0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perubahan bentuk negara Indonesia dari negara kesatuan menjadi negara serikat kembali menjadi negara kesatuan, serta konstitusi yang berlaku pada masing-masing periode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perubahan bentuk negara Indonesia dari negara kesatuan menjadi negara serikat kembali menjadi negara kesatuan, serta konstitusi yang berlaku pada masing-masing periode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perubahan bentuk negara Indonesia dari negara kesatuan menjadi negara serikat kembali menjadi negara kesatuan, serta konstitusi yang berlaku pada masing-masing periode tersebut.
Fadhil Satria Darma: G1D021047 Muhammad Choerul Chamdani: G1D021037 Mutasa Biha: G1D021061 Natalia Margareta: G1D021025 KUIS PANCASILA 1. Bentuk Negara Serikat: 27 Desember – 17 Agustus 1950 Sejak akhirn tahun 1949 terjadi pergantian konstitusi di Indonesia. Hal ini karena situasi politik dalam negeri Indonesia akibat campur tangan Belanda. Nama Republik Indonesia berganti menjadi Republik Indonesia Serikat, akibat dari perundingan damai Indonesia dan Belanda. Sebagai undang-undang dasar digunakan Konstitusi RIS yang dibuat pada 1949. Berdasarkan Konstitusi RIS 1949, bentu negara Indonesia adalah serikat atau federal. Di mana ketentuan ini bertolak belakang dengan UUD 1945. Prinsip negara federal adalah negara yang terbagi-bagi atas berbagai negara bagian. Indonesia pun mengalami hal yang sama. Sebagai negara serikat Indonesia terbelah-belah menjadi beberapa bagian, yakni menjadi tujuh negara bagian dan sembilan satuan kenegaraan. Pemerintahan negara RIS adalah republik. Pemerintahan terdiri dari presiden dan kabinet. Kedaulatan negara dipegang oleh presiden, kabinet, DPR dan Senat. Pemerintah RIS menganut sistem kabinet parlementer. Kebijakan dan tanggung jawab kekuasaan pemerintah berada di tangan menteri baik secara bersama maupun individual. Para menteri tidak bertanggung jawab kepada presiden, tetapi kepada parlemen (DPR).
2. Berlakunya Konstitusi RIS : 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
Konstitusi Republik Indonesia Serikat disahkan sbg undang-undang dasar negara berkaitan dengan pembentukan Republik Indonesia Serikat oleh hasil Konfrensi Meja Bundar, sejak 27 Desember 1949 berdasarkan poin pertama dan kedua. Pemberlakuan Konstitusi Republik Indonesia Serikat tidak serta merta mencabut Undang-Undang Dasar Tahun 1945 karena perbedaan ruang lingkup pelaksanaan. Konstitusi Republik Indonesia Serikat berlangsung sampai dengan tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlangsung UUDS 1950 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 pada Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sosial Republik Indonesia, Sidang Pertama Anggota ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta. Konstitusi Republik Indonesia Serikat, atau bertambah diketahui dengan atau Konstitusi RIS yaitu konstitusi yang berlangsung di Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) sampai diubahnya kembali bentuk negara federal RIS menjadi negara kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950.
3. Berlakunya UUDS ’50 : 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
UUDS 1950 berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959. Konstitusi ini dihasilkan melalui peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR-RIS) dalam sidang pertama rapat ke-71 pada tanggal 14 Agustus 1950. Alasan kemunculan dan penggunaan UUDS 1950 ini adalah adanya ketidaksepahaman antara Republik Indonesia (RI) dengan negara-negara daerah binaan Belanda (negara federal yang terhimpun dalam Bijeenkomst voor Federal Overleg). Para daerah di luar Republik Indonesia beranggapan bahwa perlu adanya konstitusi yang disusun bersama para wakil dari seluruh daerah Indonesia. Selain itu, UUDS 1950 ini juga disusun dalam waktu singkat karena keadaan yang mendesak pasca kisruh dan pergolakan di masa Republik Indonesia Serikat (RIS).
4. Masa Demokrasi Liberal : 14 November 1945 – 5 Juli 1959
Era Demokrasi Liberal yang dikenal pula dengan Era Demokrasi Parlementer adalah era ketika Presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung sampai 5 Juli 1959 (keluarnya Dekret Presiden). Pada masa ini terjadi sejumlah peristiwa penting, seperti Konferensi Asia–Afrika di Bandung, pemilihan umum pertama di Indonesia dan pemilihan Konstituante, serta periode ketidakstabilan politik yang berkepanjangan, dengan tidak ada kabinet yang bertahan selama dua tahun. Pada masa ini ditandai dengan banyaknya partai politik yang terbentuk. Pada pemilu ada 172 partai politik yang bertanding.
5. Bentuk Negara Indonesia Pada Saat Diberlakukannya UUDS ’50 : Kesatuan
Negara kesatuan yang akan dibentuk merupakan hasil pengubahan Konstitusi RIS dengan prinsip-prinsip pokok dalam UUD 1945. Kemudian terbentuk undang-undang dasar bersifat sementara, yang terkenal disebut Undang- Undang Dasar Sementara 1950. UUDS 1950 berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1950. Masa UUDS 1950 membuat Indonesia kembali menjadi negara berbentuk kesatuan. Sehingga, Indonesia tidak lagi terbagi-bagi menjadi negara bagian atau daerah bagian. Pemerintahan negara Indonesia berbentuk republik. Kedaulatan negara berada di tangan rakyat, tetapi kedaulatan dilakukan oleh pemerintah dan DPR. Sistem pemerintahan yang digunakan merupakan kabinet parlementer. Pertanggungjawaban kabinet diberikan kepada parlemen (DPR).
6. Indonesia Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan Pada Saat Berlakunya : UUDS
‘50 Undang-Undang Republik Indonesia Serikat, Konstitusi Republik Indonesia Serikat atau lebih dikenal dengan sebutan Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara federal RIS menjadi negara kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950. Masa berlakunya UUDS’50 membuat Indonesia kembali menjadi negara berbentuk kesatuan. Sehingga, Indonesia tidak lagi terbagi – bagi menjadi negara bagian. Pemerintahan berbentuk republik, kedaulatan negara berada di tangan rakyat tetapi dilakukan oleh pemerintah dan DPR. Sistem pemerintahannya kabinet parlementer.