Anda di halaman 1dari 12

Dosen Pengampu :

Penskoran Tes Hasil Amral Anastasia, S.Pd.I.,M.Pd.

Belajar
Evaluasi Pendidikan

Kelompok 9 :
Asytia Khaeriyah Sari
NIM. 21.26.0101.1373
Nur Syafika
NIM. 21.26.0101.1391
Pengertian Penskoran
Pemberian skor (=scoring) merupakan Cara pemberian skor terhadap hasil tes
langkah pertama dalam proses belajar pada umumnya disesuaikan dengan
pengolahan hasil tes, yaitu proses bentuk soal-soal yang dikeluarkan dalam tes
pengubahan jawaban soal tes menjadi tersebut, apakah tes uraian (essay) ataukah
angka-angka dengan kata lain pemberian tes objektif (objective test) Untuk soal-soal
skor itu merupakan tindakan kuantifikasi objektif biasanya setiap jawaban benar diberi
terhadap jawaban-jawaban yang diberikan skor 1 (satu) dan setiap jawaban yang salah
oleh testeedalam suatu tes hasil belajar. diberi skor 0 (nol); total skor diperoleh
dengan menjumlahkan skor yang diperoleh
dari semua soal. Untuk soal-soal essay dalam
penskorannya biasanya digunakan cara
memberi bobot (weithing)
Jenis -jenis kunci pemberian Skor
1. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
pilihan ganda (Multiple Choice)

Dengan bentuk tes seperti ini, testee diminta • Tanpa hukuman apabila banyaknya
untuk melingkari atau tanda silang salah satu angka dihitung dari banyaknya
pilihan jawaban. Dalam hal menentukan kunci jawaban yang cocok dengan kunci
jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama jawaban rumusnya sebagai berikut.
seperti soal bentuk betul salah. Hanya untuk Skor = B/N x 100 (skala 0-100)
soal yang jumlahnya melebihi 30 buah, Ket:
sebaiknya menggunakan lembar jawaban dan B = banyaknya butir yang dijawab
nomor nomor urutannya dibuat sedemikian benar
rupa sehingga tidak memakan tempat. N = adalah banyaknya butir soal
• Dengan hukuman yaitu pemberian skor dengan memberikan
pertimbangan pada butir soal yang dijawab salah dan tidak dijawab,
adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Ket: B=Banyaknya soal yang dijawab benarS


S= Banyaknya soal yang dijawab salah
P= Banyaknya pilihan jawaban tiap butir
N= Banyaknya butir soal
Contoh:
Pada soal bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 40 butir soal
dengan 4 pilihan tiap butir dan banyaknya 40 butir, Amir dapat
menjawab benar 20 butir, menjawab salah 12 butir dan tidak
dijawab ada ? butir, maka skor yang diperoleh Amir adalah:
Contoh :
Umpamakan jumlah item true-false (B-S) = 20. Seorang siswa bernama Ali dapat
menjawab betul 13 item dan salah 7 item, maka skor yang diperoleh Ali adalah sebagai
berikut :

Aman dapat menjawab betul 10 item, dan salah 10 item. Skor yang diperoleh sebagai
berikut :

Bakir hanya dapat menjawab 8 item betul dan 12 item salah, maka skor yang diperoleh
Bakir ialah :

Dengan menggunakan rumus tersebut ternyata bahwa siswa yang hanya dapat menjawab
betul setengah dari jumlah item akan mendapatkan skor 0 (nol). Dan siswa yang menjawab
betul kurang dari setengah akan mendapatkan skor minus.
2. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
betul – salah

Untuk tes bentuk betul-salah (true-false) Untuk menghitung skor akhir dari seluruh item
yang dimaksud dengan kunci jawaban test bentuk true false biasanya digunakan
adalah deretan jawaban yang kita rumus sebagai berikut:
persiapkan untuk pertanyaan atau soal-
soal yang kita susun, sedangkan kunci
skoring adalah alat yang kita gunakan
untuk mempercepat pekerjaan skoring.
Misalnya :
S = Skor terakhir C yang diharapkan
1. B 6. S R = Jumlah item yang dijawab betul (right)
2. S 7. B W = Jumlah item yang dijawab salah (wrong)
3. S 8. S N = Banyaknya option untuk true !alse selalu dua
4.B 9.S 1 = Bilangan tetap (konstanta)
5.B 10.B
3. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawaban
singkat ( Short answer test)

