NIM : 856734956
KELAS : 4.A
MAPEL : KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA SD
TUTOR : SEMAUN NAIDU,M.Pd.
MODUL 4
KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN
Kegiatan Belajar 1
Keterampilan Membaca Permulaan
Jenis membaca yang dipelajarinya adalah membaca permulaan dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pengenalan lambang-labmang bunyi Bahasa dan pengubahan lama-lama bunyi
tersebut menjadi bunyi-bunyi Bahasa bermakna.
Dilihat dari tingkat keliterasianya masyarakat kita terbagi atas tiga kelompok yakni kelompok
iliterat (buta aksara), aliterar (malas membaca), dan literat (bias dan biasa membaca).
Berdasarkan data statistic PBB Tahun 2005 tentang daftar peringkat kemelekhurufan negara-
negara did unia Indonesia menempati urutan ke 85 dari 175 negara. Di Indonesia sendiri saat
ini terdapat 10 Provinsi tingkat kebutaan hurufnya tergolong tinggi. Dikatakan tinggi jika buta
aksaranya itu diatas 10 persen. Provinsi yang tergolong kebutaaksaraanya tinggi itu
diantaranya Provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat serta
Sulawesi Selatan. Sisi lain dewasa ini tengah dicanangkan program millennium development
goal (MDGs) yang salat satu tujuanya adalah target pencapaian penyelesaian Pendidikan dasar
(primary schooling) bagi siapapun pada 2015.
Pengajaran membaca permulaan menurut Ngurah Oka (1987:71) lebih ditujukan pada
pembinaan dasar-dasar mekanisme membaca. Dasar-dasar dimaksud antara lain :
Pemahaman mendalam akan mencari bacaan belum menjadi perhatian. Konsekuensi dari focus
penelitian pembelajaran mereka permulaan tersebut. Bapak orientasi pembelajaran lebih
diarahkan pada pengenalan lambing bunyi, pelafal lambing bunyi, pelafalan lambing bunyi,
kelancaran dan ketepatan mengucapkan lambing-lambing bunyi. Oleh karenanya
pembelajaran membaca permulaan lebih menekankan kegiatan membaca nyaring dan
membaca teknis.
Secara umum tujuan pembelajaran membaca permulaan adalah melek huruf istilah ini sering
di versuskan dengan merk wacana. Apa bedanya? Melek huruf secara sederhana dapat
diartikan sebagai kemampuan mengenali lambing-lambing Bahasa tulis dan kemampuan
menyembunyikanya atau melafalkanya dengan benar. Sebagai contoh si pembaca dapat
membedakan/ Badu/ dengan dadu. Melalui pelafalan kedua itu meskipun pada awal masa
pengenalan lambing itu boleh bias jadi si pembaca belum memahami artinya. Perbedaan
ponem /b/ dan /d/ pada kefua kara itu akan menyebabkan perbedaan makna.
Membaca permulaan sebaliknya berakhir dikelas 2 SD. Setelah itu program pembelajaran
membaca permulaan secara berangsur harus sudah diarahlan pada kegiatan membaca lanjut.
Pada kegiatan permulaan jenis membaca dilatih pada anak adalah membaca nyaring atau
bersuara dan membaca teknis. Dengan jenis membca ini guru akan dapat mengontrol siswa
yang belum bias membaca dan bias membaca tetapi belum benar serta bias membaca dengan
lancer. Pengetahuan ini penting bagi guru guna menentukan tindak lanjut pembelajaran
membaca yang tepat bagi anak didiknya.
Ungkapan-ungkapan bijak itu antara laun membaca merupakan jantungnya Pendidikan, buku
adalah Gudang ilmu dan membaca adalah kunci pembukanya, buku merupakan jendela
informasi dunia dan lain-lain. Ungkapan-ungkapan itu menyiratkan makna betapa
kemampuanmembaca memegang peran penting dalam kehidupan. Oleh karena memaca bukan
suatu keterampilan yang bersifat bawaan maka penguasaan atas keterampilan itu tidak dating
secara serta merta.
Membaca permulaan dikatakan sebagai peletak dasar atau fondasi bagi semua aspek
kehidupan, terlebih untuk kehidupan akademik karena tidak ada satupun dari aktivitas
akademik yang tidak melibatkan kegiatan membaca, melek huruf merupakan jembatan bagi
melek wacana. Melek wacana merupakan jendela untuk melongok dunia.
