Anda di halaman 1dari 9

ASPEK ASPEK YANG DINILAI DALAM READING

MUSDALIFAH
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Musdalifahmusdalifah14@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang aspek aspek apa saja yang dinilai
dalam reading skill oleh guru bahasa inggris di sekolah. Aspek aspeek yang digunakan guru
sebagai standar penilaian didalam kelas. Salah satu kemampuan berbahasa adalah reading atau
membaca. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang menjadi penilain
dalam READING, yaitu : (1) fluency atau kefasihan, (2) Accuracy atau ketepatan, (3)
Pronunciation atau pengucapan, dan (4) intonation atau intonasi. Hal tersebutlah yang
diperhatikan guru dalam melakukan penilaian pada kemampuan reading atau membaca. Selain
itu juga terdapat contoh yang akan menunjukkan tentang bagaimana contoh mengkaji aspek
aspek tersebut. Dalam contoh tersebut kita akan diberikan penjelasan yang lengkap tentang cara
cara untuk mengkaji sehingga kita tidak lagi pusing tentang bagaimana cara mengkajinya.
Sehingga para pembaca akan lebih mudah memahaminya.

Penulisan jurnal ini dilakukan dengan mengumpulkan materi bacaan atau referensi seperti
artikel ataupun jurnal lainnya yang dianggap sesuai dengan topic pembahasan. Kemudin mulai
mengkaji aspek apa yang termasuk dalam penilaian kemampuan reading atau membaca.

Kata Kunci : Fluency, Acuracy, Pronunciation, Intonation

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa inggris merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah SMP dan SMA. Mau atau tidak
mau, kita harus mempelajarinya. Dalam mempelajari bahasa baik bahasa indonesia maupun
bahasa inggris keterampilan membaca akan menjadi salah satu indikator penilian.

Membaca merupakan salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk dilakukan. Bukan Cuma
menambah wawasan kita tetapi juga membaca melatih kita agar mudah memahami sesuatu
dengan sendiri. Membaca juga merupakan salah satu dari kemampuan bahasa. Oleh karena itu,
membaca juga termasuk dalam salah satu penilaian bahasa. Dalam penelian kemampuan
membacadi kelas, terdapat beberapa aspek yang menjadi standar penilaian seorang guru. Seorang
guru akan menilai dan mengukur tingkat kemampuan membaca siswa dari aspek tersebut.

Dalam proses penilaian ada beberapa standar yang harus dicapai. Ada beberapa aspek yang
menjadi bahan penilaian. Aspek aspek penilaian tersebut sangatlah penting. Dengan mengetahui
aspek aspek penilaian tersebut, kita bisa lebih terarah dalam belajar. Lebih mudah dalam
mencapai standar yang sudah ditentukan oleh guru.

Rumusan Masalah

1. Mengapa reading sangat penting untuk dipelajari?


2. Apa saja aspek yang dinilai dalam reading?

II. TELAAH PUSTAKA

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis (Tarigan, 1979: 7). Membaca dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu membaca dalam
hati dan membaca nyaring. Membaca nyaring merupakan kegiatan membaca, yang bersifat sastra
sepertimembaca drama, membaca cerpen, dan membaca puisi. Membaca adalah salah satu dari
empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan bagian atau komponen dari komunikasi tulis
(Bolon, 1987: 5).

Berdasarkan pengertian membaca dari beberapa ahli diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
membaca merupakan salah satu aspek dalam bahasa yang dilakukan untuk mengetahui pesan
ataupun hal tertentu yang disampaikan oleh penulis melalui media tulisan. Membaca dapat
membuat seseorang mengetahui banyak hal. Dengan membaca kita bisa menjadi lebih cerdas
karena mampu mengetahui banyak hal.

Menurut para ahli membaca mempunyai banyak arti, diantaranya adalah :

Memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis
(H.G. Tarigan, 1986:7).

Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap
atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan,
1986:7).
Membaca merupakan kegiatan merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan
pengertian yang tepat (Ahmad S. Harjasujana dalam St.Y. Slamet, 2008:67).

Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan respon terhadap segala ungkapan penulis
sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain juga mengungkapkan
bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa
keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet,
2008:67).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and getting
meaning from printed or written material”, memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonomo dalam H.G. Tarigan, 1986:8).

Kegiatan membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang
diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Proses membaca diawali dari aktivitas yang
bersifat mekanis yakni aktivitas indera mata bagi yang normal, alat peraba bagi yang tuna netra.
Setelah proses tersebut berlangsung, maka nalar dan institusi yang bekerja, berupa proses
pemahaman dan penghayatan. Selain itu aktivitas membaca juga mementingkan ketepatan dan
kecepatan juga pola kompetensi atau kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen
kehidupan yang luas. Dari berbagai pengertian membaca di atas, dapat ditarik simpulan bahwa
kegiatan membaca adalah memahami isi, ide atau gagasan baik yang tersurat maupun tersirat
dalam bahan bacaan. Dengan demikian, pemahaman menjadi produk yang dapat diukur dalam
kegiatan membaca, bukan perilaku fisik pada saat membaca. Hakikat atau esensi membaca
adalah pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis
(Hodgson dalam Tarigan 1979:7).

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan
metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim 2007:2).

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti
keterampilan berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi 2007:4).

III. METODE PENELITIAN

Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian library research atau studi kepustakaan.
library research merupakan rangkaian kegiatan yang merujuk pada metode pengumpulan data
pustaka. metode penelitian yang memperoleh referensi atau sumber dari bacaan kemudian
mengolah menjadi bahan penelitian.
Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul „Metode Penelitian‟ mengemukakan bahwa
yang dimaksud dengan: “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”(Nazir,1988: 111).[1]

Selanjutnya menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting
dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic penelitian, langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam
pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan
yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah,
hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet,
koran dll).

IV. PEMBAHASAN

Dalam kemampuan membaca atau Reading, terdapat beberapa aspek penilaian. Aspek aspek
tersebutlah yang diperhatikan guru dalam memberikan penilaian. Dalam proses penilaian
reading, terdapat beberapa aspek penilaian yang di lakukan seperti berikut.

1. Merespon lambing-lambang grafis dalam tulisan, seperti tanda baca, kapitalisasi, cetak
miring.

Lambang-lambang grafis seperti tanda baca, kapitalisasi, cetak miring dan


sebagainya dinilai guna siswa dapat dengan mudah mengerti isi tulisan. Karena didalam
penulisan, hal tersebut sangat penting. Mengandung makna tersendiri.

2. Memahami unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis, seperti strukut morefem/kata,


kalimat, kaitan kata dalam kalimat, kaitan kalimat dan paragraph

Unsure unsure bahasa seperti struktur kata, kalimat dan kaitannya satu sama lain
dalam wacana tulis harus di pahami untuk maksud dari bacaan tersebut.

3. Memahami makna kata dan kalimat menurut konteks wacana tulis

Dalam sebuah wacana tulis sangat penting untuk mengetahui maksud dari bacaan
ataupun kalimat tersebut. Dalam penentuan ide pokok ataupun mencari kesimpulan, kita
harus mengetahui kaitan makna dari setiap kata dan kalimatnya.

4. Memahami pikiran utama, pendukung, dan informasi rinci dalam wacana tulis

Pikiran utaa ataupun ide pokok dan semua bagian bagian bacaan tersebut perlu
kita pahami dengan baik, karena dibebara soal tentang reading selalu menanyakan
tentang hal itu. Kenapa itu penting, karena jika kita sudah mengetahui ide pokok atau
pikiran utama dari sebuah bacaan maka akan mudah untuk memahami semua isinya.

5. Menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana tulis

Menarik kesimpulan dari wacana tulis yang sudah kit abaca sangatpenting untuk
melihat sejauh mana yang siswa bisa tangkap atau pahami dari hasil membacanya.

6. Mengetaui gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan gagasan dalam wacana tulis

Dalam setiap bacaan, penulis mempunyai gaya dan maksud dalam menyampaikan
bacaan tersebut.

Dalam menilai tersebut, guru bisa membuat sebuah tes ataupun memberikan bacaan
kepada siswa kemudian memperhatikan ke enam aspek tersebut. Untuk mempermudah lagi, guru
bisa menggunakan table seperti dibawah ini sebagai acuan penilaian. Dimana, ada skor tertentu
untuk level kemampuan siswa.

READING
No Aspek Yang dinilai Skor
Merespon lambing-lambang grafis dalam tulisan, seperti tanda baca, kapitalisasi,
cetak miring.:

 Dapat merespon lambang-lambang grafis dalam tulisan dengan sangat tepat


dan akurat. 4
1.  Dapat merespon lambang-lambang grafis dalam tulisan dengan tepat dan 3
akurat. 2
 Dapat merespon lambang-lambang grafis dalam tulisan dengan cukup tepat
dan akurat. 1
 Tidak dapat merespon lambang-lambang grafis dalam tulisan

Memahami unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis, seperti strukut morefem/kata,


kalimat, kaitan kata dalam kalimat, kaitan kalimat dan paragraph:
4
 Dapat mengidentifikasi unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis dengan
sangat cepat dan akurat.
2.  Dapat mengidentifikasi unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis dengan tepat
3
dan akurat.
 Dapat mengidentifikasi unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis dengan
2
cukup tepat dan akurat.
 Tidak dapat mengidentifikasi unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis.
1
Memahami makna kata dan kalimat menurut konteks wacana tulis:
4
3.
 Dapat mengidentifikasi makna kata dan kalimat menurut konteksnya dengan 3
sangat tepat dan akurat.
 Dapat mengidentifikasi makna kata dan kalimat menurut konteksnya dengan 2
tepat dan akurat.
 Dapat mengidentifikasi makna kata dan kalimat menurut konteksnya dengan 1
cukup tepat dan akurat.
 Tidak dapat mengidentifikasi makna kata dan kalimat menurut konteksnya.

Memahami pikiran utama, pendukung, dan informasi rinci dalam wacana tulis:

 Dapat mmengidentifikasi pikiran utama, pendukung dan informasi rinci 4


dengan sangat tepat dan akurat.
 Dapat mengidentifikasi pikiran utama, pendukung dan informasi rinci dengan 3
4.
sangat tepat dan akurat.
 Dapat mengidentifikasi pikiran utama, pendukung dan informasi rinci dengan 2
cukup tepat dan akurat.
 Tidak dapat mengidentifikasi pikiran utama, pendukung dan informasi rinci. 1

Menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana tulis

 Dapat menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana tulis dengan sangat
tepat dan akurat. 4
 Dapat menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana dengan tepat dan
5.
akurat. 3
 Dapat menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana tulis dengan cukup 2
tepat dan akurat. 1
 Tidak dapat menarik kesimpulan dnegan tepat dan akurat.

Mengetaui gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan gagasan dalam wacana
tulis:

 Dapat mengidentifikasi gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan


gagasan dalam wacana tulis dengan sangat tepat dan akurat.
4
 Dapat mengidentifikasi gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan
6. 3
gagasan dalam wacana tulis dengan tepat dan akurat
 Dapat mengidentifikasi gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan
2
gagasan dalam wacana tulis dengan cukup tepat dan akurat
1
 Tidak dapat mengidentifikasi gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan
gagasan dalam wacana tulis

Selain itu, ada pula aspek penilaian lain yang digunakan oleh guru dalam menilai
Reading Aloud atau membaca nyaring. Membaca nyaring atau reading aloud adalah kegiatan
membaca yang bersuara dengan ucapan dan intonasi sehingga pendengar bisa memahami isi dan
mendapatkan informasi dari bacaan yang dibacakan oleh pembaca baik yang berupa pikiran,
perasaan dan sikap dari penulis.
Dalam Reading aloud atau membaca nyaring, ada beberapa aspek yang dinilai, yaitu.

1. Fluency atau Kefasihan

Fluency atau kefasihan yaitu kemampuan siswa dalam membaca nyaring dengan fasih
tanpa adanya hesitasi ataupun keraguan.

2. Accuracy atau ketepatan

Accuracy atau ketepatan yaitu kemampuan siswa dalam membaca nyaring dengan
tepat dan dapat dipahami pendengar.

3. Pronunciation atau pengucapan

Pronunciation atau pengucapan yaitu kemampuan ucapan pembaca untuk membuat


pendengar bisa mengerti dengan apa yang diucapkan oleh pembaca.

4. Intonation atau intonasi

Intonasi merupakan penekanan yang dilakukan dalam membaca untuk memperjelas


apa yang dimaksud oleh pembaca tersebut.

Untuk mengetahui atau melihat bagaimana cara dalam penilaian reading aload, kita bisa
enggunakan table seperti pada contoh sebelumnya dengan memberikan rentang skor sesuai
dengan kemampuan siswa.

LEMBAR PENILAIAN READING ALOUD

Nama siswa : _________________________

Kelas : _________________________

ASPEK SKOR TOTAL


50 60 70 80
1. Fluency
2. Accuracy
3. Pronunciation
4. Intonation

Keterangan untuk :
1. Fluency 50 : Bila terjadi hesitasi
60 : Lancar, tetapi masih ada hesitasi

70 : Lancar

80 : Sangat lancar

2. Accuracy 50 : Semua ucapan tidak dapat dipahami

60 : Sebagian kecil ucapan sudah dapat dipahami

70 : Sebagain besar ucapan sudah dapat dipahami

80 : Semua ucapan dapat dipahami

3. Pronunciation 50 : Hampir semua ucapan tidak benar

60 : Sebagian kecil ucapan sudah benar

70 : Sebagian besar ucapan benar

80 : Semua ucapan benar

4. Intonation 50 : Tekanan/irama semua kata salah

60 : Tekanan/irama sebagian kecil kata benar

70 : Tekanan/irama sebagian besar kata benar

80 : Tekanan/irama semua kata, frasa, kalimat benar

V. KESIMPULAN

Dalam penilaian reading, ada beberapa aspek yang menjadi penilaian. Dalam
penentuan aspek tersebut ada dua jenis reading yang memiliki perbedaan aspek penilaian.
Sehingga dalam menentukan aspek penilaian dalam reading itu tergantung pada jenis reading
yang mau kita ajarkan. Dalam konsep pemahaman reading, hal yang harus kita perhatikan
adalah bagaimana kita bisa mengerti apa yang kita baca. Mulai dari pikiran utama hingga
bagaimana kita bisa menyimpulkan dari wacana tulisan yang sudah kit abaca. Sedangkan
dalam membaca nyaring atau reading aloud, kita harus membuat bagaimana pendengar bisa
memahami aa yang kit abaca, mulai dari fluency atau kefasihan sampe pada intonasi kita
dalam membaca.
VI. DAFTAR PUSAKA

Andriansyah, W., & Johar, A. (2012). PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN


MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Studi pada
Mahasiswa Politeknik di Palembang). Ta'dib, 17(02), 161-170.

Holisa, N. (2014). PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN


(RESEPTIF) DENGAN METODE MATERNAL REFLEKTIF (MMR) SISWA
TUNARUNGU. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 5(2).

Aira. ”Studi Kepustakaan”. 6 April 2017. http://phairha.blogspot.co.id/2012/01/studi-


kepustakaan.html

Ryan. “Memahami Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)” 6 April 2017.


http://ryan-febrianti.blogspot.co.id/2015/03/memahami-metode-penelitian-
kepustakaan.html

Sept Hana. “Kriteria Penilaian” 6 April 2017.


http://anasept.blogspot.co.id/2011/12/kriteria-penilaian.html#!/2011/12/kriteria-
penilaian.html

Wuryanto Agus. ”Rubrik Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris” 6 April 2017.


https://aguswuryanto.wordpress.com/2011/09/13/rubrik-penilaian-pembelajaran-bahasa-
inggris/

Anda mungkin juga menyukai