Anda di halaman 1dari 3

Kata-kata atau leksem-leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkkan atas kelompok-

kelompok tertentu berdasarkan kesamaan ciri Semantik yang dimiliki kata-kata itu. Umpanya,
kata-kata kuning, merah, hijau, biru, dan ungu berada dalam satu keompok, yaitu kelompok
warna.

Kata-kata yang berada dalam satu kelompok lazim dimana kata-kata yang berada dalam satu
medan makna atau satu medan leksikal. Sedangkan, usaha untuk menganalisis kata atau leksem
atas unsur-unsur makna yang dimilikinya disebut analisis komponen makna atau analisis ciri-ciri
makna.

MEDAN MAKNA

Medan Makna adalah bagian dari sistem Semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari
bidang kehidupan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh
seperangkat unsure leksikal yang maknanya berhubungan(Kridalaksana, 1984: 122) dalam
hangout Semantik oleh Dr. Hari Bakti Mahardikantoro, M.Hum. Misalnya nama-nama warna
membentuk medan makna terntentu. Begitu juga dengan istilah pelayan, istilah olahraga,
istilahnya perkerabatan dan sebaginya.

Kata atau unsur leksikal yang maknanya berhubungan dalam satu bidang tertentu jumlahnya
tidak sama dari satu bahasa dengan bahasa lain, karena berkaitan degan kemajuan atau situasi
budaya masyarakat bahwa yang bersangkutan (Chaer 1990:114) dalam hangout Semantik oleh
Dr. Hari Bakti Mahardikantoro, M.Hum. Nama-nama warna dalam bahasa Indonesia, misalnya
coklat, merah, biru, huijau, kuning, dan abu-abu. Adapun putih dan hitam menurut fisika bukan
warna. Lalu untuk membeadakan perbedaan nuasansa warna dari nama-nama warna pokok itu
biasaynya diberi keterangan perbandingan di belakang nama warna itu, seperti merah tua, merah
muda, merah darah, merah hati, dan sebagainya.

Nama-nama istilah perkerabatan dalam bahasa Indnesia adalah anak, cucu, cicit, piut,
bapak/ayah, ibu, kakak, nenek, moyang, buyut, paman, bibi.

Kata-kata yang berada dalam satu medan makna dapat digolongkan menjadi dua, yaitu yang
termaksud golongan kolokasi dan golongan set. Kolokasi menunjuk kepada hubungan
sintagmatik yang terjadi anatara kata-kata atau unsure-unsur leksikal itu (Chaer 1990:116) dalam
hangout Semantik Dr. Hari Bakti Mahardikantoro, M.Hum. Misalnya, pada kalimat Tiang layar
perahu nelayan itu patah dihantam badai. Perahu, nelayan, badai, ombak, dan tenggelam yang
merupakan kata-kata dalam satu kolokasi; satu tempat atau lingkungan. Kalau kolokasi
menunjuk pada hubungan sintagmatik karena sifatnya yang linier, maka set menunjuk pada
hubungan paragdimatik karena kata-kata atau unsur-unsur yang berada dalam satu set dengan
saling menggantikan atau distribusikan. Suatu set biasanya berupa sekelompok unsur leksikal
dari kelas yang sama yang merupakan suatu kesatuan. Misalnya kata remaja merupakan tahap
pertumbuhan antara kanak-kanak dengan dewasa.

KOMPONEN MAKNA

Komponen makna atau komponen semantik mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal
lainnya tediri atas satu atau beberaoa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau
makna unsur leksikal tersebut. Misalnya, kata ayah megandung komponen makna atau unsur
makna: +insane, +dewasa, +jantan, dan +kawin, Sedangkan ibu mengandung komponen makna:
+insane, +dewasa, -jantan, dan +kawin.

Perbedaan makna antara kata ayah dan kata Ibu hanyalah pada ciri makna atau komponen
makna: kata ayah memiliki makna ‘jantan’, sedangkan kata Ibu tidak memiliki makna ‘jantan’

Komponen Makna Ayah Ibu


1. Insan + +
2. Dewasa + +
3. Jantan + -
4. Kawin + +
Keterangan: Tanda (+) berarti mempunyai komponen makna tersebut dan tanda (-) berarti tidak
mempunyai komponen makna tersebut.

Cara menganalisis seperti ini sebenarnya bukan barang baru. R. Jackson dan Marris Holle dalam
laporan penelitian mereka tentang bunyi bahasa yang berjudul Preliminories to Speech Analiysis:
The Distrinctive Features and Their Correlates, bunyi-bunyi bahasa dengan menyebutkan ciri-
ciri pembeda di antara bunyi yang satu dengan bunyi yang lain. Umpanya bunyi-bunyi /p/, /b/,
/t/, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Ciri-ciri /p/ /b/ /t/ /d/


pembeda
Hambat + + + +
Bilabial + + - -
bersuara - + - +

Analisis ini mengendalikan setiao unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu cirri yang
membedakannya dengan unsur lain.

Konsep analisis dua-dua ini (lazim disebut analisis binear) oleh para ahli kemudian diterapkan
juga untuk membedakan makna suatu kata dengan kata lain.

Anda mungkin juga menyukai