Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Perbaikan Mata Kuliah Assesment SD


Dengan Dosen Pengampu Pebri Isnawati, M.Pd

Disusun Oleh:

HANAFI ARYONO (10119017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP DARUSSALAM CILACAP
2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini kami membahas materi sebanyak dua modul, yakni “Modul 4 Kb. 1-2
dan Modul 5 Kb. 1”
          Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran di Sekolah Dasar yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi
mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus
melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa. Penulis menyadari bahwa kami tidak dapat
menyusun makalah ini tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
          Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran maupun
kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.
          Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan 
memohon maaf  apabila ada kekurangaan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah
yang telah kami buat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cilacap, 25 Februari 2021


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Secara teoritis terdapat hubungan timbal balik antara tujuan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Jika tujuan pembelajaran yang anda rumuskan
sudah tepat dan proses pembelajaran yang anda laksanakan sudah maksimal maka salah
satu hal yang perlu Anda cermati adalah alat penilaian hasil belajar. Apakah alat ukur
yang Anda gunakan (dalam hal ini tes yang Anda susun) mempunyai kualitas yang baik
sehingga dapat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang telah anda
tetapkan.
Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, pada modul ini Anda akan diajak
untuk mempelajari lebih rinci berbagai cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan
kualitas tes. Tes yang Anda gunakan harus benar-benar dapat mengukur apa yang ingin
Anda ukur dalam arti bahwa tes tersebut dapat mengukur kemampuan siswa sesuai
dengan tingkat kemampuannya.
Dalam modul ini, akan dibahas mengenai pengujian kualitas soal yang akan
disajikan dalam dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 akan membahas
tentang Pengumpulan Dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar, sedangkan kegiatan
belajar 2 akan membahas tentang bagaimana cara cara pengorganisasian informasi hasil
belajar siswa, dan modul 5 kegiatan belajar 1 membahas tentang cara mengukur validitas
dan reliabilitas.
B.     Rumusan Masalah
Dengan latar belakang diatas ada beberapa permasalahan yang harus dicari tahu
dalam kegiatan penilaian di SD di antaranya sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara mengumpulkan dan mengolah informasi hasil belajar?
2.      Bagaimana cara pengorganisasian informasi hasil belajar siswa?
3.      Bagaimana cara mengukur validitas dan reliabilitas?
C.    Tujuan
Tujuan  dari rumusan masalah di atas adalah agar :
1.      Supaya guru SD mengetahui cara mengumpulkan dan mengolah informasi hasil
belajar
2.      Supaya guru SD mengetahui cara pengorganisasian informasi hasil belajar siswa
3.      Supaya  mengetahui cara mengukur validitas dan reliabilitas
.
BAB II

