Anda di halaman 1dari 32

TEKNIK MEMBACA BUKU

Alfred North Whitehead dalam bukunya, The Aims of Education (1951 :

18), menyatakan bahwa akal pikiran tidak pernah pasif, senantiasa aktif,

menerima, dan respon terhadap stimulus. Seharusnya Anda tidak menariknya ke

belakang tetapi menajamkan pikiran itu. Dia menyatakan : “The mind is never

passive, it is a perpetual activity, delicate, receptive, responsive to stimulus. You

cannot postpone its life until you have sharpened it”. Penajaman pikiran dilakukan

dengan banyak cara bisa dengan berpikir kritis, membaca karya tulis ilmiah,

menganalisis suatu persoalan, membuat resensi, membuat kesimpulan, melakukan

penilaian, dan lain-lain. Seringkali ketika mencermati persoalan, otak seseorang

berpikir untuk mengetahui, memahami, atau bahkan memecahkannya baik

berdasar konsep dan teori-teori tertentu maupun tidak.

Ketika melakukan itu sesungguhnya seseorang telah melaksanakan

aktivitas berpikir dan belajar. Proses berpikir logis yang didasarkan pada fakta

empiris merupakan bagian terpenting pengetahuan ilmiah (ilmu pengetahuan). Di

sini terdapat hubungan erat antara berpikir, belajar, dan ilmu pengetahuan.

Penajaman pikiran seringkali dilakukan dengan cara mempelajari objek yang

dikaji dan diteliti (korespondensi) atau mengkaji teori-teori ilmu pengetahuan

(koherensi).

Berpikir dan mempelajari sesuatu dapat dilakukan dengan cara tertentu.

Berpikir lurus dan benar telah diatur dalam ilmu logika. Mempelajari sesuatu

dapat dilakukan dengan banyak cara, di antaranya membaca. Membaca

1
merupakan sebuah proses di mana pikiran menerjemahkan simbol-simbol yang

tertulis ke dalam ide yang dicoba untuk dikomunikasikan. Ide itu kemudian

dipahami dan dimengerti. “Kita membaca dalam rangka untuk mengerti”,

demikian kata Cohn Mares (1976 : 1). Membaca merupakan hal penting dalam

kegiatan belajar, karena dengan membaca dapat diperoleh banyak informasi yang

luas, tidak terbatas pada hal-hal yang terjadi dewasa ini, tetapi menjangkau masa

lalu bahkan masa yang akan datang. Tidak hanya objek yang terjangkau indera

tapi hasil pemikiran dan kontemplasi dapat diketahui dengan cara membaca.

Ketika membaca sebuah karya ilmiah, seseorang berhubungan dengan ide-

ide yang terkandung dalam bacaan itu. Kegiatan membaca ini merupakan bagian

dari proses belajar. Seseorang tidak dapat belajar tanpa membaca. Akan tetapi,

belajar itu bukan hanya membaca saja. Menulis, berpikir, membuat suatu

pandangan, menyusun suatu kesimpulan juga termasuk belajar. Walaupun pada

kenyataannya kegiatan membaca menduduki porsi yang paling banyak dalam

kegiatan belajar, menulis, membuat suatu pandangan, menarik kesimpulan,

membuat resensi, dan menilai suatu karya ilmiah tidak kalah pentingnya.

Mengapa harus membaca? Menurut Herbert N. Casson (1982: 12),

pengalaman sendiri tidak memberikan kemajuan yang cukup banyak, kehidupan

kita terlalu pendek dan tidak memungkinkan untuk mempelajari begitu banyak

hal. Kita tidak dapat belajar dari pengalaman sendiri tentang ilmu perbintangan,

listrik, ilmu kimia atau teknik. Sekarang banyak buku yang ditulis berdasar

pengalaman penulisnya atau pengalaman orang-orang sebelumnya. Dari buku-

buku itulah kita dapat memperoleh pengetahuan dan kita lebih maju karenanya.

2
Dengan membaca buku-buku yang bermutu, kita akan mendapatkan sarana jalan

untuk langkah kemajuan. Diskusikan dan pecahkan masalah rumit itu dengan

orang lain atau dengan mengambil sari-sari tulisan yang dibahas oleh ahli-ahli

yang berpengalaman di bidangnya.

Betapa penting kegiatan membaca hingga Islam sejak dini sangat

menghargainya. ini terbukti wahyu yang pertama kali turun (surat al-’Alaq : 1-5)

berisi tentang perintah untuk membaca. Meskipun Nabi seorang ummi yang tidak

pandai membaca dan menulis, Allah melalui wahyu tersebut memerintah-Nya

agar membaca. Karena, dengan membaca akan tersingkap segala ilmu

pengetahuan baik ilmu tertulis yang terdapat dalam beberapa literatur; kitab, buku,

dan lain-lain maupun yang tak tertulis yang terdapat di alam semesta.

Menurut Wayne Otto dkk. dalam How To Teach Reading (1979 : 35),

tujuan pengajaran membaca adalah untuk mengerti strategi membaca. Ada dua

syarat yang diperlukan. Pertama, kondisi apa yang diperlukan peserta didik agar

mereka memiliki minat baca. Kedua, kondisi apa yang diperlukan pengajar

(guru/dosen) agar proses pembelajaran membaca dapat dilakukan secara optimal,

sehingga dengan mudah peserta didik melakukan aktivitas membaca.

Membaca dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Teknik mana yang

dipilih dapat mempengaruhi hasil membaca. Membaca efektif dan efisien

merupakan teknik yang relevan untuk mendapatkan informasi; dengan memahami

bahan bacaan secara akurat, cepat dan menyenangkan. Untuk melakukan ini,

seseorang harus mempunyai kemampuan dan teknik khusus yang digunakan

3
untuk menyesuaikan kebutuhan dengan tujuan yang akan dicapai sehingga ia

dapat menyesuaikan keberadaan dan kompleksitas materi yang akan dibaca.

Mengapa membaca dengan teknik yang tepat diperlukan? Menurut Cipta

Ginting (1997 : 25), karena tidak jarang orang membaca dengan semaunya sendiri

hingga kurang efektif dan efisien. Kebiasaan yang tidak efisien dan kurang

produktif sewaktu membaca ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:

1. [1] Membaca tidak menggunakan strategi dan teknik yang efektif;

2. [2] Membaca sambil menggerakkan bibir, bahkan bersuara;

3. [3] Membaca kata demi kata;

4. [4) Membaca dengan menunjuk baris atau kata dengan jari;

5. [5) Membaca dengan mengulang-ulang kalimat sudah dilewati.

Dalam tulisan ini, aktivitas membaca difokuskan pada membaca buku.

Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia. Perlu disyukuri

bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk hidup di dunia yang bisa membaca.

