Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa
Indonesia
ASPEK-ASPEK
KETERAMPILAN
BERBAHASA INDONESIA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


EKONOMI DAN
BISNIS
AKUTANSI &
MANAJEMEN 3 DRS. H. SRI SATATA, MM

Abstract Kompetensi
Mahasiswa dikatakan telah Mahasiswa memahami dapat
dapat berbahasa Indonesia aspek-aspek keterampilan
berbahasa Indonesia, yakni
dengan lengkap apabila membaca, menulis,
menguasai empat aspek mendengarkan, dan berbicara..
keterampilan berbahasa
Indonesia, yakni membaca,
menulis, mendengarkan, dan
berbicara.

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 1


MODUL 3

ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

3.1 Pengantar
Keterampilan berbahasa sangat kompleks dan luas. Bila kita cermati lebih
jauh hampir setiap bidang kehidupan manusia tidak pernah luput dari aspek
kebahasaan. Memang, dalam hubungannya dengan fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi, setiap bidang kehidupan tidak pernah lepas dari peranan bahasa ini.
Bahasa harus komunikatif. Ini berarti mudah dipahami oleh pemakai bahasa
sebagai pemberi dan penerima pesan.

Dalam kajian akademik dan referensi-referensi ilmiah lainnya, untuk


memudahkan pengkajiannya maka ruang lingkupnya dikelompokkan ke dalam
empat aspek, yakni:

a. keterampilan membaca
b. keterampilan menulis
c. keterampilan menyimak
d. keterampilan berbicara
Masing-masing keterampilan ini saling terkait, meskipun memiliki kesulitan
yang tersendiri. Ditinjau dari sisi subjek (pelaku) kegiatan berbahasa,
keterampilan membaca dan menyimak termasuk jenis keterampilan pasif. Dalam
kegiatan membaca dan menyimak, pembaca dan penyimak hanya berusaha
memahami pesan-pesan yang terdapat pada bacaan/ pembicaraan orang lain.
Sedangkan keterampilan menulis dan berbicara termasuk keterampilan aktif. Hal
ini dikarenakan baik pembicara maupun penulis aktif mengekspresikan pikiran/
gagasannya untuk dipahami orang lain sebagai lawan bicara/ pembaca.

3.2 Keterampilan Membaca


3.2.1 Selayang Pandang Membaca
Keterampilan membaca adalah keterampilan memahami lambing-lambang
tulisan yang diungkapkan penulis melalui sebuah bacaan.

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 2


Keterampilan membaca ada dua tingkatan:

a. Membaca Tingkat Dasar


Kemampuan menyuarakan lambing-lambang tulisan yang disampaikan
penulisnya.

b. Membaca Tingkat Lanjut


Kemampuan memahami lambing-lambang tulisan yang diungkapkan
penulisnya melalui sebuah bacaan,

Jenis-jenis membaca ini antara lain:

1. membaca kritis
2. membaca cepat
3. membaca indah
4. membaca teknik
5. membaca intensif

3.2.2 Hakikat Membaca


Mengawali pembahasan ini menarik untuk mengutip sebuah peparah
lama yang mengatakan, “Buku adalah Gudang Ilmu”. Untuk mengakses/
memasuki gudang ilmu itu kita memerlukan sebuah kunci. Membaca inilah
yang merupakan kunci untuk membuka gudang ilmu pengetahuan yang
akan kita serap.

Seorang filsuf dari Cina Lin Yut ‘Ang mengatakan bahwa seorang
yang tidak memiliki kebiasaan membaca ia akan terpenjara dari segi ruang
dan waktu. Ia hanya akan mengetahui apa yang ada di sekitar dirinya. Dan
orang tersebut juga tidak akan mampu mengakses informasi-informasi
masa silam serta prediksi-prediksi masa depan.

Sebaliknya orang yang memiliki kebiasaan membaca akan dapat


berkomunikasi dengan pemikir-pemikir besar dunia, yang bahkan berasal
dari dimensi waktu dan ruang yang jauh berbeda. Dengan membaca kita
bisa menggaul-akrabi pemikiran-pemikiran Socrates, Aristoteles, Albert
Kasmus, dan bahkan Plato.

