Anda di halaman 1dari 22

NAMA : ELA SAPITRI

NIM : 856734956
KELAS : 4.A
MAPEL : KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA SD
TUTOR : SEMAUN NAIDU,M.Pd.

MODUL 4
KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN
Kegiatan Belajar 1
Keterampilan Membaca Permulaan

A. Pengertian Membaca Permulaan


Membaca permulaan sering di versus kan dengan membaca lanjut. Sasaranya adalah pembaca
pembaca pemula yang belum mengenal lambing-lambing bunyi Bahasa. Di lingkungan
sekolah yang dimaksud dengan pembaca pemula adalah siswa kelas 1 dan 2 sekolah dasar.
Sementara dilingkungan masyarakat taau dilingkungan Pendidikan non formal yang dimaksud
dengan pembaca pemula adalah mereka yang tergolong literal atau masyarakat yang masih
buta aksara. Dilingkungan masyarakat para pembaca pemula tidak dibatasi oleh usia jadi
siapapun yang belum mengenal lambang bunyi Bahasa tidak bias melaporkan lama lambing
bunyi Bahasa disebut pembaca pemula. Golongan mereka itu sering juga disebut sebagai
golongan buta aksara.

Jenis membaca yang dipelajarinya adalah membaca permulaan dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pengenalan lambang-labmang bunyi Bahasa dan pengubahan lama-lama bunyi
tersebut menjadi bunyi-bunyi Bahasa bermakna.

Dilihat dari tingkat keliterasianya masyarakat kita terbagi atas tiga kelompok yakni kelompok
iliterat (buta aksara), aliterar (malas membaca), dan literat (bias dan biasa membaca).
Berdasarkan data statistic PBB Tahun 2005 tentang daftar peringkat kemelekhurufan negara-
negara did unia Indonesia menempati urutan ke 85 dari 175 negara. Di Indonesia sendiri saat
ini terdapat 10 Provinsi tingkat kebutaan hurufnya tergolong tinggi. Dikatakan tinggi jika buta
aksaranya itu diatas 10 persen. Provinsi yang tergolong kebutaaksaraanya tinggi itu
diantaranya Provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat serta
Sulawesi Selatan. Sisi lain dewasa ini tengah dicanangkan program millennium development
goal (MDGs) yang salat satu tujuanya adalah target pencapaian penyelesaian Pendidikan dasar
(primary schooling) bagi siapapun pada 2015.
Pengajaran membaca permulaan menurut Ngurah Oka (1987:71) lebih ditujukan pada
pembinaan dasar-dasar mekanisme membaca. Dasar-dasar dimaksud antara lain :

a. Kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi Bahasa yang diwakilinya.


b. Memindah gerak mata dari kiri ke kanan
c. Membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
R. Masri Sureb Putra (2008:4) menjelaskan membaca permulaan itu diperutukkan bagi siswa
kelas 1 sampai 3 SD. Penekanan pembelajaranya difokuskan terhadap pengondisian siswa
untuk masuk dan mengenal bacaan.

Pemahaman mendalam akan mencari bacaan belum menjadi perhatian. Konsekuensi dari focus
penelitian pembelajaran mereka permulaan tersebut. Bapak orientasi pembelajaran lebih
diarahkan pada pengenalan lambing bunyi, pelafal lambing bunyi, pelafalan lambing bunyi,
kelancaran dan ketepatan mengucapkan lambing-lambing bunyi. Oleh karenanya
pembelajaran membaca permulaan lebih menekankan kegiatan membaca nyaring dan
membaca teknis.

B. TUJUAN MEMBACA PERMULAAN

Secara umum tujuan pembelajaran membaca permulaan adalah melek huruf istilah ini sering
di versuskan dengan merk wacana. Apa bedanya? Melek huruf secara sederhana dapat
diartikan sebagai kemampuan mengenali lambing-lambing Bahasa tulis dan kemampuan
menyembunyikanya atau melafalkanya dengan benar. Sebagai contoh si pembaca dapat
membedakan/ Badu/ dengan dadu. Melalui pelafalan kedua itu meskipun pada awal masa
pengenalan lambing itu boleh bias jadi si pembaca belum memahami artinya. Perbedaan
ponem /b/ dan /d/ pada kefua kara itu akan menyebabkan perbedaan makna.

Membaca permulaan sebaliknya berakhir dikelas 2 SD. Setelah itu program pembelajaran
membaca permulaan secara berangsur harus sudah diarahlan pada kegiatan membaca lanjut.
Pada kegiatan permulaan jenis membaca dilatih pada anak adalah membaca nyaring atau
bersuara dan membaca teknis. Dengan jenis membca ini guru akan dapat mengontrol siswa
yang belum bias membaca dan bias membaca tetapi belum benar serta bias membaca dengan
lancer. Pengetahuan ini penting bagi guru guna menentukan tindak lanjut pembelajaran
membaca yang tepat bagi anak didiknya.

C. FUNGSI MEMBACA PERMULAAN


Membaca permulaan berfungsi sebagai peletak dasar atau fondasi bagi keberhasilan seseorang
dalam semua aspek kehidupanya kelas. Terdapat benyak ungkapan bijak yang
mengimplisitkan betapa pentingnya peran dan fungsi membaca bagi kehidupan.

