Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Membaca adalah suatu aktifitas membunyikan rangkaian lambang –


lambang berupa huruf yang dihubungkan menjadi kata yang memiliki suatu
makna tersendiri. membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat
fisik dan psikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan
secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis
tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam
mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual
mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem
syaraf. Melalui proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu
kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna.
Jenis-jenis membaca terbagi menjadi dua jenis. Pertama, berdasarkan
terdengar tidaknya suara pembaca. Kedua, berdasarkan cakupan bahan bacaan.
Jenis membaca berdasarkan terdengar tidaknya suara pembaca terbagi menjadi
dua jenis lagi. Pertama, membaca dalam hati. Kedua, membaca nyaring atau
bersuara. Jenis membaca berdasarkan cakupan bahan bacaan juga terbagi menjadi
dua jenis. Pertama, membaca ekstensif. Kedua, membaca intensif.
A. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu interpretasi simbol – simbol tertulis atau membaca


adalah menangkap makna dari serangkaian simbol – simbol (Nurhadi, 1995: 34).
Membaca menurut Kridalaksana dalam Fajar Rachmawati (2007: 3) bahwa
membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk
urutan lambang – lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna
dalam bentuk pemahaman diam – diam atau pengujaran keras – keras. Membaca
adalah salah satu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau
bahasa lisan (Tarigan, 1990: 7). Sehingga membaca dapat diartikan sebagai
mengidentifikasi simbol – simbol dan mengasosiakannya dengan makna.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83) bahwa membaca adalah
mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Sabarti Akhadiah dkk (1991: 22)
mengungkapkan bahwa membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata – kata, menghubungkannya dengan bunyi serta
maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud jawaban.
Membaca adalah mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang –
lambang bahan tulis yang dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi
frasa, kalimat dan seterusnya (Kholid A. H dan Lilis S 1997: 140). Membaca
merupakan rangkaian huruf – huruf yang dibunyikan sehingga memiliki makna.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah suatu aktifitas membunyikan rangkaian lambang – lambang
berupa huruf yang dihubungkan menjadi kata yang memiliki suatu makna
tersendiri.

B. Hakikat dan Proses Membaca

1. Hakikat Membaca

a. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-


kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan
memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan. 
b. Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti
baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata,
melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman
terhadap bacaan. 
c. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan
memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah dipunyai. 
d. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan
memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan. 
e. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan
informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah
dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. 
f. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem
tulisan yang digunakan. 
g. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan.
Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan
merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata
yang membawa makna.

Dari beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa


membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis.
Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan
merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut
dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah
informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil
pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui
proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian
diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan
melibatkan Knowledge of The World dalam skemata yang berupa kategorisasi
sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan
2. Membaca Sebagai Proses

Sebagai proses psikologi, membaca itu perkembangannya akan dipengaruhi


oleh hal-hal yang sifatnya psikologi pembaca, seperti intelegensi, usia mental,
jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, bahasa, ras, kepribadian, sikap,
pertumbuhan fisik, kemampuan persepsi, dan tingkat kemampuan membaca.

C. Jenis – jenis Membaca

Jenis-jenis membaca terbagi menjadi dua jenis. Pertama, berdasarkan terdengar


tidaknya suara pembaca. Kedua, berdasarkan cakupan bahan bacaan.

Jenis membaca berdasarkan terdengar tidaknya suara pembaca terbagi menjadi


dua jenis lagi. Pertama, membaca dalam hati. Kedua, membaca nyaring atau
bersuara.

Jenis membaca berdasarkan cakupan bahan bacaan juga terbagi menjadi dua jenis.
Pertama, membaca ekstensif. Kedua, membaca intensif.

D. Aspek – aspek membaca


Ada empat aspek dalam mebaca, yakni aspek sensori, aspek afektif atau aspek
emosi, aspek skemata, dan aspek perseptual. Berikut penjelasan singkatnya.

1. Aspek sensori adalah kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis.


2. Aspek afektif atau aspek emosi adalah aspek yang didapat dari pengalaman
pribadi, sikap orang tua, guru, dan kelompok yang mendukung terhadap
aktivitas yang diminati.
3. Aspek skemata adalah salah satu aspek penting yang menentukan
keberhasilan membaca. Skemata merupakan struktur pengetahuan abstrak
yang disimpan secara hirarkis dalam otak.
4. Aspek perseptual adalah proses mengasosiasikan makna dan interpretasi
berdasarkan pengalaman tentang stimulus atau lambang, serta respons yang
menghubungkan makna dengan stimulus atau lambang tersebut.
E. Aspek – aspek membaca
Ada tiga tahap kegiatan membaca, yakni kegiatan pramembaca, kegiatan
membaca, dan kegiatan pascamembaca. Berikut penjelasannya.

1. Kegiatan pramembaca

Kegiatan yang dilakukan sebelum seseorang melakukan kegiatan membaca.


Berfungsi agar dapat memberitahukan pengetahuan awal terkait dengan
aspek-aspek bacaan yang hendak dipahami. Selain itu, dapat melatih siswa
mengetahui tujuan membaca, dan memberikan motivasi, serta rasa percaya
diri.

2. Kegiatan membaca

Kegiatan ini merupakan kegiatan utama dalam keseluruhan tahapan


membaca. Seorang pembaca yang efektif dan efisien terlebih dahulu harus
mengetahui tujuan dia membaca. Setelah mengetahui tujuan membaca,
seorang pembaca akan memilih strategi membaca yang tepat dan sesuai
untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Kegiatan pascamembaca

Kegiatan ini dilaksanakan setelah seorang pembaca melaksanakan kegiatan


membaca. Berfungsi untuk mengecek apakah apa yang dibaca telah
dipahami dengan baik. Kegiatan setelah membaca ini dapat berupa tugas
atau pertanyaan-pertanyaan terkait dengan teks yang dibaca.

F. Membaca Cepat

Membaca cepat sendiri dapat diartikan sebagai sistem membaca yang


menggunakan kecepatan tanpa mengabaikan pemahaman dari isi bacaan. Teknik
membaca cepat pada dasarnya ada tiga yang perlu kita ketahui, mulai dari
Scanning, Skimming, dan Previewing. Salah satu hal yang perlu Kamu perhatikan
pada saat hendak memulai membaca cepat yaitu terkait isi bacaan tersebut, apakah
bacaan tersebut ringan atau berat. Hal ini dikarenakan tidak semua bacaan bisa
dianggap sama. Teknik membaca cepat akan sangat efektif berlaku untuk bacaan
ringan saja. Sementara, untuk bacaan dengan isi yang berat, Kamu akan
membutuhkan usaha lebih untuk memahami setiap kata, pesan, hingga makna
yang disampaikan penulis. Selain menentukan kualitas bacaan, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam teknik membaca cepat yakni, tujuan membaca,
keperluan membaca, dan bahan bacaan. Ketiga hal ini bisa dikatakan memiliki
peran penting karena memiliki keterkaitan erat satu sama lain. Supaya Kamu bisa
mengaplikasikan teknik membaca cepat, hal yang perlu diperhatikan yaitu suasana
sekitar, apakah memungkinkan untuk membaca cepat atau tidak.

1. Manfaat membaca cepat

Setelah mengetahui tentang pengertian dari teknik membaca cepat, tentu


kamu mulai memahami berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari membaca
cepat. Berikut ini adalah tiga manfaat dari kemampuan teknik membaca
cepat, diantaranya yaitu :

a. Memilah informasi penting atau tidak

Manfaat yang pertama yaitu memilah informasi yang penting dan tidak
penting. Teknik membaca cepat akan sangat bermanfaatkan pada saat
kamu hendak menentukan suatu bacaan adalah informasi yang penting
dan relevan. Penguasaan teknik membaca akan sangat membantu untuk
memilah informasi yang Kamu butuhkan dengan cepat dan mudah.

b. Menguasai informasi dengan cepat

Manfaat yang kedua adalah menguasai suatu informasi dengan cepat.


Setelah berhasil memilah informasi secara cepat dan mudah, teknik
membaca cepat akan sangat berguna untuk menguasai informasi dengan
lebih cepat dan lebih baik. Sebagai contoh, apabila sebelumnya Kamu
memerlukan waktu satu pekan untuk membaca buku dengan tebal 250
halaman. Maka, setelah menguasai teknik membaca cepat, Kamu bisa
menyelesaikan buku yang sama hanya dalam waktu satu hari. Bahkan,
bagi beberapa orang yang telah terlatih, buku dengan 250 halam bisa
diselesaikan dalam waktu 1-2 jam saja.

c. Meningkatkan pemahaman

Manfaat yang ketiga adalah meningkatkan pemahaman. Setelah mampu


memilah dan menguasai informasi secara cepat dan mudah, teknik
membaca cepat akan sangat bermanfaat untuk menjadikan pemahaman
seseorang terhadap bacaan menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan teknik
membaca cepat dapat membuat seseorang menjadi lebih fokus terhadap
persoalan. Pada akhirnya, seseorang yang membaca dengan teknik
membaca cepat akan melihat lebih jernih hubungan antar bab, paragraf,
hingga pemikiran yang ada dalam sebuah bacaan.

2. Pola Dasar Membaca Cepat

Dalam mempelajari teknik membaca cepat, salah satu pemahaman yang harus
diperhatikan yaitu pola dasar membaca cepat. Pola dasar membaca cepat bisa
dikatakan sebagai modal utama bagi seseorang untuk melakukan teknik
membaca cepat. Beberapa pola dasar dalam membaca, antara lain sebagai
berikut :

a. Menangkap dan mengenali kata

Pada saat melakukan proses membaca, mata memiliki peran sebagai


indera yang digunakan untuk menangkap setiap kata dalam bahan
bacaan. Kemudian, setiap kata tersebut akan dikirimkan kepada otak
untuk diberi tanda sebagai sebuah kosakata, kelompok kata, atau bisa
juga pemahaman dari kalimat tertentu. Pada kenyataanya, manusia
dianugerahi otak yang memiliki kemampuan untuk mengolah dan
memproses kata-kata dengan baik. Tidak hanya itu, otak juga bisa
melakukan pengolahan terhadap kata yang memiliki susunan bolak-balik.

Contoh kalimat bolak balik:

kmaemupn mbecmaa cpeat trkeiat eart dngean kmaemuapn


mngelnaei ktaa. Mnuasia mngenelai breabgai ktaa lweat bkuu dan
tlisaun ynag dbiacaayn. Ktaa-ktaa tbuesret disimiapn dlaam mmorei
oatk dan aakn dnalkei lbeih cpeat ktikea dtemuikan kmblaei pdaa
baahn baacan ynag brau.

Contoh kalimat yang asli:

Kemampuan membaca cepat terkait erat dengan kemampuan


mengenali kata. Manusia mengenali berbagai kata lewat buku dan
tulisan yang dibacanya. Kata-kata tersebut disimpan dalam memori
otak dan akan dikenali lebih cepat ketika ditemukan kembali pada
bahan bacaan yang baru.

Banyak orang yang merasa bingung dan mengalami kesulitan untuk


membaca teks di atas. Kecepatan seseorang dalam membaca mungkin
akan lebih lambat karena susunan hurufnya yang dibolak-balik. Namun,
tentu saja pada akhirnya banyak orang yang dapat membaca dengan
mudah dan mengenali sebagai kosakata, meskipun tidak secepat kalimat
aslinya.

Sebuah tulisan yang dibolak-balik tersebut dapat membuktikan bahwa


otak manusia pada dasarnya bisa membacanya. Prinsip inilah yang nanti
akan diaplikasikan dalam teknik membaca cepat. Salah satu prinsipnya
yaitu mengenali setiap kata dengan kecepatan tinggi sehingga mata dapat
terus bergerak ke kata berikutnya sambil membangun pemahaman dan
menghubungkan konteks dari bahan bacaan.

Bagi Kamu yang ingin latihan untuk mengenali kata, Kamu dapat
memulai latihan dengan menulis beberapa kata yang mirip ke dalam satu
barisan. Pada saat melihat sekumpulan huruf yang melewati mata dan
mengirimkan ke otak, berikutnya akan masuk ke dalam proses
pengenalan terhadap kata-kata tersebut. Kamu akan lebih mudah
mengenalinya, apabila sebelumnya kamu telah mengenali kosa kata
tersebut.

b. Mengenali kelompok kata

Latihan kedua dalam pola dasar membaca cepat yaitu mengenali


kelompok kata atau bisa disebut dengan frasa. Dalam latihan dasar yang
pertama, Kamu telah mengenali kata-kata. Pada bagian ini, kita akan
memulai untuk mencoba menemukan kata yang salam pada kolom
pertama dan kolom yang ketiga secara cepat.

c. Fiksasi

Latihan ketiga dalam pola dasar membaca cepat adalah fiksasi. Fiksasi
sendiri dapat diartikan sebagai sebuah proses berhentinya mata untuk
mengenali kata. Maksud dari pengertian tersebut yaitu, apabila seseorang
masih membaca kata satu per satu, maka orang tersebut sedang
melakukan fiksasi terhadap setiap kata. Hal ini berarti, mata orang
tersebut masih memiliki jangkauan fiksasi baru sejauh satu kata saja.

d. Gerakan mata

Pada saat beberapa orang membaca suatu bacaan dengan menangkap


setiap kata atau bahkan setiap suku kata, bisa jadi proses membaca
tersebut membuat aktivitas membaca menjadi lebih lama dan lambat.
Oleh karena itu, agar seseorang bisa mempercepat proses membaca
dengan melakukan latihan untuk menangkap dua, tiga, empat, atau
bahkan lima kata sekaligus. Salah satu cara yang bisa kamu coba yaitu
dengan membuat garis lurus berbentuk vertikal pada buku atau bahan
bacaan. Hal ini bisa menjadikan seluruh teks dapat terbagi ke dalam
beberapa bagian, misal tiga atau empat bagian.

Cara membuat garis vertikal tersebut cukup efektif untuk membangun


kebiasaan menggerakan mata secara cepat dengan menangkap banyak
kata sekaligus. Nah, apabila kamu dapat secara konsisten menerapkan
latihan tersebut, maka akan sangat mungkin setiap otot yang kamu miliki
akan terlatih, terutama gerakan mata. Mata nanti akan bergerak secara
alami jika sudah terbiasa. Selanjutnya, gerakan mata ini akan
meningkatkan kecepatan membaca secara perlahan hingga kamu bisa
menemukan kenikmatan dalam proses membaca cepat.

Anda mungkin juga menyukai