Anda di halaman 1dari 15

MODUL I ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 1. Pengantar Keterampilan berbahasa sangat kompleks dan luas.

Bila kita cermati lebih jauh hampir setiap bidang kehidupan manusia tidak pernah luput dari aspek kebahasaan. Memang, dalam hubungannya dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, setiap bidang kehidupan tidak pernah lepas dari peranan bahasa ini. Bahasa harus komunikatif. Ini berarti mudah dipahami oleh pemakai bahasa sebagai pemberi dan penerima pesan. Dalam kajian akademik dan referensi-referensi ilmiah lainnya, untuk memudahkan pengkajiannya maka ruang lingkupnya dikelompokkan ke dalam empat aspek, yakni: a. keterampilan membaca b. keterampilan menulis c. keterampilan menyimak d. keterampilan berbicara Masing-masing keterampilan ini saling terkait, meskipun memiliki kesulitan yang tersendiri. Ditinjau dari sisi subjek (pelaku) kegiatan berbahasa, keterampilan membaca dan menyimak termasuk jenis keterampilan pasif. Dalam kegiatan membaca dan menyimak, pembaca dan penyimak hanya berusaha memahami pesan-pesan yang terdapat pada bacaan/ pembicaraan orang lain. Sedangkan keterampilan menulis dan berbicara termasuk keterampilan aktif. Hal ini dikarenakan baik pembicara maupun penulis aktif mengekspresikan pikiran/ gagasannya untuk dipahami orang lain sebagai lawan bicara/ pembaca. 2. Keterampilan Membaca Selayang Pandang Membaca Keterampilan membaca adalah keterampilan memahami lambing-lambang tulisan yang diungkapkan penulis melalui sebuah bacaan. Keterampilan membaca ada dua tingkatan a. Membaca Tingkat Dasar Kemampuan menyuarakan lambing-lambang tulisan yang disampaikan penulisnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

b. Membaca Tingkat Lanjut Kemampuan memahami lambing-lambang tulisan yang diungkapkan penulisnya melalui sebuah bacaan, Jenis-jenis membaca ini antara lain: 1. membaca kritis 2. membaca cepat 3. membaca indah 4. membaca teknik 5. membaca intensif Hakikat Membaca Mengawali pembahasan ini menarik untuk mengutip sebuah peparah lama yang mengatakan, Buku adalah Gudang Ilmu. Untuk mengakses/ memasuki gudang ilmu itu kita memerlukan sebuah kunci. Membaca inilah yang merupakan kunci untuk membuka gudang ilmu pengetahuan yang akan kita serap. Seorang filsuf dari Cina Lin Yut Ang mengatakan bahwa seorang yang tidak memiliki kebiasaan membaca ia akan terpenjara dari segi ruang dan waktu. Ia hanya akan mengetahui apa yang ada di sekitar dirinya. Dan orang tersebut juga tidak akan mampu mengakses informasi-informasi masa silam serta prediksi-prediksi masa depan. Sebaliknya orang yang memiliki kebiasaan membaca akan dapat

berkomunikasi dengan pemikir-pemikir besar dunia,

yang bahkan berasal

dari dimensi waktu dan ruang yang jauh berbeda. Dengan membaca kita bisa menggaul-akrabi pemikiran-pemikiran Socrates, Aristoteles, Albert Kasmus, dan bahkan Plato. Hakekat kegiatan membaca adalah pemahaman. Teknik apapun yang dianjurkan oleh para pakar linguis, pada akhirnya kita sebagai pelaku kegiatan membaca dituntut untuk bisa memahami isi bacaan yang kita baca. Membaca tanpa pemahaman adalah sia-sia. Konsep Membaca Dalam kegiatan ini Anda diminta untuk praktek membaca. Bacalah wacana berikut ini dengan seksama. Anda dapat menggunakan teknik membaca

