Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN 10

PENSKORAN DAN KESALAHAN PENILAIAN

A. Penyekoran Kompetensi Kognitif


1. Soal Pilihan Ganda
● Tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan
Jawaban benar diberi skor positip, sedang jawaban salah
diberi skor nol.

B
Skor = x 100 B = jumlah butir soal dijawab
N
benar
N = jumlah butir soal seluruh

1
● Dengan koreksi terhadap jawaban tebakan

S
Skor = B - / N x 100
P-1
B = jumlah butir dijawab benar
S = jumlah butir dijawab salah
P = banyak pilihan jawaban (A, B, C dst)
N = jumlah butir seluruh soal
Butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol

2
Contoh: Soal pilihan ganda terdiri 40 butir, dengan 4
alternatif pilihan jawaban. Jumlah butir yang dijawab
benar ada 20, yang dijawab salah ada 12, dan tidak
dijawab ada 8 butir. Berapa skornya?
● Tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan
20
Skor = x 100 = 50
40

● Dengan koreksi terhadap jawaban tebakan

12
Skor = 20 - /40 x 100 = 40
4-1

3
Jika ujian menggunakan 125 soal pilihan ganda dengan 5
alternatif jawaban, hasil koreksi didapatkan 90 jawaban
benar, 15 jawaban salah, dan 20 tidak dijawab.

15
Skor = 90 - /125 x 100 = 69
5-1

4
● Dengan koreksi terhadap tebakan cara lain
40 soal, bila skor maks 100, maka tiap jawaban benar
akan mendapat skor = 100/40 = 2,5.
Bila pilihan jawaban (option) ada 4, maka tingkat
spikulasi = 100% : 4 = 25%, sehingga tiap jawaban salah
diberi skor negatif = - 0,25
Tidak dijawab skor = 0
Jadi bila pilihan ganda terdiri 40 butir, dengan 4 pilihan
jawaban. Jumlah butir yang dijawab benar ada 20, yang
dijawab salah ada 12, dan tidak dijawab ada 8 butir.
Skornya = (20 x 2,5) + (12 x - 0,25) + (8 x 0) = 47
5
Bila ada 125 soal, dan skor maks 100, maka tiap
jawaban benar akan mendapat skor = 100/125 = + 0,8.
Bila pilihan jawaban (option) ada 5, maka tiap jawaban
salah diberi skor negatif = - 0,2
Bila angka + 0,8 dan – 0,2 dibuat angka bulat dengan
cara dikalikan dengan angka 5, maka yang akan terjadi
bila jawaban benar dikalikan + 4 dan bila salah dikalikan
– 1.
Ujian dengan 125 soal pilihan ganda dengan 5 alternatif
jawaban, hasil koreksi didapatkan 90 jawaban benar, 15
jawaban salah, dan 20 tidak dijawab. Skor yang
diperoleh = 90 x 0,8 – 0,2 x 15 = 72 – 3 = 69 maks 100
= 90 x 4 – 1 x 15 = 345 maks 500
6
2. Penyekoran Soal Uraian
Berbeda dengan soal berbentuk pilihan ganda, yang
mana bobot skor tiap soal adalah sama. Soal berbentuk
uraian biasanya setiap soal uraian mempunyai bobot
yang berbeda, walaupun ada yang dibuat bobot sama.
Bila diberi bobot berbeda lebih baik bila tiap nomor soal
diberi pembobotan.
Faktor-faktor yang menentukan dalam pemberian bobot
antara lain:
● Tingkat berpikir yang di gunakan
● Luas lingkup materi soal
● Tingkat kesukaran materi soal

