Anda di halaman 1dari 3

Menentukan skor dan Acuan penilaian

A.     Menentukan skor


Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka
bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
Menentukan Skor adalah Menetapkan atau memastikan pekerjaan yang di peroleh dengan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.

B. Menentukan skor pada soal

1.1. Menentukan Skor pada soal Essay


Menentukan skor dapat di pilih dari beberapa skala pengukuran, misalnya skala 1-4, 1-10 dan
1-100. Sebaiknya jangan memberikan skor nol. Mulailah skoring dari angka 1. Semakin
tinggi skala pengukuran yang digunakan maka hasilnya semakin halus dan akurat. Pemberian
skor ini berlaku sama untuk semua nomor soal.

Setelah menetapkan skor langkah selanjutnya adalah menetapkan pembobotan sesuai dengan
tingkat kesukaran soal. Sebaiknya gunakan skala 1-10. misalnya soal yang mudah diberi
bobot 2, sedang bobotnya 3, dan soal yang sulit bobotnya 5.

Ada juga yang melakukan penilaian lembar jawaban tidak mengikuti cara di atas, dimana
setiap soal langsung diberi bobot nilai tanpa mempertimbangkan skala pengukuran. Sehingga
skala pengukuran tiap item tidak sama.

untuk lebih jelasnya berikut akan diberikan contoh perhitungan.


No Nomor Nilai Bobot Total Nilai rata-rata sebelum diberi
Soal Nilai bobot adalah 35/6 = 5,833
1 1 3 2 6 Nilai rata-rata setelah diberi
2 2 5 5 25 bobot adalah 104/35 = 2,971
3 3 8 3 24
4 4 6 3 18
5 5 5 3 15
6 6 8 2 16
∑Nilai=35 ∑SK=104

Pemberian bobot dalam pengolahan lembar jawaban soal essay sangat penting, karena skor
diberikan benar-benar atas dasar kemampuan. Kenyataan juga menunjukkan bahwa setiap
item tes tingkat kesukarannya berbeda.

1.2. Menentukan skor mentah untuk soal Objektif

Cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada tiga macam, yaitu: pertama penskoran tanpa ada
koreksi jawaban dan penskoran ada koreksi jawaban.
 1.Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar
mendapat nilai satu (tergantung dari bobot butir soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh
peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Rumusnya
sebagai berikut.
 
Skor = B/N x 100 (skala 0-100)
 
Ket : B = banyaknya butir yang dijawab benar 
 
 N = adalah banyaknya butir soal
 
Contohnya adalah sebagai berikut :
 
Pada suatu soal tes ada 50 butir, Budi menjawab benar 25 butir, maka skor yang dicapai Budi
adalah:
 
Skor = 25/50 x 100 = 50
 2. Penskoran ada koreksi jawaban yaitu pemberian skor dengan memberikan  pertimbangan
pada butir soal yang dijawab salah dan tidak dijawab, adapun rumusnya sebagai berikut:
 
X 100
 
S = banyaknya butir yang dijawab salah
 
P = banyaknya pilihan jawaban tiap butir 
 
 N = banyaknya butir soal
 
Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0
 
Contoh :
 
Pada soal bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 40 butir soal dengan 4 pilihan tiap butir dan
banyaknya 40 butir, Amir dapat menjawab benar 20 butir, mejawab salah 12 butir, dan tidak
dijawab ada 8 butir, maka skor yang diperoleh Amir adalah:
 
X 100
 
Skor = 40
 

1.3 Pembobotan Soal Bentuk Campuran

Dalam beberapa situasi bisa digunakan soal bentuk campuran, yaitu bentuk pilihan dan
bentuk uraian. Pembobotan soal bagian soal bentuk pilihan ganda dan bentuk uraian
ditentukan oleh cakupan materi dan kompleksitas jawaban atau tingkat berpikir yang terlibat
dalam mengerjakan soal. Pada umumnya cakupan materi soal bentuk pilihan ganda lebih
banyak, sedang tingkat berpikir yang terlibat dalam mengerjakan soal bentuk uraian biasanya
lebih banyak dan lebih tinggi.

Contoh: Suatu ulangan terdiri dari 20 bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan, dan 4 buah soal
bentuk uraian. Titi dapat menjawab benar soal pilihan ganda 16 butir dan salah 4 butir,
sedang bentuk uraian bisa dijawab benar 20 dari skor maksimum 40. Apabila bobot pilihan
ganda adalah 0,40 dan bentuk uraian 0,60, maka skor yang diperoleh Titi dapat dihitung
sebagai berikut.

a. skor pilihan ganda tanpa koreksi jawaban dugaan : (16/20)x100 = 80

b.skor bentuk uraian adalah : (20/40)x100 = 50

c. skor akhir adalah : 0,4 x (80) + 0,6 x (50) = 62

1.4 Penskoran pada bentuk soal true-false (tes benar-salah)


 
Setiap items tes bentuk true-false diberi skor maksimum 1 . jadi, apabila suatu item di jawab
betul (sesuai dengan kunci jawaban), maka skornya adalah 1. Jika dijawab salah maka
skornya 0. Untuk menghitung skor terakhir dari seluruh item biasanya dipergunakan rumus:
 
S = R  – W
 
Ket : S = skor terakhir atau yang diharapkan
 
R= Jumlah item yang dijawab betul
 
W= Jumlah item yang dijawab salah
 
 N = banyaknya option; untuk true false
 
1 = bilangan tetap
 
Contoh :
 
Misal jumlah item true-false (B-S) =20 .Seorang siswa bernama Andi menjawab betul 13
item, dan salah 7 item. Maka skor diperoleh Andi adalah:
 
S = 13- 7 = 6 , Maka skor Andi adalah 6

Anda mungkin juga menyukai