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

apapun sesuai dengan kebiasan dan pengalaman yang Anda miliki, yang penting bermuara pada pemahaman! Mengatasi Stress dengan Teknik Freeze-Frame Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994, teknik Freeze-Frame telah menyebabkan perubahan besar dalam kehidupan manusia. Hanya dengan lima langkah yang mudah, hasilnya begitu mengesankan dan mengejutkan banyak orang. Teknik ini begitu mengagumkan banyak orang sehingga banyak perusahaan besar dunia yang mengajarkannya. Juga pada 35 pangkalan militer Amerika Serikat. Para dokter pun meresepkannya. Terbukti resep ini berhasil menurunkan konflik dan meningkatkan performa anak-anak sekolah. Hanya saja mereka belum menganggap serius teknik freeze-frame ini. Teknik ini begitu mudah dan menyenangkan, dan menyerupai visualisasi yang menggunakan fokus dan pernapasan untuk mengontrol stress. Ada perbedaab yang cukup jelas antara proses Freeze-Frame menggunakan kekuatan dan kecerdasan hati untuk mengalihkan persepsi di kala stress, sehingga membawa sistem biologis kita, termasuk otak, ke arah keseimbangan yang harmonis. Riset biomedis intensif yang dilakukan para ilmuwan di Institue of Heart-Math menunjukkan bahwa ketika orang mempraktikkan teknik ini, maka ritme jantung mengubah sistem syaraf menjadi lebih seimbang. Dan hasilnya, sejumlah perubahan yang menguntungkan terjadi dalam pola hormonal dan respon sistem kekebalan tubuhnya. Perubahan-perubahan biologis ini akan memberi arti lebih pada peralihan signifikan tentang apa yang dipikir dan dirasakan. (Sumber: Modul Bahasa Indonesia UT)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

A. Setelah Anda selesai membaca naskah di atas, tutuplah naskah tersebut dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Apakah yang dimaksud dengan teknik Freeze-Frame? 2. Apakah perbedaan teknik Freeze-Frane dengan teknik-teknik konvensional lainnya? 3. Sebutkan bukti yang menunjukkan besarnya pengaruh Freeze-Frame dalam mengatasi stress! 4. Apakah efek teknik Freeze-Frame terhadap kesehatan tubuh? B. Jawablah pertanyaan tentang pengalaman baca Anda atas wacana tersebut dengan jujur! 1. Apakah Anda dapat menjawab dengan benar semua pertanyaan pada butir A hanya dengan sekali baca? 2. Apakah wacana tersebut mudah Anda pahami? 3. Berapa lamakah Anda membaca wacana tersebut? 4. Apa yang ingin Anda ketahui ketika akan membaca wacana tersebut? 5. Bagaimana Anda membaca wacana tersebut? (misalnya: kata per kata, atau kalimat per kalimat, dan beberapa kali kembali pada bagian bacaan sebelumnya). 6. Kesulitan apa yang Anda rasakan, ketika membaca wacana di atas? Sudah selesaikah? Baik, mari kita bahas dan manfaatkan jawaban Anda untuk menilai diri sendiri kebiasaan dan kemampuan membaca Anda. Anda perlu belajar dan berlatih lebih baik lagi dalam membaca, jika indikatornya sebagai berikut: 1. Jika jawaban yang benar 80%, artinya daya tangkap dan konsentrasi baca Anda belum memuaskan.

2. Kadang kita terjebak dalam penilaian diri sendiri saat membaca. Rasanya
memahami yang Anda baca, tetapi ketika harus mengungkapkan kembali ternyata masih banyak yang belum paham dan bahkan terlupakan. 3. Sebenarnya wacana di atas tidaklah terlalu sukar. Karenanya, waktu tempuh baca Anda seharusnya tidak terlalu lama.

4. Kalau Anda membaca tanpa tujuan, biasanya perhatian terhadap bacaan


kurang terfokus. Keadaan ini membuat kita kesulitan menangkap ide-ide penting bacaan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

5. Kalau Anda membaca teks di atas huruf demi huruf, kata demi kata, atau
kalimat demi kalimat, ditambah lagi sewaktu membaca mulut Anda bersuara/Kalau Anda membaca teks di atas huruf demi huruf, kata demi kata, atau kalimat demi kalimat, ditambah lagi sewaktu membaca mulut Anda bersuara/ bergumam, bibir bergerak-gerak, atau kepala bergerak ke kiri dank e kanan, maka kemungkinan Anda akan menghabiskan banyak waktu dalam menyelesaikan bacaan. Dengan demikian Anda dapat dikategorikan sebagaipembaca yang lambat. 6. Kesulitan lain dapat muncul dalam hal konsentrasi, membaca balik bagian-bagian yang semestinya sudah dibaca, sukar menangkap gagasan utama, kesulitan mengingat bagian-bagian penting yang telah dibaca, dan sebagainya.

