Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MEMBACA

“MODEL-MODEL MEMBACA”

GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MEMBACA


S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Disusun Oleh :
SalsaBila Dewi Astuti : 1910301025
Nurina Amali Hashifah : 1910301080
Fraslian Ekha R : 1910301081
Fika Tri Yulita : 1910301092
Anida Eriana : 1910301118
Alfi Qurrota A’yuni : 1910301124

UNIVERSITAS TIDAR
KOTA MAGELANG
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan dan perlindungan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini meskipun banyak persoalan dan hambatan yang menyertai.
Menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan maka penuis
mohon maaf, oleh karena itu diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun diri semua pembaca sehingga membawa kearah lebih maju.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Firstya Evi Dianastiti, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Membaca Universitas
Tidar.
2. Teman-teman yang telah bekerja sama menyelesaikan makalah ini.
Sebagai penutup penulis berharap penulisan makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan pihak yang menggunakan.

Magelang, 3 November 2019

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anderson (2003:68) mengatakan membaca adalah kegiatan yang tersusun dari 4
komponen: strategi, kelancaran, pembaca, dan teks. Strategi adalah kemampuan pembaca
menggunakan beragam strategi untuk mencapai tujuan dalam membaca. Kelancaran
ialah kemampuan membaca dengan kecepatan tertentu dengan pemahaman yang cukup.
Gabungan dari teks, strategi, kelancaran, dan pembaca ini yang disebut membaca.
Pemahaman dalam hal ini merupakan tujuan dari membaca.
Ada dua aspek dalam pengajaran membaca. Aspek peprtama, merujuk pada
pengajaran membaca untuk pertama kali. Kedua, mengajar membaca bagi mereka yang
telah memiliki ketrampilan membaca dalam bahasa pertamanya. Karena itu, menurut
Anderson, kalau sudah dapat membaca dalam satu bahasa maka tidak perlu belajar baca
dalam bahasa asing lainnya.
Ada tiga model kategori dalam proses membaca: 1) model bawah-atas (buttom-up
model), 2) model atas-bawah (up-down model), dan 3) model interaktif (interactive
model). Model bawah-atas biasanya terdiri dari proses baca pada level terendah. Dalam
hal ini siswa membaca mulai dari dasar pengenalan tulisan dan bunyi kemudian
merekognisi morfem, kata, identifikasi struktur gramatikal, kalimat, lalu teks. Proses
rekognisi dari huruf, kata, frasa, kalimat, teks, dan kahirnya ke makna merupakan urut-
urutan dalam mencapai pemahaman. Makalah ini akan membahas model-model
membaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model membaca?
2. Apa saja jenis model membaca?
3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran jenis model membaca?
4. Apa saja kelemahan dari tiap-tiap model membaca?
5. Bagaimana jenis latihan dari model membaca?

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan model membaca.
2. Menjelaskan apa saja jenis model membaca.
3. Menjelaskan bagaimana langkah-langkah pembelajaran jenis model membaca.
4. Menjelaskan apa sajakah kelebihan dan kelemahan dari tiap-tiap model membaca.
5. Menjelaskan bagaimana jenis latihan model membaca.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEOREMIK

Membaca merupakan kunci dalam proses belajar. Saat seseorang memiliki


kemampuan membaca yang baik, maka ia akan dapat menyerap berbagai macam
pengetahuan. Hal ini penting untuk meningkatkan kesempatan orang tersebut dalam
memperbaiki kehidupannya.

Model membaca adalah gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses
dalam membaca karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses
yang terdapat di otak yaitu memahami atau mengkritisi bacaan. Cara kerja fisik berkaitan
dengan bagaimana mata membaca atau memandang bacaan yang merupakan sistem grafis.
Cara kerja psikis berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan.

Model membaca atas-bawah


Goodman (1967) bependapat bahwa membaca itu merupakan proses yang meliputi
penggunaan isyarat kebahasaan yang dipilih dari masukan yang diperoleh melalui persepsi
pembaca.

