Anda di halaman 1dari 3

Nama : DIAN EKAWATI

NIM : 859500946
Pokjar : TINAMBUNG
Mata Kuliah : PDGK4101 Keterampilan Berbahasa Indonesia SD
Tahun : 2022-1

TUGAS TUTORIAL II

1. Uraikan dengan jelas perbedaan antara melek huruf dan melek wacana!
2. Uraikan dengan jelas 2 jenis membaca yang harus ditekankan pada pembelajaran
membaca di kelas rendah!
3. Jelaskan perbedaan antara membaca scanning dan membaca skimming?
4. Menurut Teeuw (1991), untuk dapat memahami bacaan berupa karya sastra, ada 3
jenis kode yang harus kita kuasai. Jelaskan ketiga jenid kode yang dimaksud!
5. Jelaskan 3 jenis menulis permulaan yang diajarkan atau dilatihkan di kelas rendah!
6. Jelaskan perbedaan antara kata konkret dan kata abstrak! Tuliskan masing-maisng 3
contoh!
7. Cermatilah paragraf berikut!
Investasi di bidang pendidikan berpengaruh besar terhadap kemajuanvdan
kesejahteraan suatu bangsa. Investasi yang besar di bidang pendidikan akan
menghasilkan pendidikan yang bermutu tinggi. Kemudian pendidikan yang bermutu
tinggi tentu akan menghasilkan sumber daya manusia yang handal, professional,
terampil dalam berbagai bidang pekerjaan dan kreatif. Di pihak lain semua sektor
pembangunan hanya akan berlangsung secara efektif dan efisien bila melibatkan
tenaga kerja yang profesional dan berketerampilan tinggi.

Paragraf di atas dikembangkan secara deduktif. Mengapa demikian? Jelaskan!

8. Uraikan dengan jelas 3 jenis pembelajaran menulis terbimbing!

*******
Jawaban:

1. Melek huruf merupakan jembatan bagi melek wacana sedangkan melek wacana
merupakan jendela untuk mengolok dunia. Bisa jga dikatakan bahwa melek wacana
adalah kemampuan mengenali, memahami, membaca suatu bacaan, simbol, atau
makna lain namun tidak bisa menuliskannya. kemampuan yang bersifat mekanik
adalah dimana ketika ada keinginan untuk melakukan suatu hal yang terbesit di
pikiran, lalu kemudian segera menyelesaikan sesuai kemampuan.
2. Jenis membaca dapat di klarifikasikan ke dalam 2 kategori, yakni membaca
permulaan dan membaca lanjut. Membaca permulaan di berikan kepada kelas
rendah (1-2 SD) dengan sasaran melek huruf. Sedangkan jenis membaca lanjut di
berikan kepada kelas 3 SD samapai Perguruan tinggi dengan sasaran melek wacana.
3. Teknik membaca skimming berarti membaca sesuatu dengan kecepatan yang relatif
lebih cepat tanpa harus membaca lebih mendalam, sehingga mengetahui gagasan
tentang apa sebenarnya pekerjaan itu. Sebaliknya, teknik membaca scanning
menyiratkan teknik membaca di mana seseorang melihat dokumen, sehingga dapat
menemukan informasi spesifik yang terkandung dalam bahan tertulis.

4. Menurut A Teew ada 3 kode yang harus diperhatikan saat membaca dan menilai
sebuah karya sastra. Kode tersebut adalah kode bahasa, sastra, dan budaya.
Kode Bahasa
Faktor pertama yang dalam model semiotik sastra harus diberi tempat yang
selayaknya adalah bahasa, sebagai sistem tanda yang kompleks dan beragam.
Bahasa merupakan sistem pembentuk model yang primer, yang mengikat baik
penulis maupun pembaca, tidak hanya dalam arti bahwa kedua-duanya harus
mengetahui bahasa yang dipakai dalam karya sastra, tetapi juga dalam arti bahwa
keistimewaan struktur bahasa itu secara luas membatasi dan sekaligus menciptakan
potensi karya sastra dalam bahasa tersebut.

Kode Sastra
Kode sastra adalah kode yang berkenaan dengan hakikat, fungsi sastra, karakteristik
sastra, kebenaran imajinatif dalam sastra, sastra sebagai sistem semiotik,sastra
sebagai dokumen sosal budaya, dan sebagainya. Menurut Teeuw (1991:
14),sesungguhnya kode sastra itu tidak mudah dibedakan dengan kode budaya,
meskipun begitu, pada prinsipnya keduanya tetap harus dibedakan dalam kegiatan
membaca dan memahami teks sastra.