Hakekat kegiatan membaca adalah pemahaman. Teknik apapun yang


dianjurkan oleh para pakar linguis, pada akhirnya kita sebagai pelaku

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 3


kegiatan membaca dituntut untuk bisa memahami isi bacaan yang kita
baca. Membaca tanpa pemahaman adalah sia-sia.

3.3 Konsep Membaca


Dalam kegiatan ini Anda diminta untuk praktek membaca. Bacalah wacana
berikut ini dengan seksama. Anda dapat menggunakan teknik membaca apapun
sesuai dengan kebiasan dan pengalaman yang Anda miliki, yang penting bermuara
pada pemahaman!

Mengatasi Stress dengan Teknik Freeze-Frame

Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994, teknik Freeze-


Frame telah menyebabkan perubahan besar dalam kehidupan manusia.
Hanya dengan lima langkah yang mudah, hasilnya begitu mengesankan dan
mengejutkan banyak orang.

Teknik ini begitu mengagumkan banyak orang sehingga banyak


perusahaan besar dunia yang mengajarkannya. Juga pada 35 pangkalan
militer Amerika Serikat. Para dokter pun meresepkannya. Terbukti resep ini
berhasil menurunkan konflik dan meningkatkan performa anak-anak
sekolah. Hanya saja mereka belum menganggap serius teknik freeze-frame
ini. Teknik ini begitu mudah dan menyenangkan, dan menyerupai
visualisasi yang menggunakan fokus dan pernapasan untuk mengontrol
stress.

Ada perbedaab yang cukup jelas antara proses Freeze-Frame


menggunakan kekuatan dan kecerdasan hati untuk mengalihkan persepsi
di kala stress, sehingga membawa sistem biologis kita, termasuk otak, ke
arah keseimbangan yang harmonis.

Riset biomedis intensif yang dilakukan para ilmuwan di Institue of


Heart-Math menunjukkan bahwa ketika orang mempraktikkan teknik ini,
maka ritme jantung mengubah sistem syaraf menjadi lebih seimbang. Dan
hasilnya, sejumlah perubahan yang menguntungkan terjadi dalam pola
hormonal dan respon sistem kekebalan tubuhnya. Perubahan-perubahan
biologis ini akan memberi arti lebih pada peralihan signifikan tentang apa
yang dipikir dan dirasakan.

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 4


(Sumber: Modul Bahasa Indonesia UT)

3.4 Pengertian dan Proses Membaca


Apakah yang dimaksud dengan membaca? Membaca adalah salah satu
aspek keterampilan berbahasa yang bersifat menyerap informasi yang
disampaikan melalui media tulis seperti buku, artikel, modul, surat kabar, dan
atau media tulis lainnya. Sebenarnya kegiatan membaca ini bias juga disebut
sebagai tindakan aktif karena pembaca aktif membangun makna, menerima,
menolak, membandingkan, dan meyakini isi informasi dalam tulisan.

Sebenarnya pada awalnya membaca merupakan proses sensoris. Isyarat


dan rangsangan aktivitas membaca masuk melalui indra penglihatan, atau rabaan
tangan untuk tunanetra. Penglihatan adalah alat untuk menyerap informasi tulis
dan meneruskannya ke otak. Kemudian otak mengolah informasi tersebut. Oleh
karena itu, betapa pun cerdas dan siapnya seseorang, tatkala ada gangguan pada
kedua inderanya itu, dia akan kesulitan untuk mengenali tulisan dan memahami
maknanya. Kemampuan sensoris ini merupakan prasarat awal untuk dapat
mendeteksi huruf atau rangkaian huruf, tanda baca, dan berbagai lambing tulis
lainnya.

Lambang tulis itu memberikan rangsangan kepada pembaca untuk


menanggapinya dengan makna yang berada di balik simbol-simbol tulis tersebut.
Namun demikian, pemaknaan itu tidak semata-mata diperoleh dari lambing itu.
Pembaca memaknai lambing tulis itu ketika melakukan aktivitas baca
berdasarkan pengetahuannya tentang bahasa tulis, latar belakang budaya,
kematangan dan kepribadiannya. Oleh karena itu tidak heran jika proses dan hasil
baca tulisan dapat berbeda satu sama lain.