Seseorang dapat belajar apa saja dari membaca. Otak tidak boleh lapar seperti

halnya perut. Rasa ingin tahu harus di pupuk sejak dini dengan memberinya buku-

buku ilmu pengetahuan yang dap memunculkan ilmuwan-ilmuwan. Buku yang

baik dapat berfungsi sebagai alat untuk membina moral dan karakter. Sering orang

tua atau guru menjelaskan moral secara lisan tetapi lebih efektif bila mengajarkan

konsep moral/etika melalui buku cerita yang dapat menyentuh sehingga anak

mampu berpikir kritis da berbuat lebih baik. Di lain pihak, buku dapat juga

dimanfaatkan sebagai media untuk belajar bahasa asing Ditambahkan pula bahwa

buku dapat berfungsi sebagai pemicu kecerdasan.

4
Ketika membaca sebuah buku, seseorang berhubungan dengan ide-ide

yang terkandung dalam bacaan itu. Kegiatan membaca ini merupakan bagian dari

proses belajar. Seseorang tidak dapat belajar tanpa membaca. Akan tetapi, belajar

itu bukan hanya membaca saja. menulis, berpikir, membuat suatu pandangan,

menyusun suatu kesimpulan juga termasuk belajar. Namun kenyataannya,

kegiatan membaca menduduki porsi yang paling banyak dalam kegiatan belajar.

Bagaimana cara membaca buku sangat tergantung pada tujuan membaca

buku itu. Bila seseorang ingin mengetahui informasi secara umum dari isi sebuah

buku, tidak perlu membaca dengan intensif, cukup point-point yang dianggap

penting saja. Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui ide umum (general idea)

yang terkandung dalam buku itu, yang dalam bahasa Inggris disebut skimming.

Atau dengan mencari informasi khusus (specific information) yang dianggap

penting saja. Lain halnya bila seseorang ingin mengetahui isi buku itu secara

cermat dan menyeluruh. Membaca buku secara global atau melihat point-poinnya

saja misalnya dilakukan ketika hendak membuat tugas paper, skripsi dan

sebagainya. Sedangkan bila menyiapkan diri untuk ujian, maka membacanya

harus benar-benar intensif.

Hal yang penting diingat adalah bahwasanya kita tidak sekedar membaca.

Terdapat tujuan tertentu yang hendak dicapai ketika membaca sebuah karya tulis.

Oleh karena itu, kita harus memilih teknik tertentu yang dinilai cocok dengan

tujuan tersebut. Dalam membaca, sebagai cara dominan untuk belajar,

kemampuan untuk menentukan secara benar tujuan membaca, membuat

pertanyaan-pertanyaan yang relevan, memahami makna bacaan, dan memikirkan

5
apa yang dibaca, serta memilih informasi yang hendak diperoleh merupakan

faktor-faktor yang perlu diperhatikan dengan seksama. Penentuan tujuan terkait

erat dengan teknik membaca yang digunakan. Menurut Cohn Mares (1976 : 23),

jika tujuan membaca tidak bervariasi, maka teknik yang digunakan juga tidak

akan bervariasi. Kebutuhan dan tujuan membaca bervariasi sesuai dengan

perbedaan bahan yang dibaca sehingga teknik-teknik membaca secara otomatis

juga berubah.

Berbagai teknik membaca yang akan dijelaskan dalam tulisan ini

diharapkan dapat membantu dalam mencari, memahami, menganalisis, dan

mengkritisi ide, konsep-konsep, dan teori-teori dalam suatu buku dan selanjutnya

dapat digunakan sebagai sarana mengikuti ujian, membuat tugas paper, makalah,

skripsi dan sebagainya, atau sekedar untuk menambah ilmu pengetahuan dalam

rangka memenuhi hasrat kepingan tahuan (curoisity). Meskipun membaca dapat

dilakukan tanpa menggunakan teknik-teknik yang akan dijelaskan berikut ini,

dengan keterampilan membaca, seseorang bisa mengetahui informasi yang

terdapat dalam sebuah. buku. Akan tetapi, dengan menggunakan teknik membaca,

ia akan mendapatkan hasil yang lebih optimal dari kegiatan membaca itu.

Membaca dengan teknik tertentu lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu,

tenaga, biaya, maupun dari segi ketersimpanan informasi dalam otak.

Beberapa teknik membaca akan dijelaskan berikut. Kitalah yang

menentukan teknik yang mana yang akan dipakai dalam membaca sebuah buku.

Dalam arti, teknik yang akan dipilih sangat tergantung untuk keperluan apa kita

membaca buku; untuk mendapatkan gambaran singkat dari sebuah buku,

6
persiapan ketika akan mempelajari sebuah buku, membaca ulang buku yang

pernah dipelajari, membaca suatu bacaan yang pernah diketahui, mencari buku

referensi, untuk membuat makalah, paper, skripsi, untuk mencari kata-kata, nama-

nama, atau angka-angka tertentu, ingin menjawab pertanyaan dan mencarinya

dalam sebuah buku, atau untuk mengadakan penilaian (judgment) terhadap jala

pikiran penulis. Menurut Ad Rooijakkers (1988 : 17-26), ada lima teknik untuk

membaca sebuah buku, yaitu : membaca terarah, membaca sepintas, membaca

mencari, membaca belajar, dan membaca kritis. Untuk mencapai keberhasilan

dalam menggunakan teknik-teknik ini perlu diperhatikan dua faktor : Pertama,

faktor yang terpenting adalah motivasi. Semakin kuat motivasi semakin cepat

keterampilan membaca diperoleh. Kedua, pengetahuan, sebab motivasi tanpa

pengetahuan tentang apa yang dikerjakan hanya akan membawa pada

keputusasaan. Karena itu, ketika membaca sebuah buku menggunakan teknik-

teknik berikut, kita harus mempunyai motivasi yang kuat disertai dengan

pengetahuan tentang teknik-teknik tersebut.

A. Membaca Terarah

Yang dimaksud dengan membaca terarah adalah membaca buku secara

sepintas dengan cara mengetahui hal-hal pokok yang dianggap dapat mewakili

keseluruhan kandungan buku itu. Kegunaan membaca terarah adalah untuk

memperoleh gambaran tentang sebuah buku dalam waktu singkat sehingga dapat

diketahui apakah buku itu yang dicari atau bukan. Di samping itu, kita dapat

mengetahui bagaimana buku itu disusun dan dikelompokkan serta latar belakang

7
penyusunannya. Lebih dari itu, dengan teknik ini akan dapat ditingkatkan

kemungkinan ditemukan apa yang dicari dengan cepat dan akurat. “Knowing what

you are looking for will always increase the probabilities of finding it quickly and

accurately” (Cohn Mares, 1976: 3). (Mengetahui apa yang Anda cari akan selalu

meningkatkan kemungkinan-kemungkinan menemukannya secara cepat dan

akurat).