Pengertian dan Proses Membaca Apakah yang dimaksud dengan membaca? Membaca adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat menyerap informasi yang disampaikan melalui media tulis seperti buku, artikel, modul, surat kabar, dan atau media tulis lainnya. Sebenarnya kegiatan membaca ini bias juga disebut sebagai tindakan aktif karena pembaca aktif membangun makna, menerima, menolak, membandingkan, dan meyakini isi informasi dalam tulisan. Sebenarnya pada awalnya membaca merupakan proses sensoris. Isyarat dan rangsangan aktivitas membaca masuk melalui indra penglihatan, atau rabaan tangan untuk tunanetra. Penglihatan adalah alat untuk menyerap informasi tulis dan meneruskannya ke otak. Kemudian otak mengolah informasi tersebut. Oleh karena itu, betapa pun cerdas dan siapnya seseorang, tatkala ada gangguan pada kedua inderanya itu, dia akan kesulitan untuk mengenali tulisan dan memahami maknanya. Kemampuan sensoris ini merupakan prasarat awal untuk dapat mendeteksi huruf atau rangkaian huruf, tanda baca, dan berbagai lambing tulis lainnya. Lambang tulis itu memberikan rangsangan kepada pembaca untuk menanggapinya dengan makna yang berada di balik symbol-simbol tulis tersebut. Namun demikian, pemaknaan itu tidak semata-mata diperoleh dari lambing itu. Pembaca memaknai lambing tulis itu ketika melakukan aktivitas baca berdasarkan pengetahuannya tentang bahasa tulis, latar belakang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

budaya, kematangan dan kepribadiannya. Oleh karena itu tidak heran jika proses dan hasil baca tulisan dapat berbeda satu sama lain.

3. Keterampilan Menulis Keterampilan menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran melalui lambing-lambang tulisan. Keterampilan menulis ini termasuk ke dalam jenis keterampilan aktif, karena penulis aktif mengolah pesan (informasi) yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sebagaimana disebutkan di depan, keterampilan ini relative lebih sulit karena melibatkan olah piker, pilihan kata, susunan bahasa, gaya kepenulisan sehingga tidak terjadi mis komunikasi antara penulis dan pembacanya. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ada perbedaan yang mendasar antara menulis dengan mengarang:

a. Menulis: mengekspresikan pikiran melalui media tulisan dan bersifat


ilmiah. Mengenai struktur karya ilmiah ini secara jelas dan terperinci akan dibahas dalam modul yang tersendiri.

b. Mengarang: mengekspresikan pikiran melalui media tulisan dan bersifat


fiktif imajinatif. Berikut ini akan diberikan contoh sketsa cerpen beserta cerpen hasil kembangannya karya Yit Suyitno: Sketsa Cerpen: 13 Mei 1979 Kupikir suatu penyaluran yang sehat! Sehabis menyaksikan Amir Garib di GRIS terus berpindah nonton The Heroes of the Telemark di Semarang Theatre serta dilanjutkan makan di Ayam Goreng Pak Joko. Sesungguhnya aku telah berangsur pulih dari kegoncangan mental yang bertubi. Kini aku malah berpikir untuk tidak akan cepat-cepat berumah tangga, sebelum puas menghanyutkan diri dalam nuansa kemasaremajaan. Ya, betapapun aku masih cukup muda untuk mereguk segalanya. Kegairahan hidupku, terkembalinya nuansa nostalgia tercapainya damba cita dan cinta, adalah yang kini akan kujelang. Dan aku berterima kasih kepada seseorang di kota Magelang. Karena dia

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

telah mengambil sikap yang tepat. Tepat untuk dirinya, dan tepat untuk diriku! Goal sera-sera! Contoh cerpen hasil kembangannya: Yit Suyitno: ADUN Dia dating selalu terlambat. Pada hal rumahnya dapat dikatakan dekat. Pada hari-hari tertentu malah kulihat dia ngendon di pojok warung sekolah apabila sudah terlambat dating. Aku piker guru jam-jam awal pelajaran tentu galak, apabila dia berbuat demikian. Tapi aku acuh dan pura-pura tidak tahu apabila menyaksikan semuanya itu. Dan diapun pernah mengucapkan terima kasih atas kesolideran yang selama ini aku tampakkan. Sepatunya jarang kulihat beres. Kalau tidak sobek salah satu pojoknya atau bagian jahitan yang lain, yang sering kulihat talinya punya tandatanda sambungan atau bahkan diameternya beda satu sama lain. Kaos kakinya supaya tidak melotrok selalu dibantu oleh karet gelang. Baju seragamnya teritipan..... terumata di seputar kerah. Dan celana pendek seragamnya juga dalam keadaan memprihatinkan. Aku sering memperhatikannya tanpa setahu dia. Kadang nggregel tapi tidak bias berbuat lebih. Anak ini mengingatkan masa kecilku.. masa yang penuh kekuranglengkapan-kekuranglengkapan terpenuhinya kebutuhan hidup yang seharusnya aku dapatkan. Tapi dia kulihat lebih baik. Paling tidak gizinya lebih cukup dari diriku pada ketika kecil. Tapi bagiku sakit hati pada kenangan adalah tidak perlu. Dan kalau semua itu kuceritakan, barangkali hanyalah didorong oleh semacam kehendak memberikan penjelasan mengapa aku begitu toleran terhadap anak yang disirik oleh beberapa guru lain. Terus terang memang ada kesamaan latar belakang hidup. Namanya sebenarnya cukup panjang. Adun Mardiyanto Saha. Tapi orang lebih mengenal sebagai Adun, begitu saja. Anak tukang sate yang konon berasal dari Madura dan ayahnya telah almarhum. Bersama ibunya dia

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

terpaksa menanggung beban tanggung jawab yang tidak semestinya harus ia pikul. Maklum, adiknya ada empat orang. Di beberapa rumah makan ia sering kutemui duduk di atas sebuah kotak kecil tempat perangkat penyemiran sambil menggosok-gosok sepatu dengan sebuah serbet. Tentu saja hal ini kujumpai di luar jam-jam sekolah. Dan pemandangan inilah yang menjadikan aku sering mengurungkan niat untuk masuk ke rumah makan tersebut. Heran saya, dia tidak tergolong bodoh di sekolah. Bahkan di atas golongah menengah. Pada hal saya membayangkan dia tidak pernah sempat mengulang pelajaran ketika di rumah. Bayangkan saja, malamnya dia masih mencoba bergulat dengan kehidupan yang baginya kelewat keras. Di sebuah barak pertunjukan pinggiran kota, setiap menonton saya menjumpainya berjualan kacang, rokok, permen yang dijajakannya berkeliling sebelum pertunjukan dimulai. Saya memang tertarik dengan beberapa cerita ludruk atau kethoprak yang dipertontonkan secara bergantian di barak itu. Dan pada sebuah perjumpaan saya ingat pernah mewawancarainya. Ad, kamu tidak capek, Kalau terus-terusan begitu? Mestinya ya capek, Paktapi keadaan memojokkan saya untuk berbuat demikian! Rumahmu cukup jauh bukan, dari sini? Dua kali operan kendaraan, Pak! Mestinya kau mulai berpikir untuk memelihara keawetan energi dan kesehatanmu! Dia lama tidak menjawab. Dan saya terpaksa menggamitnya ketika kulihat seseorang memanggil ingin membeli kacang yang ia jajakan. Di sini peruntungan yang ia peroleh konon agak lumayan. Karena barak pertunjuikan sifatnya tidak permanent dan salah seorang familinya adalah anggota keamanan, ia diperbolehkan berjualan di dalam gedung pada ketika pertunjukan diadakan. Tetapi cara menjajakannya harus tertib dan tidak mengganggu penonton.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

