PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang
ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat.
Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui
proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu ideologi?
2. Apa yang dimaksud dengan ideologi liberalisme?
3. Apa kelebihan dan kelemahan ideologi liberalisme?
3. TUJUAN
Mengetahui definisi ideologi
Mengetahui definisi Ideologi Liberalisme
Mengetahui kelebihan dan kelemahan ideologi liberalisme
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ideologi
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah
pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki
metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode
menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran
yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber
dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi
sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa
arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada
tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan
Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau
beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak
diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam
masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan
akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya
"Najat", dia berkata:
"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi
kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan
eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya,
atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan
ras manusia, namun tidak perlu sekali."
Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata
yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah
2
pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita,
nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
2. Ideologi Liberalisme
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-
nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
3
Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang
kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena
kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan
persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya
masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan)
adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar
dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan
4
bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri,
dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara
sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan
kepada masyarakat.
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas
motif mencari keuntungan
6. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita
ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-kritik
tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.
7. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.
5
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas,
pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan
pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang
kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh
individu yang sering terjadi
5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk
mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi
dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi
kepentingan mereka.