Model membaca bawah-atas


Inti proses membaca menurut teori ini adalah proses kengkodean kembali simbol tuturan
tertulis (Harris & Sipay, 1980).
Tugas utama pembaca menurut teori ini adalah mengkode lambang-lambang yang tertulis
menjadi bunyi-bunyi bahasa (Harjasuna, 1996).
Brown (2001) menyatakan bahwa pada proses bottom-up membaca terlebih dahulu
mengetahui berbagai tanda linguistik, seperti huruf, morfem, suku kata, kata-kata frasa,
petunjuk gramatika dan tanda wacana, kemudian menggunakan mekanisme pemrosesan yang
masuk akal, koheren dan bermakna. 
Model membaca timbal balik
proses intelektual yang kompleks, mencakup dua kemampuan utama, yaitu kemampuan
memahami makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal (Rubin, 1982).
Neil Anderson mengakui bahwa model interaktif ini adalah model paling tepat untuk
diterapkan karena model ini juga merupakan gambaran yang paling baik mengenai apa yang
terjadi ketika membaca.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Membaca
Model membaca diartikan sebagai cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata
membaca atau memandang bacaan yang merupakan sistem grafis. Cara kerja psikisberkaitan
dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan. Model membaca dapat diartikan juga
sebagaigabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam membaca karena
membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak
yaitu memahami atau mengkritisi bacaan.

B. Jenis-Jenis Model Membaca


Harjasujana dan Mulyati (1997:28)mengatakan model membaca yang terlahirkan
ternyata banyak. Walaupun banyak, model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga model,
yaitu model membaca bawah atas, model membaca atas bahwa, dan
model membaca timbal balik.
1. Model Membaca Bawah Atas
Model Membaca Bawah Atas (MMBA) atau bottom-upmerupakan model membaca
yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam
kegiatan atau proses membaca adalah struktur bacaan, sedangkanstruktur pengetahuan yang
dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peran sampingan (sekunder). Pembaca bergantung
sekali pada bacaan. Dalam bacaan, pembaca melakukan penyandian kembali simbol-simbol
tertulis sehingga mata pembaca selalu menatap bacaan. Hasil penyandian kembali dikirim ke
otak melalui syaraf visual yang ada di mata untuk dipahami. Karena sistem atau cara kerja
berawal dan bergantung padabacaan yang berada di bawah dan baru dikirimkan ke otak yang
berada di atas, sistem membaca seperti itu dinamakan model membaca bawah atas.
2. Model Membaca Atas Bawah
Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori ini
dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang kegiatan membaca sebagai bagian
dari proses pengembangan skemata seseorang yakni pembaca secara stimultan (terus-menerus)
menguji dan menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses membaca
berlangsung. Pada model ini, informasi grafis hanya digunakan untuk mendukung hipotesa
tentang makna. Pembaca tidak banyak lagi membutuhkan informasi grafis dari bacaan karena
mereka telah memiliki modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan. Proses membaca model ini
dimulai dengan hipotesis dan prediksi-prediksi kemudian memverifikasinya dengan
menggunakan stimulus yang berupa tulisan yang ada pada teks.
Inti dari model membaca atas bawah adalah pembaca memulai proses pemahaman teks
dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan membacanya dengan membaca
prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-dugaan berkenaan dengan apa yang mungkin ada
dalam bacaan, bermodalkan pengetahuan tentang isi dan bahasa yang dimilikinya. Untuk
membantu pemahaman dengan menggunakan teori ini, pembaca menggunakan strategi yang
didasarkan pada penggunaan petunjuk semantik dan sintaksis, artinya untuk mendapatkan
makna bacaan, pembaca dapat menggunakan petunjuk tambahan yang berupa kompetensi
berbahasa yang ia miliki. Jadi, kompetensi berbahasa dan pengetahuan tentang apa saja
memainkan peran penting dalam membentuk makna bacaan.   
Jadi menurut model membaca atas-bawah dapat disimpulkan bahwa pengetahuan,
pengalaman dan kecerdasan pembaca diperlukan sebagai dasar dalam memahami bacaan.
Model membaca atas bawah ini berpijak pada teori psikolinguistik, mengenai interaksi
antara pikiran dan bahasa. Goodman (1967) bependapat bahwa membaca itu merupakan proses
yang meliputi penggunaan isyarat kebahasaan yang dipilih dari masukan yang diperoleh melalui
persepsi pembaca. Pemilihannnya itu dilakukan dengan kemampuan memperkirakan. Ketika
informasi itu di proses, terjadilah keputusan-keputusan sementara untuk menerima, menolak
atau memperhalus. MMBA menggunakan informasi grafis itu hanya untuk mengukung atau
menolak hipotesis mengenai makna.
Makna diperoleh dengan menggunakan informasi yang perlu saja dari system isyrat
semantik, sintaksis, dan grafik. Isyarat grafik diturunkan dari media cetak, isyarat-isyarat lainnya
berasal dari kebahasaan pembaca, pembaca mengembangkan berbagai strategi untuk memillih
isyarat grafis yang paling berguna, setelah pembaca menjadi semakin terampil, informasi grafis
itu semakin berkurang pula perlunya, sebab pembaca telah memiliki perbendaharaan kata dan
konsep-konsep yang semakin kaya. Strategi-strategi untuk membuat perkiraan yang didasarkan
pada penggunaan isyarat semantic dan sintaksis, memungkinkan pembaca untuk memahami
materi dan umtuk mengantisipasi apa yang tampak berikutnya di dalam materi cetak yang
sedang dibaca.
3. Model Membaca Timbal Balik
Model Membaca Timbal-Balik (MMTB) dicanangkan oleh teoris Rumelhart (1977).
Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita singgung di muka. Dia beranggapan
bahwa model-model yang terdahulu itu tidak memuaskan, karena pada umumnya model-model
tersebut bertitik tolak pada pandangan formalisme model-model perhitungan yang linear.
Model-model itu mempunyai sifat-sifat berurut-berlanjut, tidak interaktif.
MMTB melukiskan MMBA dan MMAB berlangsung simultan pada pembaca yang
mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu proses yang bersifat linier, tidak
menjukkan proses yang berturut-berlanjut, melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat
simultan. Pada suatu saat MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan. Para
penganut paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis atau
informasi visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah tersedia dalam pikiran
pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisadalam pikiran pembaca. Oleh karenanya,
pemahaman bisa terganggu jika ada pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang
dibacanya tidak bisa digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut atau
mungkin juga karena skemanya terganggu.