Dengan membaca terarah, dalam waktu singkat (sekitar 15 menit) dapat

diketahui apakah buku itu yang akan dipelajari dan untuk keperluan apa

membacanya. Yang perlu diperhatikan dalam membaca terarah ini adalah; judul

dan nama pengarang, tahun penerbitan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan,

dan kesimpulan. Caranya sebagai berikut :

1. Membaca judul buku dan nama pengarangnya. Melalui judul, pengarang

tentu sudah mempunyai maksud tertentu yang menggambarkan tentang

isinya. Diusahakan kita tahu betul judul buku itu. Hindari kesalahan

membaca atau kekeliruan mengingatnya. Dengan membaca judul, kita

dapat memperoleh gambaran tentang isi buku itu, minimal mengetahui

tentang apa buku itu disusun, misalnya tentang hukum, ekonomi, agama,

politik, budaya dan sebagainya.

2. Melihat tahun penerbitan buku itu. Dengan ini, dapat diketahui apakah

buku itu masih aktual atau sudah lama. Dalam hal apakah sebuah buku

sudah lama atau baru terbit dan buku mana yang lebih tepat untuk

digunakan tergantung dari jenis buku itu. Jika buku itu berisi informasi

sejarah masa lalu, maka yang diutamakan adalah buku yang lebih tua.

8
Tetapi, bila buku itu berisi tentang ilmu yang sedang berkembang seperti

ilmu ekonomi, politik, dan sebagainya, maka yang diutamakan adalah

buku yang lebih baru.

3. Membaca kata pengantar, prawacana, atau pertanggungjawaban. Di sini

biasanya tercantum maksud penulis mengarang buku itu. Dengan

mengetahui maksud penulis menyusun bukunya, kita dapat memahami

sekilas tentang untuk apa atau untuk siapa buku itu ditulis, tentang

kemungkinan terjadi kekurangan dalam penulisan, atau buku itu banyak

mendapat input dari seorang ahli sesuai dengan kandungannya.

4. Melihat daftar isi. ini sangat penting, sebab di situ dapat diketahui

bagaimana buku disusun. Kita baca bab-bab dan sub-sub bab yang ada.

Dengan demikian susunan buku itu menjadi jelas. Dengan membaca daftar

isi, kita dapat mengetahui keseluruhan isi buku meskipun secara garis

besarnya saja.

5. Membolak-balik beberapa halaman buku itu. Dibaca terutama baris-baris

pertama pada tiap bab. Di sini dapat diterka apa masalah yang

dikemukakan oleh penulis, bagaimana masalah itu ditulis; apakah secara

teratur atau sangat umum, teoritis atau praktis. Dengan demikian,

walaupun kita belum mengerti apa yang tertulis, tetapi mengetahui apa

masalahnya. Dengan membaca beberapa kalimat, kita mendapatkan kesan

dalam suasana bagaimana buku itu ditulis. Ada baiknya juga bila dilihat

daftar-daftar dan gambar-gambar jika memang ada. Ringkasnya, dengan

9
melakukan demikian, dapat diperoleh gambaran apakah kita menyenangi

buku itu atau tidak, meneruskan membaca lebih dalam atau tidak.

6. Melihat bab terakhir. Di sini kerap kali terdapat kesimpulan sebuah buku.

Dengan membaca kesimpulan, kita dapat mengetahui kandungan buku itu

secara umum dan rnemperoleh kesan tentang apa yang dicapai penulis

dengan bukunya. Sebagai kesimpulan, bab terakhir biasanya menjelaskan

tentang permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam bab-bab

sebelumnya. Dengan membaca bab ini berarti kita telah membaca

beberapa bab yang ada dalam buku tersebut.

Teknik membaca terarah ini dapat digunakan untuk mencari bahan-bahan

baik sebagai buku pegangan maupun rujukan, seperti untuk menulis tugas kelas,

paper, ataupun skripsi. Berhubung teknik membaca terarah ini dimaksudkan untuk

mencari informasi tertentu dalam sebuah buku, maka dapat digunakan pada saat-

saat awal ketika akan mencari buku pegangan atau buku rujukan.

B. Membaca Sepintas

Membaca sepintas dikenal dengan istilah skimming yaitu membaca untuk

mencari gagasan pokok (main idea) dalam sebuah karya tulis. Menurut Cohn

Mares (1976 :6), skimming adalah the technique of picking out only me nain ideas

and ignoring all the subsidiary elements :teknik untuk mendapatkan ide pokok

dengan tidak memperdulikan unsur-unsur yang tidak pokok. Ide pokok dapat

diketahui pada tiap bab yang menggambarkan pokok pikiran yang tertuang dalam

bab itu. Dengan mengetahui ide pokok, kita dapat mengetahui point-point penting

10
sebuah buku. Dan bila ini dibiasakan, dalam tempo yang relatif singkat, kita dapat

mengetahui gagasan-gagasan sebuah buku serta memahaminya.

Terdapat perbedaan antara membaca terarah dan membaca sepintas. Pada

membaca sepintas, yang diutamakan adalah mengerti pikiran pokok tiap bab

dalam buku itu. Kita perlu berbuat lebih banyak dari pada membaca terarah. Pada

membaca terarah kita hanya ingin tahu apa yang dipersoalkan dalam buku itu.

Tetapi, pada membaca sepintas, persoalannya terletak pada apakah kita mengerti

gagasan pokok apa yang sebenarnya dalam buku itu. Karena itu, teknik membaca

sepintas dimaksudkan mengetahui ide pokok pikiran tiap bab dalam sebuah buku.

Untuk menemukan inti (ide pokok) dari tiap alinea melalui cara membaca

sepintas ini, dapat dilakukan hal- hal berikut :

Memeriksa alinea pertama pada tiap bab atau paragraf. Di sini biasanya terdapat

pendahuluan dan bab atau topik dari suatu paragraf. Karenanya, alinea pertama itu

harus dibaca secara keseluruhan. Melalui alinea pertama, biasanya penulis

menjelaskan pokok pikiran seluruh isi bab. Dengan membaca alinea pertama, kita

dapat mengetahui keseluruhan isi bab itu.

Membaca alinea terakhir dari suatu bab, karena di sini terangkum kesimpulan

(conclusion, restatement). Alinea terakhir berisi ide-ide yang terdapat dalam

alinea-alinea sebelumnya.

Membaca alinea yang berada di tengah kalimat-kalimat pertama dan

terakhir. Alinea yang terdapat di tengah kalimat umumnya tidak berisi ide pokok

tetapi ide pendukung (supporting idea) dan contoh-contoh (examples). Meskipun

demikian, kita dapat membacanya untuk mengetahui isi buku tersebut.

11
Memperhatikan kata-kata yang bertanda khusus, seperti digaris bawahi,

dicetak miring, dan sebagainya. Kata yang bertanda khusus menunjukkan bahwa

kata itu penting, kecuali yang dicetak miring karena berasal dan istilah asing. Kata

asing yang dicetak miring tidak mesti menunjukkannya penting.

