Anda di halaman 1dari 26

Assalamu’alaikum wr .

wb
“Teknik Pengolahan Hasil
Evaluasi”

Dosen Pembimbing:
Inelda Yulita, S.Pd., M.Pd..
Kelompok 3

Jesika
Melshandy
Lubis
Mira Santika

Yunita A’isara Anang Rahman

Sintia Hardila
Nazarianti
A.P
Nindy Ratna
Milasari
Tekhnik pengolahan Hasil Evaluasi

1 • Tekhnik Pengolahan Hasil Tes

2 •Teknik penyekoran skor total

3 •Teknik konversi skor

4 • Cara Memberi Skor Untuk Skala Sikap

5 • Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor

6 • Pengolahan Data Hasil Tes : PAP dan PAN


Tujuan Pembelajaran

Mengetahui
teknis pengolahan
hasil tes hasil
Mengetahui
pembelajaran
Teknik
Mengetahui penyekoran skor
Pengolahan Data total
Hasil Tes : PAP
dan PAN

Mengetahui
Teknik konversi
Mengetahui Cara
skor
Memberi Skor
untuk Domain
Psikomotor
Mengetahui Cara
Memberi Skor
Untuk Skala
Sikap
Tekhnik pengolahan hasil evaluasi…?

Setelah semua data dikumpulkan, baik secara


langsung maupun tidak langsung, maka langkah
selnjutnya adalah melakukan pengolahan data.
Mengolah data berarti ingin meberikan nilai dan
makna terhadap data yang sudah dikumpulkan.
Jika data tentang prestasi belajar , berarti
pengolahan data tersebut akan memebrikan nilai
kepada peserta didik berdasarkan kualitasbhasil
pekerjaannya.
Tekhnik pengolahan hasil tes

cara meberikan skor mentah untuk


1 Test Uraian

Cara meberikan skor mentah untuk test


2 Objektif
Cara meberikan skor mentah untuk
test uraian

 Pertama, bobot dinyatakan dalam skor maksimum sesuai


dengan tingkat kesukaranya. Misalnya, untuk soal yang
mudah skor maksimumnya adalah 6, untuk soal sedang
skor maksimumnya adalah 7, dan untuk soal sukar skor
maksimumnya adalah 10. Cara ini tidak memungkinkan
peserta didik mendapat skor maksimum sepuluh. Kedua,
bobot dinyatakan dalam, bilangan-bilangan tertentu sesuai
dengan tingkat kesukaran soal. Misalnya, soal yang mudah
diberi bobot 3, soal sedang diberi bobot 4, dan soal sukar
diberi bobot 5. Cara ini memungkinkan peserta didik
mendapat skor sepuluh.
Contoh 1 :
No. Tingkat Jawaban Skor (X)
soal Kesukara
n
 Seorang peserta
1 Mudah Betul 6
didik diberi 3 soal
2 Sedang Betul 7
dalam bentuk
3 Sukar Betul 10
uraian. Setiap soal di
beri skor (x) Jumlah 23

maksimum dalam Σ𝑋
Rumus skor = Σ𝑆
rentang 1-10 sesuai Keterangan:
dengan kualitas Σ𝑋 = jumlah skor
jawaban peserta S = jumlah soal
23
didik. Jadi, skor peserta didik A = 3 = 7,67
Contoh 2
Seorang peserta didik di tes
dengan tiga soal dalam bentuk
uraian. Masing-masing soal
diberi bobot sesuai dengan
tingkat kesukaranya, yaitu
bobot 5 unruk soal yang sukar,
4 untuk soal sedang, dan 3
untuk bobot soal yang mudah. Σ𝑋𝐵
Tiap-tiap soal di berikan skor Rumus : skor = Σ𝐵
(X) dengan rentang 1-10 sesuai Keterangan:
dengan kualitas jawaban yang TK = tingkat kesukaran
betul. Kemudian skor (X) yang X = bobot sesuai dengan tingkat
dicapai oleh setiap peserta kesukaran soal
didik dikalikan dengan bobot XB = jumlah hasil perkalian X dengan B
setiap soal. Hasil 120
perhitungannya adalah sebagai Jadi, skor peserta didik: = 12 = 10
berikut:
Cara meberi skor mentah untuk test
objektif