Pada sat itulah tumbuh puncak kekagumanku pada seorang bocah yang tidak kenal keluh walau dalam lingkaran derita dan kesulitan yang tak kenal batas. Ya, kekaguman pada seorang bocah yang perolehan pendidikannya hanya di dapat dari lingkungan alam yang terlalu lekas menyambutnya. Aku menjadi semakin tak mengerti, mengapa ada rekan sejawatku yang memandang anak ini dengan sinis dan meremehkan. Mungkin ini yang dinamakan sebuag fenomena keabsurdan hidup. Tak tahulah! Beberapa sat setelah peristiwa itu saya meninggalkan kota Surabaya. Penderitaan dan perjuangan Adun tidak pernah kulihat lagi. Secara lambat, kenangan tentangnya memudar untuk kemudian menghjilang. Tetek mbengek kehidupan kota Semarang merebut perhatianku hingga sebuah peristiwa pengungkit kenangan terhadap Adun muncul lagi. Sebagai lazimnya, seusai ambang petang aku menghabiskan waktu di atas sadel CG 125 dan tempat-tempat tertentu. Dan aku sendiri tidak tahu, mengapa tak bisa mengatasi segala kegetiran hidup dengan perbuatan-perbuatan yang rasional. Semenjak perkawinan Anna Mardiyatun, kekasihku dengan orang lain, aku selalu gagal dalam menggembalai nafsu. Aku enggan lagi mengerem keborosan-keborosan tak perlu. Kadang dalam satu malam keluar dari GRIS terus ke Semarang Theatr dan ke Ayam Goreng Pak Joko di Kampung Kledung. Kadang juga hanya main bola sodok di Santai Ria atau Diamond. Kadang juga ke tempat lain yang aku malu menyebutkannya. Begitulah seterusnya....hingga aku tak sempat menabung walau penghasilanku besar. Malam itu aku menghabiskan sebagian waktu di Billiard Room GRIS. Dengan ditemani Yuni Si Pramuria aku menyelesaikan beberapa game di meja tengah. Kemudian membayarnya dan meneguk minuman yang kutuang dari ceret besar yang disediakan di situ. Sebagian kepenatan jiwaku tersalur pada kepenatan tangan. Kuseka peluh sambil keluar mengantongi uang kembalinya. Aku bermaksud membeli sebungkus rokok ketika bertatap tumbuk degan sepotong wajah yang sepertinya pernah kukenal.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

Pak Yit!?, serunya. Ya.. Ad., Adun! Kau sudah perjaka sekarang! Belum. Soalnya belum mengenal cewek! Gila. Waktu tiga setengah tahun ternyata tidak lama. Tapi Pak Yit nyatanya sudah lupa! Slompret! Saya kan hanya pangling. Dan jangan panggil aku Pak. Aku sudah bukan guru lagi sekarang! Bekerja di mana? Di perusahaan swasta. Sekarang tampak tambah keren. Tentunya gajinya besar nih! Hanya cukup saja! Piye,....apakah sekarang kau menetap di Semarang? Ya. Saya sekeluarga ingin mencoba peruntungan di kota ini. Baru lebih dari tiga bulan, kok. Ibu kerja apa? Jualan Soto Madura di terminal. Kau masih sekolah? Masih! Di mana? SMA.... . SMA Ngendi? Malu ah! Mengapa mesti malu? SMA Swasta dan kurang bonafide soalnya. Kamu jangan ngomong begitu. Yang penting kamu bisa dan harus berusaha sekolah terus! Semoga saja bisa. Kamu bias. Kamu pandai dan ulet! Ya, kalau karunia itu tetap ada padaku. Percayalah!, Aku menepuk-nepuk bahunya. Tuhan akan memberi kepada siapa saja yang meminta dan berusaha! Dia diam tak bergeming. Aku juga begitu. Rasa kenal diriku timbul. Ternyata dari orang yang dalam keadaan bermoral buruk seperti aku pun, bias muncul nasihat-nasihat yang baik dan religius. Hipokritkah aku? Tidak! Aku manusia. Sandangan manusia adalah lalai dan alpa. Dan fitrah manusia adalah kehendak dan niat serta kesadaran baiknya. Fitrah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