Ungkapan-ungkapan bijak itu antara laun membaca merupakan jantungnya Pendidikan, buku
adalah Gudang ilmu dan membaca adalah kunci pembukanya, buku merupakan jendela
informasi dunia dan lain-lain. Ungkapan-ungkapan itu menyiratkan makna betapa
kemampuanmembaca memegang peran penting dalam kehidupan. Oleh karena memaca bukan
suatu keterampilan yang bersifat bawaan maka penguasaan atas keterampilan itu tidak dating
secara serta merta.

Membaca permulaan dikatakan sebagai peletak dasar atau fondasi bagi semua aspek
kehidupan, terlebih untuk kehidupan akademik karena tidak ada satupun dari aktivitas
akademik yang tidak melibatkan kegiatan membaca, melek huruf merupakan jembatan bagi
melek wacana. Melek wacana merupakan jendela untuk melongok dunia.

D. JENIS – JENIS MEMBACA PERMULAAN

Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang melibatkan serangkaian sub-sub


keterampilan yang lebih kecil.

Tarigan (1979:10) dengan mengutip pendapat Broughton, et all (1978) menjelaskan sub-sub
keterampilan membaca itu menyebutkan tiga komponen berikut :

1. Pengenalan terhadap aksara dan tanda-tanda baca


2. Korelasi antar aksara, tanda-tanda baca dan unsur-unsur linguistic formal
3. Hubungan lebih lanjut antara 1 dan 2 dengan makna (meaning)
Lebih lanjut dijelaskan oleh Tarigan (1979:11) keterampilan membaca dibangun oleh dua
aspek penting yaitu :

a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill). Keterampilan yang bersifat


mekanis meliputi.
1) Pengenalan bentuk huruf
2) Pengenalan unsur-unsur linguistik fonem/grafem, kata, frase, klausa, kalimat
3) Hubungan pola ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan lambang tulis
4) Kecepatan membaca bertaraf lambat
b. Keterampilan yang berisikan pemahaman (comprehension skill)

Keterampilan yang bersifat pemahaman meliputi :


1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, dan retorikal)
2) Memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang relevansinya dengan
kebudayaan dan reaksi membaca)
3) Kemampuan mengevaluasi baik terhadap isi maupun bentuk

4) Membaca fleksibel yang disesuaikan dengan keadaan


Oleh karena itu jenis membaca yang cocok ditanamkan pada pembacaan permulaan adalah
jenis membaca nyaring atau membaca bersuara dan membaca teknis.

1. Membaca nyarign atau membaca bersuara


Penyaring pada kelas permulaan dimaksudkan untuk mengukur tingkar ketercapaian melek
huruf si pembelajaranya. Pada tataran linguistik lambang bunyi terkecil adalah fonem yang
bias dilambangkan pada berbagai bentuk seperti terdapat dalam system alfabet kita. Katakata
lepas hanya mengandung arti harfiah yang tidak selalu bisa mewadahi maksud pengujar atau
penulisanya. Menjadi lebih bermakna manakala diletakkan dalam bingkai kalimat. Demikian
seterusnya hingga akhirnya sampai pada tataran wacana.

2. Membaca teknis membaca bersuara atau membaca teknis bagi pembaca lanjut
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pembaca Bersama-sama dengan pendengar
untuk menangkap informasi dari suatu bacaan atau untuk menikmati bacaan. Oleh karena
itu menurut Tarigan (1993:22) kegiatan membaca bersuara pada tingkat lanjut, pembaca
pertama-tama dituntut untuk memahami makna serta perasaan yang terkandung dalam
bahan bacaan sebelum membacakan untuk orang lain. Untuk itu ia harus terampil
memahami lambanglambing.tertulis yang digunakan dalam tulisan yang akan dibacanya.
Selain itu seorang pembaca nyarinya efektif harus memiliki kemampuan menggerakkan
mata dengan cepat dan fleksibel karena selain harus kita membaca berdasarkan satu-
satuan unit idenya. Baik perkelompok maupun perkalimat ia juga harus memiliki kontak
mata dengan pendengarnya.

KEGIATAN BELAJAR 2
A. PENGERTIAN MEMBACA LANJUT
Membaca lanjut merupakan keterampilan membaca yang ditunjukkan untuk pembaca lanjut
dengan sasaran melek wacana, yakni kemampuan memahami memantik makna bacaan, baik
makna yang tersurat maupun makna yang tersirat .

