Anda di halaman 1dari 196

TUGAS MEMBACA

Disusun untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Satu Mata Kuliah Membaca

Disusun Oleh:

Citra Rizky Lestari 2101411079 Rombel 3

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

BAB 1 JENIS-JENIS MEMBACA 1.1 Pengertian Membaca 1.1.1 Membaca Sebagai Proses 1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca 1.2 Membaca Intensif 1.2.1 Membaca Telaah Isi 1.2.1.1 Membaca Teliti 1.2.1.2 Membaca Pemahaman 1.2.1.3 Membaca Kritis 1.2.1.4 Membaca Ide 1.2.2 Membaca Telaah Bahasa 1.2.2.1 Membaca Bahasa 1.2.2.2 Membaca Sastra 1.3 Membaca Ekstensif 1.3.1 Membaca Survai 1.3.2 Membaca Sekilas 1.3.3 Membaca Dangkal BAB 2 RETORIKA MEMBACA 2.1 Pengertian 2.2 Model Membaca 2.2.1 Model Membaca Atas Bawah 2.2.2 Model Membaca Bawah Atas 2.2.3 Model Membaca Timbal Balik 2.2.4 Perbedaan MMAB, MMBA, MMTB 2.3 Pendekatan dalam Model Membaca BAB 3 TEKNIK MEMBACA

3.1 Teknik Dasar 3.1.1 Teknik Tertib 3.1.2 Teknik Taktertib 3.1.3 Teknik Campuran 3.2 Teknik Menengah 3.2.1 Close Reading 3.2.2 Close Prosedur 3.3 Teknik Lanjutan 3.3.1 Teknik Skimming 3.3.2 Teknik Scanning BAB 4 METODE MEMBACA
2

4.1 Metode Dasar 4.1.1 Metode Abjad dan Bunyi 4.1.2 Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Lembaga 4.1.3 Metode Global 4.1.4 Metode SAS 4.2 Metode Menengah 4.2.1 Metode Kata 4.2.2 Metode Frase 4.2.3 Metode Kalimat 4.2.4 Metode Paragraf 4.3 Metode Lanjutan 4.3.1 Metode S-D4 4.3.2 Metode P2R 4.3.3 Metode S2QR 4.3.4 Metode GDIP 4.3.5 Metode PACER 4.3.6 Metode SQ3R 4.3.7 Metode PQ3R 4.3.8 Metode PQRST 4.3.9 Metode SUPER SIX Re 4.3.10Metode OK5R

BAB 1 JENIS-JENIS MEMBACA

1.1

Pengertian Membaca Bagi masyarakat yang hidup dalam babakan pasca industri, atau yang lazim disebut

era sumber daya manusia, atau era sibermatika, seperti sekarang ini, kemahiran membaca dan menulis atau yang lazim disebut literacy memang telah dirasakan sebagai conditio sine quanon alias prasyarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sebagai sebuah bukti, konon para ahli ekonomi telah membuat prakiraan bahwa kehidupan perekonomian mendatang akan menemukan sumber kekuatannya pada kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan suatu sumber daya yang hanya ada pada manusia, yakni daya nalarnya. Sebab daya nalar tersebut merupakan sumber utama yang dimiliki oleh manusia untuk berkreasi dan beradaptasi agar mereka mampu memacu kehidupan dalam jaman teknologi yang semakin canggih dan berkembang ini. Nalar manusia akan berkembang secara maksimal jika ia diasah melalui pendidikan. Dan jantung dari pendidikan adalah kegiatan berliterasi atau kegiatan baca-tulis. Dengan demikian kedudukan kemahiran berliterasi pada abad informasi seperti sekarang ini sesungguhnya merupakan modal utama bagi siapa saja yang berkehendak meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan penghidupannya. Dalam dunia pendidikan kemahiran berliterasi merupakan hal yang sangat fundamental. Sebab semua proses belajar sesungguhnya didasarkan atas kegiatan membaca dan menulis, juga dengan melalui kegiatan literasi membaca dan menulislah kita dapat menjelajahi luasnya dunia ilmu yang terhampar luas dari berbagai penjuru dunia dan dari berbagai babakan jaman. Dengan demikian, dunia pendidikan dan persekolahan memiliki
4

tugas untuk mengupayakan kehadiran salah satu aspek keterampilan berbahasa ini kepada para siswanya. Hingga saat ini cukup banyak pengertian atau definisi yang telah dikemukakan oleh para pakar tentang membaca. Dari berbagai pengertian dan definisi membaca tersebut kita dapat mengklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar. Pertama, pengertian membaca yang ditarik sebagai interpretasi pengalaman membaca itu bermula dengan penemuan waktu dan berawal dengan pengelolaan tanda-tanda berbagai benda (membaca itu berawal dengan tanda dan pertanda). Kedua, definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari interpretasi lambang grafis; membaca merupakan upaya memperoleh makna dari untaian huruf tertentu. Dan ketiga, definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari keduanya, yakni membaca merupakan perpaduan antara pengalaman dan upaya memahami lambang-lambang grafis atau dari halaman bercetakan. Jika dihubungkan dengan masalah pembelajarannya, setiap definisidefinisi membaca tersebut sudah barang tentu senantiasa berimplikasi. Sebagai seorang guru atau calon guru kita perlu memahami implikasi-implikasi tersebut. Membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan peenulis dengan bahasa tulis. Hakikat membaca ada tiga hal, yaitu afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afekti mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak.1 Membaca sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tenpat pembaca mengembangkan suatu kesadaran.2

1 2

Kolker 1893:3 Doglass (dalam Cox 1988:6)

Dalam pengertian lain disebutkan bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca meliputi langkah-langkah selama pembaca pengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan atau pembaca saja.3 Membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap, dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstriktif. Aktivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilan tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu.4 Setelah dilihat dari sudut pandang beberapa ahli, dapat diserap berbagai pemahaman kompleks mengenai definisi membaca, diharapkan dengan banyaknya referensi mengenai pengertian membaca kita dapat lebih memahami untuk apa, bagaimana, dan seperti apa membaca pada hakikatnya. Atas dasar pemahaman konsep apa itu membaca, kita dapat mengambil sikap cerdas dan kritis atas penguasaan diri kita dalam membaca agar output dari proses membaca yang kita lakukan dapat maksimal. Berbagai metode dan teknik dilakukan untuk mengoptimalkan proses membaca agar tujuan yang diharapkan berhasil. Untuk menikmati proses membaca tersebut, kita perlu mengubah pola pikir kita bahwa membaca merupakan kebutuhan, bukan tuntutanseperti yang orang anggap selama ini. Membaca merupakan aspek berbahasa yang paling bermanfaat. Tujuan dari membaca antara lain untuk mendapatkan informasi, gagasan, pendapat, pesan yang disampaikan penulis melalui lambang-lambang grafis yang sudah dikenal. Melalui kegiatan membaca akan memperoleh informasi dari belahan dunia. Dalam hidup melibatkan membaca dan semakin

3 4

Rosenblatt (dalam Tompikns 1911:267) Fredick Mc Donald (dalam Burns 1966:8)

kesini membaca menjadi semakin penting. Disamping itu kemampuan membaca merupakan tuntutan kehidupan sehari-hari manusia.5 Membaca merupakan proses akomodasi antara penerimaan dan penguasaan atas sebuah bahasa tulis yang dirangkai menjadi suatu makna yang mempunyai tujuan untuk disampaikan kepada pembaca dalam hal ini menjadi objek sasaran bahasa tersebut.6

1.1.1 Membaca Sebagai Proses

Membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu sintesis berbagai proses yang tergabung ke dalam suatu sikap pembaca yang aktif. Proses membaca yakni membaca sebagai proses psikologi, membaca sebagai proses sensori, membaca sebagai proses perseptual, membaca sebagai proses perkembangan, dan membaca sebagai proses perkembangan keterampilan. Sebagai proses psikologi membaca itu perkembangannya akan dipengaruhi oleh halhal yang sifatnya psikologi pembaca, seperti intelegensi, usia mental, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, bahasa, ras, kepribadian, sikap, pertumbuhan fisik, kemampuan persepsi, tingkat kemampuan membaca. Di antara faktor-faktor tersebut menurut Harris (1970), bahwa faktor terpenting dalam masalah kesiapan membaca yaitu intelegensi umum. Membaca sebagai proses sensoris mengandung pengertian bahwa kegiatan membaca itu dimulai dengan melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan mata. Setelah dilakukan pemaknaan atau pengucapan terhadapnya. Pernyataan membaca sebagai proses sensoris tidak berarti bahwa membaca merupakan proses sensoris semata-mata. Banyak hal yang
5 6

Rahim 2008:11 Citra R. Lestari

terlibat dalam proses membaca dan ketidakmampuan membaca bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang bisa bekerja sendiri-sendiri atau secara serempak. Membaca sebagai proses perseptual mengandung pengertian bahwa dalam membaca merupakan proses mengasosiasikan makna dan interpretasi berdasarkan pengalaman tentang stimulus atau lambang, serta respons yang menghubungkan makna dengan stimulus atau lambang tersebut. Membaca sebagai proses perkembangan mengandung arti bahwa membaca itu pada dasarnya merupakan suatu proses perkembangan yang terjadi sepanjang hayat seseorang. Kita tidak tahu kapan perkembangan mulai dan berakhir. Sedangkan proses membaca sebagai perkembangan keterampilan mengandung arti membaca merupakan sebuah keterampilan berbahasa (language skills) yang sifatnya objektif, bertahap, bisa

digeneralisasikan, merupakan perkembangan konsep, pengenalan dan identifikasi, serta merupakan interpretasi mengenai informasi.

1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Pemahaman terhadap teks yang dibaca dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya faktor karakteristik materi bacaan dan karakteristik pembaca itu sendiri. Teks bacaan sangat berpengaruh terhadap pemahaman pembaca, ada teks yang tingkat kesulitannya rendah, sedang, dan tinggi. Oleh karena itu, tingkat keterbacaan teks (readibility) adalah salah satu syarat yang harus diperhatikan dalam memilih teks. Selain itu, kemenarikan dan keotentikan teks juga merupakan syarat untuk memilih teks yang baik.

Karakteristik pembaca juga dapat mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap teks. Karakteristik pembaca yang dapat mempengaruhi pemahaman teks adalah: IQ, minat baca,

kebiasaan membaca yang jelek, dan minimnya pengetahuan tentang cara membaca cepat dan efektif.

Faktor yang mempengaruhi kemampuan serta minat baca dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu

a. Faktor intrinsik

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pembaca, melipiti kepemilikan kompetensi bahasa si pembaca, minat, motivasi, dan kemampuan membacanya.

b. Faktor ekstrinsik

Merupakan faktor yang berasal dari luar diri pembaca, antara lain unsur-unsur yang berasal dari dalam teks bacaan (misal keterbacaan, organisasi teks, wacana) dan unsur yang berkenaan dengan fasilitas, guru, model pengajaran)7

Beberapa penyebab kesukaran memahami isi bacaan berakar pada kebiasaan baca yang salah. Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud meliputi:

a.

Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal memberi makna pada teks

b.

Kurang memberi perhatian kepada detail, sehingga meskipun maksud umum bacaan tertangkap secara utuh namun gagal dalam memahami butir-butir tertentu, dengan demikian unsur-unsur kecil dalam bacaan seperti kata hubung, kata ingkar, kata modal, luput dari perhatian pembaca

Pearson (dalam Hafni 1981:2-3)

c.

Terlalu imajinatif, terutama jika pembaca menganggap telah mengetahui topik tertentu dalam bahan bacaan atau mempunyai pendapat yang kuat tentang topik tersebut, dengan demikian pembaca akan menafsirkan makna teks dari sudut pandangnya sendiri

d.

Kalimat-kalimat yang tersaji dalam teks mempunyai tingkat kompleksitas tinggi, keruwetan sintaksis dapat menyebabkan kesulitan pembacanya

e.

Gaya penulisan yang bertipe mengulang-ulang gagasan dengan ungkapan-ungkapan dengan kata-kata khusus juga menyulitkan bagi pembacanya

f.

Gaya pengungkapan pokok pikiran penting secara tidak langsung yang mengharuskan pembaca mengambil inferensi atas informasi-informasi yang tidak tersirat dalam bacaan, juga menimnulkan kesulitan bagi pembacanya

g.

Penggunaan kata yang tidak akrab bagi pembacanya juga merupakan kendala bagi pembaca untuk memahami isi dari bacaan8

1.2

Membaca Intensif

Membaca intensif adalah membaca secara cermat untuk memahami suatu teks secara tepat dan akurat. Kemampuan membaca intensif adalah kemampuan memahami detail secara akurat, lengkap, dan kritis terhadap fakta, konsep, gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan yang ada pada wacana tulis. Membaca Intensif adalah suatu aktivitas membaca yang sangat membutuhkan kecermatan dan ketajaman piker dan merupakan kunci mendapatkan ilmu pengetahuan.9

8 9

Swan 1979 Suyatmi dan Mujiyanto 1989:85-86

10

Membaca intensif sering diidentikkan dengan teknik membaca untuk belajar. Dengan keterampilan membaca intensif pembaca dapat memahami baik pada tingkatan lateral, interpretatif, kritis, dan evaluatif. Aspek kognitif yang dikembangkan dengan berbagai teknik membaca intensif tersebut adalah kemampuan membaca secara komprehensif. Membaca komprehensif merupakan proses memahami paparan dalam bacaan dan menghubungkan gambaran makna dalam bacaan dengan skemata pembaca guna memahami informasi dalam bacaan secara menyeluruh.

Kemampuan membaca intensif mencakup a. kemampuan pemahaman literal, b. pemahaman inferensial, c. pemahaman kritis, d. pemahaman kreatif.

Karakteristik membaca intensif mencakup a. membaca untuk mencapai tingkat pemahaman yang tinggi dan dapat mengingat dalam

waktu yang lama, b. c. membaca secara detail untuk mendapatkan pemahaman dari seluruh bagian teks, cara membaca sebagai dasar untuk belajar memahami secara baik dan mengingat

lebih lama, d. membaca intensif bukan menggunakan cara membaca tunggal (menggunakan

berbagai variasi teknik membaca seperti scanning, skimming, membaca komprehensif, dan teknik lain),

11

e.

tujuan membaca intensif adalah pengembangan keterampilan membaca secara detail

dengan menekankan pada pemahaman kata, kalimat, pengembangan kosakata, dan juga pemahaman keseluruhan isi wacana, f. kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa membaca kalimat-kalimat dalam teks

secara cermat dan penuh konsentrasi. Kecermatan tersebut juga dalam upaya menemukan kesalahan struktur, penggunaan kosakata, dan penggunaan ejaan/tanda baca, g. h. kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa mengubah/menerjemahkan wacana-

wacana tulis yang mengandung informasi padat menjadi uraian (misalnya: membaca intensif tabel, grafik, iklan baris, dan sebagainya).

1.2.1 Membaca Telaah Isi Membaca telaah isi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menelaah isi bacaan. Membaca teliti atau pemahaman ialah kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian atau memahami bahan bacaan secara cepat dan tepat. Dalam membaca pemahaman ada beberapa aspek yang diperlukan, antara lain a. b. c. d. Seorang pembaca harus mempunyai kosa kata yang banyak. Memiliki kemampuan menafsirkan makna kata Memiliki kemampuan ide pokok Memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa.

12

1.2.1.1 Membaca Teliti Membaca teliti adalah membaca yang dilakukan secara seksama dan dalam membaca ini memerlukan keterampilan-keterrampilan. Keterampilan-keterampilan itu diantaranya: a. Survey cepat untuk melihat organisasi dan pendekatan umum. b. Membaca seksama dan membaca ulang paragraft untuk menentukan kalimat judul. c. Penemuan hubungan paragraft dengan keseluruhan tulisan membaca teliti mencakup membaca paragraft dengan pengertian membac pilihan yang lebih panjang, membuat catatan, dan meneelaah tugas. Dalam metode membaca menelaah ini terdiri atas lima tahap: a. Survey adalah kegiatan membaca sepintas sepintas hal-hal yang pokok dalam table. Manfaat

mensurvey juduladalaah untuk memahami pesan secar utuh dan menyeluruh. Pembaca harus meresapi judul yang disurvey karena judul merupakan ringkasan yang padat tentang informasi yang disampaikan penulis.

b. Question adalah tahap kedua dari SQ3R yang berupa kegiatan pembaca menyusun pertanyaanpertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan perkiraan-perkiraan pembaca sewaktu melakukan survey. Pertanyaan muncul karena keinginan pembaca untuk mengetahui sesuatu hal yang diperkirakan terdapat dalam bacaan. Sebaiknya pertanyaan-pertanyaan itu dicatat agar tidak lupa dan tidak membebani pembaca untuk mengingat-ingat pertanyaan yang dapat menganggu konsentrasi pada waktu membaca.

c. Reading
13

adalah tahap ketiga dari SQ3R yang berupa kegiatan untuk membaca bacaan. Tahap ini merupakan tahap terpenting dari metode ini. Pada tahap ini pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu membaca bab demi bab dan bagian demi bagian. Untuk memperlancar proses membaca pembaca memfokuskan pada kata-kata kunci, pikiran-pikiran pokok yang terdapat dalam bacaan dan simpulan yang dibuat penulis. Dalam membaca d. Recite adalah tahap keempat dari metode SQ3R yang berupa kegiatan membaca untuk menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata sendiri. Tahap ini dilakukan apabila pembaca sudah merasa yakin bahwa pertanyaan yang telah dirumuskan pada tahap question bias dijawab dan dapat menceritakan dengan benar mengenai bacaan yang telah dibacanya. Tingkat kesulitan dan panjang pendeknya bacaan menjadi pertimbangan dalam melakukan recite. Sebaiknya recite dilakukan secara tulis, bukan lisan, dan recite berupa ikhtisar.

e. Review adalah tahap akhir dari metode SQ3R yang berupa membaca kegiatan membaca untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dipahami dan dibaca. Meninjau ualan tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang merupakan kegiatan membaca untuk mengulang membaca bacaan yang telah dibaca secara teliti. Sedangkan meninjau ulang merupakan merupakan kegiatan untuk melihat-lihat bagian-bagian bacaan secara cepat kilat. Bagian yang ditinjau ulang adalah misalnya Judul, Sub Judul, gambar, diagram, dan pertanyaanpertanyaaan yang ada dibuku.

14

1.2.1.2

Membaca Pemahaman Membaca pemahan merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya

adalah memahami bacaan secara tepat dan cepat. Sejumlah aspek yang perlu diperlukan pembaca dalam membaca pemahaman adalah: a. b. c. d. e. 1.2.1.3 memiliki kosa kata yang banyak memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat, dan wacana memiliki kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang memiliki kemampuan menangkap garis besar dan rincian memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa dalam bacaan10 Membaca Kritis Membaca kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis. Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat sebuah bacaan. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis. Aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.

1. a. b. c. d. e.
10

Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan mengenali ide pokok paragraf mengenali tokoh cerita dan sifatnya menyatakan kembali ide pokok paragraf menyatakan kembali fakta bacaan menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter tokoh, dll.

Kamijan 1966

15

2. a. b. c. d. e. f.

Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan menafsirkan ide pokok paragraf menafsirkan gagasan utama bacaan membedakan fakta/detail bacaan menafsirkan ide-ide penunjang memahami secara kritis hubungan sebab akibat memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.

3.

Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandati dengan

a. b.

mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang

problematis c. menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi

4.

Kemampuan menganalisis ditandai dengan

a. b. c. d. e.

memeriksa gagasan utama bacaan memeriksa detail/fakta penunjang mengklasifikasikan fakta-fakta membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan

5.

Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan

16

a. b. c. d. e. f.

membuat simpulan bacaan mengorganisasikan gagasan utama bacaan menentukan tema bacaan menyusun kerangka bacaan menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan membuat ringkasan

6.

Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan

a. b. c.

menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasi

pengarang d. e. dibuat f. menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa, atau menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan yang

penyusunan kalimatnya.11 1.2.1.4 Membaca Ide Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan 1.2.2 Membaca Telaah Bahasa

11

Nurhadi 1987

17

Membaca telaah bahasa adalah suatu keterampilan membaca dengan cara membaca dari segi isi dan bahasa suatu bacaan sehingga mencerminkan keindahan. 1.2.2.1 Membaca Bahasa Membaca bahasa adalah suatu keterampilan membaca suatu bahasa bersifat khusus, misal: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan lain-lain. Tujuan utama membaca bahasa adalah a. Memperbesar Daya Kata Ragam bahasa (bahasa formal, informal, percakapan, vulgar, slang, dan bahasa teknis) Makna kata dari konteks(pragmatik) Bagian kata (nomina, verba, adjektiva, keterangan) Penggunaan kamus Makna varian (semantik) Idiom (ungkapan) Sinonim dan antonim Konotasi dan denotasi Derivasi (asal usul kata) b. Mengembangkan Kosakata Kritik Bahasa kritik sastra, menggunakan kata-kata yang tepat dan mengandung penilaian sehingga menguatarakan informasi khusus kepada orang lain agar mengetahui beberapa alternatif dari suatu kata Memetik makna dari konteks, makna designatif yaitu sejumlah karakteristik harus dimiliki oleh sesuatu yang dirujuk, denotasi, dan konotasi Petunjuk konteks, melalui a. Definisi, b. Contoh, c. Uraian baru (tanda baca kurung atau tanda pisah), d. Mempergunakan pengubah (memperkenalkan secara langsung

18

suatu istilah dengan menggunakan tanda baca koma), e. Mempergunakan koma (mempertentangkan) 1.2.2.2 Membaca Sastra Membaca sastra adalah suatu keterampilam membaca hasil karya sastra seperti cerpen, novel, novelet, dan lain sebagainya. Seorang pembaca sastra harus mengetahui hal berikut a. Bahasa Ilmiah dan Bahasa Sastra Bahasa ilmiah umumnya menggunakan kata yang bersifat denotatif, sedangkan bahasa sastra biasanya menggunakan bahasa yang bersifat konotatif b. Gaya Bahasa Perbandingan o Metafora, Nani jinak-jinak merpati o Kesamaan, Mereka bak batu-batu yang tandus o Analogi, Agama sejati dibendung, aliran-aliran politik dibandung Hubungan o Metonimia, Karet bagi penghapus pensil terbuat dari karet o Sinekdoke, Berjuta mulut yang harus diberi makan oleh pemerintah Pernyataan o Hiperbola o Litotes, Datanglah ke gubuk kami ini o Ironi, suaramu bagaikan petir yang menggelegar sehingga memek

19

1.3 Membaca Ekstensif

Membaca ektensif merupakan membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Yang dimaksud proses membaca secara luas yaitu bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya, serta waktu membaca cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekedar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.12 Membaca ekstensif meliputi: 1.3.1 Membaca Survai (Survey Reading) Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca intensif Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut: Memeriksa judul bacaan/ buku, kata pengantar, daftar isi, dan melihat abstrak (jika ada) Memeriksa bagian terakhir dan isi (kesimpulan) jika ada Memeriksa indeks dan apendiks (jika ada) 1.3.2 Membaca Sekilas Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalkan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memerhatikan bahan tertulis yang dibaca dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat. Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah: Metode kosakata, metode yang berusaha untuk menambah kosakata

12

Tarigan (1984:11)

20

Metode motivasi, metode yang berusaha menambah motivasi pembaca (pemula) yang mengalami hambatan Metode gerak mata, metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan meningkatkan kecepatan gerak mata 1.3.3 Membaca Dangkal (Superficial Reading) Membaca dangkal pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang demi kesenangan, kegembiraan atau sebagai pengisi waktu senggang.

Perbedaan membaca Intensif dan Ekstensif Intensif 1. Teliti 2. Terbatas 3. Seksama 4. Pemahaman mendetail Ekstensif 1. Cepat 2. Terbatas 3. Waktu Singkat 4. Jangkauan Luar

21

BAB 2 RETORIKA MEMBACA

2.3 Pengertian

Retorika mula-mula tumbuh dan berkembang pada abad V Sebelum Masehi di Yunani. Pada mulanya retorika diberi pengertian oratoria atau seni berpidato. Orang yang paling pertama memperkenalkan oratoria adalah orang Yunani Sicilia, walaupun tokoh pendiri oratoria adalah orang dari Sirakusa yang bernama Corax. Ia memperkenalkan seni berpidato pada tahun 500 Sebelum Masehi. Pada zaman Yunani kuno pertumbuhan retorika difokuskan pada seni berpidato. Hal tersebut terjadi karena publikasi secara meluas mengenai hasil pemikiran atau gagasan hanya dapat dilakukan melalui sarana lisan. Publikasi secara tulis belum dapat dilakukan sebab belum ada percetakan. Yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah atau penyebaran informasi yang melibatkan banyak orang atau kepada massa pada waktu itu hanyalah dengan bahasa lisan, yaitu berpidato. (Haryadi 2006: 1)

2.4 Model Membaca

Model membaca mempunyai hubungan yang erat dengan proses membaca. Kajian yang sistematis mengenai proses membaca dimulai sejak tahun 1990-an. Pada waktu itu, proses membaca merupakan fokus perhatian para ahli psikologi eksperimental. Sebelumnya, yaitu tahun 1950 dan 1960-an, fokus pakar tertuju pada kajian definisi dan penjelasan tentang
22

membaca. Kajian mengenai model-model membaca dan teori membaca baru muncul sejak tahun 1970-an. Model dan teori membaca muncul berdasarkan pandangan dari ahli psikologi (perkembangan dan kognitif), proses informasi, psikolinguistik, dan linguistik. Model membaca yang lahir dari penelitian tersebut ternyata banyak.walaupun banyak, model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca atas bawah, model membaca bawah atas, dan model membaca timbal balik. (Harjasujana dan Sujati 1997: 28). Haryadi (dalam Retorika Membaca 2006:5) menjelaskan pengertian model bahwa Model merupakan sistem atau cara kerja dari sesuatu yang dibuat. Cara kerja yang diciptakan didasarkan atas asumsi atau tesis yang dianut. Asumsi yang dianut merupakan pendekatan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa model muncul berdasarkan pendekatan yang dianut atau dipakai. Apakah pendekatan itu? Dalam pembelajaran, penegrtian pendekatan sering kali disamakan atau disinonimkan dengan pengertian metode dan pengertian metode disinonimkan dengan teknik. Sebenarnya, ketiga istilah tersebut adalah berbeda, hanya saja perbedaannya tidak terlalu jelas jika kita kurang cermat dalam menggunakan istilah-istilah tersebut. Oleh karenanya, dalam pemakaian ketiga istilah tersebut tumpang tindih. Ketumpangtindihan terjadi dalam tatanan persepsi dan tatanan produksi.

Sampai sekarang di kalangan guru sekolah masih hidup suatu keyakinan, bahwa pandangan seseorang terhadap suatu teori tertentu akan melandasinya dalam bersikap dan bertindak. Pandangan ini disitir dari pernyataan Wardhaugh (1969), yang berarti kira-kira sesungguhnya bagi guru sekolah tidak ada yang lebih praktis daripada suatu teori yang baik. Pengajaran yang baik ialah pengajaran yang didasari oleh suatu pemahaman dan pengertian teoretis yang baik terhadap suatu teori tertentu.
23

Teori adalah penjelasan yang abstrak tentang suatu kejadian tertentu atau tentang seperangkat fenomena. Sebagai contoh, ambilah teori kinetik tentang gas yang menjelaskan pola gas di alam ini. Teori ini menganut pandangan bahwa gas itu tersusun atas partikelpartikel yang bergerak terus-menerus. Istilah teori mempunyai kedekatan makna dengan istilah model. Model dapat diartikan sebagai definisi operasional tentang suatu teori tertentu.

Kembali kepada contoh kita tentang teori kinetik. Teori kinetik mengenai gas mempunyai banyak model. Namun, tidak selayaknya dibicarakan di sini semuanya. Untuk memahami arti kata model baiklah kita ambil suatu contoh saja. Model yang paling umum diterima adalah model yang menyatakan bahwa pola gas itu merupakan suatu fungsi efek tekanan, panas, dan volume terhadap molekul-molekul gas tertentu. Teori kinetik untuk gas itu, baik teorinya sendiri maupun modelnya, kedua-duanya mempunyai sifat yang formal, cermat, dan spesifik, meliputi sejumlah hukum yang valid, yang bisa dinyatakan dengan rumus yang dikenal dan bisa dipahami oleh siswa tingkat lanjutan atas.

Dalam bab ini anda akan memperoleh keterangan tentang teori dan model membaca yang mempunyai sifat yang tidak sama dengan teori dan model yang telah disinggung di atas tentang teori kinetik itu. Model-model membaca tersebut mempunyai pengaruh yang penting terhadap pengajaran membaca. Karenanya anda perlu mempelajarinya dengan baik. Sayang, uraian mengenai hal ini belum ada yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Mudah-mudahan dengan mempelajari bab ini anda akan memperoleh gambaran yang cukup baik tentang model-model membaca.

Para ahli membaca mencari penjelasan yang lebih terinci mengenai proses membaca dan penjelasan teoretisnya mengenai hal tersebut. Model membaca itu ternyata tidak hanya satu melainkan banyak model. Namun, model-model proses membaca tersebut tampaknya dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi model.
24

2.2.1 Model Membaca Atas Bawah (MMAB)

Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori ini dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang kegiatan membaca sebagai bagian dari proses pengembangan skemata seseorang yakni pembaca secara stimultan (terusmenerus) menguji dan menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses membaca berlangsung. Pada model ini, informasi grafis hanya digunakan untuk mendukung hipotesa tentang makna. Pembaca tidak banyak lagi membutuhkan informasi grafis dari bacaan karena mereka telah memiliki modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan. Proses membaca model ini dimulai dengan hipotesis dan prediksi-prediksi kemudian

memverifikasinya dengan menggunakan stimulus yang berupa tulisan yang ada pada teks.

Inti dari model membaca atas bawah adalah pembaca memulai proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan membacanya dengan membaca prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-dugaan berkenaan dengan apa yang mungkin ada dalam bacaan, bermodalkan pengetahuan tentang isi dan bahasa yang dimilikinya. Untuk membantu pemahaman dengan menggunakan teori ini, pembaca menggunakan strategi yang didasarkan pada penggunaan petunjuk semantik dan sintaksis, artinya untuk mendapatkan makna bacaan, pembaca dapat menggunakan petunjuk tambahan yang berupa kompetensi berbahasa yang ia miliki. Jadi, kompetensi berbahasa dan pengetahuan tentang apa saja memainkan peran penting dalam membentuk makna bacaan.

Jadi menurut model membaca atas-bawah dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, pengalaman dan kecerdasan pembaca diperlukan sebagai dasar dalam memahami bacaan.

25

Model membaca atas bawah ini berpijak pada teori psikolinguistik, mengenai interaksi antara pikiran dan bahasa. Goodman (1967) bependapat bahwa membaca itu merupakan proses yang meliputi penggunaan isyarat kebahasaan yang dipilih dari masukan yang diperoleh melalui persepsi pembaca. Pemilihannnya itu dilakukan dengan kemampuan memperkirakan. Ketika informasi itu di proses, terjadilah keputusan-keputusan sementara untuk menerima, menolak atau memperhalus. MMBA menggunakan informasi grafis itu hanya untuk mengukung atau menolak hipotesis mengenai makna.

Makna diperoleh dengan menggunakan informasi yang perlu saja dari system isyrat semantik, sintaksis, dan grafik. Isyarat grafik diturunkan dari media cetak, isyarat-isyarat lainnya berasal dari kebahasaan pembaca, pembaca mengembangkan berbagai strategi untuk memillih isyarat grafis yang paling berguna, setelah pembaca menjadi semakin terampil, informasi grafis itu semakin berkurang pula perlunya, sebab pembaca telah memiliki perbendaharaan kata dan konsep-konsep yang semakin kaya. Strategi-strategi untuk membuat perkiraan yang didasarkan pada penggunaan isyarat semantic dan sintaksis, memungkinkan pembaca untuk memahami materi dan umtuk mengantisipasi apa yang tampak berikutnya di dalam materi cetak yang sedang dibaca.

2.2.2 Model Membaca Bawah Atas (MMBA)

Pada model membaca bawah atas stuktur-struktur yang ada dalam teks itu dianggap sebagai unsure yang memainkan peran utama, sedangkan struktur-struktur yang ada dalam pengetahuan sebelumnya merupakan hal yang sekunder. MMBA pada dasarnya merupakan proses penerjemahan dekode dan encode. Decode adalah kegiatan mengubah tanda-tanda menjadi berita. Encode ialah kegiatan mengubah berita menjadi lambing-lambang. Pada MMBA pembaca mulai dengan huruf huruf atau unit-unit yang lebih besar, dan setelah itu barulah ia melakukan antisipasi terhadap kata-kata yang diejanya itu.
26

Teori proses informasi (cough) bepandapat bahwa membaca itu pada dasarnya adalah penerjenahan lambang grafik kedalam bahasa lisan. Mempelajari apa yang dikatakan lambang tercetak merupakan kegiatan satu-satunya dalam proses membaca. Menrut MMBA, tugas pertama seorang pembaca ialah mendekode lambang-lambang tertulis itu menjadi bunyi-bunyi bahasa. Peran pembaca bersifat relative pasif dalam proses penerjemahan itu. Satu-satunya pengetahuan yang didiapkan ialah pengetahuan tentang hubungan antara lambang dan bunyi. Jelaslah bahwa menurut MMBA teks bacaan itu diproses okeh pembaca tanpa informasi yang mendahuluinya yang ada hubungannya dengan isi bacaan.

Inti proses membaca menurut teori ini adalah proses kengkodean kembali simbol tuturan tertulis (Harris & Sipay, 1980). Membaca dalam proses bottom-up merupakan proses yang melibatkan ketepatan, rincian, dan rangkaian persepsi dan identifikasi huruf-huruf, katakata, pola ejaan, dan unit bahasa lainnya. Tugas utama pembaca menurut teori ini adalah mengkode lambang-lambang yang tertulis menjadi bunyi-bunyi bahasa (Harjasuna, 1996).

Brown (2001) menyatakan bahwa pada proses bottom-up membaca terlebih dahulu mengetahui berbagai tanda linguistik, seperti huruf, morfem, suku kata, kata-kata frasa, petunjuk gramatika dan tanda wacana, kemudian menggunakan mekanisme pemrosesan yang masuk akal, koheren dan bermakna. Agar bisa memahami bacaan pada teori ini, pembaca membutuhkan keterampilan yang berhubungan dengan lambang bahasa yang digunakan dalam teks.

Fries (1962), mendefinisikan membaca debagai kegiatan mengembangkan kebisaan merespon kepada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Model-model pemikiran yang sejalan dengan MMBA itu, menimbulkan metode-metode membaca yang disebut metode alphabet, metode fonik. Metode alphabet meruakan metode pengajaran membaca yang tertua. Dalam zaman keemasan Yunani dan Roma orang mengajarkan
27

membaca dengan metode alphabet. Dalam metode ini, huruf-huruf yang di ajarkan itu diucapkan sama dengan ucapan alphabet. Dengan demikian, huruf d diucapkan /de/, huruf k diucapkan /ka/, huruf l diucapkan /el/, huruf m diucapkan /em/ dan selanjutnya. Menghubungkan ucapan ka /ka/ dan I /i/ menjadi ki /ki/ ternyata merupakan hal yang tidak mudah bagi anak-anak yang baru mulai belajar membaca. Itulah sebabnya dalam metode fonik, konsonan-konsonan itu tidak diucapkan seperti ucapan alphabet. Huruf k tidak di ucapkan /ka/ tetapi /kh/, huruf d tidak di ucakan /de/ tetapi /dh/, demikian seterusnya.

Model membaca sangat berkaitan dengan proses membaca. Studi yang sintesis tentang proses membaca dimulai sejak tahun 1880-an. Pada waktu itu proses membaca merupakan pusat perhatian para ahli psikologi eksperimental. Di antara tahun 1950-an dan tahun 1960-an perhatian para ahli diarahkan pada definisi dan penjelasan tentang membaca. Semenjak tahun 1970-an tumbul model-model dan teori membaca yang bertitik tolak dari pandangan ahli psikologi perkembangan dan psikologi kognitif, proses informasi, psikolinguistik dan linguistik.

Gambar di bawah ini melukiskan perbedaan pokok antara MMBA dan MMAB.

28

Salah seorang tokoh MMBA Gough (1972) mencoba menunjukkan proses membaca itu dalam sebuah model berurut lanjut, tidak interaktif. Menurut pandangannya, proses tersebut meliputi urutan-urutan berikut:

(1) Informasi grafemik diserap melalui system visual dan disimpan secara singkat di dalam ikon. (2) Image tersebut dikilas dan diolah di dalam perlengkapan pengenal pola yang dapat mengenali huruf-huruf. (3) Huruf-huruf ini kemudian dikirim ke pencatat huruf yang menahan huruf-huruf itu, sementara pendekod mengubah huruf-huruf tersebut menjadi gambaran fonem. (4) Gambaran fonem ini masuk ke dalam librarian yang mencarikan leksikon, dan mencocokkan untaian fonemik dengan entri yang sudah ada dalam leksikon. (5) Untaian leksikal yang dihasilkan oleh librarian itu masuk ke dalam memori pertama.

29

(6) Memori pertama itu dapat menangkap satuan leksikal itu sampai lima buah, dan hal ini merupakan masukan bagi merlin. (7) Merlin menggunakan pengetahuannya tentang sintaksis dan semantic untuk menentukan struktur dalam atau mungkin makna masukan itu. (8) Akhirnya, struktur dalam atau pernyataan-pernyataan tentang makna itu masuk ke dalam Tempat Tujuan Kalimat-kalimat (TTKSMD), setelah maknanya dipahami.

Dengan demikian, kegiatan membaca itu selesai setelah semua masukan teks itu dapat melewati sederetan transformasi dan mencapai (TTKSMD).

Gambar di bawah ini membantu menjelaskan proses membaca menurut MMBA.

30

31

2.2.3 Model Membaca Timbal Balik

Model Membaca Timbal-Balik (MMTB) dicanangkan oleh teoris Rumelhart (1977). Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita singgung di muka. Dia beranggapan bahwa model-model yang terdahulu itu tidak memuaskan, karena pada umumnya modelmodel tersebut bertitik tolak pada pandangan formalisme model-model perhitungan yang linear. Model-model itu mempunyai sifat-sifat berurut-berlanjut, tidak interaktif.

Secara sederhana, konsep MMTB dapat dilukiskan sebagai berikut.

MMTB melukiskan MMBA dan MMAB berlangsung simultan pada pembaca yang mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu proses yang bersifat linier, tidak menjukkan proses yang berturut-berlanjut, melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat simultan. Pada suatu saat MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan. Para penganut paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis atau informasi visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah
32

tersedia dalam pikiran pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisa terganggu jika ada pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya tidak bisa digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut atau mungkin juga karena skemanya terganggu.

Paradigma yang diajukan Rumelhart untuk melukiskan proses membaca itu berlainan dengan paradigma-paradigma yang pernah ada sebelumnya. Dalam kompultasi paralel selalu terjadi interaksi di antra proses-proses yang berlangsung berkelanjutan dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan. Rumelhart mengajukan pendapat yang menyatakan bahwa membaca sebagai kegiatan yang meliputi berbagai tipe pemrosesan informasi dan unit-unit pemrosesan itu bersifat sangat interaktif dan berlanjut. Dengan menggunakan formalisme yang dikembangkan dengan komputer, Rumelhart dapat menjelaskan secara tepat aspekaspek membaca yang bersifat parallel dan yang bersifat interaktif. Aspek-aspek yang dikemukakan oleh Rumelhart itu sudah dijelaskan oleh para ahli yang terdahulu. Akan tetapi, penjelasan yang disampaikan para pendahulunya tidak mencapai tingkat kejelasan seperti yang dijelaskan oleh Rumelhart.