Teknik membaca sepintas ini dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan

membaca sebagai berikut :

1. Persiapan ketika akan mempelajari sebuah buku. Kita telah mengetahui

garis besarnya, sebelum secara intensif melakukan kerja.

2. Bila kita membaca ulang buku yang pernah dipelajari, hal ini merupakan

suatu pengulangan yang cepat yang mengungkap kembali hal-hal yang

hampir terlupakan.

3. Bila membaca suatu bacaan yang pernah diketahui, kita secara cepat

membaca sepintas untuk mengetahui apakah penulis mengungkapkan hal-

hal baru.

4. Bila mencari buku referensi, atau untuk membuat skripsi, setelah membaca

sepintas kita dapat mengetahui apakah buku tertentu dapat dipakai atau

tidak.

C. Membaca Mencari

Mencari kata-kata, nama-nama, atau angka-angka tertentu, atau ingin

menjawab pertanyaan dan mencarinya dalam sebuah buku merupakan kegiatan

membaca mencari yang dikenal dengan istilah scanning. Menurut Cohn Mares

(1976 : 6), scanning adalah the technique of finding rapidly the answer to the

12
particular question (teknik untuk menemukan jawaban secara cepat dan suatu

pertanyaan tertentu). Jadi, membaca mencari atau scanning adalah membaca

untuk mencari informasi khusus/tertentu (specific information) dalam sebuah

bacaan. Misalnya, mencari kata-kata dalam kamus, mencari nomer telepon

seseorang dalam buku telepon, mencari masalah tertentu dalam sebuah buku.

Membaca dengan teknik ini dikenal pula dengan membaca cepat. Dengan

teknik ini kita diajarkan untuk membaca indeks, daftar isi, judul dan sub judul dan

membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan

menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang

singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam

buku tersebut. Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui

isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya

di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa

membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat

selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud.

Scanning ini dilakukan dengan mencari point- point tertentu yang

diinginkan. Ketika melakukan membaca mencari ini, pikiran kita terpusat pada

keterangan yang ingin dicari. Cara yang dapat ditempuh sebagai berikut :

1. Menentukan apa yang akan dicari. Apakah sebuah kata atau kalimat atau

sebagian informasi. Menentukan topik apa yang akan dicari dapat

menuntun pada objek informasi yang akan ditelusuri.

2. Meneliti daftar isi buku dan mencari dalam bab mana jawaban ingin

ditemukan. Setelah ditemukan, melihat point-point penting pada bab itu

13
apakah sudah cukup mewakili informasi yang dicari atau tidak, apakah

kandungan semua bab relevan dengan yang dicari atau sebagiannya saja.

3. Melihat halaman-halaman tertentu di mana dapat ditemukan kata; nama,

angka, atau jalan pikiran yang dicari. Jika ditemukan, diberi tanda agar

nantinya mudah untuk mencari ulang. Dengan melihat halaman-halaman

itu, dimungkinkan kita mendapatkan informasi yang tidak secara eksplisit

disebutkan dalam daftar isi buku yang bersangkutan.

4. Apabila yang kita cari ditemukan, hendaklah dibaca juga teks

sekelilingnya. Mungkin dapat ditemukan keterangan tambahan yang

dibutuhkan. Dengan membaca teks sekeliling, kita dapat memperluas

jangkauan pencaharian informasi sehingga memungkinkan ditemukannya

data yang lebih banyak.

Membaca dengan teknik scanning ini tidaklah sulit sebab hampir semua

buku ditulis dengan susunan tertentu. Dalam sebuah buku, kita bisa melihat daftar

isi dan bab-bab tertentu. Mencari kata dalam kamus atau nomer dalam buku

telepon cukup dengan melihat huruf awal kata atau nama yang dicari sebab

semuanya tersusun dalam urutan abjad (alphabetical order). Dengan demikian,

scanning merupakan cara efektif untuk mencari informasi-informasi tertentu yang

diinginkan dalam waktu yang relatif singkat.

D. Membaca Belajar

Bila ingin mengetahui dan mengingat hal-hal yang penting dan detail dan

sebuah informasi, maka kita harus membaca belajar. Sebagaimana dijelaskan di

14
atas, terkadang kita lupa mengingat kembali apa yang telah dibaca. Mungkin

teknik membaca ini dapat membantu sehingga kesulitan itu dapat diatasi. Sebab,

tujuan membaca belajar adalah untuk mengingat kembali (mereproduksi) suatu

teks. Namun, ini tidak berarti bahwa kita harus menghafal teks itu di luar kepala.

Yang penting adalah kita mempunyai pandangan mengenai susunan buku itu

kemudian meresapi hal-hal yang terkandung di dalamnya. Dengan meresapi,

berarti kita benar-benar mengetahui masalahnya. Untuk itu, kita perlu membaca

kalimat demi kalimat.

Teknik membaca belajar ini lebih serius daripada tiga teknik membaca

sebelumnya. Seseorang tidak hanya dituntut membaca, mencari, dan menelusuri

kata, kalimat, atau paragraf tertentu, tetapi lebih dari itu diharuskan memahami

apa yang dibaca. Untuk itu, membaca belajar tidak hanya dilakukan sekali. Jika ia

tidak memahami suatu bab, maka bab itu dibaca ulang sampai memahaminya

sebelum pindah pada bab-bab berikutnya.

Ini terutama jika antara bab pertama sampai bab terakhir disusun secara

berkait dan beruntun sehingga tidak mungkin ia memahami suatu bab jika tidak

memahami bab sebelumnya.

Di samping membaca, dalam kegiatan membaca belajar ini, ada beberapa

hal yang perlu dilakukan (ini, tentunya, jika buku itu milik sendiri), yaitu:

1. Menggarisbawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang dianggap penting;

2. Mencatat gagasan atau pikiran inti pada pinggir suatu alinea;

3. Memberi nomor pada sisi halaman atau pada alinea yang mengandung

beberapa sub pokok pikiran;

15
4. Membuat bagan tentang susunan buku itu; dan

5. Membuat ringkasan.

Lima hal di atas tidak pasti dilakukan semua, terserah mana yang akan

dipilih. Untuk lebih jelasnya, dapat diikuti cara-cara berikut ini:

1. Ketika memulai membaca, usahakan agar kita mendapat gambaran umum

tentang isi yang dikandung sebuah buku dengan cara sebagaimana

dijelaskan pada cara membaca terarah.

2. Setelah itu, mulai membaca bagian demi bagian yaitu paragraph demi

paragraph atau bab demi bab. Bagian-bagian ini dibaca secara keseluruhan

dan tidak diputus-putus. Misalnya, membaca satu bab dalam satu waktu.

Sebab dengan demikian, kesatuan gagasan di dalamnya dapat dipahami

secara utuh. Kalau buku yang dibaca milik sendiri, dapat dilakukan upaya

menggarisbawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang dianggap penting.

Hal ini dapat mempermudah ketika membaca ulang berikutnya. Jika dalam

sebuah alinea terdapat beberapa sub pokok pikiran, maka memberi nomor

pada alinea itu dapat memperjelas bagian-bagiannya.