7
a. Penyekoran Soal Uraian Objektif
Soal: Sebuah bak mandi berbentuk balok berukuran panjang 150
cm, lebar 80 cm, dan tinggi 75 cm. Berapa liter isi air bak
mandi yang dapat ditampung?
Bila bobot skor soal ini 10, maka penyekorannya sbb:
Langkah Kriteria jawaban Skor
1 Isi balok = panjang x lebar x tinggi 3
2 = 150 cm x 80 cm x 75 cm 1
3 = 900.000 cm³ 2
Isi bak manda dalam liter:
4 = 900.000/1000 liter 3
5 = 900 liter 1
Skor maksimum 10
8
b. Penyekoran Soal Uraian Bebas
Soal: Tuliskan alasan-alasan yang membuat Anda
berbangga sebagai bangsa Indonesia!
Jawaban yang benar a.l.
1. Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam
2. Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan alam
3. Kebanggaan yang berkaitan dengan keaneragaman budayanya
4. Kebanggaan yang berkaitan dengan keramah-tamahan
masyarakatnya
Bila bobot skor soal ini 8, maka Kriteria Skor
• Jawaban benar ≥ 4 alasan, skor 8
• Jawaban benar 3 alasan, skor 6
• Jawaban benar 2 alasan, skor 4
• Jawaban benar 1 alasan, skor 2

9
c. Penyekoran pada Ranah Tingkat Tinggi
Tingkat Analisis: dapat dinilai dari
● ketepatan cara analisis (50%)
● Kedalaman analisis (30%)
● Kelengkapan analisis (20%)
Tingkat Evaluasi: dapat dinilai dari
● ketajaman evaluasi (40%)
● ketelitian evaluasi (30%)
● keilmiahan evaluasi (30%)
Tingkat Kreativitas: dapat dinilai dari
● kebaruan ide (30%)
● keaslian ide (30%)
● kemanfaatan hasil (40%)
10
3. Soal Campuran Pilihan Ganda dan Uraian
Bila kelompok soal pilihan ganda dengan koefisien bobot
w1, dan soal uraian dengan koefisien bobot w2, dimana
w1 + w2 = 1, maka:
Skor gabungan = (Skor total pilihan ganda) x w1 + (skor
total uraian) x w2
Contoh: Suatu ulangan terdiri dari 20 bentuk pilihan ganda
dan 4 soal bentuk uraian. Bobot soal pilihan ganda 40%
dan soal uraian 60%. Bila dari 20 soal pilihan ganda dapat
skor 80, dan dari 4 soal uraian dapat skor 70.
Skor Gabungan = 80 x 0,4 + 70 x 0,6 = 74

11
B. Penyekoran Kompetensi Afektif
Teknik penskoran dapat dilakukan tiga cara: berdasar rata-
rata skor, jumlah skor, atau persen skor.
● Rata-rata skor
Adalah menentukan posisi skor rata-rata yang diperoleh
terhadap kriteria.
Misal menggunakan instrumen 30 butir dengan rentangan
pilihan yang dipakai 1 sampai dengan 5.
Rata-rata minimal = 1 dan rata-rata maksimal = 5.
Retangan skor rata-rata = 5 – 1 = 4.
Bila dibagi menjadi 3 kategori, kelompok bersikap baik,
kelompok antara, dan kelompok bersikap jelek, maka
didapat:
12
Rentangan tiap kelompok 4/3 = 1,33

Kriteria yang didapat:


Kelompok jelek dengan skor = 1,00 – 2,33 C
Kelompok antara dengan skor = 2,34 – 3,66 B
Kelompok baik dengan skor = 3,67 – 5,00 A

Hasil rata-rata yang diperoleh selanjutnya


ditempatkan pada kriteria, apakah masuk kelompok
sikap jelek, antara, atau baik.

13
● Skor Jumlah
Adalah menentukan posisi skor jumlah yang diperoleh
terhadap kriteria.
Misal menggunakan instrumen 30 butir dengan rentangan
yang dipakai 1 sampai dengan 5.
Jumlah skor terendah 30, sedang skor tertinggi 150.
Rentangan jumlah skor 150 – 30 = 120
Bila dibagi menjadi 3 kategori, kelompok bersikap baik,
kelompok antara, dan kelompok bersikap jelek, maka
didapat:

14
Rentangan tiap kelompok 120/3 = 40

Kriteria didapatkan:
Kelompok bersikap jelek = 30,00 – 70,00 C
Kelompok antara = 70,50 – 110,00 B
Kelompok bersikap baik = 110,50 – 150,00 A

Hasil penjumlahan yang diperoleh selanjutnya


ditempatkan pada kriteria, apakah masuk kelompok
sikap jelek, antara, atau sikap baik.