3.5 Keterampilan Menulis


Keterampilan menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran melalui
lambing-lambang tulisan. Keterampilan menulis ini termasuk ke dalam jenis
keterampilan aktif, karena penulis aktif mengolah pesan (informasi) yang ingin
disampaikan kepada pembaca.

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 5


Sebagaimana disebutkan di depan, keterampilan ini relative lebih sulit
karena melibatkan olah piker, pilihan kata, susunan bahasa, gaya kepenulisan
sehingga tidak terjadi “mis komunikasi” antara penulis dan pembacanya.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ada perbedaan yang mendasar antara


menulis dengan mengarang:

a. Menulis: mengekspresikan pikiran melalui media tulisan dan bersifat


ilmiah.
Mengenai struktur karya ilmiah ini secara jelas dan terperinci akan
dibahas dalam modul yang tersendiri.

b. Mengarang: mengekspresikan pikiran melalui media tulisan dan bersifat


fiktif imajinatif.

Berikut ini akan diberikan contoh sketsa cerpen beserta cerpen hasil
kembangannya karya Yit Suyitno:

Sketsa Cerpen:

13 Mei 1979

Kupikir suatu penyaluran yang sehat! Sehabis menyaksikan “Amir


Garib” di GRIS terus berpindah nonton “The Heroes of the Telemark” di
Semarang Theatre serta dilanjutkan makan di “Ayam Goreng Pak Joko”.

Sesungguhnya aku telah berangsur pulih dari kegoncangan mental yang


bertubi. Kini aku malah berpikir untuk tidak akan cepat-cepat berumah
tangga, sebelum puas menghanyutkan diri dalam nuansa kemasa-
remajaan. Ya, betapapun aku masih cukup muda untuk mereguk
segalanya. Kegairahan hidupku, terkembalinya nuansa nostalgia
tercapainya damba cita dan cinta, adalah yang kini akan kujelang. Dan
aku berterima kasih kepada seseorang di kota Magelang. Karena dia
telah mengambil sikap yang tepat. Tepat untuk dirinya, dan tepat untuk
diriku!

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 6


Goal sera-sera!

3.6 Keterampilan Menyimak


Keterampilan menyimak adalah kemampuan memahami pesan-pesan yang
diungkapkan pembicara melalui lambing-lambang bunyi. Dalam keterampilan ini
yang paling berfungsi adalah indera pendengaran dan konsentrasi. Kadang-kadang
kita sering kesulitan memahami pembicaraan orang lain, karena memang
pembicaraan orang tersebut terkesan “ngelantur”, tidak efektif, dan tidak focus.

Sebagai praktek menyimak/ mendengarkan pembacaan naskah, seorang


mahasiswa membacakan wacana berikut. Mahasiswa lainnya hanya akan
menyimak, setelah itu bias mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut!

Wacana:

KEMANDULAN PADA PRIA

Sangat nanyak pasangan yang mengalami kesulitan untuk memperoleh


keturunan. Dan yang sering dijadikan kambing hitam biasanya adalah wanita.
Padahal, penyebabnya juga biss terjadi pada pria.

Penyebab infertile pada pria dapat dikelompokkan atas bawaan, hormonal,


dan infeksi. Menurut Dra. Eldafira, M.S. penyebab umum pria infertile ialah infeksi
pada saluran reproduksi, yang secara langsung dapat mempengaruhi kualitas
serta produksi sprematozoa. Tanda-tanda infeksi ini dapat dilihat dari ada atau
tidaknya leukosit (sel darah putih) dalam ejakulat (cairan semen).

Infeksi saluran reproduksi pria dapat terjadi pada kelenjar-kelenjar prostat


(prostatitis) atau pada epididimis (epididimitis), atau keduanya, pada tesis orchitis,
verculitis dan juga infeksi pada saluran urogenital, uretra (uretris), serta
uretropostatis. Semua infeksi ini dapat terjadi tanpa gejala klinis yang khas.

Infeksi saluran reproduksi pada pria infertil ini pada umumnya disebabkan
oleh mikroorganisme patogen atau sekresi produk-produknya, antara lain
chlamydia, mycoplasma, trichomonas, dan bakteri gram negatif lainnya.
Mikroorganisme predominan merupakan manifestasi terjadinya infeksi pada
saluran reproduksi pria infertil.