MMTB sukar dilukiskan dalam diagram dua dimensi. Dalam gambar yang berikut ini penyimpan informasi visual (PIV) mencatat informasi grafis. PIV itu disentuh oleh alat penyadap ciri (APC). Ciri-ciri yang disadap itu digunakan sebagai masukan untuk pemadu pola (PP).

PP merupakan komponen yang utama dalam model ini. Ke dalamnya bisa masuk informasi sensoris, informasi tentang kemungkinan-kemungkinan sintaksis, semantik, leksikal, dan struktur ortografis tentang berbagai untaian huruf. PP membuat keputusan berdasarkan informasi-informasi yang masuk ke dalamnya itu.

33

Mari kita perhatikan paradigma Rumelhart dalam gambar berikut.

Model yang dilukiskan dalam diagram di atas, menunjukkan adanya pengaruh berbgai tahapan (grafik, semantic, dan sebagainya) terhadap kegiatan membaca dalam bentuk interaktif. Yang tidak dijelaskan dalam proses tersebut ialah bagaimana komponenkomponen itu berinteraksi. Hal inilah yang kemudian menjadi bahan pemikiran ahli lain, seperti Goodman dan Ruddel. Yang tidak ada di dalam model itu ialah gambaran tentang kerja pemandu polanya sendiri.

Pengembangan gambaran proses membaca yang dibuat oleh Rumelhart merupakan sumbangan utama terhadap model-model membaca. Rumelhart menampilkan suatu model membaca yang menunjukkan komponen-komponen sensori, semantik, sintaksis, dan pragmatik yang diperoleh dalam bentuk interaktif untuk memperoleh pemahaman tentang bahasa tulis. Berbagai jenis informasi masuk ke dalam pusat berita; berbagai hipotesis dirumuskan, kemudian disetujui, ditentukan, dikukuhkan atau ditolak oleh sumber informasi

34

yang layak. Hipotesis baru digeneralisasikan hingga pada akhirnya tercapailai hipotesis yang paling layak. Interaksi antara hipotesis dan sumber informasi dapat ditandai secara matematis dalam model probabilitas. Dengan demikian, membaca itu dipandang sebagai formulasi hopotesis, pengujian probabilitas dengan menggunakan serangkaian sumber informasi, dan akhirnya dibuatlah keputusan tentang hipotesis yang terbaik yang diterima sebagai makna.

Rumelhat telah melengkapi kita dengan pengetahuan tentang sebuah model yang cukup canggih. Dengan menggunakan model tersebut kita dapat mengatasi masalah yang berkenaan dengan proses kebahasaan seperti yang tampak pada perilaku pola membaca. Model ini mempunyai ciri yang esensial yang menjelaskan betapa proses kebahasaan peringkat yang lebih tinggi (semantik dan makna) mempermudah proses kebahasaan peringkat rendah (huruf, kata), dan betapa penguasaan atas peringkat yang lebih tinggi itu mempermudah penguasaan atas peringkat yang lebih rendah.

Model membaca yang dikemukakan oleh Rumelhart itu mengingatkan pembaca agar informasi yang dimilikinya (meskipun jumlahnya sangat terbatas) dapat dimanfaatkan pada saat melakukan kegiatan membaca. Dilihat dari bidang pengajaran, hal tersebut menunjukkan adanya kemungkinan besar bagi guru untuk menolong para siswanya menjadi pembaca yang fleksibel, ialah pembaca yang mampu mengatur kecepatan tempo bacanya sesuai dengan sifat, manfaat, tujuan, kebutuhan dan relevansi dari materi bacaan tersebut. Pembaca harus dialihkan perhatiannya dari struktur lahir bahasa (kata, huruf, kalimat, dan sebagainya) ke struktur batin, ke bagian yang menghendaki prakiraan.

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan memprakirakan dan menemukan makna bacaan itu ialah strategi pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan bahasa yang dimilikinya serta informasi pragmatik yang telah dimilikinya dalam proses
35

menyimak dan berbicara. Guru dituntut untuk mengembangkan strategi yang mendorong siswa supaya bersikap aktif-kognitif agar dapat menjadi pembaca yang mahir.

Yang dapat kita lakukan sebagai guru adalah menciptakan lingkungan yang kondusif, yang mendorong menumbuhkan minat baca yang positif. Perlu diutamakan keyakinan bahwa dalam hal ini bukanlah kehadiran guru dalam lingkungan itu yang pertama dan utama, melainkan kehadiran siswa itu sendiri. Kemampuan membaca akan meningkat hanya dengan jalan melakukan kegiatan membaca itu sendiri. Melakukan aktifitas baca sama dengan berlatih membaca. Latihan tersebut akan mendorong mereka meningkatkan kemampuan membaca serta menemukan sendiri strategi yang paling tepat untuk dirinya dalam menghadapi bacaan.

Dalam praktek pengajaran membaca, hal tersebut menunjukkan kita pada berbagai konsep dan pandangan tentang berbagai metode pengajaran membaca. Kiranya kita perlu meninggalkan berbagai asumsi yang pernah menguasai metode pengajaran pada masa-masa silam. Sebagai contoh, guru tidak perlu lagi terlalu memikirkan adanya kebolongan kosakata yang mungkin belum diketahui siswa. Dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut, kemudian guru berpikir bahwa pengajaran membaca tidak mungkin dilakukan. Para guru lebih baik meyakinkan para siswanya bahwa bagaimanapun para siswa tidak perlu berkecil hati dan frustasi dengan bacaan yang sarat dengan kosakata sukar yang tidak dapat dipahaminya. Yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana mereka dapat memanfaatkan informasi nonvisual. Informasi ini akan membantu siswa untuk merekontruksi makna dari lambang-lambang yang berupa cetakan. Perubahan sikap seperti itu akan membuat mereka percaya diri dan bergantung pada kemampuan sendiri. Hambatan kosakata yang dialaminya akan diatasi sendiri dengan jalan memproses masukan linguistik dan memadukannya dengan aspek kognitif yang dimilikinya. Dengan demikian, para siswa tidak lagi akan bergantung

36

kepada guru atau pun sumber-sumber lainnya yang datang dari luar pada waktu mereka menghadapi masalah-masalah dalam membaca.

Model yang dianjurkan oleh Rumelhart itu mendukung salah satu keyakinan yang secara intuitif telah diterima oleh banyak orang, ialah bahwa pembaca akan lebih merasa terlayani jika kita membekali mereka dengan kesiapan untuk membaca materi yang disajikan kepada mereka. Banyak hal yang bisa dilakukan guru dalam upaya membekali pengetahuan siap mereka. Prosedur-prosedur tersebut dapat berupa kegiatan-kegiatan berikut: diskusi, pertunjukan film, karyawisata, bercerita, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini bermanfaat bagi para siswa dalam upaya membantu mereka untuk menggunakan latar belakang informasi (pengetahuan) yang dimilikinya. Pengetahuan siap ini akan mempermudah proses memahami bacaan dengan lebih layak dan lebih baik.

Cara lama yang masih banyak digunakan para guru ialah pemberian tugas membaca. Pemberian tugas ini kadang-kadang merupakan tugas prasyarat untuk tugas berikutnya berupa diskusi. Tampaknya, meskipun metode pemberian tugas ini tidak terlalu jelek dan merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk membangkitkan motivasi siswa, namun cara ini tampaknya sudah ketinggalan zaman. Bagaimanapun hal-hal yang dibawa pembaca tersebut dari proses yang dijalaninya itu. Oleh karena itu, guru boleh berkeyakinan bahwa proses membaca akan berlangsug lebih baik jika prosedur penugasan itu dibalikkan, diskusi dulu, baru kemudian membaca.

Dalam bidang metode pengajaran, model Rumelhart itu dipandang sebagai model yang sudah membaur dengan berbagai strategi pengajaran yang telah menunjukkan keberhasilannya. SQ3R misalnya, memberikan dorongan kepada siswa untuk menyurvai, bertanya dan bertanya, membuat prakiraan, dan membaca untuk menguji hipotesis. Model membaca yang baik harus dapat menjelaskan teori berbagai pendekatan yang baik untuk
37

membaca dan belajar. Model yang baik harus pula memberikan penjelasan terhadap langkah-langkah pengajaran yang baru.

Model Rumelhart berguna sekali untuk pengajaran membaca pada peringkat sekolah menengah, baik sekolah mengengah pertama maupun peringkat di atasnya. Model ini sangat baik untuk mengakrabkan dan mendorong mereka dalam pengujian cara dan strategi membaca yang biasa mereka lakukan sendiri.

Setelah Anda mempelajari dengan seksama konsep-konsep MMTB yang diprakarsai Rumelhart, bagaimana pendapat dan komentar anda terhadap prinsip-prinsip yang ada di dalamnya? Ya, mungkin anda tergolong orang yang berpendapat bahwa model Rumelhart itu tidak menarik karena di dalamnya sesungguhnya tidak ada hal-hal yang baru bagi anda. Sebagai guru, anda mungkin sudah terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka yang biasa timbul dalam pikiran anda selagi membaca. Bukankah pertanyaanpertanyaan yang muncul selagi kita membaca merupakan cerminan dari proses interaktif dari kerja mata dan kerja kognisi pada saat kita merespon bacaan. Sebagai guru anda pun sudah terbiasa dengan pemberian rangsangan-rangsangan kepada para siswa anda agar mereka membuat prakiraan-prakiraan, hipotesis, antisipasi, klasifikasi, yang memungkinkan mereka untuk berfikir secara divergen. Mungkin, kita telah melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui landas pijaknya. Dengan pengetahuan ini, mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan tersebut dapat kita yakini sebagai sebuah kebenaran dan sesuatu yang dapat memberikan manfaat yang lebih baik.

Dalam model Rumelhart, mungkin Anda tidak melihat adanya pembicaraan tentang aplikasi. Memang, Rumelhart boleh dikatakan tidak menyinggung masalah aplikasi itu. Dia tidak pula menyinggung masalah pramembaca, yakni suatu kondisi sebelum seseorang

38

sampai pada halaman-halaman bercetak. Dia memulai konsepnya dari halaman bercetak, dan dari situ kemudian bergerak ke depan dengan konsep-konsep interaksi.

MMTB sangat berbeda dengan MMBA seperti yang dikemukakan oleh Gough, La Berge dan Samuel (1974). MMBA bersifat linear dan berjenjang, dimulai dari pemrosesan unit linguistik yang paling kecil, yakni huruf-huruf, kemudian bergerak menuju pemrosesan kelompok huruf, kata-kata, kelompok kata, kalimat, hingga akhirnya sampai ke makna. Sebaliknya MMTB membenarkan proses yang dimulai dari peringkat yang lebih tinggi MMTB mulai dengan semantik atau makna kata. Pada peringkat yang lebih tinggi itu ada bank data yang bekerja secara simultan. Kita memiliki sintaksis, semantik, ortografi, dan leksikon yang bekerja secara serentak, tidak bekerja secara berurutan seperti halnya dalam MMBA.

Kemampuan membaca dapat dikembangkan secara baik melalui pengayaan pengalaman membaca. Siswa perlu sekali membaca materi sebanyak-banyaknya sehingga mereka dapat memahami kata dalam konteks yang berbeda-beda. Guru dapat membantu muridnya mempertinggi dan meningkatkan keterampilannya dalam membaca dengan jalan membimbing mereka untuk terus membaca sebanyak-banyaknya. Yang perlu diperhatikan benar dalam hal ini ialah sikap murid. Guru yang terlalu sering memberi tugas yang berada di luar jangkauan kemampuan muridnya akan membuat siswa terbunuh minat dan motivasinya. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat baca siswa ialah dengan jalan menyediakan bahan bacaan yang kira-kira dapat menarik perhatian mereka.

39

2.2.4 Perbedaan MMAB, MMBA, MMTB

Perbedaan MMAB, MMBA, dan MMTB Aspek 1.Yang berperan MMBA -Primer: Struktur bacaan -Sekunder: Struktur Pengetahuan MMAB -Primer: Struktur Pengetahuan -Sekunder: Struktur Bacaan MMTB -Campuran Primer:Otak- bacaan -Campuran Sekunder:bacaan-otak Simultan Relatif/campuran Campuran Campuran (detail)

2. Proses 3.Jenis 4.Bacaan 5.Tujuan 6.Kendala

Otak-Mata-Otak Intensif Sulit,Ilmiah Pemahaman secara mendalam Bergantung pada peran mata

Otak-Mata-Bacaan Ekstensif Mudah, Popular, Sastra Hal-hal yang penting/pokok

2.5

Pendekatan dalam Model Membaca Dalam menghasilkan Model Membaca ada ada suatu tata kerja tersendiri yang

ditempuh melalui penelitian. Para ahli dalam melakukan penelitian yang menghasilkan model membaca dilatarbekangi pendekatan yang berbeda-beda.

Berikut ini akan diuraikan keberagaman dan keberbedaan pendekatan yang menjadi dasar munculnya model membaca yang dimulai dari pedekatan:

a. Pendekatan Taksonomik b. Pendekatan Psikologis c. Pendekatan Proses Informasi d. Pendekatan Psikomotorik e. Pendekatan Linguistik

a. Pendekataan Taksonomik
40

Pendidikan Taksonomik dikembangkn oleh Gray. Ia berpendapat bahwa dalam proses membaca diperlukan empat keterampilan, yaitu mengenal kata, koperhensif, reaksi, dan asimilasi.

b. Pendekatan Psikologis Pendekatan psikologis terdiri dari dari dua yaitu behavior dan kognitif. Pendekatan behavior dipelopori oleh Skinner tahun 1957. Pendekatan ini berpandangan bahwa belajar bahasa dapat dikendalikan dari luar. Seseorang belajar kalau ada stimulus, ia merespon stimulus tersebut. Lingkungan memberikan stimulusdan rancangan, kemudian orang yang belajar member respon.

c. Pendekatan Proses Informasi Tokoh yang dikenal dalam pendekatan proses informasi adalah Smith. Ia menyatakan bahwa keterampilan membaca merupakan suatu proses informasi. Pendekatan ini berprinsip bahwa membaca adalah aktivitas komunikasi yang memungkinkan informasi ditransformasi dari penulis kepada pembaca. Istilah dalam teori komunikasi informasi yang dipakai dalam studi membaca adalah seluruh komunikasi, suara, keterbatasan kapasitas alat, dan pengurangan. d. Pendekatan Psikomotorik Pendekatan Psikomotorik dikembangkan oleh Holmes dan Singer. Penerapan pendekatan ini dalam membaca untuk mengukur tingkat kenyaringan dn kecepatan membaca diukur secara stastiktik dengan menggunakan analisis subsastra. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa 89% perbedaan kenyaringan dikarenakan factor kata. e. Pendekatan Linguistik
41

Pendekatan Linguistik dikembangkan dalam dua periode, yaitu periode pertama dikembangkan oleh Bloomfield, Fries, Lefevre, dan periode kedua oleh Chomsky, Halle, Goodman, dan Ruddell. Bloomfield berpendapat bahwa membaca merupakan hubungan teratur antara system tulisan dan ujaran. Senada dengan pendapat itu Fries mengatakan bahwa membaca merupakan hubungan antara bunyi-bunyi bahasa dengan huruf.

42

BAB 3 TEKNIK MEMBACA

Teknik membaca (reading technical) merupakan implementasi dari metode membaca. Teknik membaca merujuk pada siasat yang dilakukan oleh pembaca dalam memahami bacaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam membaca. Teknik membaca bersifat individu dan situasional. Individual maksudnya adalah teknik yang dipilih oleh seseorang dalam membaca tergantung kemampuan yang dimilikinya. Yang dimaksud situasional adalah pemilihan teknik membaca adalah tergantung pada kondisi bacaan dan tujuan membaca. Bacaan yang tingkat kesukarannya berbeda, misalnya sukar, sedang, mudah, menggunakan teknik yang berbeda pada waktu membaca. Tujuan membaca mempengaruhi pilihan teknik membaca. Pembaca yang mempunyai tujuan umum menggunakan teknik yang berbeda dengan pembaca yang mempunyai tujuan khusus.13

3.4

Teknik Dasar Haryadi dalam Retorika Membaca (2002) menjelaskan bahwa teknik membaca yang

digunakan untuk pemula merupakan teknik dasar. Dalam membaca permulaan yang dipentingkan adalah pembaca dapat menyandingkan kembali simbol-simbol tulisan. Pembaca hanya mempraktikkan membaca secara sederhana. Kemampuan yang dilatihkan dalam teknik ini adalah

13

Haryadi (dalam Retorika Membaca 2002:115)

43

a. Pengenalan simbol-simbol tertulis dalam bentuk huruf, suku kata, kata, frase, dan kalimat b. Kemahiran mengayunkan mata secara teratur tanpa lompatan balik. Ketrampilan memahami dan menafsirkan makna tidak diperhatikan karena pemahaman dan penafsiran dipandang sebagai proses berpikir yang menyerti proses membaca secara visual Teknik membaca yang termasuk dalam teknik dasar ada tiga. Ketiga teknik tersebut adalah teknik tertib, tektik taktertib, dan teknik campuran.

3.4.1 Teknik Tertib Teknik tertib merupakan teknik permulaan yang digunakan atau dilakukan secara urut. Urutan dalam teknik ini berdasarkan urutan secara formal. Urutan formal dipandang dari aspek huruf, jumlah huruf, jumlah suku kata, dan jumlah kata. Misalnya huruf b lebih didahulukan untuk dibaca dan dipelajari dibanding huruf c. Tektik tertib dapat diterapkan dalam membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.

3.4.2 Teknik Taktertib Teknik taktertib atau acak merupakan teknik membaca permulaan yang digunakan atau dilakukan secara tidak urut. Alasan pemakaian teknik secara acak adalah kepraktisan, keempirisan, dan kemudahan. Pertimbangan kepraktisan yang dimaksud ialah berdasarkan sering tidaknya huruf, suku kata, kata yang digunakan atau didengar. Misalnya huruf f, q, v, x, z diajarkan setelah huruf-huruf yang lain karena huruf-huruf tersebut tidak sering dipakai. Teknik taktertib dapat diterapkan dalam membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.

44

3.4.3 Teknik Campuran Teknik campuran merupakan perpaduan antara teknik tertib dan teknik taktertib. Teknik ini digunakan atau dipilih jika teknik tertib dan taktertib tidak dapat digunakan secara sendiri-sendiri. Pelaksanaan masing-masing teknik itu mengalami kendala. Kendala yang bisa dihadapi dalam penerapan teknik tertib adalah kadangkala siswa mengalami kesulitan dalam membaca karena yang dibaca sulit dan tidak praktis. Kendala dalam metode taktertib adalah apabila ada pilihan siswa belajar (membaca) tentang A atau b karena keduanya sama-sama praktis dan mudah. Untuk mengatasinya digunakan dengan teknik campuran, yaitu membelajarkan (belajar) membaca secara praktis dan mudah dengan mempertimbangkan urutan formal 3.5 Teknik Menengah Merupakan teknik membaca yang digunakan atau diperuntukkan bagi pembaca yang sudah mahir dalam penyandian kembali symbol-simbol yang berbentuk grafis atau sudah ahli dalan teknik dasar. Pembaca melakukan teknik ini untuk melakukan proses membaca secara teliti. Pembaca memahami isi atau makna bacaan yang dibaca. Pembaca mengayunkan mata menelusuri lambing-lambang grafis secara teratur dengan sekaligus memahami isi bacaan. Teknik menengah terdiri dari empat jenis. Keempat jenis itu adalah Close Reading, mengingat, retensi, dan close prosedur.

3.5.1 Close Reading Adalah teknik membaca yang digunakan untuk memperoleh pemahaman atau suatu bacaan. Tujuan Close reading adalah mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

45

Tujuan Close reading adalah mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

a. Teknik Mengingat Adalah sebuah informasi yang diperoleh dari suatu bacaan yang kemudian hal-hal penting untuk ditindak lanjuti bagaimana caranya menghafal atau mengingat informasi-informasi yang telah diperoleh.

b. Teknik aliterasi Adalah teknik mengingat informasi atau isi dari bacaan dengan pengulanagan bunyi atau huruf pada kata kunci. c. Teknik Akronim Adalah teknik mengingat informasi atau isi yang ada dalam bacaan dengan membentuk kata dari huruf awal kata. d. Teknik Akrostik Adalah teknik memngingat informasi yang ada daalam bacaan dengan membentuk kata atau frase. e. Teknik Sajak Adalah teknik mengingat informasi pada bacaan dengan membuat sebuah sajak. f. Teknik Loci Adalah teknik mengingat yang mula-mula digunakan untuk mengingat bahan pidato yang akan disampaikan. g. Teknik Link Adalah teknik menghafal yang digunakan untuk menghafal isi atau informasi dalam bacaan. h. Teknik Peg

46

Adalah teknik mengingat yang digunakan untuk menghafal isi atau informasi bacaan dengan menciptakan hubungan asosiasi.

i. Teknik Fonetik Adalah teknik yang digunakan untuk mengingat isi dan informasi yang ada pada bacaan yang menghubungkan antara system fonetik dan system yang dihafalkan. j. Teknik Retensi Adalah teknik menghafal kemudian pembaca mengingat atau menyimpan hafalan supaya sewaktu hafalan tersebut digunakan cepat mengingatnya kembali.

3.5.2 Close Prosedur Adalah teknik yang mula-mula diperkenalkan oleh Wilson Tailor. Close procedure ini sendiri merupakan teknik penangkapan pesan dari sumbernya. Teknik close procedure dalam teknik menengah digunakan untuk melatih keterampilan baca siswa melalui kegiatan belajar-mengajar terutama: a. Penggunaan isyaraat sintaksis b. Penggunaan isyarat sematik c. Penggunaan isyarat skematik d. Peningkatan kosa kata

3.6

Teknik Lanjutan Merupakan teknik membaca yang digunakan oleh pembaca untuk membaca secara

luas dalam waktu sesingkat mungkin.. Pembaca dalam menggunakan metode ini mempunyai

47

target membaca sebanyak mungkin dalam waktu seminimal mungkin. Atau pembaca menerapkan prinsip efisiensi. Teknik lanjutanditerapkan oleh pembaca yang sudah mahirbaik yang sudah mahir secara mekanik maupun secara pemahaman. Yang termasuk dalam teknik lanjutan adalah skimming dan scanning.

3.6.1 Teknik Skimming Berasal dari bahasa inggris to skim. Membaca Skimming merupakan istilah dalam membaca ekstensif. Skimming adalahteknik membaca dengan menjelajahi halaman demi halaman secara cepat. Jadi, kesimpulannya membaca skimming adalah teknik membaca dengan menjelajahi atau menyapu bacaan dengan cepat untuk memahami atau menemukan hal-hal penting. Tujuan membaca skimming adalah untuk mengenal topic bacaan,opini, bagian penting organisasi bacaan, penyegaran dan memperoleh kesan umum. Jenis teknik skimming: a. Skipping adalah membaca dengan melompat-lompat bagian yang penting atau pokok. b. Sampling adalah teknik membaca bagian tertentu dengan cepat supaya mendapat gambaran umum dari bacaan. c. Locating adalah teknik membaca vertical yang berarti mata pembaca bergerak secara vertical yaitu pandangan mata bergerak dari atas kebawah secara cepat. d. Previewing adalah gabungan dari teknik sampling dan locating.

3.6.2 Teknik Scanning Adalah teknik baca sepintas,tetap teliti dengan maksud menemukan dan memperoleh informasi tertentu atau fakta khusus dari sebuah bacaan.

48

Tujuan teknik scanning adalah digunakan untuk menemukan topic tertentu, memilih acara televise,menemukan kata dikamus, mencari nomor telepon dan mencari entri pada indeks. Pola yang digunakan pada teknik lanjutan:

1. Pola vertical Adalah pola membaca dengan cara bola mata bergerak meluncur secara vertical dari atas kebawah. 2. Pola diagonal Adalah pola membaca dengan cara mata bergerak secara diagonal yaitu dari sudut kiri halaman bergerak meluncur kesudut kanan bawah. 3. Pola zig-zag Adalah pola membaca dengan mata bergerak muali dari sudut kiri atas halaman. 4. Pola Spiral Adalah pola membaca dengan cara gerak mata pada bagian tengah dengan membentuk pola spiral. 5. Pola Blok Adalah pola membaca dengan arah gerak mata berhenti sejenak pada akhir blok-blok tertentu. 6. Pola Horisontal Adalah pola membaca dengaan cara gerak mata meluncur dengan cepat sekali dari ujung kiri sampai ujung kanan.

49

BAB 4 METODE MEMBACA


Metode membaca adalah tingkat penerapan teori-teori membaca yang ada pada tingkat model membaca yang dilakukan dengan cara melakukan pemilihan kemahiran khusus yang akan digunakan untuk membaca.

Ragam Metode Membaca dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

41.

Metode Dasar Metode yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula atau yang baru

pertama membaca atau belajar membaca.

Metode membaca dasar ada enam, yaitu metode abjad, bunyi, kupas rangkai suku kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan sitesis (SAS). 4.1.1 Metode Abjad dan Metode Bunyi Metode Abjad adalah metode yang digunakan untuk pembaca pemula yang membaca atau mengenal huruf dalam bentuk abjad. baru belajar

Contoh: Huruf a,b,c dan seterusnya dibaca a,be,ce,de dst.

Metode Bunyi adalah metode pembaca yang digunakan untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca dengan wujud bunyi.

Contoh: Huruf a,b,c dst dibaca a,eb,ec,ed dst


50

Jadi,kesimpulannya bahwa metode abjad dengan metode bunyi sama-sama diperuntukkan untuk pemula hanya berbeda yang metode abjad dalam wujud abjad dan dalam metode bunyi dalam wujud metode bunyi.

4.1.2 Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga Metode Kupas Rangkai Suku Kata adalah metode membaca yang diperuntukkan untuk pembaca pemula dengan cara merangkai suku kata yang dibaca.

Contoh: Bo-la b-o-l-a bo-la

Metode Kata Lembaga Adalah metode membaca demi kata yang diperuntukkan bagi pembaca pemula dengan merangkai kata lembaga yang dibaca. Kata lembaga adalah kata yang sudah dikenal oleh pembaca.

Contoh: Topi To-pi t-o-p-i

51

to-pi topi

4.1.3 Metode Global Adalah metode yang diperuntukkan bagi pembaca pemula dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara utuh,bagian demi bagian bacaan, kemudian dibaca kembali secara utuh Metode global sama dengan metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga. Sedangkan metode sebelumnya(abjad,bunyi) membaca penerapannya secara berurutan.

4.1.4 Metode SAS Adalah Metode Struktur Analisis Sintaksis yang merupakan metode membaca permulaan yang terdiri atas tiga bagian (Stuktural,Analisis dan Sintaksis) Dalam penerapannya SAS dibagi menjadi dua yaitu metode SAS tanpa buku dan dengan buku. Metode SAS tanpa buku dilaksanakan dengan cara merekam bahasa siswa, menampilkan gambar sambil cerita, membaca gambar, membaca gambar dengan kartu kalimat, membaca kalimat secara structural,analisis dan sintesis.

a. Merekam bahasa siswa Bahasa yang digunakan adalah bahan bacaan siswa dan berwujud kaliamat. Kalimat yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah yang sesuai dengan tingkat baca siswasehingga bahasa hasil rekaman siswa bias dipilih terlebih dahulu dan tidak semua hasil rekaman dipakai sebagai bahan bacaan.

b. Menampilkan Gambar Sambil Cerita

52

Guru

menampilkan

gambar

kepada

siswa

sambil

bercerita.

Gambar

yang

diperlihatkanpun terlihat sederhana. Cerita yang disampaikan merupakan cerita gambar yang diceritakan menggunakan kalimat-kalimat yang bias dipahami.

c. Membaca Gambar Membaca gambar hampir sama dengan menampilkan gambar sambil cerita. Dimana nanti cerita gambar itu siswa sendiri yang menceritakan lagi atau meneruskan cerita tersebut.

d. Membaca secara Struktural Membaca bacaan yang berupa kalimat secara structural yaitu membaca demi kata yang menyusun kalimat yang dibacanya.

Contoh membaca secara structural: Ini sepatu Ini sepatu Ani Sepatu Ani baru Sepatu Ani Bagus

e. Membaca secara Sintesis Adalah membaca dengan cara merangkai unsure pembentuk bacaan yang kecil menjadi lebih besar seperti merangkai huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.

4.2

Membaca Menegah

53

Membaca menengah adalahmetode pembaca yang dilakukan oleh pembaca yang sudah ahli dalam membaca permulaan. Keeahlian disini berarti ahli membaca unsure bacaan yang berbentuk huruf, suku kata, kata dan kalimat. Berdasarkan visualisasi symbol grafis metode menengah terdapat empat metode, yaitu: a. Kata b. Frase c. Kalimat d. Paragraf

4.2.1 Metode Kata

Merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan. Metode ini diterapkan berdasarkan atas pandangan bahwa bacaan merupakansususna atas kata yang mengandung makna. Membaca dengan metode kata dapaat dilihat dari dua aspek: o Aspek Mekanik merupakan cara mata bergerak melihat kata demi kata pada sebuah bacaan. o Aspek Konseptual merupakan cara otak memahami makna-makna yang terkandung dalam kata-kata yang dibaca. 4.2.2 Metode Frase Merupakan cara membaca unsure bagian-bagian yang berbentuk frase. Dasar penggunaan ini adalah penulis menyampaikan ide-ide dan perasaannya bukan dalam bentuk kata melainkan dalam bentuk frase. 4.2.3 Metode Kalimat

54

Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Pembavca mengayunkan pandangan matanya dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasangagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini pembaca dapat membaca lebih efisien dan efektif. 4.2.4 Metode Paragraf Adalah metode membaca dengan cara menelaah paragraph demi paragraph. Metode paragraph merupakan metode yang paling tinggi tingkatannya dalam metode menengah. Membaca paragraf merupakan membaca yang paling rumit maka dari itu supaya dapat menguasai perlu latihan secara continue, berkesinambungan,dan tekun. Metode paragraph juga dibagi menjadi dua yaitu metode paragraph mekanik dan konseptual.

4.3

Metode Lanjutan Metode lanjutan adalah metode yang cara penerapan dilakukan oleh pembaca yang

sudah menguasai metode mengah untuk mengembangkan dan meningkatkan kemahiran membaca. Metode ini sangat sesuai dengan tuntutan zaman,dimana seperti saat ini zaman globalisasi orang dituntut untuk berlomba-lomba dalam menguasai ilmu pengetahuan.

Metode yang dapat digunakan agar pembaca dapat membaca secara efektif dan efisien maka paraa ahli memngungkapkan dengan menggunakan metode S-D4, P2R, S2QR, GPID, PACER, PQR, PQRST, SQ3R, SUPER SIX RS, OK5R.

4.3.1 Metode S-D4

55

Metode ini merupakan metode menbaca yang dilakukan dengan tahap survey dan decide. Metode ini diterapkan menganut prinsip fleksibilitas yang artinya metode ini dilahat melalui situasi bacaan.

Pembahasan mengenai S-D4: a. Survey adalah kegiatan pembaca dalam melakukan aktivitasmembaca secara sepintas kemudian mengidentifikasikan pokok-pokok pikiran utama. Survey dilakukan secara cepat, mata digerakkan untuk menyapu halaman secara kilat. Bagian yang disurvey adalah judul atau sub judul . b. Decide adalah proses seorang pembaca memutuskan untuk melakukan salah satu dari pilihan berikut: 1. Skip adalah mengabaikan atau sama sekali tidak membaca. 2. Membaca sepintas adalah pilihan yang dilakukan agar pembaca merasa tidak perlu membaca bacaan yang telah disurvey. 3. Membaca dengan kecepatan wajar adalah pilihan yang apabila pembaca belum tahu tentang bacaan yang telah disurvey sehingga pembaca perlu membacanya dengan kecepatan yang normal. 4. Mempelajari materi bacaan adalah pembaca membaca dengan sungguh-sungguh teliti, dan hati-hati sehingga kecepatan membaca relative pelan. Hal ini dilakukan pembaca karena bacaan relative sullit untuk dipahami.

4.3.2 Metode P2R Adalah metode membaca yang terdiri atas tiga tahap yaitu preview,read dan review yang biasa digunakan sebagian besar pembaca efisien dan cepat.

56

a. Preview adalah membaca sepintas untuk mengetahui struktur bacaan,pokok-pokok bacaan,relevansi dan sebagainya. b. Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuannya adalah mencari informasi yang ada pada bacaan serta bersifat pokok atau inti. c. Review adalah membaca sepintas untuk memastikan bahwa tidak ada yang terlewatkan atau untuk memperkuat ingatan terhadap pokok-pokok pikiran yang didapat dari tahap read. Yang berbeda adalah tujuannya jika preview untuk mengenal bacaan dan review untuk memantapkkan kembali apa yang dipahami.

4.3.3 Metode S2QR Adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca table,grafik atau diagram yang taahap-tahapnyaa terdiri dari survey,seek,question,reading, tersebut digunakan apabila pembaca tidak memiliki tujuan khusus. Metode ini bertujuan untuk emncari informasi yang tertuang dalam table dan grafik.

a. Survey Adalah kegiatan membaca sepintas hal-hal yang inti didalam table maupun grafik. Hal-hal yang disurvey adalah judul table dan sub judul. Manffat dari metode ini adalah untuk memahami pesan secara menyeluruh, selain itu pembaca harus dapat memahami tentang judul yang disurvey karena judul merupakan ringkasan yang padat. b. Seek Adalah kegiatan dari pembac untuk mencari informasi pada kolom dan informasi tambahan yang ada diluar kolom tabel.

57

c. Question Adalah kegiatan dari seorang pembaca untuk emmbuat pertanyaan berdsarkan tabel dan kolom. Yang dipertanyakan mengenai informasi apa saja yang terdapat dalam tabel dan kolom. d. Reading Adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga diperoleh informasi yang dicari. Pembaca melakukan metode ini berpegangan pada tahap Question.

4.3.4 Metoden GDIP Metode ini diperkenalkan oleh Merrit. Metode GDIP adalah metode membaca yang terdiri atas empat tahap yaitu goal, plans, implementasion dan development. a. Goall adalah apa yang diharapkan, dimaksud, dan apa yang dimaksud tujuan membaca. Goal dapat dilakukan dengan cara membatasi perhatian, latar belakang, kendala, memusatkan perhatian dan merumuskan maksud dan tujuan. b. Plans Adalala sebuah rencana untuk mencapai tujuan. Plans dapat dilakukan dengan mengkorelasikan maksud pilihan bagian-bagian yang dibaca, perincian maksud lebih khusus dan penyusunan pola membaca. c. Implementation Adalah kegiatan membaca dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dan rencana yang sudah disusun untuk mencapai tujuan tersebut. d. Development

58

Adalah proses evaluasi mengambil kesimpulan dimana yang dievaluasi adalah apakah tujuan membaca sudah tercapai, apakah rencana sudah berjalan sesuai dengan rencana dan apakah kegiatan keseluruhan telah tercapai.

4.3.5 Metode PACER Metode PACER merupakan metode yang terdiri dari lima tahap, yaitu Preview, Asses, Choose, Expedite dan review. a. Preview atau meninjau Adalah kegiatan membaca secara sepintas kemudian menggali hal-hal yang bersifat luaran. b. Asses Adalah kegiatan membaca untuk menentukan tujuan membaca dan materi membaca. Tujuan umum membaca adalah tujuan utama dalam membaca sedangkan tujuan khususnya sesuai dengan kperluan yang diinginkan pembaca. c. Choose Adalah kegiatan membaca yang berkaitan dengan memilih dan melakukan membaca dengan teknik yang tepat. Teknik yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam membaca. d. Expedite Adalah kegiatan pembaca untuk mempercepat kecepatan membaca. Pengertian mempercepat dapat diartikan sebagai sebagai kegiaatan mempercepat proses membaca baik pada bagian yang muda,sedang dan sulit. e. Review Adalah kegiatan pembaca untuk membaca kembali secara sepintas

4.3.6 Metode SQ3R

59

Adalah metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey,question,reading,recite,review. Metode ini dibuat untuk kepentingan membaca bacaan yang berupa buku untuk kepentingan belajar. a. Survey Adalah meninjau,meneliti,mengkaji cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan abstrak. Bagian isi yang disurvey adalah judul tiap bab,sub judul,bagan, diagram,grafik. Bagian akhir adalah simpulan, daftar pustaka dan indeks.

b. Question Adalah kegiatan pembaca menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey.

c. Reading Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca bab demi bab, bagian demi bagian.

d. Recite Adalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sebaiknya recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar.

e. Review

60

Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau ulang seperti judul,ssubjudul, gambar, diagram.

4.3.7 Metode PQ3R

Metode PQ3R adalahmetode membaca buku untuk studi yang meliputi tahap prepare,question,reading,recite dan review. Dalam metode sebelumnya telah dijelaskan mengenai metode Question, Reading, Recite dan Review. Dalam hal ini metode yang belum dijelaskan adalah metode prepare.

a. Metode prepare adalah tahap awal dalam membaca sebuah buku dengan cara melihat secara sekilas keseluruhan isi buku. b. Reading Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca bab demi bab, bagian demi bagian.

c. Recite Adalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sebaiknya recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar.

d. Review

61

Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau ulang seperti judul,ssubjudul, gambar, diagram.

4.3.8 Metode PQRST Adalah metode membaca untuk keperluan studi yang meliputi lima tahap yaitu preview,question,summarize, read dan survey.

a.

Survey

Adalah meninjau,meneliti,mengkaji cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan abstrak. Bagian isi yang disurvey adalah judul tiap bab,sub judul,bagan, diagram,grafik. Bagian akhir adalah simpulan, daftar pustaka dan indeks.

b.

Question

Adalah kegiatan pembaca menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey.

c.

Reading

Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca bab demi bab, bagian demi bagian.

62

d.

Preview atau meninjau

Adalah kegiatan membaca secara sepintas kemudian menggali hal-hal yang bersifat luaran.

e.

Summerize

Adalah kegiatan untuk membuat ringkasan informasi yang telah diperoleh dari buku ysng telah dibacanya. Ringkasan dibuat setelah selesai membaca satu bab dengan tujuan agar informasi yang telah diperoleh tidak lupa atau hilang.

4.3.9

Metode SUPER SIX Re Adalah metode membaca buku untuk keperluan studi yang terdiri dari enam tahap,

yaitu reconnoiter, read, recite,record, review dan reflect. a. Reading Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca bab demi bab, bagian demi bagian. b. Recite Adalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sebaiknya recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar.

c. Review Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau ulang seperti judul,ssubjudul, gambar, diagram.
63

d. Record Adalah kegiatan membuat catatan atau menandai bacaan pada margin bab dan membuat ringkasan ide-ide pokok yang ada pada setiap bab. e. Reflect Adalah kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya dan ide-ide pokok yang ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam.

4.3.10 Metode OK5R Metode ini adalah metode membaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri atas overview,key ideas, read,record,recite,review, dan reflect.

a.

Reading

Adalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca bab demi bab, bagian demi bagian. b. Recite

Adalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sebaiknya recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar.

c.

Review

Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau ulang seperti judul,ssubjudul, gambar, diagram.

64

d.

Record

Adalah kegiatan membuat catatan atau menandai bacaan pada margin bab dan membuat ringkasan ide-ide pokok yang ada pada setiap bab. e. Reflect

Adalah kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya dan ide-ide pokok yang ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam. f. Key ideas

Adalah kegiatan membaca untuk memisahkan ide-ide atau pikiran utama dari kumpulan ide penjelas. g. Over view (Survey)

Adalah meninjau,meneliti,mengkaji cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan abstrak. Bagian isi yang disurvey adalah judul tiap bab,sub judul,bagan, diagram,grafik. Bagian akhir adalah simpulan, daftar pustaka dan indeks.

65

BAB 5 PRAKTIK MEMBACA TELITI DAN PEMAHAMAN

5.1

Praktik Membaca Teliti dan Pemahaman

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman.

5.1.1 Bacaan TEKS 1:

Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia

Oleh: Franky Raden

Indonesia memiliki orchestra musik tradisional pertama di dunia. Bila di Barat sudah ratusan tahun memiliki musik orkestra modern yang digunakan hingga sekarang ini, di Timur lahir orkestra musik tradisional yang diwakili dari seluruh wilayah Indonesia. Orkestra musik tradisional ini tergabung dalam Indonesian National Orchestra (INO) . Bila dalam ujicoba orchestra musik tradisional ini berhasil, kita akan menjadi negara pertama di dunia yang memiliki national orchestra yang berbeda dengan orchestra musik umumnya selama ini yang bersumber dari barat, kata Franky Raden, pimpinan INO saat latihan di gedung Sapta Pesona Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, 4 Mei 2010.
66

INO melakukan pertunjukan perdana sebagai ujicoba performance mereka di Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta pada 12 Mei 2010. Dalam pegelaran musik tradisional yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) ini dihadiri para musikus kreatif termasuk para maestro musik tradisional di Indonesia.

Menurut Frangky, ada tiga hal yang mendasari berdirinya INO , yakni estetika, bisnis dan politik. Dalam hal estetika, Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya musik hampir tidak terbatas. Ragam bahasa musik Nusantara telah berkembang selama sedikitnya 3.000 tahun sehingga mampu menghasilkan bentuk-bentuk estetika musik yang sangat kokoh di wilayah budaya kita dari Sabang hingga Merauke.

Dengan kekayaan bahasa estetika ini akan membuat karya musik Indonesia tak pernah kering dan selalu membawa pembaharuan. Kekayaan bahasa estetika ini menjadi sumber dari lahirnya INO yang ke depan siap bersaing di panggung internasional dengan orchestra ternama manapun, kata Franky yang dikenal sebagai Etnomusikolog .

Dari segi bisnis, INO akan menjadi produk budaya khas Indonesia yang memiliki nilai jual dan ekspor sangat tinggi karena keunikannya. Dengan nilai jualnya ini INO diharapkan menjadi sebuah orkestra profesional yang dapat menghidupi para pemainnya secara financial. Selain itu INO juga akan bekerja keras untuk menjadi produk unggulan industri kreatif Indonesia yang dapat bersaing di pasar musik internasional. Saya berharap INO menjadi wadah bagi para pemusik Indonesia yang kreatif dan jenius untuk tampil berlaga dalam gedung-gedung konser yang bertebaran di benua Eropa, Amerika, dan Asia-Pasifik, katanya.

Sementara dari segi politik, INO akan menjadi ujung tombak pergulatan ideologi antara pelbagai negara di dunia yang saat ini berlomba-lomba menyebarkan pengaruh
67

kekuasaan dan hegemoni mereka melalui produk-produk budaya yang merupakan soft power. Seperti apa yang dikatakan oleh Immanuel Wallerstein jauh-jauh hari, kegiatan budaya dewasa ini sudah menjadi arena dari pertarungan ideologi di panggung internasional.

Melalui kegiatan budaya inilah negara-negara yang kuat menjaring lawan-lawan mereka untuk masuk ke dalam kerangka pemikiran ekonomis maupun politik yang dapat mereka kendalikan. Dalam konteks kehidupan masyarakat paska-kolonial, negara yang tidak memiliki kekuatan resistensi terhadap pertarungan budaya global ini akan mudah menjadi mangsa yang tanpa daya. Keberadaan INO ingin memposisikan diri sebagai bentuk pertahanan dan perlawanan terhadap kekuatan dominasi dari luar yang setiap saat siap membuat kita menjadi tergantung kepada mereka khususnya ketergantungan dari musikal dan budaya, katanya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasaran Kembudpar Noviendi Makalam merasa bangga dengan banyaknya musik tradisional Indonesia yang berhasil dilestarikan sehingga mengharumkan bangsa di berbagai pentas dunia. Kehadiran INO jelas akan memberikan warna musik Indonesia di pentas dunia apalagi sajian musiknya menarik dan unik, katanya.

Lebih dari 50 alat musik tradisional dari berbagai daerah di tanah air dimainkan dalam acara pegelaran tersebut. Dari alat musik tradisional itu juga ditampilkan alat musik hasil ciptaan sendiri oleh tiga orang local genius, yakni Anusirwan (Sumatera Barat) yang membuat rebab besar dan perangkat perkusi metalofon baru, Bona Alit (Bali) yang membuat rebab raksasa, dan I Nyoman Windha (Bali) membuat jegog raksasa.

Sumber: Budpar

68

TEKS 2:

SEKILAS TENTANG KAMERA SLR

tipsdanartikelindonesia.blogspot.com

Bagi Anda yang baru memulai fotografi, pastinya belum ingin mengetahui tentang kamera SLR. SLR adalah kependekan dari single lens reflex. Kalo memurut wikipedia Kamera SLR adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya.

Jadi pada prinsipnya adalah jenis kamera dimana kita mengintip obyek foto melalui lensa. Sedangkan pada kamera biasa atau non-SLR, pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film. hal inilah menjadi keunggulan pada kamera LSR dan membuat orang menjadi tertarik menggunakannya.

Kualitas kamera SLR sangatlah bagus sekali. Anda bisa mengubah atau mengganti lensa sesuai kebutuhan, baik untuk objek yang besar atau bahkan bisa memotret objek yang kecil sekali.

kamera SLR memiliki kecepatan dalam menangkap gambar (rana), dan juga shutter lag atau jeda antara waktu menekan tombol bidik hingga gambar tersimpan.

69

Kamera SLR juga memiliki tingkat kepekaan sensor pada cahaya (ISO), sehingga kamera ini bisa disesuaikan dengan segala kondisi, gelap, mendung atau ditempat yang minim cahaya.

Saat ini kamera SLR sudah menjadi senjata utama untuk para fotografer profesional. Bagi anda yang ingin memulai dunia fotografi. Kamera ini sangat di rekomemdasikan.

5.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1: Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini
70

diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 2:

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Sekilas tentang Kamera SLR, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan

71

pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

5.1.3 Proses Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Proses membaca artikel yang berjudul Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca kalimat dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. mulai memfokuskan pandangan mata ke kalimat pertama, kemudian ke kalimatkalimat selanjutnya hingga kalimat terakhir

72

f. g.

menangkap dan memahami informasi secara intensif mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca artikel, saya menemukan beberapa informasi

yang terdapat dalam artikel tersebut. Informasi-informasi itu saya peroleh dari hasil menjawab pertanyaan berikut: a. Apa nama musik orkestra asli Indonesia? Jawab: Indonesian National Orchestra (INO) b. Apa yang membedakan orkestra Indonesia dengan orkestra barat pada umumnya? Jawab: yang membedakan adalah alat musik yang digunakan, yaitu alat musik tradisional yang hanya ada di Indonesia c. Di mana pertama kali diselenggarakan pertunjukan pertama INO? Jawab: INO melakukan pertunjukan perdana sebagai ujicoba performance mereka di Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta pada 12 Mei 2010 d. Apa sebenarnya latar belakang terbentuknya INO? Jawab: terbentuk berdasar atas kepentingan estetika, politik, dan bisnis e. Di mana letak keunikan INO jika dibanding dengan orkestra barat pada umumnya? Jawab: INO menggunakan alat musik tradisional yang hanya ada di Indonesia, serta mengedepankan musik-musik tradisional tanpa mengurangi unsur kreativitas dan modernitas f. Alat musik apa saja yang digunakan dalam orkestra Indonesia tersebut? Jawab: di antarnya adalah rebab besar dan perangkat perkusi metalofon baru, rebab raksasa, dan Jegog raksasa g. Bagaimana tanggapan mengenai adanya INO? Jawab: bangga dengan banyaknya musik tradisional Indonesia yang berhasil dilestarikan sehingga mengharumkan bangsa di berbagai pentas dunia
73

TEKS 2: Proses membaca artikel yang berjudul Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh

h. menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri i. j. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca

k. menangkap dan memahami informasi secara intensif l. mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca artikel, saya menemukan beberapa informasi yang terdapat dalam artikel tersebut. Informasi-informasi itu saya peroleh dari hasil menjawab pertanyaan berikut: a. Apa kepanjangan dari SLR? Jawab: Single Lens Reflex b. Apa sebenarnya kamera SLR itu? Jawab: kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder,

74

sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya c. Apa perbedaan antar kamera SLR dengan non-SLR? Jawab:kamera SLR dapat mengintip obyek foto melalui lensa. Sedangkan pada kamera biasa atau non-SLR, pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film d. Bagaimana cara kerja kamera SLR? Jawab: tidak ditemukan jawaban e. Kamera SLR biasanya digunakan oleh siapa? Jawab: fotografer profesional f. Berapa harga kamera SLR? Jawab: tidak ditemukan jawaban

5.1.4 Kendala dan Solusi dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode

75

Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model kalimat. Metode kalimat dipilih mengingat kita membaca intensif, jadi kita memusatkan perhatian pada kalimat demi kalimat agar mendapat informasi mengenai artikel secara optimal.

TEKS 2:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model SQ3R.

76

BAB 6 PRAKTIK MEMBACA KRITIS DAN KREATIF

6.1

Praktik Membaca Kritis dan Pemahaman

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman.

6.1.1 Bacaan TEKS 1:

Ponsel Tertinggal, Pesawat Kembali Mendarat

JAKARTA, KOMPAS.com Sebuah pesawat Air France dengan nomor penerbangan AF639, Selasa (3/1/2012) kemarin, terpaksa kembali mendarat di Bandara Houston, Amerika Serikat, setelah terbang selama 30 menit. Hal ini setelah awak pesawat menemukan sebuah telepon genggam, tanpa diketahui pemiliknya. Meski diduga telepon genggam itu dimiliki penumpang dari penerbangan sebelumnya, tetapi Air France tak ambil risiko dengan memutuskan untuk mendarat. Demikian dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu (4/1/2012). Air France mengatakan, setelah diperiksa kembali oleh aparat keamanan Amerika Serikat, pesawat
77

tersebut boleh kembali lepas landas. Meski pesawat tersebut mendarat terlambat enam jam dari jadwal di Bandara Charles de Gaulle. Bulan Oktober 2011 lalu, Kompas menaiki pesawat KLM dari Bandara Schiphol menuju Hamburg. Namun penerbangan tersebut ditunda dua jam, juga karena ditemukan kopor tanpa pemilik di dalam pesawat.

TEKS 2:

Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia Pra Dan Pasca Runtuhnya Orde Baru

Prof. DR. SYAMSIAH BADRUDDIN, M.Si

Semenjak gejolak dan kerusuhan sosial merebak di berbagai daerah, kesenjangan sosial banyak dibicarakan. Beberapa pakar dan pengamat masalah sosial menduga bahwa kerusuhan sosial berkaitan dengan kesenjangan sosial. Ada yang sependapat dengan dugaan itu, tetapi ada yang belum yakin bahwa penyebab kerusuhan sosial adalah kesenjangan sosial. Tidak seperti kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial cukup sulit diukur secara kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan bukti-bukti secara akurat. Namun, tidaklah berarti kesenjangan sosial dapat begitu saja diabaikan dan dianggap tidak eksis dalam perjalanan pembangunan selama ini. Di bagian ini dicoba menunjukkan realitas dan proses merebaknya gejala kesenjangan sosial.

78

Untuk mempermudah pembahasan, kesenjangan sosial diartikan sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan lain-lain.

Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatankesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang kurangnya ada dua faktor yang dapat menghambat. Pertama, faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal).

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia karena tingkat pendidikan (keterampilan) atau kesehatan rendah atau ada hambatan budaya (budaya kemiskinan). Kesenjangan sosial dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis (1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung dalam kebudayaan kemiskinan.

Kedua, faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain, kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau tidak mempunyai kemampuan sebagai akibat keterbatasan atau rendahnya kualitas sumberdaya manusia, tetapi karena ada hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan struktural. Kesenjangan sosial ini merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan
79

structural. Alfian, Melly G. Tan dan Selo Sumarjan (1980:5) mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumbersumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan struktural meliputi kekurangan fasilitas pemukiman, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikatif, kekurangan fasilitas untuk mengembangkan usaha dan mendapatkan peluang kerja dan kekurangan perlindungan hukum.

Faktor mana yang paling dominan menyebabkan kesenjangan sosial. Kendati faktor internal dan kebudayaan (kebudayaan kemiskinan) mempunyai andil sebagai penyebab kesenjangan sosial, tetapi tidak sepenuhnya menentukan. Penjelasan itu setidaknya mengandung dua kelemahan. Pertama, sangat normatif dan mengundang kecurigaan dan prasangka buruk pada orang miskin serta mengesampingkan norma-norma yang ada (Baker, 1980:6). Kedua, penjelasan itu cenderung membesar-besarkan kemapanan kemiskinan. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa kaum miskin senantiasa bekerja keras, mempunyai aspirasi tentang kehidupan yang baik dan mempunyai motivasi untuk memperbaiki kehidupan mereka. Mereka mampu menciptakan pemenuhan tutuntan kehidupan mereka (periksa misalnya kajian Bromley dan Chris Gerry, 1979; Papanek dan Kuncoroyakti, 1986; dan Pernia, 1994). Setiap saat orang miskin berusaha memperbaiki kehidupan dengan cara bersalin dan satu usaha ke usaha lain dan tidak mengenal putus asa (Sethuraman, 1981; Steele, 1985).

Jika demikian halnya, maka ihwal kesenjangan sosial tidak semata-mata karena faktor internal dan kebudayaan, tetapi lebih disebabkan oleh adanya hambatan structural yang membatasi serta tidak memberikan peluang untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia. Breman (1985:166) menggambarkan bahwa bagi yang miskin jalan ke atas

80

sering kali dirintangi, sedangkan: jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui. Dengan kata lain, gejala kesenjangan sosial dan kemampuan kemiskinan lebih disebabkan adanya himpitan structural. Perlu dipertanyakan mengapa masyarakat dan kaum miskin pasrah dengan keadaan itu? Ketidakberdayaan (politik) dan kemiskinan kronis menyebabkan mereka mudah ditaklukkan dan dituntun untuk mengikuti kepentingan dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi tatanan politik dan ekonomi dikuasai oleh elit penguasa dan pengusaha.

6.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1: Pada saat melakukan proses membaca berita yang berjudul Ponsel Tertinggal, Pesawat Kembali Mendarat saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami. Dengan menggunakan kedua

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca

81

bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 2:

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Sekilas Kesenjangan dan Kemiskinan di Indonesia Pra dan Pasca Runtuhnya Orde saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal,

82

bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

6.1.3 Proses Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Proses membaca berita yang berjudul Ponsel Tertinggal, Pesawat Kembali Mendarat dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca kalimat dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh

83

e.

mulai memfokuskan pandangan mata ke kalimat pertama, kemudian ke kalimatkalimat selanjutnya hingga kalimat terakhir

f. g.

menangkap dan memahami informasi secara intensif mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca berita, saya menemukan beberapa informasi

yang terdapat dalam berita tersebut. Informasi-informasi itu di antaranya: a. Sebuah pesawat Air France dengan nomor penerbangan AF639, terpaksa kembali mendarat di Bandara Houston, Amerika Serikat b. Kejadian itu terjadi pada Selasa, 3 Januari 2012 c. Pesawat berhenti selama 30 menit d. Pesawat mendarat setelah ditemukannya sebuah telepon genggam yang diduga milik penumpang sebelumnya e. Sebagai dampak atas kejadian tersebut, pesawat terlambat 6 jam dari jadwal semestinya f. Kejadian tersebut bukan yang pertama, sebab pada Oktober 2011 lalu terjadi hal yang serupa, pada saat itu yang tertinggal adalah sebuah kopor Berdasarkan informasi yang berhasil saya tangkap, saya mencoba mengkritisi dan memberikan gagasan baru mengenai berita tersebut, di antaranya: a. Kejadian tersebut sangat langka terjadi di Indonesia mengingat watak oknum manusia Indonesia yang cenderung kurang bertanggung jawab b. Jika kejadian tersebut terjadi di Indonesia, kemungkinan besar yang terjadi adalah ponsel diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab

84

c. Di Amerika sistem dan kinerja di bandara sangat bagus, yaitu dengan menggunakan prosedur-prosedur yang baik, walaupun terjadi pendaratan darurat, prosedur yang sesuai tetap dilaksanakan, seperti ketepatan waktu dan pemeriksaan keamanan Selain beberapa informasi yang saya dapat dari berita tersebut, saya juga akan memberikan kritik terhadap penulisan bertita, kritik tersebut di antaranya: a. Di dalam berita tidak terdapat pernyataan dari salah seorang saksi yang terlibat dalam kejadian tersebut, sehingga fakta yang terjadi terkesan kurang kuat b. Paragraf terakhir dalam berita tidak padu, seharusnya diberi kalimat atau paragraf penghubung agar antara satu paragraf terakhir dengan paragraf sebelumnya saling berkaitan TEKS 2: Proses membaca artikel yang berjudul Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia Pra Dan Pasca Runtuhnya Orde dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh

h. menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri i. j. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca
85

k. menangkap dan memahami informasi secara intensif l. mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca artikel, saya menemukan beberapa informasi yang terdapat dalam berita tersebut. Informasi-informasi itu di antaranya: a. Kerusuhan sosial yang terjadi di masyarakat, menurut para pakar sosial, disebabkan karena adanya kesenjangan sosial b. Kesenjangan sosial merupakan ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia c. Kesenjangan sosial terjadi karena dua faktor, yaitu internal (dari dalam diri manusia0 hal ini berupa rendahnya sumber daya manusia, yang kedua adalah faktor eksternal (luar diri manusia) misalnya mengenai kebijakan pemerintah dan birokrasi d. Masih terjadi perdebatan antara faktor mana yang paling kuat menjadi penyebab kemiskinan, hal ini disebabkan karena banyaknya pihak-pihak yang mengungkapkan hal ini atas dasar kepentingan subjektif e. Munurut beberapa ahli, kesenjangan sosial juga disebabkan karena adanya himpitan struktural, yaitu si miskin cenderung stagnan berada di garisnya hal ini bukan karena mereka tidak berusaha, tetapi seolah seperti ada sistem terstruktur yang mengahalangi si miskin untuk berkembang Berdasarkan informasi yang berhasil saya tangkap, saya mencoba mengkritisi dan memberikan gagasan baru mengenai berita tersebut, di antaranya: a. Seharusnya para pakar ekonomi dan sosial, khusunya sarjana-sarjana muda, memiliki ide-ide baru yang dapat menanggulangi kesenjangan sosial b. Para pakar tidak mengeluarkan pernyataan profokatif dan subjektif agar tidak memperkeruh suasana
86

c. Perlu dibentuk birokrasi khusus untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial di Indonesia, karena kemiskinan dan kesenjangan sosial di Indonesia sudah terlalu mendarah daging d. Perlunya perlindungan riil kepada si miskin, karena perlindungan berupa undangundang hanya merupakan formalitas belaka, pemerintah daerah seharusnya lebih memerhatikan hal tersebut e. Pembenahan sumber daya manusia perlu dilakukan dengan baik tanpa intervensi dari kepentingan pihak apapun Selain beberapa informasi yang saya dapat dari berita tersebut, saya juga akan memberikan kritik terhadap penulisan bertita, kritik tersebut di antaranya: a. Paragraf awal kurang mengungkapkan latar belakang penulisan, sehingga pembaca kurang memiliki kerangka berpikir b. Penyertaan sumber cukup jelas, yaitu berdasar pernyataan para ahli

6.1.4 Kendala dan Solusi dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti,
87

sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model kalimat. Metode kalimat dipilih mengingat kita membaca intensif, jadi kita memusatkan perhatian pada kalimat demi kalimat agar mendapat informasi mengenai artikel secara optimal.

TEKS 2:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Sedikit kesulitan adalah menerapkan metode SQ3R pada artikel tersebut, hal ini disebabkan karena sulitnya memprediksi pertanyaan yang jawabannya terdapat pada bacaan.

88

BAB 7 PRAKTIK MEMBACA SURVAI

7.1

Praktik Membaca Survai

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca survai, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca survai.

7.1.1 Bacaan BUKU 1: Buku yang saya gunakan untuk praktik membaca survai yang pertama adalah buku Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda karya Muhammad Isa Dawud.

89

BUKU 2: Buku kedua yang saya gunakan untuk praktik membaca survai adalah novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas karya V. S. Naipaul.

7.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

BUKU 1: Pada saat melakukan proses membaca buku yang berjudul Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda saya menggunakan metode membaca ekstensif dengan menggunakan

90

teknik survai, sebab tujuan saya adalah hanya untuk mengetahui gambaran buku tersebut secara umum. Proses membaca buku berjudul Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda, dapat saya uraikan sebagai berikut:

a. Mempersiapkan bacaan b. Menerapkan teknik membaca survai c. Mensurvai judul buku d. Mensurvai isi buku e. Mensurvai bagian akhir buku f. Membuat hasil survai Berdasarkan buku Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda, laporan yang dapat saya tulis adalah sebagai berikut:

a. Survai Judul

Dari hasil mensurvai halaman judul, diperoleh hasil sebagai berikut:

i. ii. iii. iv. v.

Judul Buku Pengarang Penerbit Tempat Terbit Tahun Terbit

: Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda : Muhammad Isa Dawud : Pustaka Hidayah : Bandung : Cetakan keenam, November 1997

b. Survai Isi

91

Bagian yang saya survai meliputi daftar bacaan, daftar isi, judul tiap bab, subjudul, dan gambar. Dari hasil survai tersebut, saya mendapat hasil sebagai berikut:

i. ii.

Buku ni terdiri atas 217 halaman yang terdiri atas 5 bab pembahasan Buku ini terdiri atas 5 bab, pada masing-masing bab dijelaskan seputar Dajjal mulai dari sejarah munculnya hingga berbagai misteri yang terkait dengan Dajjal di masa kini

c. Survai Bagian Akhir

Buku ini menyediakan tujuh hakikat yang menyangkut fakta-fakta yang terjadi di masa kini menyangkut kemunculan atau bukti keberadaan Dajjal atau pengikutpengikutnya.

d. Hasil Survai

Berdasarkan hasil survai secara keseluruhan, laporan hasil survai adalah sebagai berikut: i. ii. iii. iv. v. vi. vii. Halaman Judul Persembahan Daftar Isi Pengantar (halaman 11) Bab I Bab II : Latar Belakang Penulisan Buku (halaman 17) : Dajjal di Negeri-Negeri Bertetangga (Laut Setan) (halaman 89)

Bab III : Benteng Dajjal di Segitiga Bermuda dan Masalah Mesir (halaman 109)

viii.

Bab IV : Bajak Laut Terbesar: Dibalik Misteri Segitiga Bermuda dan Piring Terbang (halaman 131)
92

ix.

Tujuh Hakikat (halaman 157)

TEKS 2:

Pada saat melakukan proses membaca novel yang berjudul Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas saya menggunakan metode membaca ekstensif dengan menggunakan teknik survai, sebab tujuan saya adalah hanya untuk mengetahui gambaran buku tersebut secara umum. Proses membaca novel berjudul Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas, dapat saya uraikan sebagai berikut:

a. Mempersiapkan bacaan b. Menerapkan teknik membaca survai c. Mensurvai judul buku d. Mensurvai isi buku e. Mensurvai bagian akhir buku f. Membuat hasil survai Berdasarkan novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas, laporan yang dapat saya tulis adalah sebagai berikut:

a. Survai Judul

Dari hasil mensurvai halaman judul, diperoleh hasil sebagai berikut:

i. ii.

Judul Novel Pengarang

: Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas : V. S. Naipaul


93

iii. iv. v.

Penerbit

: Pendulum

Tempat Terbit : Jakarta Pusat Tahun Terbit : Cetakan pertama, Januari 2004

e. Survai Isi

Bagian yang saya survai meliputi daftar bacaan, daftar isi, judul tiap bab, subjudul, dan gambar. Dari hasil survai tersebut, saya mendapat hasil sebagai berikut:

i. ii.

Novel ni terdiri atas 634 halaman yang terdiri atas 2 bagian, serta epilog Novel ini terdiri atas 2 bagian, pada bagian pertama dijelaskan mengenai awal mula kehidupan Biswas muda mulai dari desa tempat ia tinggal hingga Biswas beranjak dewasa, pada bagian kedua novel diceritakan mengenai kehidupan Biswas yang keras dan penuh perjuangan serta harapan akan sebuah rumah yang layak untuk dihuni dia beserta keluarganya

f. Survai Bagian Akhir

Pada epilog buku dijelaskan mengenai kehidupan sepeninggal Biswas, mengenai kota tempat ia tinggal dan kehidupan Shama, istri Biswas.

g. Hasil Survai

Berdasarkan hasil survai secara keseluruhan, laporan hasil survai adalah sebagai berikut: i. ii. iii. iv. Halaman Judul Daftar Isi (halaman 9) Prolog (halaman 11) (Bagian Satu) Desa yang Makmur (halaman 23)
94

v. vi. vii. viii. ix. x. xi. xii. xiii. xiv. xv. xvi. xvii.

Sebelum dengan Keluarga Tulsi (halaman 51) Keluarga Tulsi (halaman 93) Desa yang Ramai (halaman 159) Lembah Hijau (halaman 229) Keberangkatan (halaman 321) (Bagian Dua) Pemandangan yang Menakjubkan (halaman 337) Rezim Baru (halaman 395) Petualangan di Shorthills (halaman 423) Di Antara Pembaca dan Pelajar (halaman 467) Kehampaan (halaman 529) Revolusi (halaman 571) Rumah (halaman 613) Epilog (halaman 629)

7.1.3 Kendala dan Solusi dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

BUKU 1: Kesulitan yang saya alami selama proses membaca adalah mengenai kurangnya referensi yang memadai terkait dengan istilah atau kejadian yang terjadi yang diungkapkan dalam buku, sehingga pemahaman terhadap isi buku kurang optimal. Selain itu, mata yang lelah juga menyebabkan gangguan terhadap konsentrasi pada saat membaca.

BUKU 2:

95

Kesulitan yang saya alami adalah menempatkan posisi saya atau dapat dikatakan pola pikir saya terhadap novel tersebut, karena nover tersebut merupakan novel terjemahan, pemaparan dan pendeskripsian di dalamnya berbeda dengan latar yang ada di Indonesia.

96

BAB 8 PRAKTIK MEMBACA SCANNING

8.1

Praktik Membaca Scanning

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca scanning, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca scanning.

8.1.1 Bacaan TEKS 1:

Sejarah Biola

wikipedia.com

Alat musik dawai yang mula-mula biasanya dimainkan dengan cara dipetik (misalnya harpa tangan Yunani). Alat musik gesek diperkirakan berasal dari budaya penunggang kuda di kawasan Asia tengah, contohnya alat musik bangsa Mongolia Morin huur. Alat musik gesek berdawai dua bangsa Turkik dan Mongolia dawainya dari surai kuda, dimainkan dengan busur surai kuda, dan memiliki ukiran kepala kuda di bagian kepalanya. Biola, viola, dan cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda, adalah peninggalan bangsa nomaden tersebut.

97

Dipercayai bahwa alat musik mula-mula tersebut dibawa ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah; di tempat-tempat tersebut mereka menyesuaikan dengan lingkungannya dan berkembang menjadi alat musik erhu, esra, harpa tangan Bizantium, dan rebab. Biola dalam bentuk modern bermula dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera.

Biola Eropa modern dipengaruhi oleh berbagai alat musik, terutama dari Timur Tengah dan Bizantium. Tiga jenis alat musik mula-mula yang biasanya disebut sebagai cikalbakal biola adalah rebec (yang diturunkan dari harpa tangan Bizantium dan rebab), vielle (biola abad Renaisans), dan lira da braccio (yang juga diturunkan dari harpa tangan Bizantium). Salah satu deskripsi terawal tentang biola, termasuk cara penyetelannya, ada di dalam Epitome musical karya Jambe de Fer, yang diterbitkan di Lyon pada 1556. Perlahanlahan biola mulai menyebar ke seluruh Eropa.

Biola tertua yang pernah dicatat yang memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555, walaupun tahun tepatnya diragukan. (Biola yang lebih awal hanya memiliki tiga senar, disebut violetta.) Biola seketika menjadi populer, baik di antara para pemusik jalanan maupun para bangsawan, terbukti bahwa raja Perancis Charles IX menyuruh Amati untuk membuat 24 biola untuknya pada tahun 1560. Biola tertua yang masih ada saat ini adalah salah satu dari ke-24 biola ini, dan diberi nama "Charles IX", dibuat di Cremona c. 1560. Biola zaman Renaisans yang paling bagus dengan ukiran dan hiasan adalah Gasparo da Sal (1574 c.) yang pertama-tama dimiliki oleh Ferdinand II, Adipati Agung Austria, dan selanjutnya, sejak 1841, oleh virtuoso Norwegia Ole Bull, yang menggunakannya selama empat puluh tahun dan ribuan konser. Saat ini biola tersebut berada di Vestlandske Kustindustrimuseum di Bergen, Norwegia. "The Messiah" atau "Le Messie"

98

(juga dikenal sebagai "Salabue") yang dibuat oleh Antonio Stradivari pada 1716 belum pernah sekalipun dipakai. Biola tersebut berada di Museum Ashmolean di Oxford.

Terjadi perubahan yang cukup besar pada pembuatan biola pada abad ke-18, terutama dalam hal panjang dan sudut leher biola. Mayoritas alat musik yang lama telah diperbarui sesuai standar yan baru ini, dan maka dari itu jelas berbeda dari keadaan alat musik tersebut ketika diselesaikan oleh seniman pembuat biola, termasuk perbedaan dalam hal suara dan respons. Namun alat-alat musik ini dengan kondisi mereka pada saat ini menjadi standar kesempurnaan pada seni pembuatan biola dan suara biola, dan pembuat biola di seluruh dunia berusaha untuk mendekati ideal tersebut sedapat mungkin.

Hingga hari ini, alat musik dari "Jaman Keemasan" pembuatan biola, terutama yang dibuat oleh Stradivari dan Guarneri del Ges, adalah alat-alat musik yang paling diburu oleh kolektor dan pemain biola. Rekor harga biola saat ini untuk biola Stradivari adalah AS$3.544.000 dalam sebuah lelang pada 16 Mei 2006. Semua biola Stradivarius memiliki nama unik; biola termahal Stradivari bernama "Hammer" ("Palu") yang dibuat pada tahun 1707.

99

TEKS 2:

Efek Negatif Pemakaian High Heel

Beautydaily.com

Kebanyakan wanita gemar memakai high heels, karena membuat mereka tampil anggun dan menarik. Namun yang perlu Anda ketahui, memakai high heels ternyata juga memiliki dampak negative pada tubuh. Bayangkan saja, ketika Anda melangkah satu kali dengan menggunakan high heels, 25% dari berat badan harus disangga oleh kaki. Normalnya, 50% berat tubuh disangga oleh tumit, 15% oleh ibu jari, 35% oleh sisanya. Saat Anda menggunakan high heels, berat badan tubuh yang tidak disangga dengan semestinya, yang pada akhirnya akan menyebabkan nyeri atau sakit pada kaki.

Efek buruk yang paling sering terjadi adalah bengkak pada jari kaki hingga menyebabkan peradangan, terutama ibu jari. Ketika pusat gravitasi bergerak maju ke arah ujung kaki, jempol kaki akan membagi tumpuannya pada kaki kedua, dalam jangka waktu lama hal ini dapat menyebabkan jaringan dikitarnya membengkak dan meradang. Apabila Anda menyadari terjadi pembengkakan ringan pada ibu jari, efek pembengkakan lebih lanjut bisa diatasi dengan mengganti sepatu. Namun jika sudut di mana jempol kaki menekuk terlalu besar atau rasa sakit terlalu besar, maka Anda perlu pergi ke dokter spesialis.

Pembengkakan pada ibu jari memiliki tingkat kekambuhan rendah setelah osteotomy, yakni dengan meluruskan tulang ibu jari dan jaringan di sekitarnya, dan setelah dua atau tiga bulan masa penyembuhan, Anda bisa kembali mengenakan sepatu biasa. Untuk menghadiri hal tersebut, sebaiknya gunakan high heel dengan tinggi tidak lebih dari 5 cm atau tidak menggunakan high heels selama lebih dari dua jam. Karena high heels memaksa massa tubuh untuk bergerak ke depan, hal tersebut akan berefek tidak hanya pada kaki tapi juga tulang
100

belakang karena saat menggunakan high heels, kerja tulang belakang akan berat untuk menjaga keseimbangan. Gangguan keseimbangan akan berakibat pada nyeri atau sakit pada tulang belakang dan sciatica atau linu pinggul. Ketika Anda memakai high heels, sebaiknya Anda melepaskannya sebentar sesekali untuk memberikan kaki ruang untuk bernafas, walaupun hanya sebentar.

5.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1: Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Sejarah Biola, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan

101

menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 2:

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Efek Negatif Pemakaian High Heel, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya

102

pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

5.1.3 Proses Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Proses membaca artikel yang berjudul Sejarah Biola dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca kalimat dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. mencatat kata-kata yang sulit untuk selanjutnya dicari dalam kamus melakukan teknik scanning temukan kata yang dicari

h. perhatikan ejaan yang dicari di dalam kamus i. mencari kata dengan cara membuka halaman pertama yang mengandung huruf awal kata yang akan dicari j. men-scan halaman per halaman

k. membaca dengan teliti makna kata

103

Berdasarkan artikel Sejarah Biola, kata-kata yang belum saya pahami, saya cari maknanya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di antaranya: a. dawai kawat (yang halus) b. surai bulu pada tengkuk kuda atau singa

TEKS 2: Proses membaca artikel yang berjudul Efek Negatif Pemakaian High Heel dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca kalimat dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. mencatat kata-kata yang sulit untuk selanjutnya dicari dalam kamus melakukan teknik scanning temukan kata yang dicari

h. perhatikan ejaan yang dicari di dalam kamus i. mencari kata dengan cara membuka halaman pertama yang mengandung huruf awal kata yang akan dicari j. men-scan halaman per halaman

k. membaca dengan teliti makna kata

104

Berdasarkan artikel tersebut, kata-kata yang belum saya pahami, saya cari maknanya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di antaranya: a. osteotomi meluruskan jari-jari b. skiatika linu atau nyeri pinggul

5.1.4 Kendala dan Solusi dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Selain itu, tidak banyak kata-kata yang sulit dipahami, kosakata yang terdapat pada bacaan relatif mudah dan umum digunakan. Kecepatan membaca juga tidak diperhitungkan jika menggunakan teknik scanning. TEKS 2:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Selain itu, tidak banyak kata-kata yang sulit dipahami, kosakata yang terdapat pada bacaan relatif mudah dan umum digunakan. Kecepatan membaca juga tidak diperhitungkan jika menggunakan teknik scanning
105

BAB 9 PRAKTIK MEMBACA SKIMMING

9.1

Praktik Membaca Skimming

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca skimming, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca skimming.

9.1.1 Bacaan TEKS 1: Kamar yang Harus dihindari Menurut Feng Shui blogdetik.com

Mungkin sudah Anda ketahui bahwa lahan ataupun kamar yang berbentuk L merupakan salah satu bentuk yang sebaiknya dihindari. Bentuk ini memungkinkan terjadinya formasi panah beracun atau sudut tajam yang berpotensi merusak energi dalam space yang digunakan, terutama sudut dimana terjadi pertemuan kedua bidang tersebut. Namun bagi Anda yang sudah terlanjur memiliki ruang dan lahan berbentuk ini, ataupun sudah dalam proses pembangunan, janganlah berkecil hati karena bentuk L tidaklah buruk sepenuhnya setelah disiasati dengan tips fengshui kamar sebagai berikut.

106

Tips fengshui yang paling sederhana berawal dari strategi untuk membagi lahan berbentuk L tersebut menjadi 2 bagian utama yang masing-masing membentuk persegi panjang, baik dengan menggunakan partisi sementara maupun dengan membangun dinding pemisah (yang tentunya dilengkapi dengan pintu), sehingga format lahan tidak berbentuk L lagi, melainkan 2 persegi panjang yang dihubungkan dengan sebuah pintu ataupun space partisi. Jika Anda menggunakan partisi, berdasarkan tips fengshui kamar pastikan juga bahwa sudut tajam yang terbentuk dari perpaduan 2 bidang tadi Anda samarkan dengan menggunakan misalnya pot/vas bunga yang cukup tinggi untuk menutupi sudut tajam, atau dengan menggantung dekorasi tanaman merambat yang juga menghilangkan kesan tajam sudut dinding tersebut. Adapun dampak buruk dari bentuk L ini dapat diredam bahkan diminimalisir sepenuhnya bila pintu masuk utama menuju ruang ini dipilih mewakili arah yang sesuai dan menguntungkan bagi penghuni, sehingga merubah denah dengan memindahkan pintu yang sebenarnya sudah sesuai arahnya dengan arah keberuntungan, sebaliknya akan memberikan dampak yang lebih tidak diinginkan. Namun perlu diketahui dalam tips fengshui untuk lahan yang berbentuk L maka tentu saja bangunan yang dapat dibangun akan mengalami kehilangan beberapa sektor, dan perlu diwaspadai bila sektor yang hilang tersebut adalah sektor keberuntungan.

107

TEKS 2:

Buah Manggis Berkhasiat Untuk Kesehatan dan Kecantikan

duniakita.com

Buah manggis tumbuh liar di hutan dan pegunungan dengan ketinggian pohon bias mencapai lebih dari 15 meter namun mempunyai masa berbuah yang membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun..Indonesia salah satu sentra penghasil manggis yang diekspor ke berbagai belahan dunia seperti Amerika dan Eropa.Ratu segala buah (queen of fruits), begitulah julukan orang-orang yang memahami khasiat buah manggis untuk kesehatan dan kecantikan. Rasanya yang manis, lezat dan lembut membuat buah manggis banyak disukai orang.

Yang paling utama dari buah manggis adalah kulitnya, sebab dalam kulitnya terdapat antioksidan yang merupakan kunci utama dalam mencegah penyakit. Menurut Dr. Sam Walters, Master dalam bidang biologi Sain dengan spesialisasi nutrisi manusia, penelitian badan-badan pengobatan di dunia menunjukkan bahwa buah manggis secara langsung menyembuhkan berbagai penyakit.Penelitian terbaru menemukan bahwa satu dari 4 rakyat Amerika Serikat mengidap kanker, dan 1 dari 5 orang akan meninggal dunia pada usia dini. Solusi terbaik dalah pencegahan. Mereka merawat banyak pengidap kanker dan mendetoksifikasi logam berat dengan buah manggis. Kulitnya yang mengandung Xanthone penyembuh kanker payudara, kanke paru-paru, kanker perut,leukemia, dll.

Mayoritas pasien yang dirawat merupakan penderita stadium 4 ke atas, mereka hanya mempunyai waktu 6-8 minggu untuk hidup. Ternyata manggis mampu mengembalikan hidup para pasien tersebut.Yang dibutuhkan tubuh adalah bahan biologis, bukan bahan kimia.

108

Zaman sekarang, kita sudah banyak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimiawi, bahan polutan dan bahan tiruan. Xanthone dapat menangkap radikal bebas dan mencegah kerusakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat.Menurut Dr. Ir. Raffi Paramawati (balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian), radikal bebas masuk melalui makanan yang kita konsumsi dan merupakan penyebab utama penyakit jantung, stroke, kanker,dsbnya. Antioksidan yang bernama Xanthone ini kadarnya mencapai 123,97 mg per ml.

Konsumsi manggis secara rutin membuat awet muda karena antioksidan super yang berfungsi menjaga serta memperbaiki sel-sel tubuh kita yang rusak dan menjadi lebih baik sebab manggis membantu menghancurkan semua penyakit dalam tubuh dan memperbaiki sisten antibody dalam tubuh kita. Seseorang yang masih muda kalau sedang menderita penyakit degeneratif kelihatannya seperti usia 60-an tahaun, tapi ketika sembuh setelah minum manggis wajahnya seperti umur 30-an tahun.

Menurut Dr. Berna Elya, Peneliti Departemen Farmasi Universitas Indonesia khasiat Xanthone bukan hanya antioksidan, tetapi juga antikanker. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi yang untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga bersifat apoptosis penghancur sel kanker. Xanthone mampu merawat bebrapa jenis kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dll. Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengartasi penyakit tuberculosis (TBC), asma, leukemia, antiinflamasi dan antidiare.Faedah lain manggis sebagai antijamur dan antibakteri penyebab jerawat.

Menurut Dr Berna, antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner dan mengatasi HIV, semua ini hanya sebagian kecil dari khasiat kulit manggis yang mengisi tong sampah.

109

Manggis tidak ada yang dibuang, daging buahnya, bijinya sampai kulitnya yang bias diekstrak menjadi antioksidan super. Manggis juga sangat baik untuk wanita, tetapi untuk wanita sedang hamil tidak boleh mengkonsumsiya. Untuk pencegahan, sebaiknya konsumsilah manggis setiap hari, buah berkhasiat untuk kesehatan manusia.

9.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Skimming

TEKS 1: Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Kamar yang Harus dihindari Menurut Feng Shui saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami. Dengan menggunakan kedua

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode paragraf. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah seluruh paragraf. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Dengan
110

menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 2:

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Buah Manggis Bermanfaat untuk Kesehatan dan Kecantikan saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini

111

secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

9.1.3 Proses Membaca Skimming

TEKS 1:

Proses membaca berita yang berjudul Kamar yang Harus dihindari Menurut Feng Shui dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca paragraf dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. mencatat kata-kata yang sulit untu dicari dalam kamus melakukan teknik skimming skimming dilakukan dengan pola horizontal atau pola blok

112

h. menentukan ide pokok yang terkandung dalam paragraf Berdasarkan artikel di atas, simpulan informasi yang saya dapat di antaranya: a. menurut feng shui, bentuk kamar seperti huruf L sebaiknya dihindari b. kepercayaan feng shui adalah bahwa formasi L merupakan formasi panah beracun atau sudut tajam yang berpotensi merusak energi dalam space yang digunakan, terutama sudut dimana terjadi pertemuan kedua bidang tersebut c. tetapi bagi sebagian orang yang sudah terlanjur menggunakan formasi L untuk kamarnya, hal itu dapat ditanggulangi dengan memberi sekat pada kamar d. menurut feng shui, kamar berbentuk L dapat diminimalisasi bila pintu masuk utama menuju ruang ini dipilih mewakili arah yang sesuai dan menguntungkan bagi penghuni TEKS 2: Proses membaca artikel yang berjudul Buah Manggis Berkhasiat untuk Kesehatan dan Kecantikan dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh

h. menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri i. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami
113

j.

membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca

k. menangkap dan memahami informasi secara intensif l. mengingat dan mencatat informasi penting Berdasarkan artikel di atas, simpulan informasi yang saya dapat di antaranya: a. buah manggis memiliki periode waktu berbuat yang cukup lama, yaitu 10 tahun b. karena memiliki sangat banyak manfaat untuk kesehatan dan kecantikan, orang Eropa memiliki julukan untuk buah manggis, yaitu Queen of Fruit c. yang paling utama dari buah manggis adalah kulitnya, sebab dalam kulitnya terdapat antioksidan yang merupakan kunci utama dalam mencegah penyakit d. konsumsi manggis secara rutin membuat awet muda karena antioksidan super yang berfungsi menjaga serta memperbaiki sel-sel tubuh kita yang rusak dan menjadi lebih baik e. kulit buah manggis dapat digunakan untuk pencegahan penyakit kanker f. olahan kulit manggis dapat digunakan sebagai obat antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner dan mengatasi HIV

6.1.4 Kendala dan Solusi dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana

114

senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model kalimat. Metode kalimat dipilih mengingat kita membaca intensif, jadi kita memusatkan perhatian pada kalimat demi kalimat agar mendapat informasi mengenai artikel secara optimal.

TEKS 2:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan.

115

BAB 5 PRAKTIK MEMBACA TELITI DAN PEMAHAMAN

5.1

Praktik Membaca Teliti dan Pemahaman

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman.

5.1.1 Bacaan TEKS 1:

Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia

Oleh: Franky Raden

Indonesia memiliki orchestra musik tradisional pertama di dunia. Bila di Barat sudah ratusan tahun memiliki musik orkestra modern yang digunakan hingga sekarang ini, di Timur lahir orkestra musik tradisional yang diwakili dari seluruh wilayah Indonesia. Orkestra musik tradisional ini tergabung dalam Indonesian National Orchestra (INO) . Bila dalam ujicoba orchestra musik tradisional ini berhasil, kita akan menjadi negara pertama di dunia yang memiliki national orchestra yang berbeda dengan orchestra musik umumnya selama ini yang bersumber dari barat, kata Franky Raden, pimpinan INO saat latihan di gedung Sapta Pesona Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, 4 Mei 2010.
116

INO melakukan pertunjukan perdana sebagai ujicoba performance mereka di Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta pada 12 Mei 2010. Dalam pegelaran musik tradisional yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) ini dihadiri para musikus kreatif termasuk para maestro musik tradisional di Indonesia.

Menurut Frangky, ada tiga hal yang mendasari berdirinya INO , yakni estetika, bisnis dan politik. Dalam hal estetika, Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya musik hampir tidak terbatas. Ragam bahasa musik Nusantara telah berkembang selama sedikitnya 3.000 tahun sehingga mampu menghasilkan bentuk-bentuk estetika musik yang sangat kokoh di wilayah budaya kita dari Sabang hingga Merauke.

Dengan kekayaan bahasa estetika ini akan membuat karya musik Indonesia tak pernah kering dan selalu membawa pembaharuan. Kekayaan bahasa estetika ini menjadi sumber dari lahirnya INO yang ke depan siap bersaing di panggung internasional dengan orchestra ternama manapun, kata Franky yang dikenal sebagai Etnomusikolog .

Dari segi bisnis, INO akan menjadi produk budaya khas Indonesia yang memiliki nilai jual dan ekspor sangat tinggi karena keunikannya. Dengan nilai jualnya ini INO diharapkan menjadi sebuah orkestra profesional yang dapat menghidupi para pemainnya secara financial. Selain itu INO juga akan bekerja keras untuk menjadi produk unggulan industri kreatif Indonesia yang dapat bersaing di pasar musik internasional. Saya berharap INO menjadi wadah bagi para pemusik Indonesia yang kreatif dan jenius untuk tampil berlaga dalam gedung-gedung konser yang bertebaran di benua Eropa, Amerika, dan Asia-Pasifik, katanya.

Sementara dari segi politik, INO akan menjadi ujung tombak pergulatan ideologi antara pelbagai negara di dunia yang saat ini berlomba-lomba menyebarkan pengaruh
117

kekuasaan dan hegemoni mereka melalui produk-produk budaya yang merupakan soft power. Seperti apa yang dikatakan oleh Immanuel Wallerstein jauh-jauh hari, kegiatan budaya dewasa ini sudah menjadi arena dari pertarungan ideologi di panggung internasional.

Melalui kegiatan budaya inilah negara-negara yang kuat menjaring lawan-lawan mereka untuk masuk ke dalam kerangka pemikiran ekonomis maupun politik yang dapat mereka kendalikan. Dalam konteks kehidupan masyarakat paska-kolonial, negara yang tidak memiliki kekuatan resistensi terhadap pertarungan budaya global ini akan mudah menjadi mangsa yang tanpa daya. Keberadaan INO ingin memposisikan diri sebagai bentuk pertahanan dan perlawanan terhadap kekuatan dominasi dari luar yang setiap saat siap membuat kita menjadi tergantung kepada mereka khususnya ketergantungan dari musikal dan budaya, katanya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasaran Kembudpar Noviendi Makalam merasa bangga dengan banyaknya musik tradisional Indonesia yang berhasil dilestarikan sehingga mengharumkan bangsa di berbagai pentas dunia. Kehadiran INO jelas akan memberikan warna musik Indonesia di pentas dunia apalagi sajian musiknya menarik dan unik, katanya.

Lebih dari 50 alat musik tradisional dari berbagai daerah di tanah air dimainkan dalam acara pegelaran tersebut. Dari alat musik tradisional itu juga ditampilkan alat musik hasil ciptaan sendiri oleh tiga orang local genius, yakni Anusirwan (Sumatera Barat) yang membuat rebab besar dan perangkat perkusi metalofon baru, Bona Alit (Bali) yang membuat rebab raksasa, dan I Nyoman Windha (Bali) membuat jegog raksasa.

Sumber: Budpar

118

TEKS 2:

SEKILAS TENTANG KAMERA SLR

tipsdanartikelindonesia.blogspot.com

Bagi Anda yang baru memulai fotografi, pastinya belum ingin mengetahui tentang kamera SLR. SLR adalah kependekan dari single lens reflex. Kalo memurut wikipedia Kamera SLR adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya.

Jadi pada prinsipnya adalah jenis kamera dimana kita mengintip obyek foto melalui lensa. Sedangkan pada kamera biasa atau non-SLR, pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film. hal inilah menjadi keunggulan pada kamera LSR dan membuat orang menjadi tertarik menggunakannya.

Kualitas kamera SLR sangatlah bagus sekali. Anda bisa mengubah atau mengganti lensa sesuai kebutuhan, baik untuk objek yang besar atau bahkan bisa memotret objek yang kecil sekali.

kamera SLR memiliki kecepatan dalam menangkap gambar (rana), dan juga shutter lag atau jeda antara waktu menekan tombol bidik hingga gambar tersimpan.

119

Kamera SLR juga memiliki tingkat kepekaan sensor pada cahaya (ISO), sehingga kamera ini bisa disesuaikan dengan segala kondisi, gelap, mendung atau ditempat yang minim cahaya.

Saat ini kamera SLR sudah menjadi senjata utama untuk para fotografer profesional. Bagi anda yang ingin memulai dunia fotografi. Kamera ini sangat di rekomemdasikan.

TEKS 3:

Tiga Tahap Perkembangan Otak Anak

sahnon.wordpress.com

Setiap anak dilahirkan dengan 10 Milyar neuron (sel saraf di otaknya). Tiga tahun pertama merupakan periode dimana milyaran sel glial terus bertambah untuk memupuk neuron. Sel-sel saraf ini membentuk ribuan sambungan antarneuron yang disebut denrite yang mirip sarang laba-laba, dan axon yang berbentuk memanjang.

Pada usia 6-7 tahun, otak anak besarnya dua pertiga otak orang dewasa, tapi memiliki 5-7 kali lebih banyak sambungan antarneuron daripada otak anak usia 18 bulan atau orang dewasa. Otak mereka memang punya kemampuan besar untuk menyusun ribuan sambungan antarneuron. Namun, kemampuan itu berhenti pada umur 10-11 tahun jika tidak dikembangkan atau digunakan. Saat itu enzim tertentu dilepaskan dalam otak dan melarutkan semua jalur atau urat syaraf (pathways) yang tidak termielinasi dengan baik (mielinasi adalah proses pembungkusan jalur syaraf dengan myelin yang berujud protein-lemak).

Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, yaitu : 1. otak primitif (action brain)

120

2. otak limbik (feeling brain)

3. otak pikir (thought brain)

Meski saling berkaitan, ketiganya punya fungsi sendiri-sendiri. Otak primitif mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks, mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi yang masuk dari pancaindera.

Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya, bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi hadapi atau lari (fight or flight response) bagi tubuh. Otak limbik memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci. Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Otak primitif dapat diperintah mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak pikir dapat dikunci untuk tidak melayani otak limbik dan primitif selama keadaan darurat, yang nyata maupun yang tidak.

Sedangkan otak pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik. Namun, ia butuh waktu lebih banyak untuk memproses informasi, termasuk image, dari otak primitif dan otak limbik. Otak pikir juga merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan.

Mielinasi saraf otak berlangsung secara berurutan, mulai dari otak primitif, otak limbik, dan otak pikir. Jalur syaraf yang makin sering digunakan membuat mielin makin menebal. Makin tebal mielin, makin cepat impuls syaraf atau perjalanan sinyal sepanjang urat syaraf. Karena itu, anak yang sedang tumbuh dianjurkan menerima masukan dari lingkungannya sesuai dengan perkembangannya.

121

Di samping itu, anak juga membutuhkan pengalaman yang merangsang pancaindera. Namun, indera mereka perlu dilindungi dari rangsangan yang berlebihan karena anak-anak itu ibarat spon. Mereka menyerap apa saja yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan, dan disentuh dari lingkungan mereka. Kemampuan otak mereka untuk memilah atau menyaring pengalaman rasa yang tidak menyenangkan dan berbahaya belum berkembang.

Rangsangan dan perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan bagian tertentu dari otak primitif yang disebut reticular activating system (RAS). RAS ini pintu masuk di mana kesan yang ditangkap setiap indera saling berkoordinasi sebelum diteruskan ke otak pikir. RAS merupakan wilayah di otak yang membuat kita mampu memusatkan perhatian. Kurangnya stimulasi, atau sebaliknya stimulasi yang berlebihan, ditambah lagi dengan gerakan motorik kasar dan halus yang tidak berkembang secara baik, bisa menyebabkan rusaknya perhatian terhadap lingkungan.

Sebelum anak berusia empat tahun, otak primitif dan otak limbik sudah 80% termielinasi. Setelah umur 6-7 tahun mielinasi bergeser ke otak pikir. Awalnya dari belahan otak kanan yang antara lain bertugas merespon citra visual.

Ketika menonton TV, belahan otak kanan inilah yang paling dominan kerjanya.Sedangkan ketika membaca, menulis, dan berbicara, belahan otak kiri yang dominan. Tugas utama otak kiri ialah berpikir secara analitis dan menyusun argumen logis langkah demi langkah. Ia menganalisis suara dan makna bahasa (misalnya, kemampuan mencocokkan suara dengan alfabet), juga mengelola keterampilan otot halus.

122

5.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1: Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 2:

123

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Sekilas tentang Kamera SLR, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat

124

membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 3:

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Tiga Tahap Perkembangan Anak, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini

125

secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

5.1.3 Proses Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Proses membaca artikel yang berjudul Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia dapat saya runtutkan sebagai berikut: h. mempersiapkan bacaan i. j. menerapkan model membaca timbal balik menerapkan model membaca kalimat dan close reading

k. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh l. mulai memfokuskan pandangan mata ke kalimat pertama, kemudian ke kalimatkalimat selanjutnya hingga kalimat terakhir

126

m. menangkap dan memahami informasi secara intensif n. mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca artikel, saya menemukan beberapa informasi yang terdapat dalam artikel tersebut. Informasi-informasi itu saya peroleh dari hasil menjawab pertanyaan berikut: h. Apa nama musik orkestra asli Indonesia? Jawab: Indonesian National Orchestra (INO) i. Apa yang membedakan orkestra Indonesia dengan orkestra barat pada umumnya? Jawab: yang membedakan adalah alat musik yang digunakan, yaitu alat musik tradisional yang hanya ada di Indonesia j. Di mana pertama kali diselenggarakan pertunjukan pertama INO? Jawab: INO melakukan pertunjukan perdana sebagai ujicoba performance mereka di Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta pada 12 Mei 2010 k. Apa sebenarnya latar belakang terbentuknya INO? Jawab: terbentuk berdasar atas kepentingan estetika, politik, dan bisnis l. Di mana letak keunikan INO jika dibanding dengan orkestra barat pada umumnya? Jawab: INO menggunakan alat musik tradisional yang hanya ada di Indonesia, serta mengedepankan musik-musik tradisional tanpa mengurangi unsur kreativitas dan modernitas m. Alat musik apa saja yang digunakan dalam orkestra Indonesia tersebut? Jawab: di antarnya adalah rebab besar dan perangkat perkusi metalofon baru, rebab raksasa, dan Jegog raksasa n. Bagaimana tanggapan mengenai adanya INO? Jawab: bangga dengan banyaknya musik tradisional Indonesia yang berhasil dilestarikan sehingga mengharumkan bangsa di berbagai pentas dunia
127

TEKS 2: Proses membaca artikel yang berjudul Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia dapat saya runtutkan sebagai berikut: m. mempersiapkan bacaan n. menerapkan model membaca timbal balik o. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading p. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh q. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel r. s. t. menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri u. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami v. membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca w. menangkap dan memahami informasi secara intensif x. mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca artikel, saya menemukan beberapa informasi yang terdapat dalam artikel tersebut. Informasi-informasi itu saya peroleh dari hasil menjawab pertanyaan berikut: g. Apa kepanjangan dari SLR? Jawab: Single Lens Reflex h. Apa sebenarnya kamera SLR itu? Jawab: kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder,

128

sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya i. Apa perbedaan antar kamera SLR dengan non-SLR? Jawab:kamera SLR dapat mengintip obyek foto melalui lensa. Sedangkan pada kamera biasa atau non-SLR, pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film j. Bagaimana cara kerja kamera SLR? Jawab: tidak ditemukan jawaban k. Kamera SLR biasanya digunakan oleh siapa? Jawab: fotografer profesional l. Berapa harga kamera SLR? Jawab: tidak ditemukan jawaban

TEKS 3: Proses membaca artikel yang berjudul Tiga Tahap Perkembangan Otak Anak dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh

129

h. menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri i. j. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca

k. menangkap dan memahami informasi secara intensif l. mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca artikel, saya menemukan beberapa informasi yang terdapat dalam artikel tersebut. Informasi-informasi itu saya peroleh dari hasil menjawab pertanyaan berikut: a. Bagaimana awal perkembangan otak anak? Jawab: milyaran sel glial terus bertambah untuk memupuk neuron. Sel-sel saraf ini membentuk ribuan sambungan antarneuron yang disebut denrite yang mirip sarang laba-laba, dan axon yang berbentuk memanjang b. Apa saja tahapan-tahapan dalam proses pembentukan otak anak? Jawab: otak primitif, otak limbik, dan otak pikir c. Apakah tahapan-tahapan tersebut saling berkaitan? Jawab: Ya d. Tahapan mana yang paling penting bagi perkembangan otak? Jawab: semua tahapan penting dan memiliki fungsi sendiri-sendiri e. Bagaimana peran saraf otak dalam tahapan pembentukan otak? Jawab: jalur syaraf yang makin sering digunakan membuat mielin makin menebal. Makin tebal mielin, makin cepat impuls syaraf atau perjalanan sinyal sepanjang urat syaraf, sehingga mempengaruhi perkembangan otak f. Apakah perkembangan otak kiri dan otak kanan berbeda?

130

Jawab: tidak ditemukan jawaban

5.1.4 Kendala dan Solusi dalam Membaca Teliti dan Pemahaman

TEKS 1:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model kalimat. Metode kalimat dipilih mengingat kita membaca intensif, jadi kita memusatkan perhatian pada kalimat demi kalimat agar mendapat informasi mengenai artikel secara optimal.

TEKS 2:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana

131

senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model SQ3R.

TEKS 3:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model SQ3R.

132

BAB 6 PRAKTIK MEMBACA KRITIS DAN KREATIF

6.1

Praktik Membaca Kritis dan Kreatif

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman.

6.1.1 Bacaan TEKS 1:

Ponsel Tertinggal, Pesawat Kembali Mendarat

JAKARTA, KOMPAS.com Sebuah pesawat Air France dengan nomor penerbangan AF639, Selasa (3/1/2012) kemarin, terpaksa kembali mendarat di Bandara Houston, Amerika Serikat, setelah terbang selama 30 menit. Hal ini setelah awak pesawat menemukan sebuah telepon genggam, tanpa diketahui pemiliknya. Meski diduga telepon genggam itu dimiliki penumpang dari penerbangan sebelumnya, tetapi Air France tak ambil risiko dengan memutuskan untuk mendarat. Demikian dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu (4/1/2012). Air France mengatakan, setelah diperiksa kembali oleh aparat keamanan Amerika Serikat, pesawat
133

tersebut boleh kembali lepas landas. Meski pesawat tersebut mendarat terlambat enam jam dari jadwal di Bandara Charles de Gaulle. Bulan Oktober 2011 lalu, Kompas menaiki pesawat KLM dari Bandara Schiphol menuju Hamburg. Namun penerbangan tersebut ditunda dua jam, juga karena ditemukan kopor tanpa pemilik di dalam pesawat.

