Anda di halaman 1dari 14

MODEL DAN METODE MEMBACA

BAB II
MODEL MEMBACA
 1.      Model Membaca

Model membaca

      Cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata membaca atau memandang bacaan yang merupakan
sistem grafis
      Cara kerja spikis berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan.
     Model membaca adalah : gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam membaca
karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak yaitu
memahami atau mengkritisi bacaan.

2.      Pendekatan dalam model membaca


Munculnya aberbagai model membaca di latar belakangi oleh pendekatan yaitu pendekatan
taksonomik, psikologis lingustik, psikomotorik dan proses informasi.

            Pendekatan taksonomik


Dikembangkan oleh Gray. Berpendapat dalam proses membaca diperlukan empat ketrampilan yaitu :
a.       Mengenal kata
b.      Komprehensif
c.       Reaksi
d.      Asimilasi
            Pendekatan Psikologis
Terdiri dari 2 yaitu :
a.       Pendekatan behavioral dipelopori skinner th 1957.  berpendapat : keterampilan membaca merupakan
hasil proses membaca yang diperoleh dari hubungan antara rangsangan dan reaksi. Dikenal dengan
sebutan S – R, yaitu dengan stimulus dan respons. Untuk dapat terampil membaca, seseorang pembaca
(siswa) haruslah dibiasakan untuk membaca. Tugas guru adalah memberikan tugas kepada siswa untuk
membaca sesering mungkin sesuai dengan kemampuan siswa.

b.      Pendekatan kognitif dipelopori piaget. Berpendapat : tingkah laku manusia adalah proses aktivitas
integratif yang terjadi dalam otak. Manusia merupakan makhluk pengumpul, pemilik dan pemakai
informasi yang berpusat diotak. Menurut pandangan kognitif, membaca tidaklah sekedar memperoleh
rangsangan simbol-simbol tertulis melalui mata, tetapi yang lebih penting adalah memproses rangsangan
tersebut di dalam otak.

            Pendekatan Proses Informasi


Tokoh yang dikenal dalam pendekatan proses informasi adalah Smith. Ia menyatakan bahwa
keterampilan membaca merupakan suatu proses informasi. Pendekatan ini berprinsip bahwa membaca
adalah aktivitas komunikasi yang memungkinkan informasi di transformasikan dari penulis kepada
pembaca.
Dalam proses membaca terjadi komunikasi yang tidak langsung antara penulis dan pembaca. Pesan
penulis disampaikan dalam bentuk tulisan dengan beragam wujud.

            Pendekatan Psikomotorik


Pendekatan ini dikembangkan oleh Holmes dan Singer. Penerapan pendekatan ini dalam membaca
digunakan untuk mengukur tingkat kenyaringan dan kecepatan baca yang dilakukan pembaca.
Kenyaringan dan kecepatan baca diukur secara statistik dengan menggunakan analisis substrata.

            Pendekatan Linguistik.


Dikembangkan dalam dua periode.
a.       Periode pertama oleh bloomfield, fires, Lefevre.
Mengatakan bersama bahwa pengertian membaca adalah aktivitas bolak-balik rangsangan berupa
tulisan yang kembali ke ujaran.
b.      Periode ke dua oleh Chomsley, Halle, Goodman dan Ruddell.
Pengamat teori ini mempunyai keyakinan bahwa siswa lahir telah memiliki sejumlah potensi yang
memungkinkansiswa mengembangkan pola-pola bahasanya apabila kemungkinan untuk itu telah tiba.
Terkait dengan itu tugas guru adalah melack atau mengkoordinasikan potensi yang telah dimiliki siswa
agar berkembang dengan baik.

3.      Model Membaca


Model membaca yang terlahirkan ternyata banyak. Walaupun banyak, model membaca dapat
diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca bawah atas, model membaac atas bahwa, dan
model, membaca timbal balik (Harjasujana dan Mulyati 1997 : 28)

            Model Membaca Bawah Atas


Model Membaca Bawah Atas (MMBA) atau bottom-up merupakan model membaca yang bertitik
tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan atau proses
membaca adalah struktur bacaan, sedangkanstruktur pengetahuan yang dimiliki (di dalam otak) pembaca
mempunyai peransampingan (sekunder). Pembaca bergantung sekali pada bacaan. Dalam bacaan,
pembaca melakukan penyandian kembali simbol-simbol tertulis sehingga mata pembaca selalu menatap
bacaan. Hasil penyandian kembali dikirim ke otak melalui syaraf visual yang ada di mata untuk
dipahami. Karena sistem atau cara kerja berawal dan bergantung pada baaan yang berada di bawah dan
baru dikirimkan ke otak yang berada di atas, sistem membaca seperti itu dinamakan model membaca
bawah atas.