Sementara itu, infeksi pada saluran urogenital juga merupakan manifestasi


saluran reproduksi atau saluran semen. Oleh karena itu, infeksi dapat terjadi

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 7


sepanjang saluran reproduksi dan urogenital pria. Infeksi ini dapat berakibat tidak
dihasilkannya sperma (azoospermia) sehingga menurunkan gerakan dan
kecepatan untuk bisa membuahi sel telur.

Selain berdampak pada kualitas sprematozoa, infeksi oleh mikroorganisme


ini dapat menyebabkan inflamasi sekunder, yakni meningkatnya produk
mikroorganisme atau leukosit aktif sebagai respon inflamasi (peradangan) dari sel
tubuh. Ini dapat meningkatkan limfokin (substansi yang dihasilkan oleh limfosit)
dan monokin (substansi yang dihasilkan oleh monosit). Selain itu juga
meningkatkan reaksi oksigen spesies yang dapat merusak lapisan membrane
spermatozoa.

(Sumber: Modul Bahasa Indonesia UT)

3.7 Keterampilan Berbicara


Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengekspresikan pikiran/ ide
melalui lambang-lambang bunyi. Seorang pembicara yang handal dan terlatih
mampu memilih kata-kata yang efektif, dan gaya yang tepat sehingga mudah
dipahami dan bahkan dapat memukau pendengarnya.

Seorang ahli pidato (orator) tentulah contoh dari pembicara yang handal.
Presiden kita yang pertama, Bapak Soekarno merupakan contoh pembicara
(orator) yang handal. Melalui pilihan kata-katanya, gaya bicaranya, alunan olah
vokalnya, sehingga mampu memukau pendengarnya untuk tetap menantinya
sampai ucapan kata-kata terakhirnya.

Lain halnya bila yang kita dengar dari pembicara yang miskin gaya bahasa,
pilihan katanya yang monoton, kurang wawasan, dan tidak focus, tentulah
pendengar cenderung bosan untuk mengapresiasi pembicaraannya.

3.7.1 Macam-Macam Kegiatan Berbicara Di Depan Umum


Berdasarkan lingkup situasinya ada dua macam kegiatan berbicara di
depan umum, yakni:

a. Lingkup Resmi: adalah lingkup Dinas yang memiliki kelayakan dan


formalitas tertentu. Dalam lingkup ini ada aturan tertentu yang relative

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 8


lebih ketat, misalnya pakaian, situasi, tema, kosa kata, dan gaya berbicara
dikemas dalam lingkup resmi.
Contoh: Berpidato.

b. Lingkup NonResmi: adalah lingkup di mana kegiatan berbicara lebih


banyak kelonggarannya. Situasinya lebih familier, bahasanya bebas,
pakaiannya tidak diatur, demikian pula format dan gaya pembicaraannya.
Contoh: Ceramah

3.7.2 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Pembicara


Baik penceramah maupun orator (ahli pidato), yang ingin sukses dalam
kegiatan berbicara harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Internal:
‫ ٭‬Vokal : 1. tidak monoton,

2. jelas bervariasi,

3. sesuai dengan karakter materi.

‫ ٭‬Penampilan : 1. menarik simpati pendengar,

2. membina kontak mata dengan pendengar,

3. mimiek, ekspresi yang tidak berlebihan,

4. gerakan anggota tubuh yang sesuai.

‫ ٭‬Materi : 1. menguasai materi,

2. sesuai dengan tingkat pendengar,

3. penyampaian harus sistematis,

4. disertai dengan contoh yang “segar”

b) Eksternal :
‫ ٭‬Menganalisa Pendengar:

1. Usia pendengar,
2. Tingkat pendidikan pendengar,
3. Gender (kalau perlu),
Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 9
4. Latar Budaya.
5. Jumlah pendengar
‫ ٭‬Situasi pembicaraan:

1. Formal atau nonformal,


2. waktu: pagi, siang, sore, malam.
3. Tempat, in door, out door.

3.7.3 Langkah-Langkah Yang Harus Dipersiapkan Oleh Pembicara:


Sebelum kegiatan berbicara di depan umum dilaksanakan, ada beberapa
pedoman yang harus dipertimbangkan:

1. Tentukan tema pembicaraan,


Tema harus menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, original,
kekinian/ tidak usang.