3. Setelah membaca satu bab, hendaklah dibaca itu lagi dengan cepat yaitu

dengan melihat kata-kata atau kalimat-kalimat yang digarisbawahi atau

catatan-catatan yang ditulis pada pinggir alinea. Jika masih belum paham

juga, dibaca dengan membuat catatan pada kertas sebagai ringkasan dari

bab yang sulit itu.

4. Kalau ini selesai, hendaklah dibaca bab berikutnya. ini dilakukan seperti

bab sebelumnya. Dengan cara ini, hubungan antara bab yang satu dengan

16
lainnya menjadi jelas. ini dapat membantu dalam memahami keseluruhan

kandungan buku tersebut.

5. Buat catatan ringkasan pada kertas tersendiri. Ringkasan ini sangat berarti

dan sangat praktis karena di samping jumlah halamannya lebih sedikit dan

buku aslinya, catatan dapat pula disatukan dengan catatan dan buku lain

(tentunya dengan halaman terpisah).

Teknik membaca belajar ini dapat digunakan untuk mengikuti ujian baik

ujian tengah semester (UTS) ujian akhir semester (UAS), ujian komprehensif,

maupun ujian lain. Dapat pula digunakan untuk memperdalam materi perkuliahan

yang diperoleh dalam kelas, dan untuk menambah ilmu pengetahuan.

E. Membaca Kritis

Membaca kritis adalah membaca suatu bacaan di samping untuk mengerti

dan menghafal juga untuk mengadakan penilaian (judgement) terhadap jalan

pikiran penulis. Di sini kita harus benar-benar memahami isi buku dengan cara

membacanya secara teliti. Kemudian diadakan penilaian dengan melihat jalan

berpikir penulis mengapa sampai pada kesimpulan tertentu.

Ketika membaca kritis, kita tidak lagi bersikap pasif menerima apa adanya

informasi yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah buku. Di samping

memahami atau sambil menghafal kandungan buku itu, kita mengkritisi dan

menganalisis apakah kandungan buku itu benar atau tidak. Untuk itu, sebelum

membaca buku tersebut, kita harus dibekali dengan ilmu yang sesuai dengan

17
kandungan buku yang dimaksud. Jika tidak, maka kita tidak mungkin melakukan

kritik dan analisis.

Dalam hal ini kita harus memahami ide pokok atau main idea yang

terdapat dalam sebuah paragraf. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah paragraf

terdapat unsur-unsur yang membentuknya, yaitu ide pokok (main idea), ide

pendukung (supporting idea), contoh-contoh (examples), dan kesimpulan

(conclusion). Satu atau lebih dan unsur-unsur itu harus ada dalam sebuah paragraf

meskipun tidak harus semuanya. Dengan memahami unsur-unsur dalam bacaan

itu, kita dapat menganalisis, menentukan, dan mengkritik point-point mana yang

dinilai kurang benar dan selanjutnya memberikan saran konstruktif untuk revisi

pada edisi berikutnya.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan membaca kritis adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan cara membaca terarah untuk mengetahui kandungan buku

secara global. Dengan demikian, kita dapat mengetahui apakah buku itu

yang dicari atau bukan. Apakah buku itu layak untuk dikritisi atau tidak,

sebab tidak sedikit buku yang tidak dapat dikritik karena kandungannya

tidak mengikuti tata aturan ilmiah.

2. Kemudian membaca dengan teliti bab demi bab. Ini dilakukan dengan

memperhatikan kemungkinan ada hal-hal yang perlu dipermasalahkan,

terutama kesimpulan-kesimpulan atau gagasan-gagasan penulis. Untuk

mencari gagasan-gagasan yang dapat dipermasalahkan, kita harus

membaca dengan teliti dan memahaminya dengan benar. Sebab, jika

18
terjadi kesalahpahaman, kita telah melakukan kesalahan dua kali; salah

dalam memahami gagasan orang dan salah dalam melakukan kritik

terhadapnya.

3. Menganalisis gagasan-gagasan itu, apakah sesuai dengan fakta atau jalan

berpikir yang lurus (logika) atau tidak. Jika sesuai dengan fakta atau jalan

pikiran yang lurus, maka gagasan itu tidak usah dikritik. Tetapi, mungkin

saja contoh-contoh atau ide-ide tambahan ada yang tidak sesuai dengan

dua hal di atas. Maka, kritik dapat dilakukan untuk kondisi ini. Jika

ternyata gagasan-gagasan itu tidak sesuai dengan fakta atau jalan berpikir

yang lurus, kita harus menunjukkan (mencatat) gagasan-gagasan itu secara

tersendiri, kemudian koreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi dengan

mengemukakan jalan keluar berupa gagasan-gagasan dengan topik yang

sama yang sesuai dengan fakta atas jalan berpikir (logika) yang lurus.

Teknik membaca kritis dapat digunakan untuk memberikan feed back

terhadap suatu buku. Dapat pula digunakan ketika meresume sebuah buku yang

disertai dengan analisis terhadapnya, untuk mengkritik pendapat seseorang dalam

buku itu, atau untuk penulisan karya ilmiah baik artikel, resensi, skripsi, tesis, atau

disertasi.

Di samping kelima teknik membaca tersebut atas, sebagaimana dikutip

oleh Machinu (1996: 80) membaca dapat pula dilakukan dengan teknik-teknik

membaca dengan teknik 8 langkah, membaca dengan teknik 3-R, membaca

dengan teknik OK5R, dan membaca dengan teknik SQ3R.

19
F. Membaca dengan Teknik 8 Langkah

Cara membaca buku teks ini disebut 8 langkah karena teknik ini menuntut

keterlibatan pembacanya dalam mengikuti 8 langkah sebagai berikut:

1. Perenungan awal

Menurut ilmu psikologi, pemahaman membaca suatu bab dalam buku teks

akan banyak dibantu dengan cara meluangkan waktu secukupnya untuk melihat

dan memikirkan judul bab serta kedudukan bab itu dalam buku keseluruhan.

Dengan melihat daftar isi, pembaca akan mengetahui posisi bab yang

bersangkutan dan hubungannya dengan bab-bab lain dari buku tersebut. Setelah

mengetahui judul bab dan posisinya dalam buku, pembaca secara sengaja

memunculkan segala pengetahuan yang telah dimilikinya yang berkaitan dengan

judul bab itu untuk dihubung-hubungkan dengan isi yang kira-kira akan

ditemuinya dalam bab.

Dengan demikian sebelum membaca bab, pembaca telah siap dengan

prediksi dan harapan yang didasarkan atas pengetahuan awalnya itu untuk melihat

apakah memang isi bab tersebut seperti yang diprediksi dan diharapkannya.

