Anda di halaman 1dari 22

PENGERTIAN MEMBACA DAN JENIS-JENISNYA

PENGERTIAN MEMBACA

 Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang-lambang


tulis dengan pengertian yang tepat (Harjasujana & Maryati).
 Membaca adalah suatu kegiatan berbaha untuk memahami lambang-lambang bunyi
bahasa yang tertulis baik bersuaar ataupun tidak dalam memahami informasi-
informasi yang disajikan (Herususanto).
 Membaca adalah proses psikologis, proses sensorik, proses perseptual, dan proses
perkembangan (Harras dan Sulistianingsih).

o Proses psikologis : kesiapan membaca sangat dipengaruhi oleh proses-proses


psikis sepertimotivasi, minat, dan latar belakang sosial ekonomi.
o Proses sensorik : membaca dimulai dari melihat dengan indra penglihatan.
o Proses perseptual : dalam membaca persepsi dimulai dari melihat dan
mendengar.
o Proses perkembangan : membaca merupakan proses perkembangan
disepanjang hidup seseorang

TUJUAN MEMBACA

1. mendapatkan informasi faktual.


2. memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus.
3. memberikan penilaian tentang karya sastra.
4. memperoleh kenikmatan emosi.
5. mengisi waktu luang (NURHADI).

JENIS MEMBACA

1. MEMBACA NYARING

Membaca nyaring adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan memperhatikan suara,
intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca
(Kamidjan).

KETRAMPILAN DALAM MEMBACA NYARING;

 Penggunaan ucapan yang tepat.


 Pemenggalan frase yang tepat.
 Penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat.
 Penggunaan tanda baca dengan baik.
 Penggunaan suara yang jelas.
 Penggunaan ekspresi yang tepat.
 Pengaturan kecepatan membaca.
 Pengaturan ketepatan pernapasan.
 Pemahaman bacaan.
 Pemilikan rasa percaya diri.

2. MEMBACA DALAM HATI (Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif)

MEMBACA EKSTENSIF

Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan dalam waktu yang singkat dan
dengan bahan bacaan yang beranekaragam.

TUJUAN MEMBACA EKSTENSIF

Memahami isi yang penting dalam buku.


Menurut BROUGTON ada 3 macam membaca :
1. Membaca survei
Kegiatam membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum isi dan ruang lingkup
bahan bacaan, membaca survei merupakan kegiatan membaca misalnya melihat judul,
pengarang, daftar isi dll.
2. Membaca sekilas
Kegiatan membaca yang menyebabkan mata kita bergerak cepat melihat dan memperhatikan
bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (skimming).
Skimming bertujuan :

 Mengetahui topik bacaan


 Mengetahui pendapat orang
 Mendapat bagian penting tanpa membaca seluruhnya
 Menyegarkan apa yang pernah dibaca.

3. Membaca dangkal
Kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan yang kita
baca. Bahan bacaannya merupakan bahan bacaan yang ringan karena tujuannya untuk
mencari kesenangan.

MEMBACA INTENSIF

Membaca Intensif adalah Kegiatan membaca yang dilaksanakan secara seksama dan
merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkandan mengasah kemampuan membaca secara
kritis.

JENIS MEMBACA INTENSIF


1. MEMBACA TELAAH ISI

 Membaca pemahaman
 Membaca krisis
 Membaca teliti
 Mmembaca ide
2. MEMBACA TELAAH BAHASA

MEMBACA PEMAHAMAN
Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang tujuan utamanya memahami
bacaan secara tepat dan cepat.
ASPEK-ASPEK YANG DIPERLUKAN DALAM MEMBACA PEMAHAMAN
1. Memiliki kosakata yang banyak
2. Memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat, dan wacana
3. Memiliki kemampuan menentukan ide pokok dan ide penunjang
4. Memiliki kemampuan menangkap garis besar bacaan
5. Memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa

MEMBACA KRITIS
Kegiatan membaca yang dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang rasa, evaluatif, serta
analitis, dan bukan mencari kesalahan penulis.

KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELIPUTI

1. Kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan meliputi mengenali tokoh dan
sifatnya, mengenali ide pokok.
2. Kemampuan mengintepretasi makna tersirat
3. Kemampuan mengaplikasi konsep-konsep dalam bacaan
4. Kemampuan menganalisis isi bacaan
5. Kemampuan membuat simpulan
6. Kemampuan menilai isi bacaan apakah fakta atau fantasi pengarang

MEMBACA IDE

Kegiatan membaca yang ingin mencari dan memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam
bacaan.

MEMBACA TELITI

Membaca teliti diawali dengan surve yang cepat untu melihat organisasi bacaan dan melihat
hubungan paragraf dengan seluruh bacaan.

MEMBACA TELAAH BAHASA

 Membaca bahasa asing tujuannya memperbanyak kosakata, mengetahui ragam bahasa,


bagian-bagian kata (afiks, akronim, dll).
 Membaca karya sastra tujuannya mengetahui seluk beluk bahasa dalam karya sastra
untuk mempermudah dalam memahami isinya dan menikmati keindahannya.

http://ilmus3mesta.blogspot.com/2012/02/pengetian-membaca-dan-jenis-jenisnya.html
pengertian membaca menurut beberapa ahli