Membaca lanjut terbagi dalam tiga kelompok :


1. Pembaca lanjut tingkat dasar kelas 3 sampai 6 SD
2. Membaca lanjut tingkat menengah SMP Membaca lanjut tangkat
mahir SMA keatas

B. TUJUAN MEMBACA LANJUT

Waples (1976) sebagaimana dikutip oleh Nurhadi 1987 mengelompokkan tujuan memecahkan
dalam beberapa keperluan berikut ini :

1. Mendapat alat tertentu (instrumental effect), yaitu membaca untuk memperoleh sesuatu
yang bersifat praktis
2. Mendapat hasil yang bersupah prestise (prestige effect) yaitu membaca untuk mendapat
rasa lebih ih (self image) dari orang lain
3. Memperkuat nilai-nilai kepribadian atau keyakinan atau suatu pilihan
4. Mendapatkan pengalaman estetik melalui kenikmatan emosional
5. Membaca untuk menghindari diri dari kesulitan, ketakutan atau kekhawatiran tertentu.
Tujuan –tujuan khusus membaca ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini :

1. Membaca untuk memperoleh informasi factual berbagai peristiwa, berita kejadian,


perkembangan ilmu, perkembangan ekonomi, perkembangan teknologi dan seni
budaya tersebar dimana-mana dan senantiasa berubah setiap saat.
2. Membaca untuk memperoleh informasi khusus kegiatan membaca yang dilakukan
untuk memenuhi rasa ingin tahu akan informasi tertentu yang bersifat informasi khusus
yang berkaitan dengan sesuatu yang problematis bagi pembacanya
3. Untuk memberikan pertimbangan atau penilaian
4. Remaja untuk memenuhi kepuasan atas kenikmatan emosi tujuan ini berkaitan dengan
kegiatan membaca untuk kepentingan hiburan
5. Untuk mengisi waktu luang kegiatan membaca ini tidak dilakukan dengan meluangkan
waktu khusus atau rencana dan mencari informasi tertentu, tetapi sematamata dilakukan
hanya untuk memanfaatkan waktu luang yang ada.
6. C. FUNGSI DAN MANFAAT MEMBACA LANJUT
7. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa membaca secara khusus bermanfaat untuk
memenuhi keperluan akan informasi para pembaca sesuai dengan fungsi yang diusung
oleh kegiatan membaca itu sendiri. Manfaat lebih lanjut dari aktivitas membaca
berkaitan dengan peningkatan kualitas kehidupan seseorang dalam berbagai aspek
kehidupan misalnya aspek Pendidikan atau akedemik, aspek ekonomi, aspek social, dan
aspek pekerjaan serta lain-lain.
8. D. JENIS MEMBACA LEBIH LANJUT
9. Jenis membaca yang dikembangkan dalam membaca lanjut adalah membaca dalam
hati. Lihat dari cakupan bahanya membaca dalam hal ini terbagi ke dalam membaca
intensif dan membaca ekstensif. Membaca intensif ditujukan untuk bahan yang sempit
dan sedikit, sementara membaca ekstensif untuk bahan yang banyak dan luas. Jenis
membaca nyaring yang dikembangkan dalam membaca lanjut harus didahului oleh
pemahaman yang dilakukan melalui kegiatan membaca dalam hati terlebih dahulu, baru
kemudian menyuarakanya. Contoh membaca naskah pidato, membaca naskah
perangkat upacara dan membaca puisi serta lain-lain.
E. MENGIMPLEMENTASIKAN JENIS MEMBACA LANJUT

1. Membacakan naskah pidato cara membacakan naskah pidato dengan baik


a. Sebelum naskah pidato itu dibaca secara nyariin pahamilah terlebih dahulu isinya
melalui kegiatan membaca dalam hati
b. Berupayalah menggunakan bahas tubuh secara tepat dengan bantuan mimic dan gestur
tubuh yang mendukung
c. Upaya untuk memelihara kontak mata dengan pendengar jangan terpaku pada naskah
pidato secara terus menerus tanpa menghiraukan pendengarnya.
d. Bacalah teks pidatoitu dengan vocal yang jelas serta lagu dan intonasi yang tepat
2. Membaca wacana informatif dari internet

Internet merupakan salah satu sumber infomasi yang popular dewasa ini. Karena itu pembaca
harus dapat memanfaatkan sumber ini dengan baik.

Selain harus menguasai Teknik penelusuranya, kecepatan membaca (scanning dan skimming)
juga sangat diperlukan dalam membaca wacana informatif di internet.

3. Menikmati Karya Sastra

Dapat disimpulkan bahwa untuk dapat memahami bacaan berupa karya sastra ada tiga jenis
kode yang harus kita kuasai. Ketidakadilan yang dimaksud adalah kode Bahasa, kode budaya
dan kode sastra (teeuw. 1991:12-17). Dalam hal; ini kita harus menguasai Bahasa yang dipakai
sebagai media suatu karya sastra, memahami budaya masyarakat tempat karya sastra tersebut
dihadirkan dan memahami qada sastra yang menjadi konversi masyarakatnya.

Menurut Teeuw (1991:17-19) kode sastra tidak terlepas dari kode Bahasa. Sastrawan
memanfaatkan kode Bahasa sedemikian rupa untuk menyampaikan pesan dan keindahan yang
selanjutnya diterima masyarakat sebagai suatu konvensi sastra. Konvensi itulah selanjutnya
dikenal sebagai kode sastra.

MODUL 5
KETERAMPILLAN MENULIS
Kegitan Belajar 1
Keterampilan menulis Permulaan

A. PENGERTIAN MENULIS PERMULAAN


Keterampilan menulis terbagi ke dalam dua klasifikasi ,yakni menulis permulaan dan
menulis lanjut.

Menulis permulaan adalah kegiatan /kemapuan menggambarkan /melukis lambang bunyi


bahasa kedalam lambang-lambang tulis sesuai dengan konvensi sistem tanda yang
digunakan oleh masyarakat pemakai bahasa.