Tarigan (1979:10) dengan mengutip pendapat Broughton, et all (1978) menjelaskan sub-sub
keterampilan membaca itu menyebutkan tiga komponen berikut :
2. Membaca teknis membaca bersuara atau membaca teknis bagi pembaca lanjut
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pembaca Bersama-sama dengan pendengar
untuk menangkap informasi dari suatu bacaan atau untuk menikmati bacaan. Oleh karena
itu menurut Tarigan (1993:22) kegiatan membaca bersuara pada tingkat lanjut, pembaca
pertama-tama dituntut untuk memahami makna serta perasaan yang terkandung dalam
bahan bacaan sebelum membacakan untuk orang lain. Untuk itu ia harus terampil
memahami lambanglambing.tertulis yang digunakan dalam tulisan yang akan dibacanya.
Selain itu seorang pembaca nyarinya efektif harus memiliki kemampuan menggerakkan
mata dengan cepat dan fleksibel karena selain harus kita membaca berdasarkan satu-
satuan unit idenya. Baik perkelompok maupun perkalimat ia juga harus memiliki kontak
mata dengan pendengarnya.
KEGIATAN BELAJAR 2
A. PENGERTIAN MEMBACA LANJUT
Membaca lanjut merupakan keterampilan membaca yang ditunjukkan untuk pembaca lanjut
dengan sasaran melek wacana, yakni kemampuan memahami memantik makna bacaan, baik
makna yang tersurat maupun makna yang tersirat .
Waples (1976) sebagaimana dikutip oleh Nurhadi 1987 mengelompokkan tujuan memecahkan
dalam beberapa keperluan berikut ini :
1. Mendapat alat tertentu (instrumental effect), yaitu membaca untuk memperoleh sesuatu
yang bersifat praktis
2. Mendapat hasil yang bersupah prestise (prestige effect) yaitu membaca untuk mendapat
rasa lebih ih (self image) dari orang lain
3. Memperkuat nilai-nilai kepribadian atau keyakinan atau suatu pilihan
4. Mendapatkan pengalaman estetik melalui kenikmatan emosional
5. Membaca untuk menghindari diri dari kesulitan, ketakutan atau kekhawatiran tertentu.
Tujuan –tujuan khusus membaca ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini :
Internet merupakan salah satu sumber infomasi yang popular dewasa ini. Karena itu pembaca
harus dapat memanfaatkan sumber ini dengan baik.
Selain harus menguasai Teknik penelusuranya, kecepatan membaca (scanning dan skimming)
juga sangat diperlukan dalam membaca wacana informatif di internet.
Dapat disimpulkan bahwa untuk dapat memahami bacaan berupa karya sastra ada tiga jenis
kode yang harus kita kuasai. Ketidakadilan yang dimaksud adalah kode Bahasa, kode budaya
dan kode sastra (teeuw. 1991:12-17). Dalam hal; ini kita harus menguasai Bahasa yang dipakai
sebagai media suatu karya sastra, memahami budaya masyarakat tempat karya sastra tersebut
dihadirkan dan memahami qada sastra yang menjadi konversi masyarakatnya.
Menurut Teeuw (1991:17-19) kode sastra tidak terlepas dari kode Bahasa. Sastrawan
memanfaatkan kode Bahasa sedemikian rupa untuk menyampaikan pesan dan keindahan yang
selanjutnya diterima masyarakat sebagai suatu konvensi sastra. Konvensi itulah selanjutnya
dikenal sebagai kode sastra.
MODUL 5
KETERAMPILLAN MENULIS
Kegitan Belajar 1
Keterampilan menulis Permulaan
Menulis permulaan berfungsi sebagai peletak dasar bagi kemampuan menulis lanjut sebagai
kemammpuan menulis yang sesungguhnya ,yakni menuangkan pikiran ,oerasaan ,gagasan
,kedalam bentuk bahasa tulis.
Menulis permulaan diorientasikan unutk tujuan –tujuan berikut :
1.melatih kelenturan gerak tangan
2. menirukan gambar/lambnag bunyi bahasa (huruf-huruf)
3.membedakan bentuk /gambar setiap lambang bunyi
4.menulis tegak bersambung
5.menulis indah
7. Menyalin Puisi/Lagu Anak Sederhana dengan Huruf Lepas atau Huruf Tegak
Bersambung
Yang menjadi fokus perhatian dalam proses menyalin adalah ketepatan da kebenaraan
menyalin huruf ,kata,dan kalimat dengan benar.
Kegiatan belajar 2
KETERAMPILAN MENULIS LANJUT
A. PENGERTIAN MENULIS LANJUTAN
1.kegiatan/aktivitas menulis sebagai pemandu inspirasi bagi nak –anak dalam menuangkan
Jenis-jenis pemberlajaran menulis bebas yang dapat diberikan ,anatar lain sebagai
berikut.