Apabila dibagankan modelmembaca bawah atas adalah berikut :


Bagan 3
Model Membaca Bawah Atas

Tokoh yang menjadi pencetus MMBA adalah Flesch, gagne, Gough, Fries, La burge, dan Samuel.

Bagan 4
Model Membaca Nyaring

Model membaca Bawah Atas  Model membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang
mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan membaca Tokoh yang menjadi pencetus MMBA
adalah Flesch, gagne, Gough, Fries, La burge, dan Samuel.
            Model Membaca Atas Bawah
Jika pada MMBA struktur dalam teks (bacaan) sebagai unsur primer dan pengetahuan sebagai
unsur sekunder, MMAB berpandangan yang sebaliknya, yaitu pengetahuan merupakan unsur primer dan
struktur bacaaan merupakan unsur sekunder. Pembaca hanya melihat stimulus yang berupa isyarat simbol
grafis seperlunya saja, selebihnya pembaca menggunakan isyarat kompetensi kognitif dankompetensi
bahasa yang telah dimilikinya. Karena kompetensi kognitif dankompetensi bahasa berada di otak
pembaca dan otak pembaca berada di atas bacaan, model membaca ini disebut model membaca atas
bawah. MMAB dapat dibagankan berikut :

Bagan 7
Model Membaca Atas Bawah
                      
Proses membaca berdasarkan bagan 7 adalah berikut ini.
1.       Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang penafsiran grafis
seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan.
2.       Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah dipilih diteruskan oleh syaraf mata ke otak.
3.       Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan kompetensi kognitif
dan kompetensi bahasa yang dimilikinya.
Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy, dan Nutall.

            Model Membaca Timbal Balik


MMTB merupakan cara kerja pembaca yang berlangsung secara simultan membaca tidak lagi
merupakan proses yang linier dan berurut-lanjut, melainkan proses timbal balik yang bersifat simultan.
Pembaca menggunakan MMBA dan MMAB secara bergantian. Suatu saat MMBA yang berperan dan
suatu saat MMAB yang berperan.

Bagan 9
Model Membaca Timbal Balik

Tokoh yang mencanangkan MMTB adalah Teoris Rumelhart pada tahun 1977.
Di pandang dari metode pembelajaran, model Rumelhart mempunyai keunggulan. Keunggulan
yang pertama adalah model tersebut sudah membaur dengan berbagai strategi pembelajaran yang telah
menunjukkan keberhasilannya.
Keunggulan yang kedua adalah model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk pembelajaran
membaca pada tingkat sekolah menengah, baik menengah pertama (SMP) maupun menengah atas
(SMA).
“Tidak ada gading yang tak retak” demikianlah pepatah yang berlaku juga pada model
Rumelhart. . Ada dua keretakan (kelemahan) dari model tersebut. Keretakan yang pertama adalah model
Rumelhart tidak menyinggung aploikasi dan tidak menyinggung masalah pada pra membaca, yaitu
kondisi sebelum seorang pembaca membaca bacaan. Kedua adalah model tersebut tidak menarik karena
tidak ada hal yang baru, terutama bagi guru.

BAB III
METODE MEMBACA

Metode membaca (reading method) merupakan tingkat penerapan teori-teori membaca yanga da
pada tingkat model membaca. Penerapan metode membaca dilakukan dengan cara melakukan pemilihan
kemahiran khusus yang akan digunakan untukmembaca, yaitu kemahiran memanfaatkan informasi
visuola dan nonvisual. Dari berbagai ragvam metode membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu
metode dasar, metode menengah, dan metode lanjutan.

Metode Dasar
Metode dasar merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca semula.
Pembaca pemula adalah pembaca yang baru kali pertama membaca atau belajar membaca.
Menurut Wiryodijoyo (1989:35) dan Akhadiah (1992:32), metode membaca dasar (permulaan) ada
lima, yaitu metode abjad, bunyi, kupas rangkai suku kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan
sintesis (SAS).

              3.1.1.      Metode Abjad dan Metode Bunyi


Metode abjad merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca
pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan prosedur huruf dibaca dalam wujud
abjad.
Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, be, ce, de, dan seterusnya.
Metode bunyi merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca
pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan cara huruf dibaca di dalam wujud bunyi.
Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, eb, ec, ed, dan seterusnya.