PEMBAHASAN

MODUL  4 : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI

HASIL BELAJAR

KB.1. Mengumpulkan dan Mengolah Informasi Hasil Belajar


Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengetahui apakah kompetensi dasar
yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum. Untuk keperluan tersebut
guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi-kisi pengukuran.
Kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain berisi :
(a) aspek  yang  akan  diukur :   kognitif,   afektif,   atau  psikomotor,
(b) jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes,
(c) teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan
(d) cara penskoran serta pengolahannya.
Informasi hasil belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi yang telah ditentukan
dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian, masalnya dari tes
tertulis serta panilaian unjuk kerja. Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis
dikumpulkan dari hasil tes tertulis yang telah dikerjakan siswa, baik yang berasal dari
ulangan harian, tes tengah semester, ataupun tes akhir semester. Jenis tes yang sering
digunakan di lapangan adalah tes objektif  dan tes uraian.
A. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes
1. Memeriksa Hasil tes Objektif
Cara yang paling umum dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah
dengan pemeriksaan secara manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya
tidak terlalu banyak. Caranya dengan  membuat master kunci jawaban pada lembar
jawaban kosong.  Master jawaban digunakan untuk memeriksa hasil jawaban siswa.
Jika jumlah peserta tes sangat besar, maka pemeriksaan secara manual dirasa tidak
efektif lagi. Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan fasilitas
komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan
dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengolah
data selanjutnya dapat digunakan komputer.
Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan fasilitas komputer:
a)       Semua jawaban siswa di-scan.
b)      Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dari yang terisi salah melalui
proses editing.
c)      Data yang salah diperbaiki melalui proses up-dating.
d)      Setelah semua identitas siswa benar, kunci jawaban dimasukkan ke dalam
komputer.
e)      Menghitung jawaban yang benar dari setiap siswa melalui proses scoring.
2. Memeriksa Hasil Tes Uraian
Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes
uraian. Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang menjadi
permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam
memberikan skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect, dan adanya efek
penggunakan bahasa serta tulisan siswa.
Untuk memeriksa hasil tes uraian sebaiknya mengikuti cara-cara berikut:
a. Setiap lembar jawaban siswa sebaiknya diperiksa oleh dua orang pemeriksa
b. Prosedur Pemeriksaan:
– Kedua pemeriksa menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan cara memeriksa
jawaban siswa.
– Pemeriksa mengujicobakan pedoman penskoran yang sudah disepakati dengan
memeriksa 5 – 10 lembar jawaban siswa.
– Pemeriksaan jawaban siswa dilaksanakan setelah uji coba pemeriksaan menunjukkan
hasil pemeriksaan yang baik.
– Pemeriksa menentukan skor yang diperoleh setiap siswa.
3. Mengolah Data Hasil Tes
        Skor mentah perlu diolah agar mudah dipahami oleh murid atau orang tua. Cara yang
paling mudah dan umum diguynakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan mengubah
skor tersebut dalam bentuk presentase sebagai berikut:
a. Untuk tes objektif
                                                       Jumlah Jawaban yang Benar
       Persentase Penguasaan =  ————————————————– x 100% 
                                                       Jumlah Butir Soal
b. Untuk tes uraian
                                                            Jumlah Skor yang Diperoleh Siswa
       Persentase Penguasaan =  ————————————————– x 100% 
                                                       Jumlah Skor Maksimal
B. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi haisl Belajar dari Unjuk Kerja Siswa
       Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang berupa
unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya,
pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah
informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya tersebut. Untuk
memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman
pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal dengan rubrik
Pengolahan Data dari Pengukuran Unjuk Kerja Siswa (melalui Skala Rating atau Skala
Sikap dari Likert), dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a.  Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk semua
indikator.
b.  Jumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa.
c.  Bandingkan skor yang diperoleh dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan atau
d.  Membagi jumlah skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal kali 100%.

KB. 2. PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN NILAI


A. PENGORGANISASIAN INFORMASI HASIL BELAJAR SISWA
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa skor
mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Karena data belum tertata
dengan baik maka guru akan menemui kesulitan untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang hasil belajar siswa tersebut.
Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa agar mudah dipahami, misalnya diurutkan
dari data terbesar sampai dengan yang terkecil. Dengan mengurutkan hasil tes tersebut maka
anda akan dapat melihat dengan mudah rangking siswa.
Apabila jumlah siswa sedikit (misalnya 10 anak) maka penyusunan datanya dapat
anda lakukan dengan mudah dan dapat dengan cepat diketahui rangking kelas pada mata
pelajaran tertentu. Tetapi jika jumlah siswa anda banyak maka kumpulan data hasil belajar
yang anda peroleh akan mudah dipahami jika data tersebut diolah dalam bentuk tabel
frekuensi. Cara membuat daftar distribusi frekuensi :
1.      Tentutan rentang, ialah data terbesar dikurangi dengan data terkecil.
2.      Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan.
3.      Tentukan panjang kelas interval (p)
4.      Tentukan ujung bawah kelas interval untuk data terkecil.
5.      Masukkan semua data ke dalam kelas interval  \
Pedekatan dalam pemberian nilai diantaranya:
1.      Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Adalah suatu pendekatan untuk menginterpretasikan hasil belajar siswa dimana hasil
belajar yang diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh
kelompoknya. Pemberian skor seorang siswa dapat diberikan berdasarkan pada
pencapaian hasil belajar kelompoknya. Dengan demikian guru dapat memberikan nilai
tertinggi pada siswa yang memperoleh skor tertinggi dan sebaliknya siswa yang
memperoleh skor terendah diberi nilai terendah.
Jika jumlah siswa banyak (mencapai ratusan) maka penggunaan statistika sederhana
yaitu haarga rata-rata (mean) dan simpangan baku (SB) akan sangat membantu dalam
memberikan nilai untuk seluruh siswa.
a.       Harga rata-rata (mean)
Rumus :    M =    Jumlah seluruh data   atau  M =  ∑x
                            Jumlah data                                  n
b.      Simpangan baku(SB)
Simpangan bakusangat bermanfaat dalam pengukuran varriasi skor. Pada dasarnya
simpangan baku mengukur seberapa jauh setiap skor menyebar dari mean. Semakin
besar harga simpangan baku menunjukkan bahwa sebaran skor dari mean semakin
besar. Atau dengan kata lain semakin besar harga simpangan baku, data tersebut
semakin heterogen. Sebaliknya semakin kecil harga simpangan baku maka data
tersebut semakin homogen.
Rumus pendekatan tersebut adalah:
SB = Jumlah skor 1/6 peserta kelp atas – Jml skor 1/6 peserta kelompok bawah
                                                ½ Jumlah peserta
c.       Penggunaan Kurva Normal
Jika jumlah siswa banyak maka penerapan Penilaian Acuan Norma (PAN) dapat
juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sebaran data berdasarkan kurva
normal. Pada dasarnya kumpulan individu yang berada dalam jumlah besar maka
sebaran trait atau sifat yang dimiliki oleh anggota populasi tersebut tersebar secara
normal.
2.      Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan hasil hang
diperoleh kelompoknya tetapi keberhasilan setiap anak akan dibandingkan dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.  Penentuan kriteria berorientasi pada
pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
          Penerapan PAK dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam penerimaan dosen
baru di suatu perguruan tinggi di tentukan dengan kriiteria; berijasah S1 dalam program
studi yang relevan, Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3,00 dan persyaratan yang
lainnya.
 3.  Penilaian
Pengertian penilaian disini mengacu pada penilaian sebagai asesmen yaitu serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar
siswa dan menggunakan informasi tersebut utuk mencapai tujuan pendidikan.
4. Penyajian Hasil Penilaian
Bentuk penilaian yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa:
a.       Penilaian dengan menggunakan angka.
b.      Penilaian dengan menggunakan kategori.
c.       Penilaian dengan uraian atau narasi
d.      Penilaian kombinasi
5.      Proses Pemberian Nilai
Pelaksanaan penilaian sesuai prinsipnya harus dilakukan pada semua aspek hasil
belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum. Perlu dipahami bahwa penguasaan kompoetensi hasil belajar
untuk setiap mata pelajaran tidak sama. Ada mata pelajaran yang kompetensi belajarnya
lebih menekankan pada ranah kognitif (misalnya matematika), ranah afektif (misalnya
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan), atau ranah psikomotor (misalnya
Olah Raga).
Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat digunakan dalam proses
pemberian nilai antara lain:
a.         Kuis
b.        Pertanyaan lisan
c.         Ulangan harian
d.        Tugas individu
e.         Ulangan semesteran
f.         Laporan tugas atau laporan kerja
g.        Ujian praktek

