Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan
judul “Analisis Perbedaan Minat Baca siswa IPA dan IPS” guna memenuhi tugas Bahasa
Indonesia.
Mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulisan,
proposal ini tidak luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun penulis berharap
semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi semua pihak yang
berkenan memanfaatkannya.
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembahasan
2.7. Hipotesis
Bab IV : Pembahasan
Bab V : Penutup
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Membaca adalah aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang
terakhir adalah menuliskan kembali berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. Selain
itu membaca dapat diartikan juga semacam kreasi berfikir, membaca bukan sekedar
melafalkan huruf, kata dan serangkaian kalimat, tetapi juga sebuah aplikasi yang
akan membawa pikiran kita menjadi kritis.
Kita sering mendengar istilah”Membaca dapat membuka jendela dunia”, ini
berarti dengan membaca kita dapat menjelajah dunia secara tidak langsung dan
menambah wawasan kita. Terutama di era glibalisasi ini, berbagai jenis bacaan yang
tentunya akan sangat bermanfaat bagi seluruh kalangan. Manfaat lain yang akan kita
dapat dengan membaca ialah bahwa dengan membaca kita akan terhindar dari
kebodohan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah siswa IPA dan IPS memilki perbedaan dalam membaca?
2. Seberapa besar minat baca siswa IPA dan IPS?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan minat membaca antara IPA dan IPS
2. Untuk mengetahui seberapa siswa membaca dalam sehari
1.4. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan minat baca siswa IPA dan IPS
2. Dapat mengetahui pola belajar siswa melaui minat baca
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Membaca
Membaca adalah proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pesan.
Pean tersebut dapat berupa media kata – kata. Proses tersebut menuntut agar
kelompok kata dapat diketahui maknanya. Jika hal ini taidak terpenuhi, pesan tidak
dapat dipahami. Oleh karena itu, proses membaca tidak dapat terlaksana. Jadi, kita
harus dapat memahami apa yang telah dibaca.
Dari segi linguistik, mebaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi. Sebuah aspek pembacaan sandi adalh menghubungkan kata –
kata tulis dangan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan
menjadi bunyi yang bermakna (Anderson 1972:209-210).
Membaca bertujuan untuk mencari informasi dan memahami makna bacaan.
Membaca juga memiliki beberapa manfaat antara lain; merangsang sel – sel otak,
menumbuhkan daya cipta, meningkatkan perbendaharaan kata, membantu
mengekspresikan pemikiran, terhindar dari kegiatan yang tidak berguna.
2.2. Pengertian Minat
Secara umum, pengertian minat ini merupakan perhatian yang mengandung
unsur-unsur perasaan. Minat ini merupakan dorongan atau keinginan dalam diri
seseorang pada objek tertentu. Contohnya seperti, minat terhadap pelajaran,
olahraga, atau juga hobi. Minat memiliki sifat pribadi (individual). Artinya, tiap-tiap
orang memiliki minat yang dapat saja berbeda dengan minat orang lain. Minat
tersebut berhubungan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari. dan
juga dapat berubah-ubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, serta juga mode
yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir. Faktor yang mempengaruhi
munculnya minat seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan
juga pengalaman. Minat diawali oleh perasaaan senang dan juga sikap positif.
Dari pengertian minat di atas dapat disimpulan bahwa minat ini bukanlah
sesuatu yang statis atau juga berhenti, tetapi dinamis dan juga mengalami pasang
surut. Minat tersebut juga bukan bawaan lahir, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari.
Artinya, sesuatu yang sebelumnya tidak diminati, itu dapat berubah menjadi sesuatu
yang diminati karena adanya masukan-masukan tertentu atau juga wawasan baru
serta juga pola pemikiran yang baru.
https://pendidikan.co.id/pengertian-minat-karakteristik-dan-contohnya-menurut-
para-ahli/
2.3. Pengertian Minat Baca
Liliawati (Sandjaja, 2005)mengartikan minat membaca adalah suatu
perhatian yang kuat dan memdalam disertai dengan perasaan senang tarhadap
kegiaan membaca sehingga dapat mengarakan seseorang untuk membaca dengan
kemauannya sendiri.
Sinambela (sandjaja,2005) mengartikan minat membaca sebagai sikap
positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan
tertarik terhadap buku bacaan.
Ginting (2005) mendefinisikan minat membaca adalah bentuk-bentuk
prilaku yang terarah guna melakukan kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan
yang kuat dalam melakukan kegiatan membaca karena menyenangkan dan
memberikan nilai.
Cole (1963), Eliot dkk, (2000), Sugiarto. mengartikan Minat membaca
merupakan karakteristik tetap dari proses pembelajaran sepanjang hayat (life-long
learning) yang berkontribusi pada perkembangan, seperti memecahkan persoalan,
memahami karakter orang lain, meenimbulkan rasa aman, hubungan interpersonal
yang baik serta penghargaan yang bertambah terhadap aktivitas keseharian.
Dari berbagai definisi minat membaca diatas dapat disimpulkan, bahwa
minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan
cenderung menetap dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri
agar pembaca dapa menemukan makna tulisan dan memperoleh infomasi sebagai
proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran
sepanjang hayat.
https://pendidikan.co.id/pengertian-minat-karakteristik-dan-contohnya-menurut-
para-ahli/
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1 Apakah kamu sering membaca
2 Apakah membaca itu membosankan?
3 Saya selalu membaca buku jika ada jam kosong
4 Saya lebih tertarik untuk membaca buku komik atau
novel daripada buku pelajaran
5 Saya hanya membaca buku jika ada tugas atau ulangan
6 Saya selalu mengulangi materi yang diberikan dengan
membaca buku pelajaran di rumah
7 Saya memiliki koleksi buku bacaan di rumah
8 Apakah perpustakaan tempat yang nyaman untuk
membaca?
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ialah metode atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi, sehingga karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah untuk dipahami
dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, khususnya
permasalahan dalam sebuah penelitian. Tujuan dilakukannya analisis data yaitu
untuk mendeskripsikan data sehingga dapat di pahami, kemudian untuk membuat
kesimpulan atau menarik kesimpulan mengenai karakteristik populasi berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel, biasanya ini dibuat berdasarkan pendugaan dan
pengujian hipotesis. Itulah penjelasan mengenai analisis data semoga dapat
dipahami.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik analisis data yaitu
penskoran data dan tabulasi agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
1. Penskoran Data
Penskoran data adalah proses pengubahan jawaban dari angket/soal
yang telah diberikan ke dalam bentuk angka.
2. Tabulasi Data
Tabulasi adalah penyusuna data ke dalam bentuk tabel. Tuuannya
agar data mudah disusun, dijumlah, dan juga dalam proses analisisnya nanti.
Dalam arti lain tabulasi data adalah proses pembuatan tabel yang berisikan
data yang sudah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Perbedaan Minat Baca
Jadi, setelah kami melakukan penelitian tentang perbedaan minat baca antara siswa
IPA dan IPS kami telah mendapat perbedaan yang tidak terlalu jauh. Baik siswa IPA
maupun IPS keduanya sama - sama membaca walaupun intensitanya tidak sama. Siswa
IPS ternyata tidak seburuk yang selama ini kita nilai. Namun, presentase siswa IPS yang
gemar membaca memang lebih sedikit daripada yang membacanya hanya kadang -
kadang dan bukan rutinitas.
Kemudian jenis bacaan yang digemari siswa/i IPS adalah novel, dan yang membuat
prihatin adalh mereka kurang suka membaca buku – buku pelajaran. Padahal mereka
dituntut untuk memahani pelajaran yang sumbernya banyak berasal dari buku pelajaran.
Siswa IPS yang merasa bahwa membaca itu tidak terlalu penting menyatakan bahwa
mereka membaca hanya tergantung dengan mood mereka, jika sedang tidak ingin
membaca mereka tidak membaca, begitu pula sebaliknya. Meskipun demikian, hal ini
cukup melegakan karena mereka masih memiliki minat membaca. Setidaknya mereka
akan medapat wawasan dari buku yang mereka baca.
Sementara itu, presentase membaca siswa IPA ternyata jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa IPS. Sama halnya dengan siswa IPS, siswa IPA tidak ada
yang tidak suka membaca. Setiap siswa IPA memiliki jumlah ragam bacaan yang lebih
beragam dari siwa IPS.