15
● Skor Persen (Skor maksimal 100)
Skor mentah
Skor = ----------------- x 100
Skor maks

Skor mentah = jumlah skor yang diperoleh


Skor maks = 30 butir x 5 = 150
Skor yang diperoleh dapat langsung digunakan, karena dudah
merupakan skor yang umum digunakan (rentangan 0 - 100),
tetapi dapat juga diposisikan terhadap kriteria.
Misal menggunakan instrumen 30 butir dengan rentangan
yang dipakai 1 sampai dengan 5.
Cara mencari skor kriteria adalah sebagai berikut.
Skor minimum = 30/150 x 100 = 20
16
Skor maksimum = 150/150 x 100 =100.
Rentangan jumlah skor 100 – 20 = 80
Bila dibagi menjadi 3 kategori, kelompok bersikap baik,
kelompok antara, dan kelompok bersikap jelek, maka
didapat:
Rentangan tiap kelompok 80/3 = 26,66
Kriteria yang didapat:
Kelompok bersikap jelek dengan skor = 20,00 – 46,66 C
Kelompok antara dengan skor = 46,67 – 73,33 B
Kelompok bersikap baik dengan skor = 73,34 – 100,00 A
Hasil skor yang diperoleh selanjutnya ditempatkan pada
kriteria, apakah masuk kelompok sikap jelek, antara, atau
17 sikap baik.
C. Penskoran Kompetensi Psikomotor
Penskoran kompetensi psikomotor ini dapat dilakukan
seperti pada kompetensi afektif. Namun karena yang
diminta skor berupa angka maka digunakan model persen
(skor maksimal 100)
Skor mentah
Skor = ----------------- x 100
Skor maks
Skor mentah: skor hasil pengamatan berdasar lembar
penilaian.
Skor maksimal: skor bila hasilnya maksimal
Karena skor ini sudah merupakan skor yang biasa dipakai
(rentangan 0 - 100), maka hasilnya langsung dapat
digunakan.
18
Misal menggunakan instrumen 12 butir dengan rentangan
yang dipakai 1 (sangat jelek) sampai dengan 5 (sangat
baik).
Skor maksimum = 5 x 12 = 60.

Bila hasil pengamatan berdasarkan lembar penilaian


dapat skor mentah = 37
37
Skor = ----- x 100 = 62
60

19
D. Kesalahan dalam Penilaian
1. Kecenderung penilaian pada nilai sedang atau cukup.
Karena koreksi tidak dilakukan dengan teliti (koreksi
secara cepat, secara kasar, secara serampangan),
akhirnya guru tidak berani memberikan nilai yang
ekstrim (sangat rendah atau sangat tinggi). Guru akan
memberikan nilai yang kemungkinan aman untuk
diprotes.
2. Penilaian cenderung baik pada siswa yang dikenal,
cantik, tampan, menarik, punya hubungan dekat
(keluarga, teman), atau ada kepentingan (atasan, ada
upeti).

20
3. Penilaian cencerung baik atau jelek pada siswa yang
biasanya mendapatkan nilai baik atau jelek.
Bila menemukan hal ini, maka diperlukan koreksi
ulang yang lebih teliti.
Bila biasanya nilai baik dapat nilai jelek, mungkinkah
soal kurang jelas, mungkinkah menggunakan yang
salah (kacamata, kalkulator), atau sedang sakit.
Bila biasanya nilai jelek dapat baik, apakah secara
rasional urutan benar, apakah subtansi dari awal
benar, mungkinkah sama persis dengan temannya.

21

Anda mungkin juga menyukai