulan data hasil belajar yang anda
peroleh akan mudah dipahami jika data tersebut diolah dalam bentuk tabel frekuensi.
Perhatikan kembali data pada Tabel.2. Bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk
daftar distribusi frekuensi? Cara membuat daftar distribusi frekuensi akan kita bahas adalah
sebagai berikut :
1.      Tentukan rentang = data terbesar - data terkecil
Dalam Hal ini, Rentang = 97 – 45 = 52
2.      Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan.
Menurut aturan Sturges, Banyak Kelas = 1 + 3.3 log n, dengan n = banyak data.
Banyak kelas = 1 + 3.3 log 24
= 1 + 3.3 ( 1.38)
= 1 + 4.55
= 5.55
Jadi, banyak kelas interval yang dapat dibuat adalah 5 atau 6 (pembulatan ke atas).
3. Tentukan panjang kelas interval (P)
Rentang
P=
banyak kelas
= 52 : 6
= 8.67
Panjang kelas dapat diambil 8 atau 9 (pembulatan ke atas)
4.      Tentukan ujung bawah kelas interval untuk data terkecil.
5.      Masukkan semua data ke dalam kelas interval. Tambahkan kolom tally dan frekuensi
untuk memudahkan.
Berdasarkan aturan tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi untuk data hasil tes
tengah semester matematika siswa sebagai berikut:

Tabel 3. Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Tengah Semester


Hasil tes tengah semester Tally Frekuensi
90 -98 lll 3
81 - 89 lllll l 6
72 - 80 lllll 5
63 - 71 lllll 5
54 - 62 lll 3
45 - 53 ll 2
Jumlah 24 24

Dengan cara yang sama dapat kita buat pula tabel distribusi frekuensi untuk hasil tes
akhir semester siswa.

E. Pedekatan dalam Penilaian


1.      Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Adalah suatu pendekatan untuk menginterpretasikan hasil belajar siswa
dimana hasil belajar yang diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan hasil
belajar yang diperoleh kelompoknya. Pemberian skor seorang siswa dapat
diberikan berdasarkan pada pencapaian hasil belajar kelompoknya. Dengan
demikian guru dapat memberikan nilai tertinggi pada siswa yang memperoleh
skor tertinggi dan sebaliknya siswa yang memperoleh skor terendah diberi nilai
terendah
Jika jumlah siswa banyak (mencapai ratusan) maka penggunaan statistika
sederhana yaitu haarga rata-rata (mean) dan simpangan baku (SB) akan sangat
membantu dalam memberikan nilai untuk seluruh siswa.
a.       Harga rata-rata (mean)

Rumus :    M =    Jumlah seluruh data   atau  M =  ∑x


                            Jumlah data                                  n

b.      Simpangan baku(SB)
Simpangan bakusangat bermanfaat dalam pengukuran varriasi skor.
Pada dasarnya simpangan baku mengukur seberapa jauh setiap skor
menyebar dari mean. Semakin besar harga simpangan baku menunjukkan
bahwa sebaran skor dari mean semakin besar. Atau dengan kata lain
semakin besar harga simpangan baku, data tersebut semakin heterogen.
Sebaliknya semakin kecil harga simpangan baku maka data tersebut
semakin homogen.
Rumus pendekatan tersebut adalah:
SB = Jumlah skor 1/6 peserta kelp atas – Jml skor 1/6 peserta kelompok
bawah
                                                ½ Jumlah peserta

c.       Penggunaan Kurva Normal


Jika jumlah siswa banyak maka penerapan Penilaian Acuan Norma
(PAN) dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sebaran data
berdasarkan kurva normal. Pada dasarnya kumpulan individu yang berada
dalam jumlah besar maka sebaran trait atau sifat yang dimiliki oleh anggota
populasi tersebut tersebar secara normal.

2.      Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)


Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan hasil hang
diperoleh kelompoknya tetapi keberhasilan setiap anak akan dibandingkan dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.  Penentuan kriteria berorientasi pada
pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
          Penerapan PAK dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam penerimaan
dosen baru di suatu perguruan tinggi di tentukan dengan kriiteria; berijasah S1
dalam program studi yang relevan, Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3,00 dan
persyaratan yang lainnya.

3. Penilaian
Pengertian penilaian disini mengacu pada penilaian sebagai asesmen yaitu
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian
hasil belajar siswa dan menggunakan informasi tersebut utuk mencapai tujuan
pendidikan.

4. Penyajian Hasil Penilaian


Bentuk penilaian yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar
siswa:
a.       Penilaian dengan menggunakan angka.
b.      Penilaian dengan menggunakan kategori.
c.       Penilaian dengan uraian atau narasi
d.      Penilaian kombinasi

5.      Proses Pemberian Nilai


Pelaksanaan penilaian sesuai prinsipnya harus dilakukan pada semua aspek
hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) sesuai dengan tuntutan kompetensi
yang terdapat dalam kurikulum. Perlu dipahami bahwa penguasaan kompoetensi
hasil belajar untuk setiap mata pelajaran tidak sama. Ada mata pelajaran yang
kompetensi belajarnya lebih menekankan pada ranah kognitif (misalnya
matematika), ranah afektif (misalnya Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan), atau ranah psikomotor (misalnya Olah Raga).
Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat digunakan dalam
proses pemberian nilai antara lain:
a.         Kuis
b.        Pertanyaan lisan
c.         Ulangan harian
d.        Tugas individu
e.         Ulangan semesteran
f.         Laporan tugas atau laporan kerja
g.        Ujian praktek
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
 Bila Anda ingin mengukur sesuatu, Anda harus dapat  memilih alat ukur yang sesuai
agar Anda dapat memperoleh hasil pengukuran yang tepat. Ketepatan pengukuran inilah
yang dinamakan validitas. Validitas dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu; validitas isi,
validitas konstrak, dan validitas yang dikaitkan dengan kriteria lain. Ada dua masalah yang
harus Anda perhatikan dalam rangka mempersiapkan tes hsil belajar yang baik yaitu
masalah validitas dan reliabilitas.
Analisis butir soal merupakan suatu proses pengambilan dan penggunaan informasi
tentang tiap-tiap butir soal terutama informasi tentang respons siswa terhadap setiap butir
soal. Analisis butir soal dilakukan pada tes pilihan ganda dan dapat pula dilakukan pada tes
uraian, khususnya uraian terbatas. Dua karakteristik butir soal yang perlu diketahui dalam
analisis butir soal adalah tingkat kesukaran (P) dan daya beda (D).

B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah
wawasan kita tentang Kualitas Alat Penilaian. Dari pembahasan materi ini saya mengalami
beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami
atau kekurangan. Oleh karena itu kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Adi, dkk. (2020). EVALUASI PEMBELAJARAN di SD. Cet.28; Ed 1. Tangerang


Selatan : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai