Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DEA YUNITA

NIM : 836123609
MATA PELAJARAN : Pendidikan Lingkungan Hidup 31

SOAL :
1.Jelaskan bagaimanan perbedaan cara pandang yang mendasari masing-masing teori etika:
a. Antroposentris
b. Biosentris
c. Ekosentris
2. Bagaimana cara memanfaatkan hutan agar memenuhi asas pembengunan berkelanjutan?
3.Buat contoh pembelajaran PLH/PPB, dengan topik pengurangan emisi zat pencemar ke
lingkungan, terutama zat karbon.
4. Bagaimana kondisi kebersihan lingkungan sekolah dimana Anda mengajar, tentang cara
siswa dalam hal pengelolaan sampah, kebersihan tempat toilet sekolah, kebersihan lokasi
siswa di ruang belajar, dan pengaturan taman sekolah.

JAWAB :
1. Jelaskan bagaimanan perbedaan cara pandang yang mendasari masing-masing teori
etika:
 Antroposentris merupakan sebuah keyakinan bahwa manusia merupakan
sebuah pusat dari segalanya. Manusia dianggap sebagai makhluk paling
istimewa dan paling mulia. Manusia merupakan hal yang paling penting di
alam semesta
 Ekosentris merupakan sebuah keyakinan bahwa pandangan harus sejalan
dengan ekologi atau lingkungan. Pandangan yang mengatakan bahwa setiap
kegiatan kita harus memperhatikan lingkungan.
 Biosentris merupakan sebuah keyakinan bahwa manusia memiliki kaitan erat
dengan makhluk hidup lainnya. Pandangan yang mengatakan bahwa yang
paling istimewa bukan hanya manusia tetapi juga makhluk lainnya.

2. -Pemanfaatan hasil hutan sesuai dengan kebutuhan


-Pembangunan di minimalkan menggukan daerah hutan
-Peningkatan hukum bagi setiap pihak
-Pemilihan pohon yang sudah siap tebang dengan kriteria usia sudah cukup untuk
ditebang

3. Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.


Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk
mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat,
misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali
(reuse) dan daur ulang (recycle).
Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi
jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent,
Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green
Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang
mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.

Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga,
atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi
alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).

4. 1. Pembiasaan Pihak sekolah bisa membuat rambu-rambu untuk tidak membuang


sampah sembarangan dengan media gambar, sehingga mudah dipahami maksudnya
oleh anak-anak. Selain itu tentu saja melalui persuasi atau nasihat langsusng yang
sifatnya lisan. Sekolah juga harus menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang
memadai atau sesuasai kebutuhan, serta telah dipisah antara tempat sampah organik
atau basah dan tempat sampah non organik atau kering.

2. Saling mengingatkan Jadi ada semacam swakontrol, saling mengawasi dan


mengingatkan di antara sesama teman. Hal ini bagus, secara tidak langsung anak-anak
digiring pada satu pemahaman bahwa kebersihan sekolah adalah tanggung jawab
bersama, dan oleh karena mereka harus saling mewujudkan dan menjaganya.

3. Memberi contoh Para ibu dan bapak guru harus bisa memberi contoh untuk peduli
pada kebersihan lingkungan sekolah, misal dengan kesediaan untuk memungut
sampah yang tercecer. Lakukan itu sambil memberikan arahan kepada anak-anak
untuk melakukan hal yang sama. Karena mereka langsung diberikan contoh, tentu
mereka akan lebih mudah untuk mengikutinya.

4. Kegiatan bersama Ajak anak-anak untuk bersama-sama membersihkan ruangan


kelas. Anak-anak dapat dibagi menjadi beberapa kelo mpok, dan tiap kelompok
bertanggung jawab membersihkan bagian tertentu dari isi kelas. Cara ini akan
meningkatkan rasa memiliki mereka pada kelas, harapannya tanpa diminta lagi,
mereka akan menjaga kelas agar tetap bersih dan nyaman.

5. Kebersihan toilet. Toilet biasanya menjadi ukuran bersih tidaknya suatu lingkungan
sekolah. Kalau toiletnya bersih, biasanya bagian lain dari sekolah juga akan bersih,
asri dan tertata dengan baik. Sebaliknya, jika kondisi toiletnya jorok, biasanya bagian
lainnya juga jorok. Ingatkan selalu anak-anak untuk menjaga kebersihan peturasan
dengan menyiramnya setelah memakainya. Jika ada sampah yang tercecer di lantai
segera dipungut dan dibuang di tempat sampah, serta tidak membuang sampah
sembarangan ke lubang toilet dan saluran pembuangan, karena sampah bisa
menyumbat. Anjuran tersebut tentu saja harus diikuti pula oleh guru atau petugas
kebersihan dengan menyediakan tempat sampah di peturasan serta sarana untuk

memberikan dan mewangikannya.

6. Setiap pagi anak-anak menyiram bunga di tanam di ajak merawat dan di beri
edukasi bahwa sekolah yang bersih, rapi, dan indah akan membuat semangat belajar
bertambah.

Anda mungkin juga menyukai