Anda di halaman 1dari 16

Menskor dan Menilai

Nama Kelompok:
1. Bella Febrianti
2. Dwi Rena Septiara
3. M. Reza Maulana
4. Renu Dzikri Ilyasa
5. Rusita Wahyuni

5D PBSI
Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Menskor (Memberi Angka)
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka,
dapat digunakan 3 (tiga) macam alat bantu, yaitu:
a. Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut
kunci jawaban.
b. Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang
salah, disebut kunci skoring.
c. Pembantu menentukan angka, disebut pedoman
penilaian.
Kunci Jawaban dan Kunci Pemberian Skor
untuk Tes Bentuk Betul-Salah
Deretan jawaban yang kita persiapkan untuk soal-
Kunci Jawaban
soal yang kita susun.

Alat yang kita gunakan untuk mempercepat


Kunci Skoring pekerjaan skoring.

Kunci jawaban yang Contoh:


disediakan hanya berbentuk 1. B 6. S
Testee (tercoba) hanya 2. S 7. B
urutan nomor serta huruf
diminta melingkari huruf B 3. S 8. S
atau S. dimana kita menghendaki
untuk melingkari (atau 4. B 9. S
diberi tanda X) 5. B 10.B
Ada baiknya kunci jawaban tersebut ditentukan terlebih dahulu sebelum
menyusun soal agar
•Dapat diketahui imbangan antara jawab B dan S
•Dapat diketahui letak atau pola jawaban B dan S

Kunci jawaban untuk tes bentuk ini dapat diganti kunci skoring yang
pembuatannya melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Menentukan letak jawaban yang betul
Langkah 2: melubangi tempat-tempat lingkaran sedemikian rupa
sehingga lingkaran yang dibuat oleh testee dapat dilihat

Catatan:
Lubang yang terlalu kecil berakibat tertutupnya jawaban testee,
sedangkan lubang yang terlalu besar akan saling memotong. Oleh karena
itu cara menjawab dengan memberi tanda silang akan lebih baik daripada
melingkari.
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bentuk B-S
ini kita dapat menggunakan dua cara, yaitu:
Tanpa Apabila banyaknya angka yang
hukuman/tanpa diperoleh siswa sebanyak jawaban
denda yang cocok dengan kunci.

Karena diragukan adanya unsur


Dengan hukuman tebakan, digunakan dua macam
atau dengan denda tetapi hasilnya sama:

Pertama: Kedua:
Skor yang diperoleh siswa
sebanyak jumlah soal yang Contoh: Contoh: S = T-2W
benar dikurangi dengan Banyak soal = 10 •Banyaknya
jumlah soal yang ada. Yang benar = 8 soal=10 T singkata
Yang salah = 2 •Yang salah=2 dari Total
Angkanya adalah 8- •Angkanya = artinya jumlah
2=6 10-(2x2) = soal dalam tes.
10-4=6
Kunci Jawaban dan Kunci Pemberian Skor untuk
Tes Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu huruf di
depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhi tanda lingkaran atau tanda
silang (x) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.

Kunci Jawaban Kunci Pemberian Skor


1. C 6. C
1. ABCD 6. A B C D
2. A 7. A
2. ABCD 7. A B C D
3. B 8. A
3. ABCD 8. A B C D
4. B 9. B
4. ABCD 9. A B C D
5. A 10. C
5. ABCD 10. A B C D
Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda,
dikenal dua macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan
hukuman.
Tanpa hukuman apabila banyaknya angka dhitung dari
banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.

Dengan hukuman menggunakan rumus:

Contoh:
•Banyaknya soal=10 buah
S = Score •Banyaknya yang benar=8 buah
W = Wrong •Banyaknya yang salah=2 buah
n = Banyaknya pilihan jawaban •Banyaknya pilihan=3 buah
(yang pada umumnya di
Maka skornya adalah:
Indonesia 3,4, atau 5.
Kunci Jawaban dan Kunci Pemberian Skor untuk Tes
Bentuk Jawab Singkat (Short Answer Test)

Tes bentuk jawab Bentuk tes yang menghendaki jawaban


singkat berbentuk kata atau kalimat pendek

Contoh:
1. Berat jenis Tiap soal diberi angka 2. dapat juga angka itu
2. Mengembun kita samakan dengan angka pada bentuk betul
3. Komunitas salah atau pilihan ganda jika memamng jawaban
4. Populasi yang diharapkannya ringan atau mudah. Tetapi
5. Energi jika jawabannya bervariasi misalnya lengkap
sekali, lengkap, dan kurang lengkap, maka
Bagaimana kunci angkanya dapat dibuat bervariasi juga misalnya
pemberian 2; 1,5; dan 1.
skornya?
Kunci Jawaban dan Kunci Pemberia Skor untuk
Tes Bentuk Menjodohkan (Matching)
Tes Bentuk Tes bentuk pilihan ganda yang lebih
Menjodohkan kompleks
Kunci jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan
jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh
huruf-huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban. Dapat
ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2.

Contoh:
1. Tahun 1922 atau 1.f
2. Imam Bonjol atau 2.c
3. Perang Badri atau 3.h
4. Teuku Umar atau 4.a
5. P.Diponegoro atau 5.b
Kunci Jawaban dan Kunci Pemberian Skor untuk Tes
Bentuk Uraian (Essay Test)
Pemberian skor menggunakan norma kelompok:
Tidak ada jawaban yang pasti terhadap tes
bentuk uraian ini. Jawaban yang kita 5. Mengulangi langkah-langkah
peroleh sangat beraneka ragam, berada tersebut bagi soal-soal tes ketiga,
dari siswa satu ke siswa lain. keempat, dan seterusnya.
6. Menjumlahkan angka-angka yang
diperoleh oleh masing-masing siswa.
Langkah-langkah yang harus dilakukan saat
mengoreksi dan memberi angka tes bentuk
uraian. Untuk pemberian angka,
1. Membaca soal pertama dari seluruh gunakan pemberian angka yang
siswa untuk mengetahui situasi jawaban. relatif. Misalnya untuk jawaban
2. Menentukan angka untuk soal pertama paling lengkap tetapi tidak
tersebut. mencakup semua unsur yang
3. Memberi angka bagi soal pertama. kita harapkan diberi angka 5,
4. Mmembaca soal kedua dari seluruh sedangkan untuk yang mnjawab
siswa untuk mengetahui situasi jawaban, hanya 1 atau 2 unsur diberi
dilanjutkan dngan pemberian angka. angka 1, dan sebagainya.
Memberikan angka menggunakan standar
mutlak
1. Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan
dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
2. Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban
(dilakukan per nomor soal)
3. Menjumlahkan skor-skor yang telah dituliskan pada setiap
soal, dan terdapatlah skor untuk bagian soal yang
berbentuk uraian.

Dengan cara ini jawaban siswa dibandingkan dengan jawaban


lengkap yang dikehendaki oleh guru, bukan membandingkan
dengan jawaban lengkap siswa lainnya.
Kunci Jawaban dan Kunci Pemberian Skor untuk Tugas

Tolok ukur sebagai ukuran


keberhasilan tugas: Peranan masing-masing aspek kriteria
1. Ketepatan waktu penyerahaan tersebut, misalnya:
tugas A₁ - Ketepatan waktu, diberi bobot 2
2. Bentuk fisik pengerjaan tugas yang A₂ - Bentuk fisik, diberi bobot 1
menandakan keseriusan mahasiswa A₃ - Sistematika, diberi bobot 3
dalam mengerjakan tugas A₄ - Kelengkapan isi, diberi bobot 3
3. Sistematika yang menunjukan alur A₅ - Mutu hasil, diberi bobot 3
keruntutan pikiran
4. Kelengkapan isi menyangkut Maka nilai akhir tugas diberikan
ketuntasan penyelesaian dan rumus:
kepadatan isi
5. Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian
hasil dengan garis-garis yang sudah
ditentukan oleh dosen. NAT adalah nilai akhir tugas.
2. Perbedaan antara Skor dan Nilai
Hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan
Skor menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang
dijawab betul oleh siswa.

Angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu,


Nilai yakni acuan normal atau acuan standar.

Contoh:
Skor maksimum yang diharapkan 40
A memperoleh skor 24
Ini berarti bahwa sebene=arnya A tersebut hanya menguasai:

Tujuan instruksional khusus tersebut atau hanya 60% dari tujuan


instruksional
Dalam daftar nilai, dituliskan A mendapat nilai 60. jadi disini tampak perbedaannya:
24 adalah skor Ini berarti bahwa B menguasai dari tujuan
60 adalah nilai atau 90% dari tujuan pelajaran. Dalam daftar nilai, B
B memperoleh skor 36 dituliskan mendapat nilai 90.
Perbedaan antara skor yang diperoleh dengan skor
sebenarnya, disebut dengan istilah kesalahan dalam
pengukuran atau kesalahan skor, atau dibalik skor
kesalahan. Hubungan antara ketiga macam skor
tersebut adalah:

Skor yang diperoleh = skor sebenarnya + skor


kesalahan
3. Norm-Referenced dan Criterion-
Referenced
Dalam penggunaan criterion-referenced, sswa dibandingkan dengan sebuah
standar tertentu, dibandingkan dengan standar mutlak, yaitu standar 100. siswa juga
dibandingkan dengan standar tertentu yaitu skor maksimum.

Dalam penggunaan norm-referenced, prestasi belajar seorang siswa


dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kualitas seseorang
sangat dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya. Seorang siswa yang
apabila terjun ke kelompok A termasuk “hebat”, mungkin jika pindah ke
kelompok lain hanya menduduki kualitas “sedang” saja.
Apabila standar relatif dan standar mutlak ini dihubungkan
dengan pengubahan skor menjadi nilai, akan terlihat demikian:
a. Dengan Standar Mutlak b. Dengan Standar Relatif
1. Pemberian skor terhadap siswa, 1. Pemberian skor terhadap siswa
didasarkan atas pencapaian siswa
terhadap tujuan yang ditentukan. juga didasarkan atas
2. Nilai diperoleh dengan mencari skor pencapaian siswa terhadap
rata-rata langsung dari skor asal (skor tujuan yang ditentukan.
mentah) 2. Nilai diperoleh dengan 2 cara:
Contoh:
a. Mengubah skor dari tiap-
Dari ulangan ke-1, memperoleh skor 60
tiap ulangan lalu diambil
(mencapai 60% tujuan)
rata-ratanya.
Dari ulangan ke-2, memperoleh skor 80
(mencapai 80% tujuan) b. Menjumlah skor tiap-tiap
Dari ulangan ke-3, memperoleh skor 50 ulangan, baru diubah ke
(mencapai 50% tujuan) nilai.
Maka, nilai siswa tersebut

Anda mungkin juga menyukai