B .TUJUAN MENULIS PERMULAAN

Pembelajaraan menulis yang dilatihkan meliputi kegiatan menjiplak ,menebalkan


,mencontoh ,melengkapi dan menyalin.contohnya melengkapi dan menyalin.
C.TUJUAN DAN FUNGSI MENULIS PERMULAAN

Menulis permulaan berfungsi sebagai peletak dasar bagi kemampuan menulis lanjut sebagai
kemammpuan menulis yang sesungguhnya ,yakni menuangkan pikiran ,oerasaan ,gagasan
,kedalam bentuk bahasa tulis.
Menulis permulaan diorientasikan unutk tujuan –tujuan berikut :
1.melatih kelenturan gerak tangan
2. menirukan gambar/lambnag bunyi bahasa (huruf-huruf)
3.membedakan bentuk /gambar setiap lambang bunyi
4.menulis tegak bersambung
5.menulis indah

D .JENIS-JENIS PEMBELAJARAAN MENULIS PERMULAAN

1. Menjiplak Berbagai Bentuk Gambar


Pelatihan ini lebih merupakan transisi aktivitas motorik tanpa buku(diudara)
kepelatihan motorik dengan menggunakan media buku. Kegiatan menjiplak gambar
dapat dilakukan dengan dua cara.
1.disedikan gambar utuh yang akan dijiplak dengan meletakkan kertas karbon atau
kertas tipis sebagai alas gambarnya.hasil cetakan yang dibuat anak akan
mengidikasikan kemampuan motorik tangannya.
2.Dapat dilakukan tanpa bantuan kertas karbon,namun gambarnya dibuat dalam bentuk
titik-titik atau garis putus-putus.

2. Menjiplak Bentuk-Bentuk Huruf


Proses menjiplak mulai diarahkan pada bentuk-bentuk lambang yang biasa dikenal sebagai
huruf atau lambang fonem.Caranya ,hamper sama dengan menjiplak bentuk gambar,namun
objeknya diganti dengan bentuk-bentuk huruf.

3. Menebalkan Berbagai Bentuk Gambar dan Huruf


Pada sajian objek bentuk gambar atau huruf yang harus ditebalkan anak dengan tinta
yang lebih tipis ,lebih halis,, dan lebih samar.Tugas siswa adaalh menebalkan
bentukbentuk gambar atau huruf dimaksud agar lebih jelas.

4. Mencontoh Huruf dari Buku atau Papan Tulis


Proses berikutnya adalah mencontoh.Yang harus diperhatikan Guru dalam proses
mencontoh ini adalah
1.contoh yang dibuat guru harus baik dan benar
2.urutan huruf yang diberikan harus menunjukan gradasi dari urutan mudah –sukar dan
sederhana-konplek
3.memeprhatikan kesulitan-kesulitan siswa secara individual
4.memberikan bantuan khusus bagi siswa yang mengalami kesulitan.

5. Mencontoh Kata/kalimat dari Buku atau Papan Tulis


Kata dan kalimat yang dicontohkan ditulis dalam bentuk tegak lepas-lepas bukan tegak
bersambung.
6. Mencontoh Teks Sederhana dari Buku atau Papan Tulis

7. Menyalin Puisi/Lagu Anak Sederhana dengan Huruf Lepas atau Huruf Tegak
Bersambung
Yang menjadi fokus perhatian dalam proses menyalin adalah ketepatan da kebenaraan
menyalin huruf ,kata,dan kalimat dengan benar.

8. Menulis Kalimat sederhana yang Didiktekan Guru


Kegiatan ini untuk melatih gerak motorik tangan anak,menilai kemapuan anak dalam
menegnali bentuk-bentuk lambang bunyi ,juga melatih aspek pendengaran dan
kemampuan reseptif dalam menerima rangsang bunyi yang berupa ujuran-ujuran
bermakna.
9. Melengkapi Kalimat Berdasarkan Gambar
Jenis menulis permulaan tipe ini sudah mulai menyertakan ide /gagasan anak yang
dipandu dengan rangsang gambar.Meskipun belum menunujukan pemroduksian ide
secara bebas ,namun anak sudah dilatih untuk mengeksperesikan pikiranya secara
personal.
10. Melengkapi Cerita sederhana dengan kata yang Tepat
Melengkapi cerita sedrhana dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1.teknik isian rumpang(cloze produre) dengan bantuan gambar sebagai pengganti
lesapan
3.teknik isisan rumpang dengan pilihan kata sebagai pengganti lesapan
3.teknik isisan bebas yang biasa ditandai dengan tanda titik-titik(…) sebagai pengganti
lepasan
4.melanjutkan cerita berdasarkan rangsang gambar baik gambar tunggal maupun
gambar berseri.
11. Menulis Kalimat sederhana yang Didektekan Guru dengan Memperhatikan Pengunaan
Huruf Kapital Tanda Titik
Teknik ini sudah mulai mengintegrasikan aspek menyimak ,aspek membaca( melek
huruf ) ,aspej menulis dan aspek kebahsaan