C. Langkah-Langkah Pembelajaran Jenis Model Membaca


1. Proses Membaca Bawah Atas
Proses membaca bawah-atas secara sederhana dapat dikonsepkan sebagai berikut:
a. Mata melihat pada teks.
b. Kemudian teks dibaca dengan tingkat konsentrasi yang baik (Karena terdapat pengetahuan
yang baru)
c. Huruf-huruf diidentifikasi.
d. Mengenali kata-kata yang ada dalam teks.
e. Kata-kata tersebut dikelompokkan ke dalam kelas gramatikal dan struktur kalimat.
f. Kalimat tersebut akan memberikan makna.
g. Rangsangan dari morfem, kata, dan kalimat dalam teks dicermati kemudian dikirim keotak
untuk diolah ketahap selanjutnya.
h. Kemudian makna tersebut yang akan mengacu pada pemikiran.
i. Pembaca memahami (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan informasi yang
terkandung dalam teks bacaan dan menjadikan kompetensi kognitif baru serta kompetensi
yang dimilikinya akan meningkat.
Berdasarkan konsep diatas jelaslah bahwa proses bottom-up atau model membaca
bawah atas merupakan proses membaca yang dimulai dari data yang berupa huruf-huruf, kata-
kata, kalimat-kalimat yang mengandung arti. Pada model membaca bottom-up peran skemata
sangat berperan dalam menentukan makna. Skemata merupakan latar belakang ilmu
pengetahuan.
2. Proses Membaca Atas Bawah
Proses membaca metode Atas Bawah adalah berikut ini.
a. Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang penafsiran
grafis seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan.
b. Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah dipilih diteruskan oleh syaraf
mata ke otak.
c. Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan kompetensi
kognitif dan kompetensi bahasa yang dimilikinya.
Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy, dan Nutall.
3. Proses Membaca Timbal Balik
Proses membaca timbal balik secara sederhana dapat dikonsepkan sebagai berikut:
a. Mata melihat pada teks;
b. Teks bacaan dibaca dengan membandingkan teks MMBA dan MMAB;
c. Kata-kata kita kenali kemudian kita coba memaknai kata tesebut;
d. Jika kita tidak dapat memaknai kata perkata, maka kita coba memaknai berdasakan
kalimatnya;
e. Makna kata dan makna kalimat tersebut yang akan mengacu pada pemikiran kita selanjutnya;
f. Kemudian, cari hubungan dari teks MMAB dan MMBA untuk membuat sebuah hubungan
timbale balik antara kedua teks sebelumnya;
g. Pembaca memahami (pemahaman) dari bacaan yang dibaca dan menarik sebuah hasil
kesepakatan pemahaman berdasarkan bacaan yang telah dibaca (tiap orang akan berbeda).