              3.1.2.      Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga.
Metode kupas rangkai suku kata merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan
pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai suku kata yang dibaca. Bacaan yang dibaca
dalam bentuk suku kata, misalnya : suku kata bo – la, bu – sa, dan bu – ku.
Suku kata-suku kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1.      Tiap suku kata diurai atau dibaca huruf demi huruf.
2.      Huruf demi huruf dirangkai atau dibaca menjadi suku kata.
Contohnya adalah :
bo – la
b–o–l–a
bo – la
bu – sa
b–u–s–a
bu – sa
bu – ku
b–u–k–u
bu – ku

Metode kata lembaga adalah metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca
pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai kata lembaga yang dibaca.
Bacaan yang dibaca tidak dalam bentuk suku kata, namun dalam bentuk kata. Misalnya kata topi,
mata, dan sapu. 
Kata-kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1.      Kata dibaca (diuraikan) menjadi suku kata-suku kata,
2.      Suku kata dibaca (diurai) menjadi huruf demi huruf,
3.      Huruf demi huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata,
4.      Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi kata.

Contohnya adalah :
topi
to – pi
t–o–p–i
to – pi
topi
mata
ma – ta
m–a–t–a
ma – ta
mata

sapu
sa – pu
s–a–p–u
sa – pu
sapu

Persamaan kedua metode itu adalah menggunakan prosedur yang sama, yaitu mengurai dan
merangkai suku kata mengurai suku kata  menjadi huruf demi huruf dan merangkai huruf demi huruf
menjadi suku kata, sedangkan metode kata lembaga mengurai kata menjadi suku kata – suku kata,
mengurai suku kata menjadi huruf-huruf, merangkai huruf-huruf menjadi suku kata merangkai suku kata
– suku kata menjadi kata.

              3.1.3.      Metode Global


Metode global merupakan yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur
memperkenalkan bacaan secara utuh (biasanya kalimat), membaca bagian demi bagian (unsur) bacaan,
dan membaca secara utuh kembali. Prosedur penerapan metode ini adalah berikut ini.
1.      Pembaca membaca beberapa kalimat.
2.      Salah satu kalimat dipilih untuk dibaca lebih lanjut.
3.      Kalimat yang terpilih dibaca (diurai) kata demi kata.
4.      Kata-kata tersebut dibaca (diurai) suku kata demi suku kata.
5.      Suku kata-suku kata itu dibaca (diurai) huruf demi huruf.
6.      Huruf dan huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.
7.      Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.
8.      Kata-kata dibaca (dirangkai) menjadi kalimat.
Penerapan metode ini adalah :
a.       Membaca beberapa kalimat, misalnya :
Ini bola saya
Ini bola dia
Ini bola adik
b.      Kalimat yang dipilih dibaca dengan cara diurai dan dirangkai, misalnya kalimat “ini bola saya”

                                              Ini bola saya


                Ini                                 bola                         saya
              I – ni                             bo – la                     sa – ya
            I – n – i                       b – o – l – a             s – a – y – a
              I – ni                             bo – la                     sa – ya
                Ini                                 bola                         saya
                                              Ini bola saya

              3.1.4.      Metode SAS


Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) merupakan metode membaca permulaan yang terdiri atas
tiga tahapan, yaitu membaca secara struktur, analisis, dan sistaksis. Dalam penerapannya, metode SAS
dibagi menjadi dua jenis, yaitu metode SAS tanpa buku dan dengan buku (Zuchdi 1997:55)
3.1.4.1.          Merekam Bahasa Siswa
Kalimat yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah yang sesuai dengan tingkat baca siswa
sehingga bahasa hasil rekaman dipilih terlebih dahulu, tidak semua bahasa hasil rekaman dipakai sebagai
bahan bacaan.

3.1.4.2.          Menampilkan Gambar Sambil Cerita


Guru menampilkan gambar kepada siswa sambil bercerita. Gambar yang diperlihatkan adalah
gambar yang sederhana, mudah dilihat, dan dikenal siswa.

3.1.4.3.          Membaca Gambar


Membaca gambar caranya sama dengan menampilkan gambar sambil cerita, yaitu guru
memperlihatkan sebuah gambar. Setelah menampilkan gambar, guru mengucapkan sebuah kalimat
gambar tersebut. Kalimat berikutnya tidak dari guru, melainkan dari siswa.

3.1.4.4.          Membaca Gambar dengan Kartu Kalimat


Kali pertama yang dilakukan guru dalam membaca gambar dengan kartu kalimat adalah
memperlihatkan gambar pada siswa.

3.1.4.5.          Membaca secara Struktural


Membaca secara struktural (s) adalah membaca bacaan yang berupa kalimat-kalimat secara struktural,
yaitu membaca kata demi kata yang menyusun kalimat yang dibacanya.

3.1.4.6.          Membaca secara Analisis


Membaca secara analisis merupakan membaca dengan cara menganalisis (mengurai) unsur bacaan
yang besar, kalimat yang dibaca menjadi kata-kata, kata-kata menjadi suku kata-suku kata, dan suku kata
menjadi huruf-huruf.

3.1.4.7.          Membaca secara Sintesis


Membaca secara sintesis adalah membaca dengan cara mensintesis (merangkai) unsur pembentuk
bacaan yang kecil menjadi yang lebih besar, yaitu merangkai huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata-
suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat.
Metode Menengah
Metode menengah merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk
pembaca yang sudah mahir membaca permulaan. Kemahiran yang didapat dengan metode ini adalah
tidak hanya penyandian kembali simbol-simbol grafis tersebut.

Metode Kata
Metode kata merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan. Penerapan metode ini
didasarkan atas pandangan (asumsi) bahwa bacaan merupakan susunan atas kata-kata yang mengandung
makna.

Metode Frase
Metode frase merupakan cara membaca unsur bacaan yang berbentuk frase. Pembaca
menggerakkan matanya dari frase ke frase dan memahami atas frase-frase yang dibacanya. Metode ini
didasarkan atas asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-ide dan perasaannya bukan dalam bentuk kata,
melainkan dalam bentuk frase (Hardjasujana dan Mulyati 1997:177).

Metode Kalimat
Metode kalimat merupakan cara membaca dengan menelaah kalimat demi kalimat yang adaal
dalam bacaan. Metode ini diterapkan dengan asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-idenya atau
gagasannya dalam bentuk kalimat.
Dengan menerapkan metode ini pembaca akan dapat membaca lebih efisien dan efektif.
Keefektifan metode ini adalah pembaca akan lebih mudah memahami bacaan karena pembaca dapat
menangkap ide demi ide yang dituangkan dalam bentuk kalimat.

Metode Paragraf
Metode paragraf merupakan cara membaca dengan menelaah paragraf demi paragraf.

Metode Lanjutan
Metode lanjutan merupakan cara yang diterapkan dalam membaca oleh pembaca yang sudah
menguasai metode menengah untuk mengembangkan dan meningkatkan kemahiran membaca. Cara
membaca yang dimaksud adalah bagaimana pembac dapat membaca seefisien dan seefektif mungkin.
Pembaca dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat membaca sebanyak-banyaknya dan dapat
memahami bacaan yang dibaca dengan baik.

Metode S – D4
Metode S – D4 adalah metode membaca yang dilaksanakan dengan tahap survai dan decide dengan
empat alternatif. (Gordon 2004:80)
Pembahasan mengenai metode S – D4 adalah berikut ini.
1.      Survai adalah kegiatan pembaca dalam melakukan aktivitas membaca secara sepintas lalu untuk
mengidentifikasi struktur dan pokok-pokok pikiran utama bacaan. Survai dilakukan pembaca secara
cepat.
2.      Decide adalah proses pembaca memutuskan untuk melakukan salah satu empat pilihan berikut ini.
a.       Skip. Artinya adalah mengabaikan atau sama sekali tidak membca.
b.      Membcaca sepintas. Pilihan ini dilakukan apabila pembaca merasa perlu membaca lagi bacaan yang
telah disurvai.
c.       Membaca dengan kecepatan wajar. Pilihan ini dipilih apabila pembaca pembaca belum tahu tentang
bacaan yang telah disurvai sehingga pembaca merasa perlu membacanya dengan kecepatan yang normal.
d.      Mempelajari materi bacaan. Pada pilihan ini, pembaca membaca dengan sungguh-sungguh, teliti, dan
hati-hati sehingga kecepatan bacanya relatif pelan.

