Semantik
Hakikat Semantik
• Semantik berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti
tanda atau lambang. Kata kerjanya semaino yang berarti menandai atau
melambangkan.
• Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan di
bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda dengan hal
yang ditandai.
• Selain istilah semantik, di dalam sejarah linguistik, ada pula istilah
semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan semik yang
mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang. Namun,
istilah semantik lebih umum digunakan dalam studi linguistik karena
istilah-istilah lainnya memiliki objek yang cukup luas, yakni mencakup
makna tanda atau lambang pada umumnya, seperti makna tanda lalu
lintas, kode mors,tanda-tanda dalam ilmu matematika, sedangkan
cakupan semantik hanya berkanaan dengan bahasa sebagai alat
komunikasi verbal.
MAKNA, INFORMASI, MAKSUD
Secara garis besar, homonim dibedakan menjadi dua macam, yakni: (1)
homofon dan (2) homograf. Homofon adalah dua kata yang memiliki
makna dan bentuk penulisan yang berbeda akan tetapi dilafalkan
dengan bunyi yang sama, misalnya anatara sah dan syah, syarat dan
sarat, antara bang dan bank.
Pada sisi lain, homograf merupakan dua kata yang memiliki perbedaan
makna dan cara pelafalan akan tetapi memiliki kesamaan dalam cara
penulisan, misalnya antara tahu ‘sesuatu makanan’ dengan tahu
‘mengerti’, antara teras ‘bagian rumah’ dengan teras ‘inti’.
• Hiponim berasal dari bahasa Yunani Kuno anoma ‘nama’ dan hypo
‘di bawah. Verhaar, (1993) mengungkapkan bahwa secara semantis,
hiponim merupakan ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang
meknanya dianggap merupakan bagian dari ungkapan lain.
Ungkapan yang maknanya menjadi bagian dari ungkapan lain
disebut hiponim sedangkan ungkapan yang membawahi makna
hiponim tadi disebut superordinat. Perhatikan contoh berikut.
Warna