MODUL 5.  KUALITAS ALAT UKUR (INSTRUMEN)


KB.1        Validitas dan Reliabilitas Hasil Pengukuran
A.     Apakah Validitas itu?
            Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang
ingin Anda ukur. Jika Anda ingin mengukur panjang sebuah meja maka Anda harus dapat
memilih alat ukur yang tepat untuk mengukur panjang meja tersebut. Untuk menghitung
waktu tempuh dalam perlombaan lari cepat 100 meter, Anda harus dapat memilih alat ukur
yang tepat digunakan. Demikian juga, jika Anda ingin mengukur hasil belajar maka Anda
juga dituntut untuk mengunakan alat ukur (dalam hal ini tes) yang dapat dengan tepat
mengukur hasil belajar yang Anda harapkan.
            Dari contoh yang diberikan diatas, dapatkah Anda menarik kesimpulan apa yang
dimaksud dengan validitas? Jika Anda telah berhasil menarik kesimpulan mengenai apa yang
dimaksud dengan validitas, cocokkanlah hasil kesimpulan dengan pengertian validitas berikut
ini.
            Pengertian validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat hasil 
pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990). Secara umum validitas dapat di
bedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1.      Validitas isi (content validity)
Validitas isi mengacu pada seberapa banyak materi tes tersebut dapat mengukur
keseluruhan bahan atau materi yang telah diajarkan.
2.      Validitas konstrak ( construct validity)
Validitas konstrak mengacu pada seberapa banyak alat ukur tersebut dapat mengungkap
keseluruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes tesebut. Yang
dimaksud dengan konstrak disini adalah konsep hipotesis (hypotetycal concept) yang
digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat ukur. Validitas konstrak ini banyak
digunakan terutama dalam pengukuran psikologi seperti pungukuran sikap, minat,
tingkah laku dan sebagainya. Sebagai contoh, jika Anda ingin mengetahui pola
kepemimpinan seorang kepala sekolah maka alat ukur atau instrumen yang Anda gunakan
dikatakan mempunyai validitas konstrak yang tinggi, jika instrumen tersebut dapat
mengungkapkan pola kepemimpinan setiap individu yang menjadi sampel dalam
pengukuran tersebut.
3.    Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu ( criterion related vlidity)
Jika suatu tes untuk memprediksi keberhasilan seseorang dimasa yang akan datang atau
dimaksudkan untuk mengetahui keseuaian antara pengetahuan dengan keterampilan yang
dimiliki, maka alat ukur yang digunakan harus mempunyai criterion related validity yang
tinggi. Sebagai contoh, jika siswa SD mempunyai Nilai Ebtanas Murni (NEM) tinggi
ternyata mempunyai prestasi yang bagus setelah melanjutkan di SLTP maka dikatakan tes
yang digunakan dalam ujian SD mempunyai criterion related validity yang tinggi.
Dari ketiga macam validitas tersebut, validitas isilah yang paling penting Anda pahami,
dalam rangka mempersiapkan tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
B.     Apakah Reliabilitas itu?
            Hasil-hasil pengukuran yang berhubungan dengan aspek-aspek fisik seperti mengukur
panjang meja, tinggi almari, berat badan, tinggi badan dan lain sebagainya biasanya
reliabilitasnya yang sangat tinggi. Artinya, walaupun pengukuran dilakukan lebih dari sekali,
tetapi tetap memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Hasil pengukuran yang berbeda akan
Anda temukan jika Anda melakukan pengukuran terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
aspek-aspek psikologi dan sosial. Hal tersebut seperti terjadi dalam pengukuran yang
mewakili intelegensi, sikap, konsep diri, dan lain sebagainya. Aspek-aspek sosial-psikologis
seperti itu tidak dapat diukur dengan kepastian dan konsistensi yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh hasil pengukuran yang diperoleh tidak dapat lepas dari pengaruh hal-hal
diluar maksud pengukuran tersebut, misalnya alat ukur itu sendiri mungkin bukan merupakan
alat ukur yang tepat untuk mengukur aspek yang diinginkan.
            Dari hasil kegiatan yang Anda lakukan setelah memahami uaraian diatas, Anda pasti
telah memperoleh gambaran mengenai apa yang dimaksud dengan reliabilitas. Kalau
pengertian validitas mengacu pada ketepatan hasil pengukuran maka pengertian reliabilitas
mengacu pada ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran (Gronlund dan Linn,
1990). Ketepatan atau reliabilitas suatu hasil pengukuran pada umumnya dapat diperoleh
dengan melakukan pengukuran berulang seperti contoh kegiatan yang Anda lakukan.
C.     Bagaimana Hubungan Antara Validitas dan Reliabilitas?
            Ketepatan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh alat
ukur yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). Walaupun demikian alat
ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai
validitas yang tinggi. Tingginya reliabilitas yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak
dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa
yang ingin Anda ukur.
D.    Bagaimana Meningkatkan Reliabilitas Tes?
            Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir ke dalam tes
tersebut. Yang mungkin menjadi pertanyaan bagi Anda kemudian adalah, apakah setiap
penambahan butir soal akan selalu dapat menaikan reliabilitas tes? Jawabannya adalah belum
tentu. Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas, jika butir soal yang
ditambahkan adalah butir-butir soal homogen dengan butir soal yang ada. Yang dimaksud
dengan butir soal yang homogen adalah butir-butir soal yang mengukur hal yang sama
dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas
tes, jika butir soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butir soal yang telah ada. 
BAB III
PENUTUP
A.   Simpulan
            Bila Anda ingin mengukur sesuatu, Anda harus dapat  memilih alat ukur yang sesuai
agar Anda dapat memperoleh hasil pengukuran yang tepat. Ketepatan pengukuran inilah yang
dinamakan validitas. Validitas dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu; validitas isi,
validitas konstrak, dan validitas yang dikaitkan dengan kriteria lain. Ada dua masalah yang
harus Anda perhatikan dalam rangka mempersiapkan tes hsil belajar yang baik yaitu masalah
validitas dan reliabilitas.
            Analisis butir soal merupakan suatu proses pengambilan dan penggunaan informasi
tentang tiap-tiap butir soal terutama informasi tentang respons siswa terhadap setiap butir
soal. Analisis butir soal dilakukan pada tes pilihan ganda dan dapat pula dilakukan pada tes
uraian, khususnya uraian terbatas. Dua karakteristik butir soal yang perlu diketahui dalam
analisis butir soal adalah tingkat kesukaran (P) dan daya beda (D).
B.  Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah
wawasan kita tentang Kualitas Alat Penilaian. Dari pembahasan materi ini saya mengalami
beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami
atau kekurangan. Oleh karena itu kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai