Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amfreda Mei Tanti Wilujeng

NIM : 858817302

TUGAS 1

SOAL

1. Tes objektif dan tes uraian adalah alat ukur yang paling banyak digunakan di sekolah
untuk mengukur hasil belajar siswa. Bagaimana pendapat Anda, diantara kedua tes
tersebut manakah yang lebih unggul jika mengacu pada taksonomi Bloom.
2. Menurut Grounlund & Linn, 1990 kesulitan utama dalam memeriksa jawaban siswa
terletak pada sulitnya memberikan skor yang objektif dan konsisten, upaya apa
yang  Anda untuk meminimalkan kesulitan tersebut? Jelaskan!
3. Buatlah 2 contoh soal pilihan ganda yang baik dan berikan alasan mengapa soal tersebut
dikatakan baik!

 JAWABAN

1. Menurut penpadat saya :


a. Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk
esai. Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak
daripada tes esai kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat
diberikan 30-40 soal.
b. Tes uraian adalah Tes dirancang untuk mengukur hasil belajar di mana unsur-unsur
yang diperlukan untuk menjawab soal dicari, diciptakan dan disusun sendiri oleh
pengambil tes. Peserta tes harus menyusun sendiri kata-kata dan kalimat-kalimat
dalam merumuskan jawabannya. Butir soal mengandung pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan
pikiran peserta tes.
Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif mengklasifikasikan hasil belajar dalam ranah
kognitif ke dalam enam tataran perilaku yang menunjukkan tingkatan berpikir, yaitu:
 Pengetahuan (knowledge)
 Pemahaman (comprehension)
 Aplikasi (application)
 Analisis (analysis)
 Sintesis (Synthesis)
 Evaluasi (evaluation)
Tes yang efektif untuk struktur taksonomi bloom adalah tes uaraian karna dalam tes
tersebut siswa diminta untuk menciptakan dan mengingat. Yakni menciptakan kata atau
kosakata yang pas untuk jawaban dan mengingat kembali materi yang sudah dipelajari.
Kenapa efektif? karena siswa akan mudah mengingat jawaban yang diberikan. Jika
menggunakan tes objektif siswa masih bisa bingung memilih jawaban yang tepat.

2. Menurut pendapat saya, upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memberikan skor pada
penilaian, antara lain :
a. Pemberian skor untuk tes bentuk benar-salah
Dalam menentukan angka atau skor untuk tes bentuk benar-salah ini kita dapat
menggunakan 2 cara, yaitu: (1) Tanpa denda, dan (2) Dengan denda. Tanpa denda
adalah banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok
dengan kunci. Sedangkan dengan denda karena diragukan ada unsur tebakan.
b. Pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (short answer test)
Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk
kata atau kalimat pendek. Maka jawaban untuk tes tersebut tidak boleh berbentuk
kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu
pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dpaat digolongkan ke
dalam bentuk tes objektif.
c. Pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, dimana
jawaban- jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-pertanyaannya. Karena
tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih kompleks.
Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus lebih banyak. Sebagai
ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
d. Pemberian skor untuk tes bentuk uraian
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu
pokok- pokok jawaban yang kita kehendaki. Dengan demikian, maka akan
mempermudah kita dalam mengoreksi tes itu. Tidak ada jawaban yang pasti
terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang kita peroleh akan sangat beraneka
ragam, beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
e. Pemberian skor untuk tes bentuk tugas
Tolak ukur yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan tugas, antara lain :
 Ketepatan waktu.
 Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandkan keseriusan dalam
mengerjakan tugas.
 Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran.
 Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
 Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah
ditentukan oleh guru.
3. Contoh soal pertama
Manfaat kerjasama adalah, kecuali ...
a. Menumbuhkan semangat persatuan
b. Pekerjaan bisa cepat selesai
c. Pekerjaan lebih ringan
d. Membuat pekerjaan lebih berat
Contoh soal kedua
Siapa yang menjahit bendera merah putih yang dikibarkan dalam proklamasi tanggal 17
agustus 1945?
a. Ibu fatmawati
b. Sayuti melik
c. Soekmawati
d. Ade irma
Dalam kedua soal diatas bisa dilihat siswa dapat diuji ketelitiannya. Karna pada soal
pertama terdapat kata “kecuali” dan yang kedua pilihan ganda semua adalah
perempuan. Jadi siswa diminta untuk awas pada soal yang diberikan sehingga siswa
tidak buru buru untuk menjawab soal.

Anda mungkin juga menyukai