12. Mendeskripsikan Tumbuhan atau Binatang di Sekitar secara Tertulis


Pada tahap awal,pelatihan ekspresi tulis dalam bentuk pendeskripsian objek (tumbuhan
atau binatang disekitar) dapat didasarkan pada bantuan media gambar atau
memanfatakan pengalaman dan pengetahuan anak secara personal.Alternatif
pelathannya dapat dilakaukan dengan cara
1.anak diminta menuliskan binatang ,benda yang tampak dalam gambar
2.mencetikatan gambar secra verbal dengan menggunakan kata-kata sendiri
3.bercerita atas stimulasi gambar ,baik yang berkenaan dengan pengalaman aatu
berdasarkan imainasinya sendiri

Kegiatan belajar 2
KETERAMPILAN MENULIS LANJUT
A. PENGERTIAN MENULIS LANJUTAN

Keterampilan menulis lanjutan merupakan keterampilan menulis yang


sesungguhnya,yakni kegiatan menuangkan gagasan ,ide ,pikiran kedalam bentuk
lambang-lambang bunyi berupa bahasa tulis.
Beberapa definisi menulis telah dikemukakan oleh beberapa ahli ,
Tarigan (2000) mendefinisikan menulis sebagai kegiatan menurunkan atau melukis
lambang-lambnag grfik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.Menurut
Syamsudin ,AR (2011),dalam arti sesungguhnya ,menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebgai alat
komunikasi tidak langsung diantara mereka .Agar ide,gagasan ,pikiran ,perasaan yang
dituangkan kedalam bahasa tulia itu mudah dipahami orang lain maka ide itu haruslah
disusun secara logis dan sistematis .
Secara sederhana KBBI mendefinisikan menulis sebagai aktivitas melahitkan pikiran
atau perasaan (seperti mengarang,membuat surat,dan sebagainya).

B. TUJUAN DAN FUNGSI MENULIS LANJUTAN


Fungsi utama menulis adalah alat komunikasi secara tidak langsung.Kegiatan menulis
itu meliabtkan komponen-komponen berikut:
1.penulis
2.pesan
3.sistem lambang bunyi (bahsa)
4.pembaca
Penulis menyampaikan pikiran ,gagasan ,konsep,ide dan perasaannya kepada pihak lain
melalui media nahasa tulis.memalui tulisannya itu ,sipenulis berusaha untuk
memproyeksikan dirinya kedalam bahasa tertulis.
Produk dari kegiatan menulis adalah tulisan.Tulisan itu merefleksikan maksud/tujuan
si penulisnya .Maksud/tujuan menulis erat kaitanya dengan respon yang diharapkan si
penulis atau tulisannya dari para pembaca.
D’Angelo (1980) seperti diharapkan disarikan oleh Tarigan (2000:5) memperhatikan
hubungan antara maksud penulis dengan respon pembacanya seeprti tertulis
.Berdasarkan gagasan D’Angelo ,tarigan (2000:23-24) meneglompokan menjadi empat
kategori .

1. Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau mengajar disebut wacana informative


(informative discourse)
2. Tulisan yang bertujuan untuk menyakikan atau mendesak disebut wacana
persuasive (persuasive discourse)
3. Tulisan yang bertujuan unutk menghibur atau menyenangkan atau tujuan estetik
disebut literer atau wacana kesastraan (literary discouerse)
4. Tulisan yang bertujuan unutk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau
berapi-api disebut wacana eksperesif(expressive discourse)
C .KETERAMPILAN MENULIS LANJUTA DI SD KELAS TINGGI

SK-SD menulis untuk kelas tinggi diatas menyiratkan 3 hal yakni,

1.kegiatan/aktivitas menulis sebagai pemandu inspirasi bagi nak –anak dalam menuangkan

pikiran/perasaan secra bebas.

1. Menulis puisi berdasarkan ragsang gambar


Pada dasarnya hamper dengan menulis karangan berdarsarkan gambar.
2. Melengkapi dialog percakapan

Bentuk teks atau wacana itu bermacam-macam.Salah satunya adalah dialog


percakapan.Melengkapi dialog yang dsudah disediakan merupakan bentuk
pembelajaraan menulis terbimbing.

3. Membuat pentunjuk berdasarkan gambar berseri


Untuk membimbing anak membuat kalimat=kalimat dimaksud terlebih dahalu
disajikan gambar berseri yang menunjuka urutan kegiatan yang harus
dilakukan.pemilihan gambar-gambar itu sebaiknya memperhatikan kejelasan
,kesesuaian dan nilai-nilai positif yang dapat memebentuk karakter anak.Tematema
gambar yang bisa diangkat misalnya:petunjuk membuang sampah (organic dan
unorganik),cara meneybrang dijalan raya,pemakaian obt,dan lain-lain.

4. Melengkapi teks isian rumpang


Teks yang dipilih untuk bahan wacana rupang sebaiknya diambil dari cerita – cerita
anak,dongeng,atau jenis-jenis karya sastra lainya.lesapan atau bagian kata yang
dirumpangkan dapat dilakukan secara teratur ,misalnya setiap kata ke-7,ke8,ke-
10,dan sebagainya atau disesuaikan dengan kebetulan ,misalnya setiap kata kerja
,setiap kata tugas (di,ke,dari,pada,kepada,daripada,dll)kalimat pertama sebaiknya
disajikan secara utuh untuk memebantu anak dalam memperkirakan arah isi/tema
wacana.kata tang dilepaskan sebaiknya dengan garis putus-putus sesuai deengna
jumlah huruf dari kata yang dilepaskan itu.contoh:kata yyang ditandai dengan 4
buah garis putu(….),sekolah(….),dll.