Dalam proses membaca bab nati, kegiatan membaca akan lebih menyenangkan

karena mengandung permainan menebak-nebak. Jelaslah bahwa selain

membangkitkan minat membaca suatu bab, langkah perenungan awal ini akan

mengembangkan daya ingat yang kuat untuk memperoleh pemahaman yang

maksimal.

20
2. Membaca bagian pengantar

Walaupun membutuhkan waktu tersendiri, membaca bagian pengantar

sebenarnya memiliki banyak manfaat. Di bagian pengantar ini penulis buku secara

pribadi menjelaskan tentang (1) pokok bahasan yang dicakup dalam buku, (2)

perbedaan buku itu dengan buku lainnya, (3) keunggulan buku itu dan buku lain

sejenis, dan (4) pola pengorganisasian buku. Secara singkat dapat dikatakan

bahwa dengan membaca kata pengantar, seorang pembaca akan memperoleh

informasi tentang isi seluruh buku.

3. Melakukan survei pada bab yang akan dibaca

Banyak pembaca menganggap bahwa melakukan survei hanya membuang-

buang waktu saja sebab menurut anggapan mereka membaca secara langsung

akan lebih efisien.. Berikut ini akan dikemukakan tiga manfaat yang dapat dipetik

dan melakukan survei pada bab yang akan dibaca:

a) Melakukan survei sangat bermanfaat karena kegiatan ini melibatkan

pembaca untuk menelusuri seluruh bab secara cepat untuk memperoleh

gambaran isi. bab secara keseluruhan. Selama membaca seluruh bab secara

cepat, pembaca akan menemukan ide penting apa saja yang dikemukakan

oleh penulis, masalah apa saja yang dilontarkan, dan pertanyaan-

pertanyaan apa saja yang diajukan oleh penulis. Konsentrasi bacaan pada

kalimat awal dan kalimat akhir dan setiap paragraph, karena di situlah

tempat yang biasa dipakai penulis mengemukakan gagasan pokoknya.

Sudah barang tentu, survei tidak menghasilkan pemahaman setiap hal

secara rind karena survei memang bertujuan untuk memperoleh gambaran

21
secara garis besarnya saja. Gambaran secara garis besar inilah yang

memberikan banyak manfaat dalam bentuk memberikan perekat pada

setiap hal yang rinci yang akan diperoleh nanti sewaktu membaca bab

tersebut secara seksama. Tanpa perekat ini, pembaca akan menemukan

hal- hal rinci yang satu sama lain tampaknya tak berkaitan. Akibatnya,

pemahaman pembaca terhadap masing-masing bagian rinci dalam bab

tersebut seperti pemahaman seorang yang sedang berada dalam

terowongan, tak tahu arah dan posisi secara jelas.

b) Di samping memberikan kaitan antar informasi rinci, survei memberikan

modal dasar untuk memulai menerjuni bidang kajian tertentu dalam bab

yang akan dibaca. Fungsi ini dalam psikologi disebut advance organizer.

Modal dasar ini berupa topik atau pokok bahasan yang tertanam dalam

pikiran pembaca sebelum memulai membaca secara sungguh-sungguh.

Sewaktu membaca secara sungguh-sungguh informasi yang diperoleh

selama membaca bab akan dapat dikaitkan dengan topik atau pokok

bahasan yang telah disiapkan dalam pikiran pembaca. Hasil penelitian

telah banyak mengungkapkan keunggulan advance organizer sebagai

pemicu pemahaman yang maksimal sehingga fungsinya tidak perlu

diragukan lagi.

c) Melakukan survei pada bab yang akan dibaca juga bermanfaat bagi

pembaca yang seringkali merasa sulit untuk memulai membaca secara

sungguh-sungguh. Peserta didik yang memperoleh tugas membaca sebuah

bab yang cukup panjang dan sulit seringkali memerlukan pemanasan

22
terlebih dahulu untuk memulai membaca dengan sungguh-sungguh.

Dengan melakukan survei pada bab yang panjang dan sulit itu, ia akan

merasa telah memulai sesuatu, dan survei memang jauh lebih mudah

daripada membaca secara sungguh-sungguh.

4. Mengajukan pertanyaan

Mengajukan pertanyaan selama dalam proses membaca memiliki dua

fungsi penting: [1] Mempersiapkan secara mental terhadap informasi yang

diperolehnya selama membaca; dan [2] Memaksa pembaca untuk membaca

bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dan menghindari hal-hal yang tidak

penting. Salah satu teknik yang dapat dipakai adalah dengan mengajukan

pertanyaan yang terarah pada satu hal khusus. Sewaktu memulai membaca bab,

ubahlah judul pokok bahasan atau sub pokok bahasan menjadi pertanyaan,

misalnya judul “Aspek Dasar Ingatan” dijadikan pertanyaan : Apa saja yang

termasuk aspek dasar ingat? Dengan mengubah judul menjadi pertanyaan proses

membaca seolah-olah menjadi proses mencari jawaban yang telah diajukan. Cara

yang demikian itu membuat pekerjaan membaca menjadi pekerjaan yang terarah,

penuh dengan tujuan-tujuan tertentu.

5. Membaca bab secara seksama

Tujuan dari semua langkah terdahulu — langkah pertama sampai langkah

keempat — adalah mempersiapkan pembaca untuk duduk dengan tenang dan

membaca bab dengan sungguh-sungguh. Dengan kata lain, semua kegiatan pada

langkah terdahulu merupakan pemanasan untuk melakukan sesuatu kegiatan

utama, yaitu membaca bab secara sungguh-sungguh. Tujuan membaca sungguh-

23
sungguh ini adalah memahami semua yang disajikan dalam bab tersebut. Ada tiga

cara yang dapat dilakukan untuk memahami semua yang. disajikan dalam bab

tersebut:

1) Membaca per paragraf. Oleh karena penulis buku pada umumnya

menyajikan gagasan mereka dalam paragraf (biasanya satu gagasan dalam

satu paragraf), pembaca akan memperoleh pemahaman yang maksimal

apabila berusaha memahami setiap paragraph yang ada dalam bab. Setelah

melakukan survei pada suatu bab, pembaca kembali membaca dan

paragraf pertama dan mencari jawab atas pertanyaan: Gagasan apa yang

disampaikan penulis dalam paragraf ini? Sebelum memperoleh jawaban

atas pertanyaan sederhana ini seorang pembaca belum dapat dianggap

memahami paragraf yang dibacanya. Usaha mengetahui gagasan yang

disampaikan oleh penulis dalam setiap paragraf yang ada dalam suatu bab

merupakan pekerjaan yang terpenting dalam membaca bab. Sebelum

berhasil menangkap gagasan yang disampaikan dalam suatu paragraf,

pembaca dianjurkan untuk tidak meneruskan membaca paragraf

berikutnya, atau paling tidak, dia harus segera kembali ke paragraf tadi

untuk berusaha kembali memperoleh gagasan pokoknya. Tanpa

memahami gagasan dan suatu paragraf, pemahaman paragraf berikutnya

akan tersendat-sendat.