Tes berbentuk jawaban singkat ○ Kesukaran


menghendaki jawaban berbentuk kata ○ Indeks kesukaran diatas 0.85.
atau kalimat pendek. Bentuk tes ini dapat Dan mungkin ada yang lain lagi.
digolongkan kedalam bentuk tes obyektif.
Tes bentuk isian ini, dianggap setaraf Untuk soal-soal hitungan lebih banyak lagi
dengan tes jawaban singkat ini. Butir soal kemungkinan, tanpa pembatasan yang
semacam ini mengundang banyak tegas, yang harus diterima sebagai
kemungkinan jawaban yang dapat diterima jawaban yang benar. Contoh :
karena memang benar. jawaban atas soal
tersebut misalnya :
○ Mudah
○ Gampang Jawabannya dapat : 3.33, 3.3, 31/3, 32/6,
○ Sukar 33/9 dan seterusnya.
○ Singkat
4. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
menjodohkan (Matching)

Kunci jawaban tes bentuk ini dapat berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau deretan
nomor yang diikuti oleh huruf-huruf yang terdapat didepan alternative jawaban. Untuk menilai
tes yang berbentuk matching diperhitungkan dari jumlah item yang dijawab betul saja,
rumusnya sama dengan completion, yaitu: S=R
Contoh penggunaan :
• Misalnya berbentuk matching sebanyak 10 item. Hari dapat mengerjakan test tersebut 7 item
betul dan 3 item salah, maka skor yang diperoleh Hari = 10-3 = 7
• Mira dapat mengerjakan 5 item betul, 3 item salah, 2 item
dikosongkan atau tidak dijawab, maka skor yang diperoleh Mira = 5.

Jadi, dengan rumus penskoran tersebut di atas, item yang di jawab salah dan item yang tidak
dijawab atau dikosongkan, keduaduanya dianggap salah karena yang diperhitungkan hanya
item yang dijawab betul.
5. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
uraian(Essay test)

Contoh : Sebuah bak mandi berbentuk balok berukuran panjang 150 cm, lebar 80 cm, dan
tinggi 75 cm. Berapa literkah isi bak mandi tersebut? (untuk menjawabnya tuliskan langkah-
langkahnya!)
Tabel 6.2. Pedoman penskoran uraian objektif

Langkah Kunci jawaban Skor

1 Isi balok = panjang x lebar x 1


2 tinggi 1
3 = 150cm x 80cm x 1
75cm
4 = 900.000 cm3 1
5 Isi bak mandi dalam liter 1
= liter
= 900 liter
Skor maksimum 5
6. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas

Hal ini menyangkut kriteria tentang isi tugas. Namun sebagai kelengkapan
dalampemberian skor, digunakan suatu tolak ukur tertentu. Tolak ukur yang
disarankan dalam buku ini sebagai ukuran keberhasilan tugas adalah
1. Ketepatan waktu menyerahkan tugas
2. Bentuk fsik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan
siswa/mahasiswa dalam mengerjakan tugas
3. Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran
4. Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi
5. Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah
ditentukan oleh guru/dosen Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu
difikirkan peranan masing-masing aspek kriteria tersebut,
misalnya:

A1 - ketepatan waktu, diberi bobot 2


A2 - bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 - sistematika, diberi bobot 3
A4 - kelengkapan isi, diberi bobot 3
A5 - mutu hasil, diberi bobot 3

Maka nilai hasil akhir tugas tersebut diberikan dengan rumus :


NAT= 2 x A1+A2+3+A3+3 x A4 +3 x A5/12 Nat adalah Nilai Akhir Tugas.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di satu pihak kitalihat adanya peranan
penting yang diberikan kepada nilai-nilai sebagai simbol prestasi akademis siswa,
tetapi di lain pihak kita melihat pula adanya kekurangan cara pemberiannya.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai