Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dian ekawati

Nim : 859500946

Program Studi : PGSD

Kode Mata Kuliah :PDGK4301

Nama Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD

Soal:

1. Tes objektif dan tes uraian adalah alat ukur yang paling banyak digunakan di sekolah untuk mengukur
hasil belajar siswa. Bagaimana pendapat Anda, diantara kedua tes tersebut manakah yang lebih unggul
jika mengacu pada taksonomi Bloom.

2. Menurut Grounlund & Linn, 1990 kesulitan utama dalam memeriksa jawaban siswa terletak pada
sulitnya memberikan skor yang objektif dan konsisten, upaya apa yang Anda untuk meminimalkan
kesulitan tersebut? Jelaskan!

3. Buatlah 2 contoh soal pilihan ganda yang baik dan berikan alasan mengapa soal tersebut dikatakan
baik!

JAWAB

1. Dalam konteks taksonomi Bloom, baik tes objektif maupun tes uraian memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing dalam mengukur hasil belajar siswa pada setiap level taksonomi. Tes objektif
cenderung lebih baik untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman, sedangkan tes uraian lebih baik
untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pilihan tes yang digunakan tergantung pada tujuan evaluasi yang
ingin dicapai. Misalnya, jika tujuan evaluasi adalah untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman,
maka tes objektif mungkin lebih cocok. Namun, jika tujuan evaluasi adalah untuk mengukur
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka tes uraian mungkin lebih cocok.

Pada akhirnya, baik tes objektif maupun tes uraian dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
sesuai dengan tujuan evaluasi yang ingin dicapai, dan keduanya dapat digunakan secara bersamaan
untuk memberikan evaluasi yang lebih komprehensif.
2. Grounlund dan Linn (1990) benar bahwa salah satu kesulitan utama dalam memeriksa jawaban siswa
adalah memberikan skor yang objektif dan konsisten. Hal ini dapat terjadi karena penilaian jawaban
siswa seringkali dipengaruhi oleh penilaian subjektif dari penilai.

Untuk meminimalkan kesulitan tersebut, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Membuat rubrik penilaian yang jelas: Rubrik penilaian yang jelas dan terstruktur dapat membantu
penilai untuk memberikan skor yang lebih objektif dan konsisten. Rubrik tersebut harus mencakup
kriteria-kriteria penilaian yang jelas dan dapat diukur sehingga setiap penilai memiliki standar penilaian
yang sama.

2. Melakukan pelatihan penilai: Pelatihan penilai dapat membantu meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan penilai dalam memberikan skor yang objektif dan konsisten. Pelatihan tersebut dapat
meliputi penggunaan rubrik penilaian, praktek penilaian, dan diskusi mengenai penilaian yang objektif.

Melakukan penilaian oleh beberapa penilai: Dalam melakukan penilaian jawaban siswa, lebih baik
dilakukan oleh beberapa penilai yang bekerja secara independen. Hal ini dapat membantu mengurangi
penilaian subjektif dari satu penilai dan meningkatkan objektivitas dan konsistensi penilaian.

Melakukan penilaian secara berkala: Penilaian yang dilakukan secara berkala dapat membantu
meningkatkan konsistensi penilaian. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada
penilai untuk mengoreksi dan memperbaiki penilaian yang telah dilakukan sebelumnya.

Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan penilaian jawaban siswa dapat menjadi lebih
objektif dan konsisten. Namun, perlu diingat bahwa penilaian tetaplah bersifat subjektif dan tidak dapat
sepenuhnya dihindari.

3. Contoh Soal Pilihan Ganda yang Baik:

1. Berikut ini yang termasuk jenis-jenis hak dalam HAM, kecuali:

A. Hak Asasi Manusia

B. Hak Kewarganegaraan

C. Hak Kebebasan Bersuara


D. Hak Pendidikan

E. Hak Kepemilikan Tanah

Alasan soal tersebut dikatakan baik adalah karena:

- Soal ini memiliki satu jawaban yang benar dan empat jawaban yang salah, sehingga dapat menguji
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

- Soal ini memakai format pilihan ganda, yang lebih mudah untuk dinilai dibandingkan dengan soal
uraian.

- Soal ini memperkenalkan konsep hak dalam HAM dan menguji pemahaman siswa tentang konsep
tersebut dengan cara yang jelas dan mudah dimengerti.

2. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari:

A. 31 provinsi

B. 33 provinsi

C. 34 provinsi

D. 35 provinsi

E. 36 provinsi

Alasan soal tersebut dikatakan baik adalah karena:

- Soal ini memiliki satu jawaban yang benar dan empat jawaban yang salah, sehingga dapat menguji
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

- Soal ini memakai format pilihan ganda, yang lebih mudah untuk dinilai dibandingkan dengan soal
uraian.

- Soal ini menguji pemahaman siswa tentang wilayah administratif Indonesia, yang merupakan informasi
dasar yang harus diketahui oleh semua siswa di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai