Anda di halaman 1dari 12

SEMANTIK BAHASA INDONESIA

MEDAN MAKNA,
KOMPONEN MAKNA, DAN
KESESUAIAN SEMANTIS
DAN GRAMATIS

Nur Fitriani (2001014)


Dea Indriani (2005301)
MEDAN
MAKNA
Kata-kata atau leksem-leksem yang berada dalam satu
kelompok lazim dinamai kata-kata atau leksem-leksem yang
berada dalam satu medan makna atau satu medan leksikal,
sedangkan usaha untuk menganalisis kata-kata atau leksem-
leksem terhadap unsur-unsur makna yang dimilikinya
dinamakan analisis komponen makna atau analisis ciri-ciri
makna, atau analisis ciri-ciri leksikal.
MEDAN MAKNA
Pengertian

Berasal dari 2 buah kata, medan dan makna. Medan

1 menurut KBBI berarti tempat yang luas atau ruang lingkup,


sedangkan makna merupakan pertautan yang ada di
antara unsur-unsur bahasa.

Medan makna adalah bagian dari sistem semantik bahasa

2 yang menggambarkan bagian bidang kehidupan yang


direalisasikan oleh unsur kata yang maknanya berhubungan
(Kridalaksana, 2008: 151).
Medan makna (semantic domain, semantic field) atau
medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang
3 maknanya saling berhubungan karena menggambarkan
bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam
alam semesta tertentu (Chaer, 1994: 315-316).
MEDAN MAKNA

Kata-kata atau leksem-leksem yang diklasifikasikan dalam Sementara itu, medan set menunjukkan pada
satu medan makna berdasarkan sifat hubungan hubunganyang paradigmatig karena kata-kata atau
semantisnya dapat dibedakan atas kelompok medan leksem-leksem yang berada dalam satu kelompok
kolokasi dan medan set. Medan kolokasi menunjukkan pada medan set bisa saling disubstitusikan. Sekelompok
hubungan yang sintagmatik yang terdapat di antara kata- kata yang merupakan satu set biasanya mempunyai
kata atau leksem-leksem atau unsur-unsur leksikalnya atau kelas kata yang sama, dan merupakan satu kesatuan.
sederhananya Medan makna kolokasi adalah makna yang Setiap kata dalam medan set dibatasi oleh
berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di tempatnya dalam hubungan dengan anggota set
dalam klasifikasi yang sama. yang lainnya.

Misalnya, kata remaja dan sejuk, kata remaja


Contoh: layar, perahu, nelayan, badai, ombak, dan tenggelam merupakan tahap perkembangan dari kanak-kanak
menuju dewasa, sedangkan kata sejuk merupakan
suhu di antara dingin dan hangat.
MEDAN MAKNA

https://www.semantik.co.id.

Oleh karena itu, secara semantic diakui bahwa pengelompokkan kata


atau unsur-unsur leksikal secara kolokasi dan set hanya menyangkut satu
segi makna, yaitu makna dasarnya saja. Sedangkan makna setiap kata
atau unsur leksikal itu perlu dilihat dan dikaji secara terpisah dalam
kaitannya dengan penggunaan kata atau unsur leksikal tersebut di
dalam pertuturan. Setiap unsur leksikal memiliki komponen makna
masing-masing yang mungkin ada persamaannya dan ada
perbedaannya dengan unsur leksikal lainnya.
KOMPONEN MAKNA
PENGERTIAN

Sama halnya dengan medan


makna, setiap kata, leksem, atau
butir leksikal tentu mempunyai
Komponen makna adalah makna. Makna yang dimiliki oleh
setiap kata atau unsur leksikal terdiri setiap kata, leksem, atau butir
dari leksikal itu terdiri dari sejumlah
satu atau beberapa unsur yang komponen yang dinamakan
bersamasama membentuk makna komponen makna, yang membentuk
kata atau makna keseluruhan makna kata, leksem,
unsur leksikal tersebut (Chaer, 2009: atau butir leksekal tersebut.
114). Komponen makna ini dapat
dianalisis, dibutiri, atau disebutkan
satu per satu berdasarkan
“pengertian-pengertian” yang
dimilikinya (Chaer, 1994: 318).
CARA MENGANALISIS KOMPONEN MAKNA
Untuk memecahkan makna kata menjadi komponen-komponen makna dilakukan dengan
menyebutkan ciri-ciri pembeda di antara makna satu dengan makna yang lain. Ciri pembeda
tersebut ditandai dengan tanda plus (+) untuk menunjukkan bahwa kata memiliki unsur
komponen makna yang dimaksud, tanda minus (-) apabila kata tersebut tidak memiliki unsur
komponen makna yang dimaksud, dan tanda (±) untuk menunjukkan bahwa kata bersifat netral.
ANALISIS KOMPONEN MAKNA

1. Mencari perbedaan dan bentuk-bentuk yang bersinonim

2. Berguna untuk membuat prediksi makna-makna gramatikal afiksasi,


reduplikasi, dan komposisi.

3. Bermanfaat untuk meramal makna gramatikal


Kesesuaian Semantis dan Gramatis

Berterima atau tidaknya sebuah kalimat bukan hanya karena


masalah semantiknya saja, tetapi juga masalah gramatikalnya.
Seperti yang dipaparkan dalam buku Semantik: Konsep dan Contoh
Analisis milik Fitri Amilia dan Astri Widyaruli A bahwa seorang
bahasawan atau penutur suatu bahasa dapat memahami dan
menggunakan bahasanya bukanlah karena dia menguasai semua
kalimat yang ada dalam bahasanya itu, melainkan karena adanya
kesesuaian ciri-ciri semantik antara unsur leksikal yang satu dengan
unsur leksikal lainnya dan antara unsur leksikal dengan unsur
gramatikalnya.
Beberapa contoh ketidaksesuaian semantis dan gramatis

1. Kambing itu membaca komik.

2. Pria itu mengandung calon anaknya.


3. Ayam yang Pak Burhan terlepas lagi.
4. Seekor ayam-ayam.

Analisis persesuaian semantis dan gramatis tentunya harus


memperhitungkan atau memperhatikan komponen makna katanya itu
sendiri secara lebih terperinci. Selain diperlukan keterperincian analisis,
masalah metafora dalam suatu kalimat tampaknya perlu dikesampingkan
karena kalimat-kalimat metafora seperti Pak Lurah kami dituduh makan duit
rakyat atau Bangunan itu menelan biaya 100 juta rupiah adalah berterima.
PENUTUP

TERIMA KASIH

-kelompok 6-

semangat puasanya

Anda mungkin juga menyukai