5. Menulis surat berdasarkan rangsang kasus


Menulis surat (pribadi) merupakan kegiatan mengekspresikan pikiran dan perasaan
secara personal.untuk membantu anak mengekspresikan dan perasaan melalaui
secara terbimbing ,guru dapat memandu kasus,lalu mereka diminta menulis surat
bedasarkan kasus yang disodorkan.

Jenis-jenis pemberlajaran menulis bebas yang dapat diberikan ,anatar lain sebagai
berikut.

a. Berlatih menyususn karangan tentang berbagai topik sederhana.


b. Berlati menulis pengumuman dengan bahasa sendiri.
c. Berlatih membuat pantun anak yang menraik.
d. Bertaltih menuliskan pengalaman dalam bentuk karangan bebas.
e. Berlatih menuliskan surat undangan(ulang tahun,secara agama,kegiatan
sekolah dll)
f. Menulis surat resmi dengan memeperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang
yang setuju.

E.ASPEK KEBAHASAAN DALAM MENULIS

Aspek –aspek kebahasaan itu meliputi ;ejaan dan tanda baca,diksi,kalimat efektif ,kalimat
santun.

1. Pemakaian kata
a.sinonim dan antonym sinonim merujuk pada makna kata yang sama atau
mirip.contohnya sebagai berikut.
1.cara ,metode.
2. besar ,agung,raya.
3.sukar,sulit,pelik.
4.periksa,selidik,teliti.
5.lihat,pantau,observasi.
6.hati,kalbu.

b.denotasi dan konotasi


dalam menulis ,makna apa yang hendak ditonjolkan akan menggiring kita dalam
pemilihan kata.Karangan ilmiah cenderung memakai kata-kata dalam makna
denotative yang sedapat mengkin netral dari makna konotatif,sedangkan karangan
kesastraan justru banyak memakai kata-kata yang memiliki makna konotatif yang kuat.

c.kata umum dan khusus ada kata yang memilki makna yang lias di dalam nya
tercangkunp kata-kata lain. Misalnya, kata suku,didalamny termasuk
melayu,sunda,bugis,dayak , komering.kita dapat mengatakan bahwa suku merupakan
umum,sedangkan kata bugis termasuk kata khusus karena kata suku memiliki lingkup
makna yang luas ,sedangkan kata bugis memiliki makna spesefik.Tulisan-tulisan yang
ditunjukan bagi anak-anak sebaiknya lebih banyak mennngukana kata-kata khusus
yang lebih mudah meerka pahami daripada kata-kata umum.

d.kata kongkret dan kata abstrak kata abstark mempunyai refrent berupa
konsep,sedangkan kata kongkret mempunyai refrent berupa objek yang dipahami.Oleh
karena itu ,kata abstrak lebih sulit dipahami daripada kata kongkret
(akahadiah,dkk.,1992,86) masjid ,patung,perahu,air,pisang, beras, hitam,merah adalah
kata-kata kkongkret.
Kemudian ibadah,musyrik,transportasi ,kebenaan ,keperluan ,keindahan,dan kejujuran
adalah kata-kata abstrak.

e.kata popular dan kata kajian isitilah kata popular dipakai untuk merujuk kepada
kata-kata yang biasa dipakai dalam komunikasi sehari-sehari,sedangkan kata kajian
merujuk kepaa kata-kata yang dipakai dalam komunikasi ilmiah atau
komunikasi profesi tertentu(Akhadiah,dkk.,1992:88).contoh kedua jneis
kata tersebut.
Kata popular : cara,arang,kecil,berarti
Kata kajian : sampel ,metode,karbon,mikro,signifikan

f.kata asing dan serapan kata asing aadalah kata –kata yang berasal dari bahasa asing
yang dibentuk dan pengucapannya dioertahankan seperti dalam bahasa
asalnya.semntara kata serpan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing,namun
bentuk dan pengucapannya,sedah disesuaikan dengan struktur dan pengucapan ,dalam
bahasa Indonesia(akhdiah,dkk.,19192:90).
Banyak kata serapan yang tidak dirasakan lagi keasingannya ,misalnya kata
buku,kitab,Koran,ilmu,hakim dan mobil.akan tetapi ,masih banyak pula kata serapan
yang masih terasa asing ,misalnya teknologi,transmisi ,psikologi,demografi, dan
kontribusi.

2. Penulisan kalimat
a.unsur subjek dan predikat
b.kehematan
c.kesejajaran
d.kevariasian
e.penekaan

3. Penggunaan ejaan
a. Pemenggalan kata
Berikut ini beberapa pedoman dalam pemenggalan kata:

1.jika terjadikata terdapat dua vocal berurutan maka pemengglana =nya dilakukan di
antara kedua vocal tersebut.