Aspek –aspek kebahasaan itu meliputi ;ejaan dan tanda baca,diksi,kalimat efektif ,kalimat
santun.
1. Pemakaian kata
a.sinonim dan antonym sinonim merujuk pada makna kata yang sama atau
mirip.contohnya sebagai berikut.
1.cara ,metode.
2. besar ,agung,raya.
3.sukar,sulit,pelik.
4.periksa,selidik,teliti.
5.lihat,pantau,observasi.
6.hati,kalbu.
c.kata umum dan khusus ada kata yang memilki makna yang lias di dalam nya
tercangkunp kata-kata lain. Misalnya, kata suku,didalamny termasuk
melayu,sunda,bugis,dayak , komering.kita dapat mengatakan bahwa suku merupakan
umum,sedangkan kata bugis termasuk kata khusus karena kata suku memiliki lingkup
makna yang luas ,sedangkan kata bugis memiliki makna spesefik.Tulisan-tulisan yang
ditunjukan bagi anak-anak sebaiknya lebih banyak mennngukana kata-kata khusus
yang lebih mudah meerka pahami daripada kata-kata umum.
d.kata kongkret dan kata abstrak kata abstark mempunyai refrent berupa
konsep,sedangkan kata kongkret mempunyai refrent berupa objek yang dipahami.Oleh
karena itu ,kata abstrak lebih sulit dipahami daripada kata kongkret
(akahadiah,dkk.,1992,86) masjid ,patung,perahu,air,pisang, beras, hitam,merah adalah
kata-kata kkongkret.
Kemudian ibadah,musyrik,transportasi ,kebenaan ,keperluan ,keindahan,dan kejujuran
adalah kata-kata abstrak.
e.kata popular dan kata kajian isitilah kata popular dipakai untuk merujuk kepada
kata-kata yang biasa dipakai dalam komunikasi sehari-sehari,sedangkan kata kajian
merujuk kepaa kata-kata yang dipakai dalam komunikasi ilmiah atau
komunikasi profesi tertentu(Akhadiah,dkk.,1992:88).contoh kedua jneis
kata tersebut.
Kata popular : cara,arang,kecil,berarti
Kata kajian : sampel ,metode,karbon,mikro,signifikan
f.kata asing dan serapan kata asing aadalah kata –kata yang berasal dari bahasa asing
yang dibentuk dan pengucapannya dioertahankan seperti dalam bahasa
asalnya.semntara kata serpan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing,namun
bentuk dan pengucapannya,sedah disesuaikan dengan struktur dan pengucapan ,dalam
bahasa Indonesia(akhdiah,dkk.,19192:90).
Banyak kata serapan yang tidak dirasakan lagi keasingannya ,misalnya kata
buku,kitab,Koran,ilmu,hakim dan mobil.akan tetapi ,masih banyak pula kata serapan
yang masih terasa asing ,misalnya teknologi,transmisi ,psikologi,demografi, dan
kontribusi.
2. Penulisan kalimat
a.unsur subjek dan predikat
b.kehematan
c.kesejajaran
d.kevariasian
e.penekaan
3. Penggunaan ejaan
a. Pemenggalan kata
Berikut ini beberapa pedoman dalam pemenggalan kata:
1.jika terjadikata terdapat dua vocal berurutan maka pemengglana =nya dilakukan di
antara kedua vocal tersebut.
Contoh:
Maaf ma-aaf
Saat sa-at
2.jika di tengah kata terdapat vocal dan kosonan maka pemenggalan kata dilakukan
sebelum konsosnan.
Contoh :
Media me-di-a
Peraga pe-ra-ga
3.jika ditengah kata terdapat dua kosnsonan ,pemenggalan dilakukan di antara konsonan
tersebut .contohnya:
Ahli ah-li
Instrument in-stru-men
Instruksional in-srtuk-si-o-nal
5.Imbuhan berupa awalan dan akhiran pada prinsipnya diperlukan sebagai satu suku
kata bila dipenggal .misalnya:
Makanan ma-ka-nan
Permainan per-ma-in-an
b.penulisan kata depan penulisan kata depan dalam frase atau kalimat sebetulnya cukup
sedehana ,yaitu selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya.Misalnya,sebagai
berikut ini.
Ke sawah
Dari sekolah
Di perguruan tinggi
Kesalahan yang kadang –kadang terjadi adalah penulisan imbuhan di- seperti penulisan
kata deoan,misalnya di lakukan ,di tulis ,diperhatikan(seharysnya dilakukan
,ditulis,diperhatikan).