Smith (Ginting, 2005) bahwa


membaca merupakan suatu proses
membangun pemahaman dari teks yang
tertulis. (www1.bpkpenabur.or.id/
jurnal/04/017-035.pdf ).
Proses membaca menurut Burn, Roe dan
Ross (1984) merupakan proses penerimaan
simbol oleh sensori, kemudian
mengintererpretasikan simbol, atau kata
yang dilihat atau mempersepsikan,
mengikuti logika dan pola tatabahasa dari
kata-kata yang ditulis penulis, mengenali
hubungan antara simbol dan suara antara
kata-kata dan apa yang ingin ditampilkan,
menghubungkan kata-kata kembali kepada
pengalaman langsung untuk memberikan
kata-kata yang bermakna dan mengingat
apa yang merela pelajari dimasa lalu dan
menggabungkan ide baru dan fakta serta
menyetujui minat individu dan sikap yang
merasakan tugas membaca.
Dijabarkan juga oleh Tarigan (1985) bahwa
membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, suatu
metode yang dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri sendiri dan
kadang-kadang orang lain, yaitu
mengkomunikasikan makna yang
terkandung atau tersirat pada lambang-
lambang tertulis. Finochiaro dan Bonomo
(Tarigan, 1985) mendefinisikan secara
singkat, membaca adalah memetik serta
memahamai arti makna yang terkandung
di dalam bahan tertulis.
Sedangkan Juel (Sandjaja, 2005)
mengartikan bahwa membaca adalah
proses untuk mengenal kata dan
memadukan arti kata dalam kalimat dan
struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari
proses membaca adalah seseorang mampu
membuat intisari dari bacaan.
(www.unika.ac.id.02/05/05)
Spache & Spache (Petty & Jensen, 1980)
mengemukakan bahwa membaca
merupakan proses yang kompleks yang
terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
merupakan tahap dimana individu
melakukan pembedaan terhadap apa yang
dilihatnya, selanjutnya individu berusaha
untuk mengingat kembali, menganalisa,
memutuskan, dan mengevaluasi hal yang
dibacanya. Sebagai suatu proses yang
kompleks, membaca memiliki nilai yang
tinggi dalam perkembangan diri seseorang.
Secara umum orang menilai bahwa
membaca itu identik dengan belajar, dalam
arti memperoleh informasi.
Membaca adalah proses berpikir, hal
tersebut dikemukakan oleh Burn, Roe dan
Ross (1984), maksudnya adalah ketika
seseorang sedang membaca, maka
seseorang tersebut akan mengenali kata
yang memerlukan interpresi dari simbol-
simbal grafis. Untuk memahami sebuah
bacaan sepenuhnya, seseorang harus dapat
menggunakan informasi untuk membuat
kesimpulan dan membaca dengan kritis
dan kreatif agar dapat mengerti bahasa
kiasan, tujuan yang ditetapkan penulis,
mengevaluasi ide-ide yang dituliskan oleh
penulis dan menggunakan ide-ide tersebut
pada situasi yang tepat. Keseluruhan
proses ini merupakan proses berpikir.
Chambers dan Lowry (Burn, Roe dan Ross,
1984) menggaris bawahi juga
menegasakan hal yang sama bahwa
membaca lebih dari sekedar mengenali
kata-kata tetapi juga membawa ingatan
yang tepat, merasakan dan mendefinisikan
beberapa keinginan, mengidentifikasi
sebuah solusi untuk memunuhi keinginan,
memilih cara alternatif, percobaan dengan
memilih, menolak atau menguasai jalan
atau cara yang dipilih, dan memikirkan
beberapa cara dari hasil yang evaluasi. hal
tersebut secara keseluruhan termasuk
respon dari berpikir.
Stauffer (Petty & Jensen, 1980)
menganggap bahwa membaca, merupakan
transmisi pikiran dalam kaitannya untuk
menyalurkan ide atau gagasan. Selain itu,
membaca dapat digunakan untuk
membangun konsep, mengembangkan
perbendaharaan kata, memberi
pengetahuan, menambahkan proses
pengayaan pribadi, mengembangkan
intelektualitas, membantu mengerti dan
memahami problem orang lain,
mengembangkan konsep diri dan sebagai
suatu kesenangan.
Ginting (2005) menyebutkan bahwa
membaca merupakan proses ganda
meliputi proses penglihatan dan proses
tanggapan. Proses penglihatan dijabarkan
oleh Wassman & Rinsky (Ginting, 2005),
sebagai proses penglihatan, membaca
bergantung pada kemampuan melihat
simbol-simbol, oleh karena itu, mata
memainkan peranan penting. Dan sebagai
proses tanggapan dijabarkan Ahuja
(Ginting, 2005), membaca menunjukkan
interpretasi segala sesuatu yang kita
persepsi. Proses membaca juga meliputi
identifikasi simbol-simbol bunyi dan
mengumpulkan makna melalui simbol-
simbol tersebut. Broughton (Gunting,
2005) mengemukakan membaca
merupakan keterampilan yang bersifat
pemahaman (comprehension skills) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang
lebih tinggi (higher order).
(www1.bpkpenabur.or.id/
jurnal/04/017-035.pdf).
Lebih jauh lagi, Bowman and Bowman
(Sugiarto, 2001) mengemukakan bahwa
membaca merupakan sarana yang tepat
untuk mempromosikan suatu
pembelajaran sepanjang hayat (life-long
learning). Hal ini senada dengan yang
diungkapkan oleh Allen dan Valette
(Sugiarto, 2001) mengatakan bahwa
membaca adalah sebuah proses yang
berkembang (a developmental
process). Davies (Sugiarto, 2001)
memberikan pengertian membaca sebagai
suatu proses mental atau proses kognitif
yang di dalamnya seorang pembaca
diharapkan bisa mengikuti dan merespon
terhadap pesan si penulis. Dari sini dapat
dilihat bahwa kegiatan membaca
merupakan sebuah kegiatan yang bersifat
aktif dan interaktif.
(www,depdiknas.go.id/jurnal/37/
perbedaan_hasil_belajar_membaca.htm).
Ditegaskan oleh Cole (1963) bahwa
membaca mempunyai nilai besar untuk
orang dewasa karena berkontribusi pada
perkembangan, seperti dapat
membebaskan dari tekanan, bekerja
dengan penuh inisiatif, mendapatkan
informasi untuk memecahkan konflik dan
mengenali karakter dengan mudah. Lebih
jauh lagi Cole (1963) menjelaskan bahwa
membaca dapat juga menimbulkan rasa
aman dan merealisasikan diri dalam
kehidupan pribadi seperti hubungan yang
lebih baik dengan keluarga dan kelompok,
perubahan sikap, ide-ide baru serta
semakin menghargai bebagai aktivitas
dalam kehidupan.
Berbagai definisi membaca telah
dipaparkan diatas, dan dapat disimpulkan
bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan
mental, yang menuntut seseorang untuk
menginterpretasikan simbol-simbol tulisan
dengan aktif dan kritis sebagai pola
komunikasi dengan diri sendiri agar
pembaca dapat menemukan makna tulisan
dan memperoleh informasi sebagai proses
transmisi pemikiran untuk
mengembangkan intelektualitas dan
pembelajaran sepenjang hayat (life-long
learning).
http://chaerulhatami.blogspot.com/2011/07/penertian-membaca-menurut-beberapa.html

Saya yakin, Anda sudah mengerti tentang apa yang dimaksud membaca. Apa pengertian membaca
menurut Anda? Kita dapat diskusikan nanti berbagai pengertian membaca yang Anda berikan. Pada
kesempatan ini, saya mengutip secara bebas beberapa pengertian membaca yang saya peroleh
melalui pembacaan beberapa buku.
a. Anderson:
Membaca adalah melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.
b. A.S. Broto:
Membaca adalah mengucapkan lambang bunyi.
c. Henry Guntur Tarigan:
Membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan.
d. Poerwodarminto:
Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui isinya.
Dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses melisankan dan/atau memahami bacaan atau
sumber tertulis untuk memperoleh pesan atau gagasan yang ingin disampaikan penulisnya.

Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060355-pengertian-membaca-menurut-para-
ahli/#ixzz2GmcRKrWT

Pengertian Membaca Menurut Beberapa Ahli

02:09 Le pank No comments


<p>Your browser does not support iframes.</p>

MIKKEL BIRKEGAARD
Membaca adalah sebuah proses rumit, mulai dari kata di halaman di hadapanmu sampai
suara yang meninggalkan bibirmu. Membaca adalah kombinasi dari mengenali simbol dan
pola, menghubungkannya dengan suara dan mengumpulkannya menjadi suku kata sampai
akhirnya kita mampu menginterpretasikan arti sebuah kata

ROOIJAKERS
Membaca merupakan suatu cara atau suatu sarana untuk memelihara tingkat pengetahuan
sendiri serta untuk menambah pengetahuan baru

SULARTO, WANDI, PAX BENEDANTO


Membaca merupakan fungsi yang sangat penting artinya bagi kemajuan tingkat peradaban
manusia

DINNA FERDIANTI
Membaca merupakan ketrampilan berbahasa yang harus sering dilatih. Semakin sering
berhadapan dengan bacaan, semakin terampillah kita membaca
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-membaca-menurut-beberapa-ahli.html

Pengertian Membaca

Diposkan oleh FENDI GHOZALI


Label: Pendidikan
Pengertian Membaca
Membaca merupakan proses dasar perkembangan hidup manusia dalam aktivitas belajar, karena
dengan belajar manusia akan dapat melakukan perubahan yang bersifat dinamis baik itu perubahan
tingkah laku atau amaliyah maupun perubahan ilmu serta polaa pikirnya.
Untuk memastikan masalah pengertian membaca secara objektif adalah relatif karena banyaknya
definisi para ahli dalam mengemukakan pendapatnya maka penulis hanya memaparkan definisi
membaca sebagai berikut:
1) Menurut Sudarso dalam Mulyono Abdurrahman membaca merupakan aktivitas komplek yang
memerlukan sejumlah beras tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan,
pengamatan, dan ingatan.

2) Menurut Farida rahim mengutif pendapatnya klien, dkk mengemukakan bahwa membaca
merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh
pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Mencakup tiga dasar (1)
membaca merupakan suatu proses, (2) membaca merupakan interaktif, dan (3) mmaca merupakan
strategis.

3) Menurut Martinis Yamin, Membaca adalah suatu cara untuk mendapatakan informasi yang
disampoaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori hasil
penelitian para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa. Kemudian pengetahuan
tersebut dapat diterapkan dalam berfikir, menganalisis, bertindak, dan dalam pengambilan
keputusan.

4) Menurut Mulyono Abdurrahamn mengemukakan membaca bukan hanya mengucapkan bahasa


tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan.
Dengan demikian membaca pada hakikatnya merupakan suatu bentuk komunikasi tulis.

Dalam uraian tersebut dapat dipahami bahwa membaca buku PAI adalah kegiatan membaca tidak
hanya melafalkan atau mengucapkan sederetan kata-kata yang dilihat, melainkan juga harus disertai
pemahaman terhadap lambang atau sandi yang diamati itu disamping melibatkan pengamatan
intelegensi dan emosi. Untuk dijadikan pengetahuan dalam berfikir, menganalisa, bertindak dan
pengambilan keputusan/kebijakan.
Dalam bukunya Sardiman mengatakan bahwa aktivitas membaca buku merupakan visual activities
yaitu kegiatan belajar siswa yang berupa membaca buku-buku pelajaran.
2. Dasar dan Tujuan Membaca Buku
a. Dasar
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang, Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk
membaca dan sekaligus untuk mempelajari apa yang ada dimuka bumi sebagai ciptaan-Nya.
Sebagaimana firman Allah SWT Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
???????? ???????? ??????? ??????? ?????? ??? ?????? ?????????? ???? ?????? ??? ????????
???????? ?????????? ??? ??????? ?????? ???????????? ??? ?????? ?????????? ??? ???? ???????? ???

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.Yang mengajarkan
manusia dengan perantaraan Kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Demikianlah perintah membaca merupakan perintah yang paling berharga yang dapat diberikan
kepada umat manusia. Karena membaca merupakan jalan yang mengantar manusia untuk mencapai
derajat kemanusiaannya yang sempurna, sehingga tidak berlebihan bila dikatakan "membaca" adalah
syarat utama untuk membangun peradaban. Dan bisa diakui bila semakin luas pembacaannya, maka
semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya.
Dapat penulis simpulkan bahwa ayat tersebut diats merupakan slah satu dasar pendidikan Islam.
b. Tujuan Membaca
Tujuan membaca dianggap sebagai modal dalam membaca, banyak para ahli yang menyatakan
bahwa tujuan membaca dengan kemampuan membaca mempunyai hubungan yang signifikan. Hal
inilah yang mendorong para ahli sepakat bahwa tujuan utama membaca adalah modal utama dalam
belajar.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah membaca mempunyai tujuan untuk mengarahkan bahan yang
seharusnya dibaca, membantu untuk menyeleksi bahan yang harus dibaca, dan membantu
membangun motivasi yang tinggi. Tujuan yang memberikan kejelasan yang meyakinkan dalam
kegiatan membaca suatu buku. Adapun tujuan membaca secara sepesifik adalah:
a) Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku,
b) Menangkap ide pokok atau gagasan utama buku secara cepat (waktu terbatas),
c) Mendapatkan informasi tentang sesuatu (kebudayaan suku Indonesia misalnya),
d) Mengali maksan kata-kata (istilah sulit),
e) Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh duniadan masyarakat sekitar,
f) Ingin memperoleh informasi lowongan kerja,
g) Ingin mencari merek barang yang cocok untuk dibeli,
h) Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang/penulis,
i) Ingin mendapatkan alat tertentu (instrunmen affect),
j) Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseworang (ahli) tentang definisi suatu istilah.

Menurut Farida Rahim seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami
dibanding orang yang tidak mempunyai tujuan. Menurutnya tujuan membaca mencakup:
a) Kesenangan;
b) Memyempurnakan membaca menyaring;
c) Mengguanakan strategi tertentu;
d) Memperbaharua pengetahuannya tentant suatu topik;
e) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yangtelah diketahuinya;
f) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tulisan:
g) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
h) Menempilkan sesuatu eksprimen atau megaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;
i) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sepesifik.
Dengan tujuan yang jelas akan membarikan motivasi instrinsik yang besar bagi seseorang. Seorang
peserta didik yang sadar akan tujuan membaca akan dapat mengarahkan sasaran daya pikiran
teoritisnya dalam mengolah bacaan sehingga dapat memperoleh kepuasan dalam membaca.
Dikaitkan dengan membaca buku PAI adalah bertujuan agar anak memperoleh gambaran yang jelas
tentang isi ajaran agama Islam, mereka tidak hanya mengetahui dari orang tua atau guru mereka
secara lisan, tetapi mengetahui juga dasar teoritisnya (buku). Disamping mengetahui secara teoritis
anak diharapkan mampu menyerap makna yang terkandung dalam bacaan, dan mengambil manfaat
dari membaca buku PAI, yang selama ini dipandang sebelah mata oleh para anak dan dapat
memotivasi anak untuk membaca buku-buku PAI. Setelah mereka mengetahui isi yang terkandung
dalam buku-buku PAI.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun
membaca lanjutan (mmbaca pemahaman). Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca permulaan
menurut Lamb da Arnold (1976) ialah faktor fisiologis, intlektual, lingkungan dan psikologis.
Menurut Slameto faktor yang menjadi pengaruh digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan
ekstern:
a. Faktor-faktor Intern
Didalam membicarakan faktor intern ini akan dibahas menjadi dua factor yaitu jasmaniah dan
psikologis
1) Faktor jasmaniah
a) Faktor kesehatan, Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya proses belajar
seseorang akan terganggu, selain itu juga akan cepat lelah kurang bersemangat, ngantuk jika
badannya lemah ataupun ada gangguan fungsi alat inderanya sendiri
b) Cacat tubuh, Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi aktivitas membaca. Anak yang cacat,
belajarnya juga terganggu. jika hal ini terjadi hendaknya pada lembaga pendidikan diusahakan alat
Bantu agar dapat mempengaruhi kecacatannya
2) Faktor-faktor Psikologis
a) Intelegensi, Intelegensi adalah suatu kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk
mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang baru suatu problem yang dihadapi.
b) Perhatian belajar, Untuk dapat menjamin aktivitas membaca yang tinggi maka anak harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian anak maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka membaca.
c) Bakat, Bakat adalah kemaapuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata jika belajar atau terlatih. Oleh sebab itu jelaslah bahwa bakat mempengaruhi minat
belajar.Jika bahan yang dipelajari anak sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik
karena ia senang atau berminat untuk mempelajari. Bakat merupakan suatu kemampuan potensi
dasar yang dimiliki seseorang sejak lahir. Potensi atau bakat tersebut dapat berkembang jika
memperoleh tempat yang sesuai.
Dalam kaitannya dengan dengan kativitas membaca buku pendidikan agama Islam, seseorang sejak
lahir telah dibekali Allah SWT adanya fitrah (bakat) beragama. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-A’raf ayat 172:
?????? ?????? ?????? ???? ?????? ??????? ??? ??????????? ????????????? ?????????????? ??????
??????????? ???????? ??????????? ? ???????? ?????? ? ?????????? ? ??? ?????????? ??????
????????????? ????? ?•??? ???? ?????? ?????????? ?????

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap mereka(seraya berfirman): bukanlah aku ini
Tuhanm? Mereka menjawab: benar, (engkaulah Tuhan Kami), kami menyaksikan (kami lakukan yang
demikian itu) agar dihari kiamat tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) orang-orang
yang lengah terhadap kesaksian ini.

d) Emosi, Emosi merupakan bagian dari keseluruhan aspek psikis individu. Sebagai fungsi emosi
sangat berpengaruh pada fungsi lainnya. Oleh ebab itu individu akan mengadakan proses berfikir
yang efektif jika mengalami perasaan emosi yang positif.
e) Kematangan, Belajar dalam keadaan apapun ditentukan oleh tingkat kematangan yang dimiliki
anak.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang mempengaruhi aktivitas membaca buku pendidikan agama Islam dibagi menjadi
tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Ngalim Purwantodalam bukunya “Psikologi Pendidikan“ yang mengatakan bahwa:
Mengajarkan sesuatu, baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan,
potensi-potensi, jasmani atau rohaninya telah matamng untuk itu.
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah
anak pertama-tama mendapakan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang utama
karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yan paling
banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Bahkan sifat dan tabiat anak sebagian besar
diambil dari kedua orang tuanya dan anggota keluarga lain. Dengan demikian pendidikan dalam
keluarga sangat mempengaruhi minat belajar anak terhadap pendidikan agama yang diajarkan di
sekolah.
Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan,masa kanakkanak adalah masa yang paling baik.
Dalam hal ini anak-anak dibiasakan untuk ikut serta beribadah dan diajarkan tata caranya, sehingga
anak mempunyai pengetahuan tentang agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat
Luqman ayat 13:
?????? ????? ????????? ????????? ?????? ????????? ????????? ?? ???????? ?????? ? ????
?????????? ???????? ??????? ????

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran
kepadanya: ”Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.

2) Lingkungan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal
ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. Oleh karena iu anak dikirim ke sekolah. Dengan
demikian sebenarnya pendidikan disekolah adalah bagian dari pendidikan dalam lingkungan
keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga, bagi anak anak
yang akan menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan masyarakat kelak.
Di sekolah, dibawah asuhan guru, anak-anak memperoleh pendidikan, anak belajar berbagai
bemacam pengetahuan dan ketrampilan yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya
dimasyarakat nantinya.
Memberikan bekal ilmu pengetahuan ketrampilan kepada anak untuk kehidupan nantinya inilah
sebenarnya tugas utama dari sekolah. Sekolah juga bertugas untuk mengembangkan dan memupuk
minat dan bakat siswa sehingga menjadi anak yang pandai dan mempunyai kepribadian yang baik.
3) Lingkungan Masyarakat
Pendidikan agama adalah unsure terpenting dalam pendidikan dan pengembangan mental, karena
itu pendidikan agama harus dilaksanakan secara intensif di lingkungan masyarakat.
Sebenarnya dalam lingkungan masyarakat tidak ada pendidikan, masyarakat tidak mendidik orang-
orang atau anak-anak yang ada di dalamnya hanyalah pengaruh dari masyarakat itu. Namun
demikian masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan, demikian juga pendidikan tidak bisa
dipisahkan dengan masyarakat, keduanya saling ketergantungan. Pengaruh dari masyarakat sangat
besar terhadap pendidikan anak. Terutama pendidikan agama. Pengaruh dalam masyarakat ada yang
bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Pendidikan agama anak akan banyak dipengaruhi oleh
lingkungan terutama teman sebaya dan masyarakat sekitar. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
Zuhairini dan kawan-kawan dalam bukunya “Metodik Khusus Pendidikan Agama”.
Mileu atau lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya
pendidikan agama, karena perkembangan jiwa anak sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
Lingkungan dapat memberi pengaruh positif maupun negatif terhadap pertumbuhan jiwanya, dalam
sikapnya, dalam akhlaknya maupun dalam perasaan agamanya. Pengaruh tersebut terutama datang
dari teman sebayanya dan masyarakat sekitarnya.
Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bila mana lingkungan itu dapat memberikan dorongan
atau dapat memberikan motifasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang baik.
Sebagai contoh misalnya anak-anak di sekolah mendapat pendidikan agama dari guru agama, dan di
rumah anak selalu mendapatkan bimbingan dari orang tuanya, karena keluarganya adalah keluarrga
yang patuh mengamalkan ajaran agama, serta ditambah lagi masyarakat sekitarnya juga terdiri dari
orang-orang yang aktif melakukan agama.
Sehingga dengan demikian jiwa keagamaan anak tersebut akan selalu terpupuk dan terbina dengan
baik, demikian juga anak akan lebih berminat mempelajari pendidikan agama di sekolah. Sebaliknya,
pengaruh masyarakat dapat dikatakan negatif bila mana keadaan sekitarnya anak itu tidak
memberikan pengaruh yang baik, hal ini juga akan mempengaruhi minat belajar anak di dalam
mempelajari agama.
4. Usaha-usaha dalam Meningkatkan Motivasi Membaca Pada Anak
Pada awalnya keinginan membaca sudah tumbuh sebelum anak memasuki taman kanak-kanak atau
sekolah dasar, artinya pada saat anak berada dalam lingkungan keluarga dan dalam lingkungan
kelompok bermain sudah tampak tanda-tanda keinginan dan kegemaran untuk membaca.
Melafalkan tulisan yang ada menunjukkan bahwa di dalam dirinya sudah ada keinginan untuk
membaca, walaupun hanya berupa khayalan saja.
Umumnya kegiatan belajar membaca dimulai dan dibina serta dikembangkan di sekolah selama
seorang anak menjadi siswa pada suatu sekolah. Dengan demikian sekolah merupakan tempat yang
pertama dan utama untuk meningkatkan aktivitas membaca. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan
orang tua untuk menumbuhkan dan meningkatkan aktivitas membaca pada anak.
1) Bermain dengan bacaan bersama anak.
Aktivitas seperti itu merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan dan dapat memotivasi anak
untuk membaca. Sejak bayi, anak sudah dapat dirangsang untuk mencintai bacaan dengan
pendekatan bermain. Pada saat usia 0 sampai 1 tahun anak akan tertarik warna-warni pada pola
buku. Memasuki usia 2 tahun anak sudah dapat melihat gambar dan dapat mengidentifikasikan apa
yang dilihatnya waalupun jangka perhatiannya masih pendek. Jika orang tua pengasuh atau
neneknya meluangkan waktu duduk bersama mereka maka mereka dapat menikmati buku lebih
lama. Dalam kegiatan ini orang tua dapat bermain dengan buku atau bacaan lain sambil
menerangkan gambar yang ada di dalamnya. Anak dapat serta ikut menyebutkan benda-benda yang
ada dalam buku-buku.
2) Mendongeng atau Membacakan Cerita Islami kepada Anak
Mendongeng sudah mulai jarang dilakukan orang tua, padahal kegiatan ini sangat disukai oleh anak.
Mendongeng biasanya dilakukan orang tua tanpa disertai buku bacaan. Untuk menggugah anak
menyukai buku bacaan orang tua dapat menyertai buku bacaan dengan membacakan cerita dengan
suara hidup. Membaca cerita dapat mendorong anak untuk dapat membaca cerita tersebut sendiri.
Pada anak yang sudah dapat membaca orang tua dapat mengajak anak untuk bergantian bercerita.
3) Berkunjung ke Toko Buku
Mengajak anak ke toko buku dapat mempunyai pengaruh positif pada minat anak terhadap buku dan
bacaan. Di toko buku anak dapat melihat berbagai buku yang ada disana dan memperhatikan
pengunjung lainnya. Berikan kesempatan kepada anak untuk membuka-buka buku yang ada dan
memilih buku yang disukainya. Orang tua perlu memberitahukan kepada anak bahwa jika ingin
membaca buku yang ada di toko buku, buku tersebut harus dibeli terlebih dahulu.
4) Berkunjung ke Perpustakaan
Mengajak anak berkunjung ke perpustakaan dapat mendorong kesadaran dalam aktivitas membaca
anak. Orang tua hendaknya menunjukkan kepada mereka letak buku-buku yang dapat dipinjam
dimana mereka dapat memilih buku sesuai dengan seleranya.
5) Mengusahakan Perpustakaan Keluarga
Untuk mengembangkan aktivitas membaca anak sebaiknya dibuat perpustakaan keluarga di rumah.
Walaupun kecil dan sederhana tempat ini akan mendorong anak untuk mencintai bacaan.
6) Memberikan Hadiah Buku
Orang tua biasanya suka membelikan mainan sebagai hadiah untuk anaknya. Orang tua hendaknya
membiasakan memberikan hadiah buku yang berguna kepada anak. Anak yang suka membaca buku
akan merasa senang jika dihadiahkan buku yang disukainya.
Dapat penulis simpulkan bahwa peningkatan aktivitas membaca dapat dilakukan dengan berbagai
cara yakni:
a. Menyediakan bahan bacaan khususnya buku-buku Islami.
b. Pemilihan bahan bacaan yang baik.
c. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca.
d. Penyediaan waktu untuk membaca.
e. Sebagai orang tua harus memberikan kesempatan dan pengertian sebanyak dan ekonomis
mungkin bahwa buku baik bagi mereka.
Dari semua usaha yang kita lakukan ada satu hal yang sangat penting dan tak bisa dilupakan yakni
keteladanan orang tua. Kesukaan pada buku dan kegiatan membaca sedikit banyak memberi anak-
anak contoh hidup bagaimana dan seperti apa kesukaan membaca dilakukan. Pengaruh kecintaan
kepada buku akan berpengaruh besar dalam benak anak, jika secara sengaja dan terus menerus
orang tua juga mengajak anak, kegembiraan dan kenikmatan pada orang tua mereka dalam
mencintai buku, anak-anak menjadi sangat berminat untuk mengikuti aktivitas orang tuanya.
http://siswa09.blogspot.com/2009/11/pengertian-membaca.html

PENGERTIAN MEMBACA

Membaca adalah sebuah kegiatan yang ringan dan sederhana. Menambah wawasan dan

pengetahuan.

Pengertian membaca menurut para ahli:

A).Anderson : “Membaca adalah melafalkan lambang-lambang bahasa tulis”

B).A.S. Broto : “Membaca adalah mengucapkan lambang bunyi”

C).Henry Guntur Tarigan : “Membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan

oleh

Oleh seorang penulis melalui tulisan”

D).Poerwodarminto : “Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan

tujuan

Ingin mengetahui isinya”

E).Menurut Heilman ( dalam Resmini, dkk, 2006: 234 ), membaca adalah “interaksi dengan

bahasa yang sudah dialihkodekan dalam tulisan”. Apabila seseorang

dapat
berinteraksi dengan bahasa yang sudah dialihkodekan dalam tulisan

orang

tersebut dipandang memiliki keterampilan membaca.

F).Burns, dkk. (dalam Rahim, 2007 : 1) “mengemukakan bahwa kemampuan membaca

merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar”

Jadi kesimpulannya membaca adalah proses memahami bacaan yang dilihat dan dibaca

sehingga muncullah interaksi bahasa yang sudah di alihkan kodenya dalam tulisan.

http://nasri-irma.blogspot.com/2012/04/manfaat-membaca-dalam-penulisan-karya_03.html

Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”2. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar
makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan
yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
terlaksana dengan baik.
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat
dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.
Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah
makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang
dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan
sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan
kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran
atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan
sandi (decoding process).
Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu
maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-
lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului
kegiatan membaca.
Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik
yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua”3
Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan
mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan
pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”4.
DP. Tampubolon berpendapat bahwa “Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang
dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan”5.
Bahkan ada pula beberapa penulis yang beranggapan bahwa membaca adalah suatu
kemauan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis
tersebut melalui suatu metode pengajaran membaca seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan
interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan.
Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman
yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

Daftar Pustaka

1. Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10
2. Ibid., hlm. 7
3. Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122
4. Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 4
5. DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa
1986) hlm. 228

Sumber : http://arisandi.com/?p=317 diunduh tanggal 2 Januari 2012 9:47

DEFINISI MEMBACA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: pembaca adalah melihat serta memahami isi dari apa
yang tertulis, baik dengan melisankan (meng-ucapkan) maupun hanya dalam hati.
Berdasarkan definisi di atas, kita dapat mengatakan bahwa membaca merupakan suatu proses
perubahan bentuk lambang (tulisan) menjadi wujud makna.
Membaca merupakan kegiatan yang tersusun dari 4 komponen: strategi, kelancaran,
pembaca, dan teks. Strategi adalah kemampuan pembaca menggunakan beragam strategi untuk
mencapai tujuan dalam membaca. Kelancaran ialah kemampuan membaca dengan kecepatan
tertentu dengan pemahaman yang cukup. Gabungan dari teks, strategi, kelancaran, dan pembaca
ini yang disebut membaca (Anderson, 2003:68). Pemahaman dalam hal ini merupakan tujuan dari
membaca.
Ada dua aspek dalam pengajaran membaca. Aspek pertama, merujuk pada pengajaran
membaca untuk pertama kali. Kedua, mengajar membaca bagi mereka yang telah memiliki
keterampilan membaca dalam bahasa pertamanya (L1). Karena itu, menurut Anderson, kalau sudah
dapat membaca dalam satu bahasa maka tidak perlu belajar baca dalam bahasa asing lainnya (L2),
tetapi hanya perlu mentransfer keterampilan untuk membaca konteks baru dalam bahasa lain (tapi
kita akan melihat kendala dari pernyataan ini. Baca sub Kendala Membaca: Tantangan Solusi)
Proses Baca
Ada tiga model kategori dalam proses membaca: 1) model bawah-atas (buttom-up model), 2)
model atas-bawah (up-down model), dan 3) model interaktif (interactive model). Model bawah-atas,
biasanya terdiri atas proses-proses baca pada level terendah. Dalam hal ini siswa membaca mulai
dengan dasar pengenalan tulisan dan bunyi yang kemudian merekognisi morfem, kata, identifikasi
struktur gramatikal, kalimat, lalu teks.

Tujuan Umum Membaca


Tujuan membaca, secara umum, adalah mengerti dan memahami makna atau arti yang
terkandung dalam bacaan tersebut. Dengan mengerti dan memahami makna yang terkandung dalam
bacaan tersebut, maka dapat menambah pengetahuan si pembaca tentang masalah yang tertuang di
dalamnya.
Membaca sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membaca kita dapat memper-
oleh berbagai pengetahuan. Banyak pengetahuan yang ditulis atau dituangkan dalam bentuk tulisan,
baik dalam buku-buku, surat kabar, majalah, ataupun dalam media tulis lainnya.
Sumber:http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2213859-pengertian
membaca/#ixzz1iGQ9rEtu
Sumber : http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2213859-pengertian-membaca/ diunduh
tanggal 2/1/2012

MEMBACA,
Baca – Kegiatan membaca bersama antara anak dan orang tua berpengaruh terhadap sikap
dan minat membaca anak. Melalui program membaca bersama antara orang tua dan anak, anak-
anak jadi suka mengisi waktu luangnya dengan aktivitas membaca, mereka suka membaca bersama
orang dewasa yang lain, suka membaca majalah dan buku-buku yang ada di rumah dan di
perpustakaan sekolah. Buku-buku dan perlengkapan membaca merupakan dukungan instrumental
untuk mendidik anak, program pelatihan untuk orang tua agar terlibat secara efektif dalam program
membaca keluarga merupakan dukungan informatif yang sangat berguna bagi orang tua untuk
memberikan dukungan penghargaan dan emosi kepada anak saat mereka membaca bersama.
Banyak cara yang ditempuh agar seseorang memperoleh pengetahuan. Salah satunya yang
paling sering dilakukan adalah melalui membaca. Ini tampaknya lebih menekankan pengertian
membaca sebagai kegiatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui sumber-sumber
tekstual, seperti buku, artikel, koran dan sebagainya, dengan menggunakan mata atau pandangan
sebagai alat utamanya. Jika diperluas lagi, pengertian membaca di sini sebenarnya tidak hanya
persepsi visual terhadap bentuk rangkaian kata-kata (verbal) tetapi juga dapat berbentuk simbol-
simbol lainnya, seperti angka, gambar, diagram, tabel yang di dalamnya memiliki arti dan maksud
tertentu.
Yang dimaksud membaca ialah menangkap pikiran dan perasaan orang lain dengan
perantaraan tulisan (gambar dari bahasa yang dilisankan). Tujuannya ialah menangkap bahasa yang
tertulis dengan tepat dan teratur.
Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosedur konsep,
definisi, nama, peristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui aktivitas
membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan,
menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu.
Minat baca berbanding lurus dengan kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang besar minat
bacanya pastilah bangsa yang maju. Mereka akan membaca dalam setiap kesempatan contohnya
terlihat tidak hanya dalam perpustakaan umum dan pribadi tetapi juga di stasiun, di kereta,dan
dalam perjalanan pun mereka membaca.
Membaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan
dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menentukan hasil penggalian ilmu itu.
Karena itu dapat dikatakan keterampilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern.
Sedangkan makna dari membaca adalah menduga, memperhitungkan, dan memahami.
Berdasarkan arti membaca tersebut, pengertian membaca mencakup dua hal. Pengertian yang
pertama yaitu membaca teks-teks yang terurai dari huruf demi huruf kemudian membentuk kata lalu
terangkai dalam kalimat dan padu dalam paragraf. Pengertian yang kedua yaitu membaca fenomena-
fenomena yang terjadi di alam semesta. Membaca sesuai pengertian ini misalnya memikirkan
bagaimana terjadinya siang dan malam, peredaran planet mengelilingi matahari, dan penciptaan
mahkluk.
Terdapat beberapa alasan mengapa kita harus senantiasa membaca. Pertama, membaca
sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan. Kedua, membaca merupakan sarana pergaulan.
Ketiga, membaca merupakan salah satu sarana hiburan. Keempat, membaca dapat mendatangkan
rezeki. Kelima, membaca dapat menjadi sarana mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa. Keenam,
membaca sebagai sarana koreksi diri.
Membaca adalah aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah
menuliskannya kembali berdasarkan analisis fikiran kita sendiri.
Menurut Pawit M. Yusuf dalam kegiatan seminarnya tentang Indeks Baca di Jurusan Ilmu
Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, membaca adalah
berfikir. Tidak ada manusia yang hidup tanpa berfikir, karena sebagai mahkluk sosial ia selalu
menghadapi berbagai masalah yang perlu dipecahkan.
Apa yang diketahui orang melalui kegiatan membaca pada hakikatnya adalah informasi.
Artinya dengan membaca ia mendapatkan sejumlah informasi yang dalam keadaan tertentu bisa
mempengaruhi sikap dan pandangan-pandangannya tentang perilaku kehidupannya. Sikap bisa
berubah karena adanya terpaan informasi, kata Krech, dkk, (1968). Demikian pula kata Dwyer (1978)
bahwa perilaku manusia bisa berubah karena membaca, meskipun membaca sebenarnya bukan satu-
satunya faktor yang turut mempengaruhi sikap seseorang.
Melalui membaca orang bisa menjelajahi batas-batas ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa
yang jauh terjadinya di masa lampau bisa diketahui melalui membaca. Demikian pula pristiwa yang
terjadi di berbagai tempat di dunia ini bisa diketahui melalui membaca. Dengan demikian yang
namanya membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Adalah hal keliru jika memandang aktifitas membaca seolah-olah hanya “milik orang-orang
sekolahan”, sehingga orang-orang yang tidak bersekolah dianggap tidak perlu lagi melakukan aktifitas
membaca. Membaca pada dasarnya milik semua orang dan siapapun dapat melakukannya. Demikian
juga dengan bahan yang dibacanya, tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang “serba serius”,
dalam arti memerlukan proses kognisi tingkat tinggi, tetapi juga dapat berupa hal-hal yang ringan
dan sederhana untuk sekedar memenuhi rasa ingin tahu seseorang, misalnya untuk memperoleh
informasi tentang hasil pertandingan sepak bola, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi pada
suatu saat tertentu.
Di dalam buku Menjadi Guru Merdeka terjemahan dari A Pedagogy For Liberation Dialogues
On Transforming Education, karangan Ira Shor dan Paulo Freire, makna membaca menurut Paulo
Freire bukan sekedar berjalan atau melayang di atas lintasan kata-kata. Membaca adalah menuliskan
kembali apa yang dibaca. Membaca adalah menemukan hubungan antara teks dan konteks dari teks
bersangkutan, dan bagaimana menghubungkan antara teks atau konteks dengan konteks
pembacanya.
Di Amerika pada masa lampau, kecepatan membaca perlu diukur, bahkan sampai dibuatkan
rumus segala. Membaca seolah suatu kegiatan yang perlu kecepatan, seperti seorang berlari menuju
finish. Namun dalam perkembangan selanjutnya, ternyata kecepatan membaca itu tidak harus selalu
sama, tetapi fleksibel. Adakalanya kita harus cepat, adakalanya perlu memperlambat atau bahkan
berhenti sebentar, lalu cepat lagi.
Kecepatan membaca sebenarnya tergantung pada tujuan membaca. Sutrisno menyatakan
bahwa ada kebiasaan yang kurang baik yang sering dilakukan sampai dewasa ketika membaca yaitu:
a. Vokalisasi. Membaca dengan bersuara sangat memperlambat membaca karena mengucapkan kata
demi kata dengan lengkap.
b. Gerakan Bibir. Menggerakkan bibir sewaktu membaca, sekalipun tidak mengeluarkan suara, sama
lambatnya dengan membaca bersama. Kecepatan membaca bersuara ataupun dengan gerakan bibir
hanya seperempat dari kecepatan membaca diam.
c. Menunjuk dengan Jari. Untuk menunjuk agar tidak ada kata-kata yang terlewati maka kita melakukan
dengan bantuan jari atau pensil menunjuk kata demi kata. Cara tersebut sebenarnya harus kita
tinggalkan karena tidak memberi kepercayaan kepada mata dan otak.
d. Regresi atau Mengulang. Kebiasaan selalu kembali ke belakang untuk melihat kata yang baru dibaca
itu menghambat serius dalam membaca.
e. Gerakan Kepala. Semasa anak-anak penglihatan kita memang masih sulit menguasai seluruh
penampang bacaan, akibatnya kita menggerakkan kepala dari kiri ke kanan untuk dapat membaca
baris-baris bacaan secara lengkap. Setelah dewasa, penglihatan kita telah mampu secara optimal
sehingga cukup mata saja yang bergerak.
Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat membaca anak, yaitu faktor
personal dan faktor institusional. Faktor personal adalah yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi
usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Sedangkan
faktor institusional adalah faktor-faktor diluar diri anak, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-
buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis,
kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya anak.
Ada banyak kiat yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca siswa, antara lain:
a. Memperkenalkan buku-buku. Cara ini dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran maupun guru
perpustakaan. Buku yang diperkenalkan dapat berupa fiksi dan nonfiksi.
b. Memperkenalkan hasil karya sastrawan. Sastrawan tenar di Indonesia banyak sekali, misalnya, Umar
Kayam, Y.B. Mangun Wijaya, Rendra, Taufik Ismail dan lain-lain.
c. Pameran buku, biasanya dapat dilaksanakan dengan bekerja sama antara toko buku atau penerbit.
d. Majalah dinding hingga dewasa ini masih merupakan media sederhana untuk berekspresi, berkreasi,
dan bereksplorasi. Majalah dinding dapat menjadi media kelas dan sekolah.

Sumber: http://duniabaca.com/definisipengertian-membaca.html diunduh tgl 2/1/2012

PENGERTIAN DAN TUJUAN MEMBACA PERMULAAN


Posted by Iyandri tiluk wahyono at 1:38 AM Tuesday, August 2, 2011

1. Pengertian membaca permulaan


Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar
kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca
dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Empat aspek keterampilan berbahasa dalam dua kelompok kemampuan (Muchlisoh, 1992: 119):
a. Keterampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi ketrampilan membaca dan menyimak.
b. Keterampilan yang bersifat mengungkap (produktif) yang meliputi ketrampilan menulis dan
berbicara.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa
berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis, baik dalam situasi resmi non resmi, kepada
siapa, kapan, dimana, untuk tujuan apa. bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis
juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan.
Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan kemampuan membaca
yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan atau
kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa
tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa
tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan
membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan (c)
memasukkan makna dalam kemahiran bahasa. Membaca permulaan merupakan suatu proses
keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan
lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang
fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat (Nuryati, 2007).

2. Tujuan membaca permulaan


Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa
memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai
dasar untuk dapat membaca lanjut. Tujuan membaca permulaan juga dijelaskan dalam (Depdikbud,
1994:4) yaitu agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan
tepat“.
Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I Sekolah Dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu
membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca
tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain
buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Pembelajaran membaca
dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.

Sumber:http://gudangartikels.blogspot.com/2011/08/pengertian-dan-tujuan-membaca
permulaan.html tgl 2/1/2012 10:39

Semasa seorang anak memasuki bangku pendidikan formal, hal pertama yang diajarkan oleh
guru adalah pelajaran baca tulis. Hal tersebut tentunya sangat penting sebagai suatu landasan
perpijak, modal awal sekaligus titik awal untuk pembelajaran selanjutnya. Sudahkah ketrampilan
baca tulis yang seakan sederhana dan mudah kita lakukan tersebut kita pahami maknanya secara
mendalam? Apakah arti dari membaca? Apakah makna dari menulis?
Risalah kenabian berupa wahyu Al Qur’an yang diberikan pertama kali kepada Nabi
Muhammad SAW adalah iqro’, bacalah! Kenapa kita diperintahkan terlebih dahulu untuk membaca?
Bukannya menulis? Hal tersebut tentunya bukan tanpa alasan dan sebenarnya urutan tersebut
sangat terkait dengan struktur sembilan puluh sembilan nama Allah dalam Al Asmul Husna.
Bagaimana maksudnya?
Adz Zohiir dan Al Bathien adalah sebagian dari asma Allah. Kata lahir lebih dahulu hadir
sebelum batin. Jadi sebenarnya manusia diperintahkan untuk “melihat” yang lahir guna kemudian
disimpan dalam dunia batin kita, itulah arti membaca.
Menurut Damarjati Supadjar, “membaca adalah suatu aktivitas membatin suatu hal yang
lahir”, tentunya dalam pengertian luas. Maksud dari lahir disini adalah benda dalam artian fisik,
kongkrit maupun abstrak yang dapat diindera oleh panca indra manusia, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Langsung dalam pengertian melalui penglihatan, perabaan, penciuman,
pengecapan, maupun pendengaran. Sedangkan tidak langsung dapat diartikan melalui ciri-ciri suatu
benda atau keadaaan, ataupun dengan peralatan bantu tertentu.
Contoh yang paling sederhana adalah membaca tulisan. Tulisan adalah suatu bentuk fisik
kongkrit yang melalui indra penglihatan, atau bisa juga melalui perabaan bagi saudara kita yang tuna
netra, kita jadikan sebagai input untuk diolah oleh otak berdasarkan referensi pengetahuan yang
pernah diajarkan(pelajaran mengenai abjad) untuk kemudian disimpan dalam memori. Dari memori
tersebut kemudian tersusunlah kata dan kalimat yang dapat kita keluarkan melalui ucapan, atau bisa
jadi kita hentikan sampai tahapan penyimpanan makna dalam memori jika kita membaca secara
batin.
Dari contoh sederhana tersebut kemudian dapat ditarik makna yang lebih luas menyangkut
obyek baca tidak hanya lagi berujud tulisan. Kita bisa membaca warna sebagai merah, hitam, putih,
biru dan sebagainya. Kita bisa membaca gambar, lukisan, gunung, air, batu, laut, langit dan masih
banyak benda yang lain.
Kita juga bisa membaca suasana sebagai panas, dingin, senang, susah, menakutkan. Suhu
dapat kita baca secara tidak langsung dengan bantuan alat termometer, kelembaban udara dibantu
dengan higrometer maupun barometer. Curah hujan dapat diukur dengan regenmeter, massa dapat
ditimbang, radiasi dapat diketahui dengan surveymeter, dan masih banyak contoh lain.
Pertanyaan berlanjut, apa yang mesti dibaca manusia? Yang harus dibaca manusia adalah ilmu
Allah. Menurut para ahli tafsir, ilmu Allah dibagi menjadi dua yaitu ilmu Allah yang terucap atau
kalam, serta ilmu Allah yang tercipta atau disebut alam. Dengan demikian untuk kemaslahatan hidup
manusia dalam mengemban tugas memakmurkan bumi, manusia diharuskan membaca, dalam arti
mengaji, mengkaji, meneliti, menelaah dan berpikir mengenai kalam dan alam. Hanya dengan
penguasaan ilmu kalam dan alamlah manusia dapat menciptakan pengetahuan dan teknologi untuk
kesejahtearaan hidupnya.
Dalam rangka mengemban titah Tuhan yang telah tersurat dalam kitab sucinya, maka
sekumpulan pemuda di lereng Gunung Sumbing tepatnya di Dusun Ngampon, Desa Ketangi,
Kecamatan Kaliangkrik dengan berkolaborasi dengan rekan-rekan PMII dan PATTIRO Magelang serta
dukungan Komunitas Pendekar Tidar bercita-cita merintis sebuah perpustakaan warga.
Dilatarbelakangi keprihatinan masih rendahnya kesadaran para orang tua untuk menyekolahkan
anaknya, maka jalur pendidikan informal melalau perpustakaan nampaknya menjadi pilihan yang
strategis.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya harkat pendidikan, ditambah keterbatasan ekonomi
serta informasi nampaknya merupakan satu kombinasi yang sangat akut bagi pemberdayaan
masyarakat setempat. Dalam keadaaan yang demikian, nampaknya buku bisa menjadi alternatif
untuk membedah wawasan warga. Dengan demikian yang perlu ditekankan adalah pengadaan buku
untuk “memenuhi kebutuhan warga”. Buku tentang pertanian, perkebunan, peternakan sangat
diperlukan untuk menunjang pekerjaan warga dewasa.
Adapun bagi anak-anak dan usia remaja, seperti buku tentang pelajaran sekolah, pembelajaran
agama dan bahasa, dongeng nasehat akan sangat membantu kebutuhan mereka. Dari keterpenuhan
kebutuhan warga tersebut diharapkan nantinya membaca bisa tertanam lebih lanjut menjadi suatu
budaya positif. Membaca adalah jendela dunia ilmu pengetahuan. Marilah kita dukung bersama cita-
cita saudara kita tersebut.

Sumber : http://pendekartidar.org/arti-membaca.php 2/1/2012 10:46

PENGERTIAN MEMBACA
Posted on 16/12/2008 by pencilbooks
Klein, dkk. (dalam Farida Rahim, 2005: 3) mengemukakan bahwa definisi membaca
mencakup: pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk
makna. Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi
membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca.
Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca merupakan
interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca
suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca
seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.

Sumber : http://pencilbooks.wordpress.com/2008/12/16/pengertian-membaca/ diunduh tanggal


2/1/2012 1049

Anda mungkin juga menyukai