2. Mencari dan mempersiapkan materi / literature pemandu untuk


menambah bobot pembicaraan. Jangan pernah membicarakan hal-hal
yang Anda sendiri tidak memahaminya, karena Anda akan terlihat
‘bodoh’ dan kurang wawasan.
3. Siapkan draf dan kisi-kisi pembicaraan secara sistematis. Ini akan
mencerminkan pola pikir Anda yang teratur.
4. Susun naskah pembicaraan yang lengkap.
5. Latihanlah dengan cara membaca dan berimprovisasi secara berulang-
ulang.
6. Mintalah masukan/ pendapat dari teman tentang latihan penampilan
Anda.
7. Anda siap menjadi pembicara yang ‘handal’.

3.8 Arti Bahasa


Pengertian bahasa secara umum adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer
yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu sistem tanda
bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk
bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 10


Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat
aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur
berikut.
1. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat
pemakainya.
2. Sistem lambang tersebut bersifat konvesional yang ditentukan oleh
masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan.
3. Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan
secara berulang dan tetap.
4. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya,
dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat
menghasilakan jumla kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph, dab
wacana yang tidak terbatas jumlahnya.
5. Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang
lain.
6. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal.

3.9 Fungsi Bahasa


 
Fungsi bahasa adalah cara orang menggunakan bahasa mereka, atau
bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa lebih dari satu . Jika dinyatakan
dalam pengertian yang lebih rapat yaitu orang melakukan sesuatu dengan bahasa
mereka, yaitu dengan cara bertutur dan menulis, mendengarkan, dan membaca,
mereka berharap dapat mencapai banyak sasaran dan tujuan.
Ada beberapa pengelompokkan fungsi kebahasanan yang sudah dikenal
misalnya, pengelompokan yang disampaikan oleh Malinowski, yang berkaitan
dengan dengan kajiannya tentang situasi dan makna yang dirujuk pada awal
pembicaraan. Malinowski(1923) mengelompokkan fungsi bahasa ke dalam dua
kelompok besar, yaitu pragmatic dan magis. Sebagai seorang yang pakar
antropologi, ia tertarik pada penggunaan bahasa yang praktis atau pragmatik di
satu pihak, yang selanjutnya dibaginya lagi ke dalam penggunaan bahasa yang
aktif dan bahasa yang naratif , dan dipihak lain ia juga tertarik pada penggunaaan
bahasa yang bersifat ritual atau magis yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
seremonial atau keagamaan dalam kebudayaan.
Satu pengelompokkan yang sangat berbeda adalah pengelompokan yang
dikemukakan oleh seorang psikolog Austria Karl Buhler (1934). Ia tertarik pada

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 11


fungsi bahasa bukan dari sudut pandangan kebudayaan, tetapi dari sudut
pandangan perseorangan. Buhler membedakan fungsi bahasa ke dalam bahasa
ekspresif, bahasa konatif, dan bahasa representasional. Bahasa ekspresif yaitu
bahasa yang terarah pada diri-sendiri, si pembicara. Bahasa konatif yaitu bahasa
yang terarah pada lawan bicara dan bahasa representasional yaitu bahasa yang
terarah pada kenyataan lainna-yaitu, apa saja selain si pembicara atau lawan
bicara.
Berikut merupakan fungsi bahasa secara umum;
1)      Sebagai sarana komunikasi
Digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang
beraneka ragam, misalnya, komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis,
komunikasi kerja, dan komunikasi sosial. Manusia tidak dapat hidup
sendiri, mereka perlu berkomunikasi dalam berbagai lingkungan ditempat
mereka.
       2)      Sebagai sarana integrasi dan adaptasi
Bahasa indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara merupakan fungsi integratif. Indikator kedudukannya sebagai
bahasa nasional:
1. Lambang nasional yang dapat memberikan kebanggaan jati diri
pemakainya sebagai bangsa indonesia.
2. Lambang identitas nasional yang dapat dikenali oleh masyarakat.
3. Alat pemersatu penduduk antar pulau diseluruh indonesia.
4. Alat komunikasi antar daerah dan antar budaya.