10

manusia selalu suci dan putih adanya. Dan itu sewaktu-waktu juga timbul di permukaan perikehidupan manusia. Malam itu sebuah cakrawala kehidupanku juga muncul. Aku menjadi malu pada diri sendiri mengapa daya jangkauku kalah liat dibanding dengan Adun, yang dulu dikenal sebagai anak dekil di sekolahnya. Ya,....... mengapa? Bukankah aku mencintai Anna Mardiyatun bukan berarti aku harus memilikinyanya? Kalau dia kawin dengan orang lain mengapa mesti frustrasi? Mungkin Tuhan memang sengaja menyembunyikan hikmah di balik kekecewaanku itu. Biar ketakaburanku luntur! Biar sadar bahwa hari pembalasan itu ada! Biar merasakan, betapa sakitnya bila seseorang itu dikecewakan. Dalam hati aku mengucapkan terima kasih kepada bocah bekas murid yang telah menyentil kesadaran sanubariku akan makna semuanya itu. Aku kini malah belajar darinya. Betapa sesungguhnya kehidupan ini memerlukan perjuangan dan pemanfaatan waktu yang terus -menerus. Manusia harus selalu bisa mengatasi segala persoalannya bukan justru harus tenggelam dan hanyut dalam kemelut persoalan itu. Manusia harus selalu bisa sebagai sang penakluk. Dan, aku.................? Bah!!! Kuhela nafas. Kuusap pula muka dengan kedua tangan. Dan tiba-tiba pertanyaannya mengejutkanku. Bapak sudah beristri? Aku tersenyum. Kujawab bahwa sebaiknya tentanh hal itu tidak usah ditanyakannya. Untuk mengalihkan perhatian, sebungkus Gudang Garamnya kutukar dengan selembar ribuan. Kularang ketika ia akan memberi uang kembalian. Sambil menghidupkan motor, kata ajakan basa-basi kulontarkan. Aku khawatir, kalau dia mengejar dengan berbagai pertanyaan yang tak kuinginkan itu. Tapi rupanya dia tahu akan kegalauresahanku. Dia malah hanya tersenyum. Dan ketika stang kopling kulepas serta aku mengangguk, dia mundur untuk kemudian ngeloyor membawa dagangan yang akan dijajakannya.***

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

11

4. Keterampilan Menyimak Keterampilan menyimak adalah kemampuan memahami pesan-pesan yang diungkapkan pembicara melalui lambing-lambang bunyi. Dalam keterampilan ini yang paling berfungsi adalah indera pendengaran dan konsentrasi. Kadang-kadang kita sering kesulitan memahami pembicaraan orang lain, karena memang pembicaraan orang tersebut terkesan ngelantur, tidak efektif, dan tidak focus. Sebagai praktek menyimak/ mendengarkan pembacaan naskah, seorang mahasiswa membacakan wacana berikut. Mahasiswa lainnya hanya akan menyimak, setelah itu bias mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut! Wacana: KEMANDULAN PADA PRIA Sangat nanyak pasangan yang mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan. Dan yang sering dijadikan kambing hitam biasanya adalah wanita. Padahal, penyebabnya juga bias terjadi pada pria. Penyebab infertile pada pria dapat dikelompokkan atas bawaan, hormonal, dan infeksi. Menurut Dra. Eldafira, M.S. penyebab umum pria infertile ialah infeksi pada saluran reproduksi, yang secara langsung dapat mempengaruhi kualitas serta produksi sprematozoa. Tanda-tanda infeksi ini dapat dilihat dari ada atau tidaknya leukosit (sel darah putih) dalam ejakulat (cairan semen). Infeksi saluran reproduksi pria dapat terjadi pada kelenjar-kelenjar prostat (prostatitis) atau pada epididimis (epididimitis), atau keduanya, pada tesis orchitis, verculitis dan juga infeksi pada saluran urogenital, uretra (uretris), serta uretropostatis. Semua infeksi ini dapat terjadi tanpa gejala klinis yang khas. Infeksi saluran reproduksi pada pria infertil ini pada umumnya disebabkan oleh mikroorganisme patogen atau sekresi produk-produknya, antara lain chlamydia, mycoplasma, trichomonas, dan bakteri gram negatif lainnya. Mikroorganisme predominan merupakan manifestasi terjadinya infeksi pada saluran reproduksi pria infertil.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