Contoh:

Maaf ma-aaf

Saat sa-at

2.jika di tengah kata terdapat vocal dan kosonan maka pemenggalan kata dilakukan
sebelum konsosnan.

Contoh :

Media me-di-a

Peraga pe-ra-ga

3.jika ditengah kata terdapat dua kosnsonan ,pemenggalan dilakukan di antara konsonan
tersebut .contohnya:

Ahli ah-li

Keluarga ke- lu-ar-ga


4.jika di tengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih maka pemenggalan suku katanya,antara
konsonan pertama dan kedua.contohnya

Instrument in-stru-men

Instruksional in-srtuk-si-o-nal

5.Imbuhan berupa awalan dan akhiran pada prinsipnya diperlukan sebagai satu suku
kata bila dipenggal .misalnya:
Makanan ma-ka-nan
Permainan per-ma-in-an

b.penulisan kata depan penulisan kata depan dalam frase atau kalimat sebetulnya cukup
sedehana ,yaitu selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya.Misalnya,sebagai
berikut ini.
Ke sawah
Dari sekolah
Di perguruan tinggi

Kesalahan yang kadang –kadang terjadi adalah penulisan imbuhan di- seperti penulisan
kata deoan,misalnya di lakukan ,di tulis ,diperhatikan(seharysnya dilakukan
,ditulis,diperhatikan).

c.pemakaian tanda baca


1. pemakaian tanda koma dalam penulisan gelar akadmik
Tanda koma dipakai untuk memisahkan naam seseorang dengan gelar akademik yang
di tulis di belakang nama orang tetrsebut .contohnya:
Mangasi ,S.P.
Akan tetapi ,tanda koma digunakan untuk memisahkan nama dan singkatan nama
seseorang.Misalnya,S.P. merupakan singkatan dari Sapardi panji.bukan (gelar
kademik) maka penulisannya tidak perlu dipisahkan oleh tanda koma,yaitu sebagai
berikut. Mangasi S.Pd

2.Pemakaian tanda koma dalam penulisan kalimat majemuk


Apabila anak kalimat mendahului induk kalimat dalam sebuah klimat majemuk
bertingkat ,tanda koma digunakana untuk memisahkan anak kalimat dengan induk
kalimat.
Karena nasib rakyat tidaj dperhatkan ,terjadilah krisi kepercayaan terhadao pemerintah.

Apabila induk kalimat mendahului anak kalimat ,tanda koma digunakan ,contohnya.
Terjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah karena nasib rakyat tidak diperhatikan,

3.pemakaian tanda titik dua (: )


Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan lengkap yang didikuti dengan suatu
perincian .
Yang menentukan mutu penyelenggaran pendidikan anatar lain adalah
komponenkomponen berikut ini :kurikulum guru,bahan apelajaran,dan media
pembelajaraan.

4. penulisan tanda petik(“)


Tanda petik mengapit kalimat langsng atau petikan langsung ,yang dipetik dari
percakapan atau suatu bahan tulisan.contohnya.
“kita harus tampil dengan penuh percaya diri dan simpatik di depan kelas,”kata kepala
sekolah.
d.menulis paragraf
dalam sebuah paragraph ,gagasan utama atau disebut juga pikiran utama atau topic
utama dapat dikemukakan dalam sebuah kalimat topic tau disebut juga dengan kalimat
utama .kemudian ,topic tersebut diikuti oleh serangkaian kalimat lain yang disebut
penjelasaan yang berisi pikiran penjelas ,contoh-contoh ,atau fakta-fakta.

MODUL 6
PEMBELAJARAN MENYIMAK DI KELAS RENDAH
Kegiatan Belajar1
Pembelajaran Menyimak diKelas Rendah

belajar berbahasa dimulai dengan mendengarkan, coba perhatikan bagaimana anak kecil
belajar bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak mendengar rangkaian bunyi
bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna. Setelah banyakmendengarkan ia mulai
meniru ucapan-ucapan yang permah didengarnya dan kemudian mencoba menerapkannya
dalam pembicaraan.

Melalui proses mendengarkan, orang dapar menguasai pengucapan fonem, kosakata, dan
kalimat Pemabaman terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat membantu yang
bersangkutan dalam kegialan berbicara, membaca, dan menulis, Petunjuk-petunjuk dalam
belajar berbicara, membaca, atau menulis selalu disampaikan melalui bahasa lisan. Ini berarti
bahwa keterampilan mendengarkan memang benar-benar menunjang kelerampilan berbicara,
membaca, dan menulis.

atau bersama-sama dengas pembelajaran berbicara atau membaca. Hal penting yang perlu
dilakukan adalah perlunya perhatian terhadap proses mendengarkan itu sendiri. Proses
mendengarkan meliputi menerima lambang lisan, memberi perhatian, dan menentukan makna
Ada berbagai macam mendengarkan yang dapat dilakukan, seperti mendengarkan estetik,
mendengarkan kritis, mendengarkan komprehensif, dan sebagainya.

Dalam mendengarkan estetik, misalnya, dapat dilakukan langkah-langkah: (a) memprediksi,


(b) menyusun imajinasi meatal, (c) menghubungkan dengan pengalaman pribadi, (d)
menghubungkan dengan pengalaman literatur, (e) memperhatikan keindahan dan kekuatan
bahasa, dan (f) menggunaka pengetahuan untuk pemahaman lebih lanjut.