Ada dua cara untuk memberikan skor pada soal tes


bentuk objektif, yaitu:
 Tanpa Rumus Tebakan (Non Guessing Formula)
Biasanya digunakan apabila soal belum diketahui
tingkat kebaikannya. Caranya adalah menghitung
jumlah jawaban yang betul saja. setoap jawaban yang
betul diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor
0. Jadi, skor = jumlah jawaban yang betul.
Menggunakan Rumus Tebakan (Guessing Formula)

1) Untuk item bentuk benar salah (true-false)


Rumus : S= ∑B-∑S
Keterangan:
S = skor yang dicari
∑B= jumlah jawaban yang benar
∑S= jumlah jawaban yang salah
Contoh:
Seorang peserta didik dites dengan soal bentuk B–S
sebanyak 30 soal. Ternyata, peserta didik tersebut dapat
menjawab soal dengan betul 25 butir soal. Berarti jumlah
jawaban yang salah ada 5 soal. Dengan demikian, skor
peserta didik yang bersangkutan adalah:
Skor = 25-5= 20
 Untuk bentuk pilihan ganda (multiple choice)
ΣS
Rumus: S = Σ𝐵 −
𝑛−1
Keterangan:
S = skor yang dicari
∑B= jumlah jawaban yang benar
∑S= jumlah jawaban yang salah
n = jumlah alternatif jawaban yang disediakan
1 = bilangan tetap
Contoh:
Seorang peserta didik A dites dengan soal bentuk pilihan ganda
sebanyak 10 soal. Ternyata, peserta didik A dapat menjawab soal
dengan betul sebanyak 7 butir soal, berarti jumlah jawaban yang
salah adalah 3 soal. Jumlah alternatif jawaban (option) = 4. Dengan
demikian, skor peserta didik adalah:
3
Skor =7- =6
4−1
Skor Total (Total Score)

Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh


dari seluruh bentuk soal setelah diolah dengan
rumus tebakan, (guessing formula). Jika kita
mengambil contoh-contoh di atas, maka skor
total siswa adalah 20+6+5+7= 38. Skor ini
selanjutnya disebut skor mentah (raw score).
Konversi Skor
rumus sebagai berikut:
Nilai = ΣX/ΣS 10 (skala 0-10)
Konversi skor adalah proses Keterangan:
∑X= Jumlah skor mentah
transformasi skor mentah ∑S= Jumlah Soal
yang dicapai peserta didik ke
Contoh:
dalam skor terjabar atau skor Seorang peserta didik dites dengan
standar untuk menetapkan menggunakan bentuk soal B-5 (Benar-
Salah). Dari jumlah soal 30, peserta
nilai hasil belajar yang didik tersebut memperoleh jawaban
diperoleh. betul 25, dan jawaban salah 5. Dengan
demikian, skor mentahnya adalah 25-
5= 20.
Nilai= 20/30×10=6,67 (skala 0-10)
Untuk mengukur sikap dan minat belajar, guru dapat
menggunakan alat penilaian model skala , yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS), skala yang digunakan adala 5, 4, 3, 2, da 1 (untuk
pernyataan positif) dan 1, 2, 3, 4, dan 5 (untuk pernyataan
negatif). Begitu juga untuk skala minat, guru dapat
menggunakan lima skala, seperti Sangat Berminat (SB),
Berminat (B), Sama Saja (SS), Kurang Berminat (KB), dan
Tidak Berminat (TB). Bagaimana langkah-langkah
mengembangkan instrument skala sikap dan skala minat,
sudah dibahas pada bab seblumnya. Disini hanya
dikemukakan bagaimana cara memberi skor skala sikap dan
minat.
Contoh :