D. Kelebihan dan Kelemahan Dari Tiap-Tiap Model Membaca


1. Model Membaca Bawah Atas
Kelebihan :
a. Model ini sangat bermanfaat bagi golongan membaca yang lemah dalam bahasa pertama dan
bahasa kedua
b. Model ini mengembangkan makna dan tidap pada penguasaan makna.
Kelemahan :
Model ini lebih memfokuskan tahap perkataan bagi teks daripada makna secara global.
2. Model Membaca Atas Bawah
Kelebihan :
a. Dalam model ini skemata lebih berperan di bandingkan informasi grafis yang ada pada teks.
b. Pembaca akan mudah dan cepat menyelesaikan bacaannya. Ini dikarenakan pembaca sudah
memiliki pengetahuan dari teks bacaan yang akan dibacanya. Mungkin saja pembaca pernah
membacanya dan tentu saja akan mudah memahami dan waktu membacanya akan relatif
singkat.
c. Pengetahuan yang sebelumnya dimiliki akan akan semakin kokoh melekan pada memori
pembaca tersebut
d. Dengan gampangnya pembaca menganalisis dan bila informasi yang lama dan yang
dibacanya berbeda makna, pembaca akan cepat mengkritisi dengan logika dan pengetahuannya
serta ia akan mencari simpulannya.
Kelemahan :
a. Model ini lebih mementingkan pemahaman teks dibandingkan dengan penggunaan bahasa.
b. Kemampuan mengingat setiap orang berbeda dan bila kemampuan mengingat seseorang
lemah maka, informasi yang diperoleh sebelum membaca akan hilang dengan sendirinya.
c. Karena kemampuan mengingat yang lemah maka, pembaca akan kembali menganalisis ulang
informasi yang dibacanya sekarang dan apabila ini terjadi maka, akan mengubah konsep
MMAB menjadi MMBA (eror metode)
d. Tingkat ketelitian metode MMAB cenderung rendah karena pembaca MMAB akan cepat
membaca teksnya. Ini disebabkan anggapan bahwa dia sudah pernah mendapatkan
informasi yang sama dengan bacaan yang akan dibaca.
3. Model Membaca Timbal Balik
Tokoh yang mencanangkan MMTB adalah Teoris Rumelhart pada tahun 1977. Di
pandang dari metode pembelajaran, model Rumelhart mempunyai kelebihan.
Kelebihan :
a. Model tersebut sudah membaur dengan berbagaistrategi pembelajaran yang telah
menunjukkan keberhasilannya.
b.   Model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk pembelajaran membaca pada tingkat sekolah
menengah, baik menengah pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA).
c. Melatih pemahaman otak dari ke 3 jenis teks yang dibaca
d. Menghasilkan pemahaman yang hebat karena proses sebelumnya melewati metode Bawah-
Atas kemudian Atas-Bawah dan sampai pada Timbal-Balik.
e. Pembaca akan semakin mengerti dan terampil dalam tiap metode apabila jenis teks MMBA,
MMAB, dan MMTB dibuat dua versi.
f. Kemampuan kebahasaan dan kognitif seseorang semakin membaik
Kekurangan :
a. Model ini tidak menyinggung aplikasi dan tidak menyinggung masalah pada pramembaca,
yaitu kondisi sebelum seorang pembaca membaca bacaan.
b. Model ini tidak menarik karena tidak ada hal yang baru terutama bagi guru.
c. Kecenderungan pembaca akan lebih tinggi terhadap cara membaca MMBA, MMAB,dan
MMTB. Apabila pembaca tidak melalui proses MMBA dan MMAB maka hasil
pemahamannya akan menurun.
d. Pembaca memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil pemahaman yang baik.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model membaca adalah gabungan cara kerja fisik dan psikis yang merupakan proses
dalam membaca, karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri
pada proses yang terdapat di otak, yaitu memahami atau mengkritisi bacaan. Model
membaca dapat dibagi menjadi tiga, yaitu model membaca atas-bawah (MMAB),
model membaca bawah-atas (MMBA), dan model membaca timbal balik (MMTB).
Model-model ini memiliki kelebihan dan kelemhan masing-masing dalam
penggunaannya.

B. Saran
Sebaiknya kita sebagai calon guru harus memahami dengan baik model-model
membaca. Sehingga ketika menjadi seorang guru, kita bisa bisa mengajarkan kepada
anak didik kita mengenai model-model tersebut yang berguna bagi membaca
pemahaman mereka.
DAFTAR PUSTAKA

1. Widiyawati. 2014. “Makalah Membaca 2”.


http://pecandudandelion.blogspot.com/2014/09/makalah-membaca-2.html. Diakses pada 01
November 2019.
2. Wally, Firman. 2014. “Model atau Pola Membaca”.
http://firmanwally.blogspot.com/2014/05/model-atau-pola-membaca.html. Diakses pada 03
November 2019.

Anda mungkin juga menyukai