Apabila induk kalimat mendahului anak kalimat ,tanda koma digunakan ,contohnya.
Terjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah karena nasib rakyat tidak diperhatikan,
MODUL 6
PEMBELAJARAN MENYIMAK DI KELAS RENDAH
Kegiatan Belajar1
Pembelajaran Menyimak diKelas Rendah
belajar berbahasa dimulai dengan mendengarkan, coba perhatikan bagaimana anak kecil
belajar bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak mendengar rangkaian bunyi
bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna. Setelah banyakmendengarkan ia mulai
meniru ucapan-ucapan yang permah didengarnya dan kemudian mencoba menerapkannya
dalam pembicaraan.
Melalui proses mendengarkan, orang dapar menguasai pengucapan fonem, kosakata, dan
kalimat Pemabaman terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat membantu yang
bersangkutan dalam kegialan berbicara, membaca, dan menulis, Petunjuk-petunjuk dalam
belajar berbicara, membaca, atau menulis selalu disampaikan melalui bahasa lisan. Ini berarti
bahwa keterampilan mendengarkan memang benar-benar menunjang kelerampilan berbicara,
membaca, dan menulis.
atau bersama-sama dengas pembelajaran berbicara atau membaca. Hal penting yang perlu
dilakukan adalah perlunya perhatian terhadap proses mendengarkan itu sendiri. Proses
mendengarkan meliputi menerima lambang lisan, memberi perhatian, dan menentukan makna
Ada berbagai macam mendengarkan yang dapat dilakukan, seperti mendengarkan estetik,
mendengarkan kritis, mendengarkan komprehensif, dan sebagainya.
2.KelasI Semester 2
Memahami wacana lisan tentang deskripsi benda-benda di sekitar dan dongeng
-Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar
-Menyebutkan isi dongeng
3.Kelas II Semester 1
4.Kelas II Semester 2
5.Kelas Il semester 1
6.Kelas Il semester 2
-Menirukan dialog dengan ekspresi yang tepat dari pembacaan teks drama anak yang
didengarya.
Berdasarkan SKKD di atas, materi mendengarkan Kelas rendah dapat diklasifikasikan seperti
berikut:
1.deskripsi,
2.dongeng,
3.pesan pendek
4.puisi,
5.melakukan sesuatu,
8.dialog drama.
Komponen RPP meliputi: standar kompetensi, indikator, tujuan, materi pembelajaran, media
pembelajaran, strategi pembelajaran, penilaian, serta tindak lanjut dan sumber bahanBerikut
ini, unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP.
1. Berdasarkan kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan
submateri pembelajaran, pengalaman belajar, yang telah dikembangkandi dalam silabus.
2.Digunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan
hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan seharihari (pendekatan
kontekstual)
3.Digunakan metode dan media yang sesuai yang mendekatkan siswa dengan pengalaman
langsung
4.Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem
pengujan yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.Untuk keperluan
pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu disusun perencanaan pembelajaran dalam bentuk
RPP yang merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan pada
silabus. Secara lengkap komponen satuan pembelajaran meliputi:
3. indikator/ujuan;
4. materi pembelajaran;
5. strategi belajar mengajar (SBM);
7. sumber bacaan.
kegiatan belajar 2
Pembelajaran Menyimak di Kelas Tinggi
2.entuk pertanyaan diupayakan beragam, yaitu berbentuk objektif pilihan gandadan juga
pertanyaan yang membutuhkan respons dari pembelajar (esai).
3.ertanyaan hanya dapat dijawab ketika pembclajar menyimak dengan saksama Pertanyaan
yang dapat dijawab tanpa harus mendengarkan tuturan yang disimak,bukan pertanyaan yang
bagus.
4.embelajaran diawali dengan pendahuluan berupa apersepsi yang mampu menarik perhatian
pembelajar, antara lain dengan menggunakan media yangmenarik, dengan kuis, dengan
brainstorming, dengan mendengarkan lagu yang memiliki kaitan dengan kompetensi yang
hendak dilatihkan.
5 Kegiatan inti harus memuat tiga kcgiatan utama, yaitu eksplorasi, elaborasi, dankonfirmasi,
yang dikemas secara menarik.
6.Kegiatan penutup harus mampu memberikan kesan yang menarik bagi pembelajar dan
menumbuhkan keingintahuan pembelajar untuk memperdalam kompetensiyang telah
dipelajari.
daerah/ambang korps
1.Konstektual
2.Integratif
3.Funsional
4.Apresiasif