A. SKKD MENYIMAKNMENDENGARKAN KELAS RENDAH


1.Kelas I Semester 1

Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.


-Membedakan berbagai bunyi bahasa
-Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana.
-Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita

2.KelasI Semester 2
Memahami wacana lisan tentang deskripsi benda-benda di sekitar dan dongeng
-Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar
-Menyebutkan isi dongeng

3.Kelas II Semester 1

Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan


-Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi tekspendek
-Mendeskripsikan isi puisi

4.Kelas II Semester 2

Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan.

-Menyampaikan pesan pendek yang didengarmya kepada orang lain.


-Menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya

5.Kelas Il semester 1

Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan


-Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan. -Mengomentari
tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan.

6.Kelas Il semester 2

Memahami cerita dan teks drama anak yang dilisankan


-Memberikan tanggapan sederhana tenang centa pengalaman teman yang didengarnya.

-Menirukan dialog dengan ekspresi yang tepat dari pembacaan teks drama anak yang
didengarya.

Berdasarkan SKKD di atas, materi mendengarkan Kelas rendah dapat diklasifikasikan seperti
berikut:

1.deskripsi,
2.dongeng,
3.pesan pendek

4.puisi,
5.melakukan sesuatu,

6.mengomentari tokoh cerita anak,

7.cerita pengalaman teman,

8.dialog drama.

Komponen RPP meliputi: standar kompetensi, indikator, tujuan, materi pembelajaran, media
pembelajaran, strategi pembelajaran, penilaian, serta tindak lanjut dan sumber bahanBerikut
ini, unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP.
1. Berdasarkan kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan
submateri pembelajaran, pengalaman belajar, yang telah dikembangkandi dalam silabus.
2.Digunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan
hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan seharihari (pendekatan
kontekstual)

3.Digunakan metode dan media yang sesuai yang mendekatkan siswa dengan pengalaman
langsung
4.Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem
pengujan yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.Untuk keperluan
pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu disusun perencanaan pembelajaran dalam bentuk
RPP yang merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan pada
silabus. Secara lengkap komponen satuan pembelajaran meliputi:

1. identitas mata pelajaran;

2. slandar kompetensi dan kemampuan dasar

3. indikator/ujuan;

4. materi pembelajaran;
5. strategi belajar mengajar (SBM);

6. media pembelajaran; 7. penilaian dan tindak lanjut;

7. sumber bacaan.
kegiatan belajar 2
Pembelajaran Menyimak di Kelas Tinggi

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran menyimak mendengarkan


di kelas tinggi SD sebagai berikut.

1.Butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengujumelatih pemahaman pembelajar


persentasenya harus lcbih banyak pada pertanyaan kategori tingkat tinggi (analisis, cvaluasi,
dan kreatif

2.entuk pertanyaan diupayakan beragam, yaitu berbentuk objektif pilihan gandadan juga
pertanyaan yang membutuhkan respons dari pembelajar (esai).
3.ertanyaan hanya dapat dijawab ketika pembclajar menyimak dengan saksama Pertanyaan
yang dapat dijawab tanpa harus mendengarkan tuturan yang disimak,bukan pertanyaan yang
bagus.

4.embelajaran diawali dengan pendahuluan berupa apersepsi yang mampu menarik perhatian
pembelajar, antara lain dengan menggunakan media yangmenarik, dengan kuis, dengan
brainstorming, dengan mendengarkan lagu yang memiliki kaitan dengan kompetensi yang
hendak dilatihkan.

5 Kegiatan inti harus memuat tiga kcgiatan utama, yaitu eksplorasi, elaborasi, dankonfirmasi,
yang dikemas secara menarik.

6.Kegiatan penutup harus mampu memberikan kesan yang menarik bagi pembelajar dan
menumbuhkan keingintahuan pembelajar untuk memperdalam kompetensiyang telah
dipelajari.

7.Tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik adalah tugas-tugas yangmendukung


kecakapan hidup untuk berkiprah di masyarakat. Oleh karena itu,tugas-tugas harus dirancang
untuk dipublikasikan agar bernilai ekonomis dan mampu mengembangkan ekonomi kreatif
dalam bentuk penerbitan. Hasil kerjapeserta didik sebaiknya tidak berhenti di tempat sampah.

1.SKKD MENYIMAK SD DI KELAS TINGGI (KELAS IV, V, DAN IV)


1.Kelas IV, Semester 1Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol

daerah/ambang korps

a.Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar.


b. Menjelaskan kembali secara lisan atau tulis penjelasan tentang simbol daerah/lambang
korps
2. Kelas IV, Semester 2Mendengarkan pengumuman dan pembacaan pantun.a.
Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan.b. Menirukan pembacaan pantun
anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.

B. PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN BERBICARA KELAS


TINGGI DI SD

1.Konstektual
2.Integratif
3.Funsional
4.Apresiasif

C. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MENYIMAK DI KELAS


TINGGI
1.Mendengarkan cerita
2.Mendengarkan Berantai

Anda mungkin juga menyukai