Kode Budaya
Kode budaya adalah pemahaman terhadap latar kehidupan, konteks, dan sistem
sosial budaya. Kelahiran karya sastra diprakondisikan oleh kehidupan sosial budaya
pengarangnya. Karena itu, sikap dan pandangan pengarang dalam karyanya
mencerminkan kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Karya sastra sebagai tanda
terikat pada konvensi masyarakatnya, karena merupakan cermin realitas budaya
masyarakat yang menjadi modelnya.

5. - Menjiplak Berbagai Bentuk GambarPelatihan ini lebih merupakan transisi dari


pelatihan aktivitas motorik tanpa buku (di udara) ke pelatihan motorik dengan menggunakan
media buku. Bentuk-bentuk gambar untuk bahan jiplakan hendaknya gambargambar yang
dekat dengan lingkungan dan kehidupan anak, familier, dan menarik minat anak-anak.

- Menebalkan Berbagai Bentuk Gambar dan Huruf Praktik pembelajaran jenis ketiga ini
hampir sama dengan jenis pertama dan kedua. Bedanya terletak pada sajian objek bentuk
gambar atau huruf yang harus ditebalkan anak dengan tinta yang lebih tipis, lebih halus, dan
lebih samar. Tugas siswa adalah menebalkan bentuk-bentuk gambar atau huruf dimaksud
agar lebih jelas. Pada saat kegiatan ini berlangsung, guru harus memperhatikan posisi
duduk, posisi tangan, cara memegang pensil, dan cara menarik garis-garis yang dilakukan
siswa agar tidak salah. Jika cara-cara salah siswa dibiarkan, nanti akan membentuk
kebiasaan yang sulit diluruskan di kemudian hari.

- Mencontoh Huruf dari Buku atau Papan Tulis Proses berikutnya adalah mencontoh.
Siswa harus bisa membuat sendiri bentuk-bentuk huruf sesuai dengan bentuk-bentuk huruf
yang dicontohkan guru, baik di dalam buku maupun di papan tulis. 

6. Kata abstrak mempunyai referent berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai
referent berupa objek yang dapat diamati. 
Kata abstrak jga dapat di artikan Kata sebuah kata yang memiliki rujukan berupa konsep
atau pengertian. Sesuai dengan namanya kata abstrak lebih memerlukan pendalaman
pemahaman, karena sifatnya yang tidak nyata. Untuk lebih jelasnya kita lihat contohnya
- ide
- keinginan
- kesibukan
Sedangkan kata kongkret Kata konkret merupakan kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret
yaitu kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera.
Kata konkret memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan bisa dicium
contohnya.
- nasi
- meja
- mobil

7. Karena, Letak Gagasan Utama / Pokok Paragraf Ada Di Awal Kalimat Paragraf.
Mengapa saya mengatakan demikian karna Paragraf Deduktif Adalah Paragraf Yang
Mempunyai Gagasan Utama / Pokok Yang Terletak Di Awal Paragraf.

8. 1. Menyusun Kalimat Acak Menjadi Paragraf


Caranya: sediakan kalimat-kalimat acak sebanyak 5-6 kalimat. Tulislah kalimat-kalimat itu
dalam kartu kalimat. Dalam kelompok-kelompok kecil, mintalah mereka untuk menyusunnya
sehingga membentuk paragraf yang utuh. Kalimat-kalimat acak dapat diambil dari penggalan
cerita atau kalimat dari suatu teks/cerita yang dibuat guru sendiri dengan mempertimbangkan
usia, minat, tingkat intelegensi mereka.

2. Melengkapi Puisi Anak Berdasarkan Gambar


Pada tahap awal pengenalan puisi pada anak-anak bisa dimulai dari lagu anak-anak yang
mengandung unsur-unsur puisi, seperti rima, irama, diksi, gaya bahasa, pengimajinasian,
perasaan, nada, tema, amanat, dan sebagainya. Gambar yang dimanfaatkan sebagai alat
bantu dalam mengekspresikan perasaan ke dalam bentuk puisi dapat disajikan sebagai
pengganti tema, atau pengganti kata-kata tertentu.

3. Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar Berseri Menulis karangan atau cerita
berdasarkan rangsang gambar berseri, sebenarnya sudah mulai menggali imajinasi, pikiran,
dan gagasan anak. Dalam hal ini, gambar berfungsi sebagai pemandu inspirasi bagi anak-
anak dalam menuangkan pikiran/perasaan secara bebas.

Anda mungkin juga menyukai