Metode P2R
Metode P2R merupakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview, read, dan review yang
biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan efisien.(Gordon 2006: 79). Penjelasan ketiga
tahap dalam metode ini adalah sebagai berikut.
1.      Preview adalah membaca sepintas lalu untuk mengetahui struktur bacaan, pokok-pokok pikiran,
relevansi, dan sebagainya. Pada tahap ini, pembaca melakukan pengenalan terhadap bacaan mengenai
hal-hal yang pokok pengenalan terhadap bacaan mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat Iuran.
2.      Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan sesuai tingkat
kesulitan bacaan. Tujuan umum membaca adalah mencari informasi yang ada dalam bacaan.
3.      Review adalah membaca sepintas lalu untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan dan atau untuk
memperkuat igatan terhadap pokok-pokok pikiran yang telah didapat dari tahap read. Pada tahap ini,
pembaca membaca bacaan seperlunya saja seperti pada preview. Yang berbeda adalah tujuannya; jika
preview untuk mengenal bacaan, sedangkan review untuk memantapkan kembali apa yang telah
dipahami dan untuk mengecek apakah bacaan sudah dibaca sesuai tujuan.
Metode S2QR
Metode S2QR adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca tabel, grafik atau diagram
yang tahap-tahapnya terdiri atas survai, seek, question, dan reading.
Pembaca yang sedang studi membaca membaca tabel dengan tahap survai, seek, question, dan
reading.
1.      Survai merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel.
2.      Seek adalah kegiatan pembaca mencari informasi pada kolom dan informasi tambahan yang ada diluar
kolom tabel.
3.      Question adalah kegiatan pembaca membaut pertanyaan tentang isi tabel atau tujuan membaca tabel.
4.      Reading adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga diperoleh informasi-
informasi yang dicari. Pembaca dalam melakukan tahap ini berpedoman pada tahap question.

Metode GPID
Metode GPID diusulkan oleh Merrit. Menurutnya, metode GPID merupakan metode membaca
yang terdiri atas empat tahap yaitu, goall, plans, implementation, dan develoment (yap 1978:114-115)
Penjabaran metode tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Goall adalah apa yang diharapkan, dimaksud atau apa tujuan membaca. Tahap awal metode ini adalah
menentukan tujuan membaca.
2.      Plans adalah rencana untuk mencapai tujuan. Tujuan yang sudah dirumuskan diusahakan untuk dicapai.
Pada tahap ini, pembaca menyusun strategi untuk mencapai tujuan pembaca.
3.      Implementasi adalah pelaksanaan membaca. Pada tahap ini pembaca melakukan kegiatan membaca
dengan memperhatikantujuan yang ingin dicapai dan rencana yang sudah disusun untuk mencapai tujuan
tersebut.
4.      Development adalah proses evaluasi dan proses mengambil simpulan. Yang dievaluasi pada tahap ini
adalah apakah tujuan membaca telah ditercapai, apakah rencana telah berjalan sesuai yang direncakan,
dan apakah kegiatan secara keseluruhan telah tercapai.

Metode PACER
Metode PACER merupakan metode membaca yang terdiri atas lima tahap, yaitu preview, assess,
chosse, expedite, dan review (Goordon 2006:80).
Penjelasan metode ini adalah berikut ini :
1.      Preview atau meninjau merupakan kegiatan membaca bacaan secar sepintas lalu untuk mengenali hal-hal
yang bersifat iuran.
2.      Access atau menaksir merupakan kegiatan membaca untuk menentukan tujuan membaca dan materi
baca.
3.      Choose atau memilih merupakan kegiatan membaca yang berkaitan dengan memilih dan melakukan
membaca dengan teknik yang tepat.
4.      Expedite atau mempercepat merupakan kegiatan membaca untuk mempercepat kecepatan baca.
5.      Review atau meninjau pembaca untuk membaca kembali secara sepintas.

Metode SQ3R
Metode SQ3R merupakan metode membca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri
atas lima tahap, yaitu survey, question reading, recite dan review (Tarigan 1990:54).
Metode PQ3R
Metode PQ3R merupakan membca untuk studi yang meliputi tahap prepare (tahap mula), question,
reading, recite, dan review (Nurhadi 2005:129).

Metode PQRST
PQRST adalah metode membaca buku untuk keperluan studi yang meliputi lima tahap. Summerize
merupakan tahap keempat dari metode PQRST yang berupa kegiatan pembaca untuk membuat ringkasan
informasi yang telah diperoleh dari buku yang dibacanya.

Metode SUPER SIX Re


Metode SUPER SIX Re merupakan metode membaca buku untuk keperluann studi yang meliputi
enam tahap, yaitu reconnoiter, rad, recite, record, review, dan reflect.

Metode OK5R
Metode OK5R merupakan metode membaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri atas tahap
overview, key ideas, rad, record, recite, review, dan reflect. Tahap yang sama adalah tahap read, recite,
review, dan overview (menyelidiki) sama dengan survai. Tahap yang tidak sama  adalah key ideas,
record, dan reflect. Key ideas (ide-ide kunci) merupakan tanap kedua dari metode ini yang berupa
kegiatan membaca untuk memisah-misahkan ide-ide atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-iden
penjelas.

Anda mungkin juga menyukai