12

Sementara itu, infeksi pada saluran urogenital juga merupakan manifestasi saluran reproduksi atau saluran semen. Oleh karena itu, infeksi dapat terjadi sepanjang saluran reproduksi dan urogenital pria. Infeksi ini dapat berakibat tidak dihasilkannya sperma (azoospermia) sehingga menurunkan gerakan dan kecepatan untuk bisa membuahi sel telur. Selain berdampak pada kualitas sprematozoa, infeksi oleh mikroorganisme ini dapat menyebabkan inflamasi sekunder, yakni meningkatnya produk mikroorganisme atau leukosit aktif sebagai respon inflamasi (peradangan) dari sel tubuh. Ini dapat meningkatkan limfokin (substansi yang dihasilkan oleh limfosit) dan monokin (substansi yang dihasilkan oleh monosit). Selain itu juga meningkatkan reaksi oksigen spesies yang dapat merusak lapisan membrane spermatozoa. (Sumber: Modul Bahasa Indonesia UT) 5. Keterampilan Berbicara Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengekspresikan pikiran/ ide melalui lambang-lambang bunyi. Seorang pembicara yang handal dan terlatih mampu memilih kata-kata yang efektif, dan gaya yang tepat sehingga mudah dipahami dan bahkan dapat memukau pendengarnya. Seorang ahli pidato (orator) tentulah contoh dari pembicara yang handal. Presiden kita yang pertama, Bapak Soekarno merupakan contoh pembicara (orator) yang handal. Melalui pilihan kata-katanya, gaya bicaranya, alunan olah vokalnya, sehingga mampu memukau pendengarnya untuk tetap menantinya sampai ucapan kata-kata terakhirnya. Lain halnya bila yang kita dengar dari pembicara yang miskin gaya bahasa, pilihan katanya yang monoton, kurang wawasan, dan tidak focus, tentulah pendengar cenderung bosan untuk mengapresiasi pembicaraannya. 5.1. Macam-Macam Kegiatan Berbicara Di Depan Umum Berdasarkan lingkup situasinya ada dua macam kegiatan berbicara di depan umum, yakni:

a. Lingkup Resmi: adalah lingkup Dinas yang memiliki kelayakan dan


formalitas tertentu. Dalam lingkup ini ada aturan tertentu yang relative lebih ketat, misalnya pakaian, situasi, tema, kosa kata, dan gaya berbicara dikemas dalam lingkup resmi. Contoh: Berpidato.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

13

b. Lingkup NonResmi: adalah lingkup di mana kegiatan berbicara lebih banyak


kelonggarannya. Situasinya lebih familier, bahasanya bebas, pakaiannya tidak diatur, demikian pula format dan gaya pembicaraannya. Contoh: Ceramah

5.2.. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Pembicara Baik penceramah maupun orator (ahli pidato), yang ingin sukses dalam kegiatan berbicara harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Internal: Vokal : 1. tidak monoton, 2. jelas bervariasi, 3. sesuai dengan karakter materi. Penampilan : 1. menarik simpati pendengar, 2. membina kontak mata dengan pendengar, 3. mimiek, ekspresi yang tidak berlebihan, 4. gerakan anggota tubuh yang sesuai. Materi : 1. menguasai materi, 2. sesuai dengan tingkat pendengar, 3. penyampaian harus sistematis, 4. disertai dengan contoh yang segar

b. Eksternal : Menganalisa Pendengar: 1. Usia pendengar,

2. Tingkat pendidikan pendengar,


3. Gender (kalau perlu), 4. Latar Budaya. 5. Jumlah pendengar Situasi pembicaraan: 1. Formal atau nonformal, 2. waktu: pagi, siang, sore, malam.

3. Tempat, in door, out door.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

14

5.3. Langkah-Langkah Yang Harus Dipersiapkan Oleh Pembicara: Sebelum kegiatan berbicara di depan umum dilaksanakan, ada beberapa pedoman yang harus dipertimbangkan: 1. Tentukan tema pembicaraan, Tema harus menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, original, kekinian/ tidak usang. 2. Mencari dan mempersiapkan materi / literature pemandu untuk menambah bobot pembicaraan. Jangan pernah membicarakan hal-hal yang Anda sendiri tidak memahaminya, karena Anda akan terlihat bodoh dan kurang wawasan.

3. Siapkan draf dan kisi-kisi pembicaraan secara sistematis. Ini akan


mencerminkan pola pikir Anda yang teratur. 4. Susun naskah pembicaraan yang lengkap. 5. Latihanlah dengan cara membaca dan berimprovisasi secara berulangulang. 6. Mintalah masukan/ pendapat dari teman tentang latihan penampilan Anda. 7. Anda siap menjadi pembicara yang handal.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Sri Satata, MM.

BAHASA INDONESIA

15

Anda mungkin juga menyukai