2) Membaca per kalimat. Ada kalanya seorang pembaca pen membaca

kalimat demi kalimat untuk dapat memahami suatu paragraph. Sebuah

kalimat yang lengkap pada dasarnya mengandung satu makna. Oleh

24
karena itu, bagi pembaca yang belum terbiasa menghadapi gaya bahasa

(atau bahasa asing) yang dipakai oleh penulis dalam sebuah buku, usaha

memahami makna yang tenkandung pada setiap kalimat sangat diperlukan.

Jika usaha memahami makna yang terkandung pada setiap kalimat ini pun

masih berhasil, pembaca harus mencari bantuan dan teman lain atau dan

dosen. Dalam sebuah kalimat, kata-kata sederhana seperti misalnya di

samping itu, oleh karena, walaupun, seperti halnya, dan seterusnya,

memiliki peran yang penting dalam membentuk makna kalimat.

3) Membuat catatan-catatan. Setelah berhasil memperoleh pemahaman

kalimat atau paragraf, ada satu kegiatan yang sebaiknya dilakukan agar

keberhasilan memahami kalimat atau paragraf tersebut nantinya tidak

menjadi sia-sia. Kegiatan itu berupa menggarisbawahi bagian-bagian yang

penting membuat catatan-catatan kecil di pinggir halaman buku, atau

membuat catatan dan ringkasan dalam lembaran kertas tersendiri atau

dalam buku catatan. Salah satu atau bahkan semua kegiatan tersebut

merupakan pekerjaan yang sangat bermanfaat terutama untuk

menyelamatkan temuan berupa pemahaman kalimat atau paragraph yang

diperoleh dengan susah payah.

6. Mengungkapkan kembali isi buku secara lisan

Pengungkapan kembali. secara lisan atas sesuatu yang telah dipahami

merupakan upaya yang efektif untuk menghindari kelupaan. Tanpa usaha ini,

pemahaman yang telah diperoleh akan dengan mudah dilupakan begitu saja. Cara

memerangi kelupaan atas pemahaman yang telah diperoleh sebetulnya sederhana

25
saja, yaitu dengan menutup bagian yang telah dipahami dan berusaha

mengungkapkan pemahamannya secara lisan dengan menggunakan kata-kata

sendiri. Ungkapkanlah gagasan-gagasan sebagai hasil pemahaman itu dalam

kalimat-kalimat yang lengkap sehingga akan mudah diserap oleh daya ingat dalam

otak. Bagi peserta didik yang tekun, pengungkapan kembali semacam itu dapat

disertai dengan kegiatan menuliskannya pada lembaran kertas tersendiri atau buku

catatan seolah-olah sedang mengerjakan soal-soal ujian di mana pertanyaan-

pertanyaannya diajukan oleh peserta didik itu sendiri. Kegiatan ganda seperti ini

akan memperkuat daya ingat (menjadi simpanan dalam jangka panjang) oleh

karena melibatkan tiga macam saluran: telinga, mata, dan otot tangan.

7. Mengulang kembali bab yang telah dibaca

Ada dua macam kegiatan pengulangan kembali, yaitu:

1) Mencoba menghubungkan kembali bagian-bagian yang terpisah yang

diperolehnya dan membaca suatu bab menjadi satu kesatuan yang utuh.

Caranya adalah dengan membuat kerangka atau ringkasan yang berupa

daftar pokok bahasan yang dicakup dalam bab tersebut. Kerangka atau

ringkasan akan membantu pembaca memperoleh gambaran yang lengkap

kembali atas isi suatu bab secara utuh.

2) Mengulang kembali apa yang dibaca dan melihat hasil kegiatan membaca

selama ini yang dapat berupa catatan-catatan kecil pada pinggir halaman,

garis bawah, atau ringkasan pada lembaran kertas tersendiri. Kegiatan ini

terutama dimaksudkan untuk mengingatkan kembali apa saja yang telah

berhasil dipelajari selama membaca suatu bab tertentu. Dalam proses

26
mengulang kembali ini, kegiatan mengungkapkan kembali secara lisan

masih perlu dilakukan sehingga pemahaman yang maksimal dapat

diperoleh. Sebagai variasi, pengulangan kembali apa yang telah dibaca ini

dapat juga dilakukan dengan cara menulis soal-soal ujian (bertindak

seperti seorang guru yang sedang mempersiapkan soal ujian) berdasarkan

bahan yang dibacanya. Menurut pengalaman, soal-soal yang dipakai

sebagai sarana belajar yang demikian ini sering muncul juga dapat ujian

yang sebenarnya. Kegiatan menulis soal dan berusaha menjawabnya

sendiri merupakan salah satu cara belajar yang cukup efektif.

8. Perenungan kembali

Yang dimaksud perenungan kembali ini adalah kegiatan memusatkan

pikiran kepada hal-hal selain yang biasa dialami, dengan cara menghubungkan

pemahaman-pemahaman yang selama ini telah dimiliki, atau menghubungkan

pikiran-pikiran lama dengan gagasan-gagasan yang baru diperolehnya dari

membaca suatu bab. Perenungan kembali semacam ini merupakan keterampilan

yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Proses merenungkan kembali

dengan cara mengintegrasikan pikiran lama ke pikiran baru atau sebaliknya,

gagasan baru ke gagasan lama merupakan proses yang diperlukan untuk dapat

melestarikan pemahaman yang diperolehnya dan membaca buku.

G. Membaca dengan Teknik 3-R

Membaca buku secara sistematis dapat juga menggunakan teknik

sederhana yang disebut 3-R: read record, dan recite (membaca, mencatat, dan

27
mengungkap kan secara lisan). Langkah-langkah membaca dengan teknik 3-R

dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Mencatat suatu bab dengan berusaha memahami paragraf demi paragraf.

Jangan berhenti membaca sebelum dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan sendiri: Gagasan apa yang ingin disampaikan oleh pengarang

dalam paragraph ini?

2. Setelah berhasil memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut,

pembaca harus merekam pemerolehannya itu dalam bentuk catatan-catatan

di pinggir halaman, garis bawah, atau ringkasan pada buku catatan sendiri.

3. Berusaha mengungkapkan kembali secara lisan apa yang telah dipahami

sambil menutupi bagian yang telah dibaca. Ingat bahwa jika kita tidak

dapat mengungkapkan kembali secara lisan apa yang dipahami sekarang,

kelak di kelas, atau pada waktu ujian, kita juga tidak akan dapat

mengungkapkan kembali, baik secara lisan atau tertulis. Oleh karena itu,

kegiatan itu dilakukan saat masih dini.