Indikator kedudukannya sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai:


1. Bahasa dalam kegiatan resmi
2. Bahasa pengantar di sekolah
3. Alat komunikasi pada tingkat nasional
4. Alat pengembangan budaya

Dengan bahasa, orang dapat menyatakan hidup bersama, bahkan bahasa


menimbulkan suatu kekuatan yang merupakan sinergi dengan orang lain.
Misalnya : Seseorang tidak akan menggunakan bahasa ilmiah ketika berbelanja,
seorang ibu tidak akan menggunakan bahasa bisnis ketika menasehati anaknya.
       3)      Sebagai kontrol sosial

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 12


Berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam
komunikasi dapat saling memahami. Dalam kehidupan sehari-hari dapat
berbentuk komunikasi timbal balik, baik secara lisan maupun tulisan.
Dengan demikian, masing-masing dapat mengendalikan komunikasi dan
memberi saran, kritik dll.
       4)      Sebagai sarana memahami diri
Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan
mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu.Pemahaman ini mencakup
kemampuan fisik, emosi,kecerdasan dll.
        5)      Sebagai sarana ekspresi diri
Dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai dengan tingkat
yang kompleks. Ekspresi paling sederhana misalnya untuk menyatakan
cinta, lapar, krecewa.. Tingkat kompleks misalnya berupa pernyataan
kemapuan mengerjakan proyek besar dalam bentuk proposal yang sulit dan
rumit, menulis laporan, desain produk, dll.
       6)      Sebagai sarana memahami orang lain
Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakai bahasa dapat mengenali
berbagai hal mencakup kondisi pribadinya. Melalui pemahaman ini
seseorang akan memperoleh wawasan yang luas dan bermanfaat serta
memperoleh kemampuan berfikir sinergis dengan memadukan pengalaman
orang lain bersama dengan potensi dirinya.
       7)      Sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya ditentukan oleh
kemampuannya memanfaatkan situasi lingkungannya sehingga
memperoleh berbagai kreatifitas baru yang dapat memberikan berbagai
keuntungan bagi dirinya dan masyarakat. Misalnya, Apa yang
melatarbelakangi pengamatan, bagaimana masalahnya, bagaimana cara
mengamati, tujuannya, hasilnya, kesimpulan.
       8)      Sebagai sarana berfikir logis
Melalui proses berfikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat
yang harus dilakukan. Selain itu, perlu disadari bahwa bahasa bukan
hanya sarana proses berpikir melainkan juga penghasil pemikiran, konsep,
atau ide.
9)   Mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa
kecerdasan sekaligus. Selain itu orang yang tekun mendalami bidang

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 13


studinya secara seriu dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif.
Misal seorang ahli pemograman yang mendalami bahasa, ia dapat membuat
kamus elektronik, mesin penerjemaah, dll.
    10)   Membangun karakter
Kecerdasan merupakan bagian karakter dari manusia. Kecerdasan
berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya
lebih baik.

Fungsi Bahasa Indonesia Secara Khusus :


Sebagai Bahasa Nasional

Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya,


Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa indonesia dalam bulir-bilir
Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut :
“Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah
Air Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, Bahasa Indonesia.”
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang
ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan
menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India,
Malaysia dan lain – lain yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam
media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran
Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam
bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal
ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 14


Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang
berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
4. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku,
Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
Kedudukan terakhir dari peranan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
adalah sebagai alat pemersatu bangsa dari berbagai bangsa yang memiliki
aneka ras, adatisiadat serta budaya yang berbeda=beda.

Sebagai Bahasa Negara

Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara


baik secara lisan maupun tulisan. Posisi bahasa Negara ini dapat dilihat
pemakaiannya dalam pemerintahan secara resmi. Penulisan surat kelakuan baik,
pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah bukti tertulis bahasa Negara
dalam pidato resmi Presiden RI di hadapan Sidang DPR/MPR dan pidato
kenegaraan lainnya adalah contoh bukti bahasa Negara secara lisan. Dalam
aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai empat fungsi, yaitu:
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar resmi di sekolah dan universitas,
3. Bahasa resmi tingkat nasional dalam kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan Indonesia,
4. bahasa resmi kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu,
teknologi dan komunikasi di Indonesia.

Modul 3 Bahasa Indonesia | ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 15

Anda mungkin juga menyukai