Pak Ari adalah seorang guru mata pelajaran akuntansi. Dia ingin
mengukur minat peserta didik terhadap pelajaran akuntansi. Dia
menyusun skala minat dengan 10 pernyataan. Jika rentangan skala
yang digunakan adalah 1-5, maka skor terendah seorang peserta
didik adalah 10 ( 10 x 1 = 10 ) dan skor tertinggi adalah 50 ( 10 x 5=
50 ). Dengan demikian medianya adalah (10+50)/2 = 30. Jika dibagi
empat kategori maka akan diperoleh tingkatan minat sebagai berikut:
Skor 10 - 20 termasuk tidak berminat
Skor 21- 30 termasuk kurang berminat
Skor 31 – 40 termasuk berminat
Skor 41 – 50 termasuk sangat berminat
Cara Memberi Skor untuk Domain
Psikomotor
Dalam domain psikomotor, pada umumnya
yang diukur adalah penampilan atau kinerja.
Untuk mengukurnya guru dapat
menggunakan tes tindakan melalui simulasi,
unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu
instrument yang dapat digunakan adalah
skala penilaian yang terentang darai sangat
baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik
(2), sampai dengan tidak baik (1).
Setelah diperoleh skor setiap peserta didik, guru hendaknya
tidak tergesa-gesa menemtukan prestasi belajar (nilai)
peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh
setelah membagi skor dengan jumlah soal, karena cara
tersebut dianggap kurang proporsional.

ada dua pendekatan penafsiran hasil tes, yaitu


pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) dan pendekatan
penilaian acuan norma (PAN).
 Analisis distraktor (pengecoh/penyesat)
Pada tes pilihan ganda ada beberapa option/alternative
jawaban yang sengaja dimasukkan sebagai pengecoh (
distraktor ).

 Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara


merata oleh siswa-siswa yang menjawab salah. Sebaliknya,
butir soal yang buruk, pengecohnya akan dipilih secara
tidak merata.
Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-
kemapuan apa yang telah dicapai pesrta didik sesudah
menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan
program.
Tujuan penilaian Acuan Norma adalah untuk
membedakan peserta didik atas kelompok-
kelompok tingkat kemampuan. Mulai dari yang
terendah sampai yang tertinggi. Secara ideal,
pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu
kelompok menggambarkan suatu kurva normal.
Langkah-langkah pengolahan data dengan
pendekatan PAN adalah sebagai berikut:

a. Mencari skor mentah setiap peserta


didik. c. Menghitung simpangan baku
ത actual dengan
b. Menghitung rata-rata (𝑋)
rumus.
(s) aktual dengan rumus:
Σ𝑓𝑑 𝑖 𝑛 Σ𝑓𝑑 2 − Σ𝑓𝑑 2

𝑋𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝑀𝑑 + 𝑖
𝑛 𝑠=
𝑛 𝑛−1
Keterangan:
Md = mean duga
F = frekuensi
D = deviasi d. Menyusun pedoman konversi
Fd = frekuensi kali deviasi
N = jumlah sampel
I = interval
Any question ????????
kesimpulan

Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil test


ada empat langkah pokok yang harus di tempuh. Pertama,
menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat di
capai oleh peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah di
perlukan tiga jenis alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci
scoring, dan pedoman konversi. Kedua, mengubah skor
mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu.
Ketiga, mengkonversikan skor standar pada nilai, baik
berupa huruf atau angka. Keempat melakukan analisis soal
(jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan
reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan
daya pembeda.
Daftar pustaka

Tuti Hayati. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV.


Insan Mandiri
Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik,
Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
...Terimakasih...

Semoga Bermanfaat Bagi Kita Semua


niya_aplinet

Anda mungkin juga menyukai