H. Membaca dengan Teknik OK5R

Teknik membaca buku yang disebut OK5R ini juga serupa dengan teknik

yang telah dipaparkan terdahulu. Namun, sebagai suatu teknik tersendiri, teknik

OK5R ini dianggap sebagai pendekatan membaca buku teks yang sistematis :

Overview, Key ideas, Read, Record, Recite, Review, dan Reflect (tinjauan umum,

gagasan kunci, membaca, mencatat, mengungkapkan kembali secara lisan,

mengulang, dan merenung kembali). Dan segi waktu pelaksanaannya, teknik ini

28
dibagi menjadi tiga bagian: sebelum membaca, selama membaca, dan setelah

membaca:

1. Sebelum membaca

Sebelum membaca dilakukan terlebih dahulu tinjauan umum (overview).

Dilakukan dengan membaca bab secara sekilas untuk mengetahui secara cepat

isinya. Overview dilakukan dengan : [1] Memperhatikan judul dan sub-judul yang

ada dalam bab untuk memperoleh gambaran gagasan yang akan dijelaskan,

masalah-masalah yang akan dipersoalkan, dan pertanyaan yang diajukan. [2]

Mencari gambaran secara umum tentang isi bab tersebut. Judul dan süb-judul

dalam bab akan berfungsi sebagai advance organizer (pemicu pemahaman).

Fungsi tinjauan umum adalah untuk pemanasan dan mempersiapkan pemahaman

yang maksimal dalam membaca bab itu secara sungguh-sungguh.

2. Selama membaca

Selama membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu:

1) Gagasan kunci (key ideas). Setiap buku pada umumnya disusun terdiri atas

tiga unsur : gagasan pokok, bahan penunjang, dan bagian transisi. Tugas

pokok pembaca adalah memilahkan antara gagasan pokok dan bahan-

bahan penunjang.

2) Membaca (read). Membaca satu paragraph terlebih dahulu, lalu ajukan

pertanyaan: apa gagasan pokoknya? Bagaimana gagasan penunjangnya

mendukung gagasan pokok? Kata-kata apa yang memberikan petunjuk

adanya gagasan pokok dan gagasan penunjang? Apa isi paragraph yang

perlu saya peroleh sebagai hasil membaca bab itu?

29
3) Mencatat (record). Mencatat hasil pemahaman. ini dilakukan dengan

membuat catatan kecil pada tepi halaman dan menggarisbawahi bagian

yang penting saja. Jika memungkinkan, dibuat catatan atau ringkasan pada

lembaran kertas atau buku catatan tersendiri. Hendaklah dihindari

membuat ringkasan dan setiap kalimat yang ada. Ringkaslah gagasan

pokoknya saja.

3. Setelah membaca

Setelah membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu:

1) Mengungkapkan kembali secara lisan (recite). Untuk menghindari

kelupaan, kita ungkapkan pemahaman secara lisan. ini dilakukan dengan

cara menutup buku dan mengungkapkan pemahaman yang baru saja

diperoleh dengan menggunakan kata-kata sendiri. Setelah

mengungkapkan, kita periksa apakah sudah benar pemahaman yang kita

ungkapkan. Kita lakukan rangkaian membaca, mencatat, dan mengungkap.

kan isi paragraph demi paragraph sampai akhir bab.

2) Mengulang (review). Setelah selesai mengungkapkan kembali seluruh

gagasan pokok dan penunjang, hendaklah diulang kembali seluruh bagian

untuk memperoleh gambaran menyeluruh.

3) Merenungkan kembali (reflect). Setelah selesai seluruhnya, hendaklah

direnungkan kembali semua gagasan pokok yang telah diperoleh dan

membaca bab tersebut. Dibandingkan satu gagasan pokok dengan yang

lain, dilihat mana yang sama dan mana yang bertentangan. Dipadukan

30
pengetahuan baru yang diperoleh dan membaca bab itu dengan

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

I. Membaca dengan Teknik SQ3R

Teknik ini merupakan teknik membaca populer yang memang khusus

diciptakan sebagai teknik membaca buku teks. Kepopulerannya disebabkan oleh

kaidah-kaidahnya yang tampak ilmiah, dan juga namanya yang mudah diingat.

Teknik ini mencakup 5 kegiatan: Survey, Question, Read, Recite, dan Review

(survei, mempertanyakan, membaca, mengungkapkan, dan mengulang).

Berikut ini penjelasan masing-masing langkah secara rinci:

1. Survei (survey). Dilakukan dengan memeriksa judul atau sub-judul yang ada

dalam bab untuk memperoleh gambaran secara umum gagasan yang

dikembangkan dalam bab itu. Survei dilakukan juga dengan memeriksa

paragraf terakhir dari bab yang biasanya berfungsi sebagai rangkuman bab.

Kegiatan survei ini cukup dilakukan selama sekitar satu menit dan akan

menghasilkan gambaran gagasan pokok apa saja yang akan dibahas. Survei

merupakan kegiatan mempersiapkan diri untuk membaca secara sungguh-

sungguh.

2. Mempertanyakan (question). Tahap ini dimulai dengan membaca dengan

sungguh-sungguh. Judul pertama diubah menjadi pertanyaan. Cara ini akan

meningkatkan rasa ingin tahu yang memperkuat pemahaman. Pengajuan

pertanyaan akan membantu arah kegiatan membaca sehingga pemahaman

akan lebih cepat diperoleh.

31
3. Membaca (read). Masing-masing bagian atau paragraf yang ada dalam bab

dibaca secara seksama dengan tujuan mencari jawaban dari pertanyaan yang

diajukan. Kegiatan membaca seperti ini akan menjadikannya sebagai kegiatan

yang aktif melibatkan mental pembaca.

4. Mengungkapkan (recite). Setelah selesai membaca suatu paragraph atau suatu

bagian dan bab hendaklah buku ditutup dan dicoba untuk mengungkapkan

jawaban dan pertanyaan sebagai gagasan pokok dan bagian itu dengan

menggunakan kata-kata sendiri. Jika perlu, kata-kata kunci ditulis sebagai

petunjuk untuk mengungkapkan gagasan pokok itu. Hendaklah langkah kedua,

ketiga, dan keempat tersebut (question, read, recite) diulangi untuk bagian

atau paragraph selanjutnya sampai seluruh bab selesai dibaca.

5. Mengulang (review). Jika seluruh buku teks atau bagian yang ditugaskan telah

selesai dibaca melalui proses survey, question, read, dan recite, maka langkah

selanjutnya adalah melihat catatan hasil pemahaman secara seksama untuk

melihat kembali hubungan antar gagasan yang ada. Kemudian memeriksa

kembali pemahaman Anda dengan cara mengungkapkan kembali secara lisan

masing-masing judul atau sub-judulnya.

Dengan sepuluh teknik membaca tersebut -- tentunya dengan

menggunakan satu di antaranya ketika membaca buku bukan semuanya sekaligus

-- kita akan dapat membaca buku secara efektif, efisien, dan praktis sehingga

hasilnya akan sangat berbeda dengan membaca buku secara serampangan tanpa

menggunakan salah satu dari kesepuluh teknik membaca tersebut.

32

Anda mungkin juga menyukai