TEKS 2:

Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia Pra Dan Pasca Runtuhnya Orde Baru

Prof. DR. SYAMSIAH BADRUDDIN, M.Si

Semenjak gejolak dan kerusuhan sosial merebak di berbagai daerah, kesenjangan sosial banyak dibicarakan. Beberapa pakar dan pengamat masalah sosial menduga bahwa kerusuhan sosial berkaitan dengan kesenjangan sosial. Ada yang sependapat dengan dugaan itu, tetapi ada yang belum yakin bahwa penyebab kerusuhan sosial adalah kesenjangan sosial. Tidak seperti kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial cukup sulit diukur secara kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan bukti-bukti secara akurat. Namun, tidaklah berarti kesenjangan sosial dapat begitu saja diabaikan dan dianggap tidak eksis dalam perjalanan pembangunan selama ini. Di bagian ini dicoba menunjukkan realitas dan proses merebaknya gejala kesenjangan sosial.

134

Untuk mempermudah pembahasan, kesenjangan sosial diartikan sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan lain-lain.

Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatankesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang kurangnya ada dua faktor yang dapat menghambat. Pertama, faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal).

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia karena tingkat pendidikan (keterampilan) atau kesehatan rendah atau ada hambatan budaya (budaya kemiskinan). Kesenjangan sosial dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis (1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung dalam kebudayaan kemiskinan.

Kedua, faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain, kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau tidak mempunyai kemampuan sebagai akibat keterbatasan atau rendahnya kualitas sumberdaya manusia, tetapi karena ada hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan struktural. Kesenjangan sosial ini merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan
135

structural. Alfian, Melly G. Tan dan Selo Sumarjan (1980:5) mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumbersumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan struktural meliputi kekurangan fasilitas pemukiman, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikatif, kekurangan fasilitas untuk mengembangkan usaha dan mendapatkan peluang kerja dan kekurangan perlindungan hukum.

Faktor mana yang paling dominan menyebabkan kesenjangan sosial. Kendati faktor internal dan kebudayaan (kebudayaan kemiskinan) mempunyai andil sebagai penyebab kesenjangan sosial, tetapi tidak sepenuhnya menentukan. Penjelasan itu setidaknya mengandung dua kelemahan. Pertama, sangat normatif dan mengundang kecurigaan dan prasangka buruk pada orang miskin serta mengesampingkan norma-norma yang ada (Baker, 1980:6). Kedua, penjelasan itu cenderung membesar-besarkan kemapanan kemiskinan. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa kaum miskin senantiasa bekerja keras, mempunyai aspirasi tentang kehidupan yang baik dan mempunyai motivasi untuk memperbaiki kehidupan mereka. Mereka mampu menciptakan pemenuhan tutuntan kehidupan mereka (periksa misalnya kajian Bromley dan Chris Gerry, 1979; Papanek dan Kuncoroyakti, 1986; dan Pernia, 1994). Setiap saat orang miskin berusaha memperbaiki kehidupan dengan cara bersalin dan satu usaha ke usaha lain dan tidak mengenal putus asa (Sethuraman, 1981; Steele, 1985).

Jika demikian halnya, maka ihwal kesenjangan sosial tidak semata-mata karena faktor internal dan kebudayaan, tetapi lebih disebabkan oleh adanya hambatan structural yang membatasi serta tidak memberikan peluang untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia. Breman (1985:166) menggambarkan bahwa bagi yang miskin jalan ke atas

136

sering kali dirintangi, sedangkan: jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui. Dengan kata lain, gejala kesenjangan sosial dan kemampuan kemiskinan lebih disebabkan adanya himpitan structural. Perlu dipertanyakan mengapa masyarakat dan kaum miskin pasrah dengan keadaan itu? Ketidakberdayaan (politik) dan kemiskinan kronis menyebabkan mereka mudah ditaklukkan dan dituntun untuk mengikuti kepentingan dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi tatanan politik dan ekonomi dikuasai oleh elit penguasa dan pengusaha.

TEKS 3:

Jubir: Presiden Sudah Benar


JAKARTA, KOMPAS.com- Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, tudingan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono naif karena mengingatkan para elit politik agar tidak membuat kegaduhan politik yang membuat masyarakat tidak tenang dan menciptakan demokrasi yang kurang baik selama 2012, dinilai sesuatu yang berlebihan dan tidak relevan.

"Presiden justru relevan dan sudah benar menyampaikan hal itu, karena sebagai Kepala Negara, Presiden menginginkan suasana yang kondusif untuk meneruskan pembangunan dan menjalankan demokrasi yang baik. Bagaimana bisa membangun dan menjalankan politik dan demokrasi yang baik dan stabil jika selalu ada kegaduhan politik di sana sini," tandas Julian saat dihubungi Kompas, Rabu (4/1/2012) pagi ini di Jakarta.

Menurut Julian, dengan imbauan tersebut, Presiden Yudhoyono berharap tahun 2012 akan menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. "Di tengah masih adanya kegaduhan seperti

137

sekarang saja, pemerintah masih bisa bertahan dan mengatasi kondisi ekonomi sehingga tidak jatuh dalam krisis seperti di Eropa. Seandainya kondisi lebih baik dan stabilitas politik terjagam, tentu hasil pembangunan akan lebih baik lagi capaiannya," katanya.

Diakui Julian, Presiden menyadari masih adanya kekurangan, terutama di bidang hukum. Namun, itu proses yang akan terus diperbaiki dan ditingkatkan. "Yang jelas ada niat baik pemerintah untuk membenahi itu semua dan meningkatkannya. Namun, memang harus sabar," jelas Julian.

Menyikapi kasus konflik di Bima, Mesuji, Aceh, dan lainnya, Julian mengatakan Presiden sudah meminta untuk dilakukan penyelidikian dan penindakan jika ada aparat yang bersalah. "Langkah cepat Presiden untuk menindaklanjuti setiap konflik yang muncul itu bagaian dari upaya Presiden agar tidak terjadi kegaduhan politik," lanjut Julian lagi.

Anggota DPR Bambang Soesatyo sebelumnya menilai Presiden naif dan harus intropeksi karena kegaduhan politik justru muncul karena ulah para pembantu Presiden yang dinaggap tidak jelas menjalankan tugasnya.

Di akhir tahun, Presiden Yudhoyono berpidato mengajak para elite politik untuk menjaga stabilitas nasional, dan jangan membuat kegaduhan, sehingga masyarakat tidak tenang, karena demokrasi itu tidak harus gaduh.

6.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Kritis dan Kreatif

TEKS 1:

138

Pada saat melakukan proses membaca berita yang berjudul Ponsel Tertinggal, Pesawat Kembali Mendarat saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami. Dengan menggunakan kedua

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 2:

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Sekilas Kesenjangan dan Kemiskinan di Indonesia Pra dan Pasca Runtuhnya Orde saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar

139

pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

140

TEKS 3: Pada saat melakukan proses membaca berita yang berjudul Jubir: Presiden Sudah Benar saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat

141

membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

6.1.3 Proses Membaca Kritis dan Kreatif

TEKS 1:

Proses membaca berita yang berjudul Ponsel Tertinggal, Pesawat Kembali Mendarat dapat saya runtutkan sebagai berikut: h. mempersiapkan bacaan i. j. menerapkan model membaca timbal balik menerapkan model membaca kalimat dan close reading

k. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh l. mulai memfokuskan pandangan mata ke kalimat pertama, kemudian ke kalimatkalimat selanjutnya hingga kalimat terakhir m. menangkap dan memahami informasi secara intensif n. mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca berita, saya menemukan beberapa informasi yang terdapat dalam berita tersebut. Informasi-informasi itu di antaranya: g. Sebuah pesawat Air France dengan nomor penerbangan AF639, terpaksa kembali mendarat di Bandara Houston, Amerika Serikat h. Kejadian itu terjadi pada Selasa, 3 Januari 2012
142

i. Pesawat berhenti selama 30 menit j. Pesawat mendarat setelah ditemukannya sebuah telepon genggam yang diduga milik penumpang sebelumnya k. Sebagai dampak atas kejadian tersebut, pesawat terlambat 6 jam dari jadwal semestinya l. Kejadian tersebut bukan yang pertama, sebab pada Oktober 2011 lalu terjadi hal yang serupa, pada saat itu yang tertinggal adalah sebuah kopor Berdasarkan informasi yang berhasil saya tangkap, saya mencoba mengkritisi dan memberikan gagasan baru mengenai berita tersebut, di antaranya: d. Kejadian tersebut sangat langka terjadi di Indonesia mengingat watak oknum manusia Indonesia yang cenderung kurang bertanggung jawab e. Jika kejadian tersebut terjadi di Indonesia, kemungkinan besar yang terjadi adalah ponsel diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab f. Di Amerika sistem dan kinerja di bandara sangat bagus, yaitu dengan menggunakan prosedur-prosedur yang baik, walaupun terjadi pendaratan darurat, prosedur yang sesuai tetap dilaksanakan, seperti ketepatan waktu dan pemeriksaan keamanan Selain beberapa informasi yang saya dapat dari berita tersebut, saya juga akan memberikan kritik terhadap penulisan bertita, kritik tersebut di antaranya: c. Di dalam berita tidak terdapat pernyataan dari salah seorang saksi yang terlibat dalam kejadian tersebut, sehingga fakta yang terjadi terkesan kurang kuat d. Paragraf terakhir dalam berita tidak padu, seharusnya diberi kalimat atau paragraf penghubung agar antara satu paragraf terakhir dengan paragraf sebelumnya saling berkaitan

143

TEKS 2: Proses membaca artikel yang berjudul Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia Pra Dan Pasca Runtuhnya Orde dapat saya runtutkan sebagai berikut: m. mempersiapkan bacaan n. menerapkan model membaca timbal balik o. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading p. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh q. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel r. s. t. menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri u. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami v. membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca w. menangkap dan memahami informasi secara intensif x. mengingat dan mencatat informasi penting Setelah melakukan proses membaca artikel, saya menemukan beberapa informasi yang terdapat dalam berita tersebut. Informasi-informasi itu di antaranya: f. Kerusuhan sosial yang terjadi di masyarakat, menurut para pakar sosial, disebabkan karena adanya kesenjangan sosial g. Kesenjangan sosial merupakan ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia

144

h. Kesenjangan sosial terjadi karena dua faktor, yaitu internal (dari dalam diri manusia0 hal ini berupa rendahnya sumber daya manusia, yang kedua adalah faktor eksternal (luar diri manusia) misalnya mengenai kebijakan pemerintah dan birokrasi i. Masih terjadi perdebatan antara faktor mana yang paling kuat menjadi penyebab kemiskinan, hal ini disebabkan karena banyaknya pihak-pihak yang mengungkapkan hal ini atas dasar kepentingan subjektif j. Munurut beberapa ahli, kesenjangan sosial juga disebabkan karena adanya himpitan struktural, yaitu si miskin cenderung stagnan berada di garisnya hal ini bukan karena mereka tidak berusaha, tetapi seolah seperti ada sistem terstruktur yang mengahalangi si miskin untuk berkembang Berdasarkan informasi yang berhasil saya tangkap, saya mencoba mengkritisi dan memberikan gagasan baru mengenai berita tersebut, di antaranya: f. Seharusnya para pakar ekonomi dan sosial, khusunya sarjana-sarjana muda, memiliki ide-ide baru yang dapat menanggulangi kesenjangan sosial g. Para pakar tidak mengeluarkan pernyataan profokatif dan subjektif agar tidak memperkeruh suasana h. Perlu dibentuk birokrasi khusus untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial di Indonesia, karena kemiskinan dan kesenjangan sosial di Indonesia sudah terlalu mendarah daging i. Perlunya perlindungan riil kepada si miskin, karena perlindungan berupa undangundang hanya merupakan formalitas belaka, pemerintah daerah seharusnya lebih memerhatikan hal tersebut j. Pembenahan sumber daya manusia perlu dilakukan dengan baik tanpa intervensi dari kepentingan pihak apapun

145

Selain beberapa informasi yang saya dapat dari berita tersebut, saya juga akan memberikan kritik terhadap penulisan bertita, kritik tersebut di antaranya: c. Paragraf awal kurang mengungkapkan latar belakang penulisan, sehingga pembaca kurang memiliki kerangka berpikir d. Penyertaan sumber cukup jelas, yaitu berdasar pernyataan para ahli

TEKS 3: Proses membaca berita yang berjudul Jubir: Presiden Sudah Benar dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh

h. menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri i. j. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca

k. menangkap dan memahami informasi secara intensif l. mengingat dan mencatat informasi penting

146

Setelah melakukan proses membaca berita, saya menemukan beberapa informasi yang terdapat dalam berita tersebut. Informasi-informasi itu di antaranya:

a. Juru bicara presiden menampik tudingan bahwa Presiden Susilo Bambang


Yudhoyono naif karena mengingatkan para elit politik agar tidak membuat kegaduhan politik yang membuat masyarakat tidak tenang dan menciptakan demokrasi yang kurang baik selama 2012

b. Juru bicara preseden menganggap demokrasi politik yang stabil tidak dapat dijalankan jika kondisi politik mengalami kegaduhan c. Menurut juru bicara politik, pemerintah disamping mengurusi kegaduhan politik di dalam negeri juga mengatasi kondisi ekonomi mancanegara
Berdasarkan informasi yang berhasil saya tangkap, saya mencoba mengkritisi dan memberikan gagasan baru mengenai berita tersebut, di antaranya: a. Pernyataan jubir presiden pada berita tersebut tidak objektif, terlalu memihak kepada presiden tanpa memandang dari sisi yang berbeda b. Pemerintah seolah menampik semua tuduhan dan tidak bersikap legowo terhadap kritik c. Sebagai juru bicara sebaiknya menunjukkan sikap menerima dan memiliki sikap objektif dalam perilaku dan kata-kata yang diucapkan kepada media agar tidak terjadi kekecewaan sosial Selain beberapa informasi yang saya dapat dari berita tersebut, saya juga akan memberikan kritik terhadap penulisan bertita, kritik tersebut di antaranya: a. Terlalu banyak wawancara dan sedikit narasi, sebaiknya media menambah sedikit narasi atau menyisipkan opini penulis di dalamnya
147

b. Terlalu banyak opini dari seseorang yang terlalu subjektif sehingga berita terkesan tidak memiliki nilai kritis c. Media tidak menonjolkan pertentangan antara kaum elit politik dan masyarakat, hanya menampilkan sati sisi, yaitu dari elit politik saja

6.1.4 Kendala dan Solusi dalam Membaca Kritis dan Kreatif

TEKS 1:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model kalimat. Metode kalimat dipilih mengingat kita membaca intensif, jadi kita memusatkan perhatian pada kalimat demi kalimat agar mendapat informasi mengenai artikel secara optimal.

TEKS 2:

148

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Sedikit kesulitan adalah menerapkan metode SQ3R pada artikel tersebut, hal ini disebabkan karena sulitnya memprediksi pertanyaan yang jawabannya terdapat pada bacaan.

TEKS 3 Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Sedikit kesulitan adalah menerapkan metode SQ3R pada artikel tersebut, hal ini disebabkan karena sulitnya memprediksi pertanyaan yang jawabannya terdapat pada bacaan.

149

BAB 7 PRAKTIK MEMBACA SURVAI

7.1

Praktik Membaca Survai

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca survai, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca survai.

7.1.1 Bacaan BUKU 1: Buku yang saya gunakan untuk praktik membaca survai yang pertama adalah buku Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda karya Muhammad Isa Dawud.

150

BUKU 2: Buku kedua yang saya gunakan untuk praktik membaca survai adalah novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas karya V. S. Naipaul.

151

BUKU 3:

Buku ketiga yang saya gunakan untuk praktik membaca survai adalah Elementary Forms of The Religious Life karya Emile Durkheim.

The

7.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Survai

BUKU 1: Pada saat melakukan proses membaca buku yang berjudul Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda saya menggunakan metode membaca ekstensif dengan menggunakan teknik survai, sebab tujuan saya adalah hanya untuk mengetahui gambaran buku tersebut secara umum.

152

Proses membaca buku berjudul Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda, dapat saya uraikan sebagai berikut:

g. Mempersiapkan bacaan h. Menerapkan teknik membaca survai i. Mensurvai judul buku j. Mensurvai isi buku k. Mensurvai bagian akhir buku l. Membuat hasil survai Berdasarkan buku Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda, laporan yang dapat saya tulis adalah sebagai berikut:

h. Survai Judul

Dari hasil mensurvai halaman judul, diperoleh hasil sebagai berikut:

vi. vii. viii. ix. x.

Judul Buku Pengarang Penerbit Tempat Terbit Tahun Terbit

: Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda : Muhammad Isa Dawud : Pustaka Hidayah : Bandung : Cetakan keenam, November 1997

i. Survai Isi

Bagian yang saya survai meliputi daftar bacaan, daftar isi, judul tiap bab, subjudul, dan gambar. Dari hasil survai tersebut, saya mendapat hasil sebagai berikut:

iii.

Buku ni terdiri atas 217 halaman yang terdiri atas 5 bab pembahasan

153

iv.

Buku ini terdiri atas 5 bab, pada masing-masing bab dijelaskan seputar Dajjal mulai dari sejarah munculnya hingga berbagai misteri yang terkait dengan Dajjal di masa kini

j. Survai Bagian Akhir

Buku ini menyediakan tujuh hakikat yang menyangkut fakta-fakta yang terjadi di masa kini menyangkut kemunculan atau bukti keberadaan Dajjal atau pengikutpengikutnya.

k. Hasil Survai

Berdasarkan hasil survai secara keseluruhan, laporan hasil survai adalah sebagai berikut: x. xi. xii. xiii. xiv. xv. xvi. Halaman Judul Persembahan Daftar Isi Pengantar (halaman 11) Bab I Bab II : Latar Belakang Penulisan Buku (halaman 17) : Dajjal di Negeri-Negeri Bertetangga (Laut Setan) (halaman 89)

Bab III : Benteng Dajjal di Segitiga Bermuda dan Masalah Mesir (halaman 109)

xvii.

Bab IV : Bajak Laut Terbesar: Dibalik Misteri Segitiga Bermuda dan Piring Terbang (halaman 131)

xviii.

Tujuh Hakikat (halaman 157)

BUKU 2:

154

Pada saat melakukan proses membaca novel yang berjudul Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas saya menggunakan metode membaca ekstensif dengan menggunakan teknik survai, sebab tujuan saya adalah hanya untuk mengetahui gambaran buku tersebut secara umum. Proses membaca novel berjudul Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas, dapat saya uraikan sebagai berikut:

g. Mempersiapkan bacaan h. Menerapkan teknik membaca survai i. Mensurvai judul buku j. Mensurvai isi buku k. Mensurvai bagian akhir buku l. Membuat hasil survai Berdasarkan novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas, laporan yang dapat saya tulis adalah sebagai berikut:

b. Survai Judul

Dari hasil mensurvai halaman judul, diperoleh hasil sebagai berikut:

vi. vii. viii. ix. x.

Judul Novel Pengarang Penerbit

: Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas : V. S. Naipaul : Pendulum

Tempat Terbit : Jakarta Pusat Tahun Terbit : Cetakan pertama, Januari 2004
155

l. Survai Isi

Bagian yang saya survai meliputi daftar bacaan, daftar isi, judul tiap bab, subjudul, dan gambar. Dari hasil survai tersebut, saya mendapat hasil sebagai berikut:

iii. iv.

Novel ni terdiri atas 634 halaman yang terdiri atas 2 bagian, serta epilog Novel ini terdiri atas 2 bagian, pada bagian pertama dijelaskan mengenai awal mula kehidupan Biswas muda mulai dari desa tempat ia tinggal hingga Biswas beranjak dewasa, pada bagian kedua novel diceritakan mengenai kehidupan Biswas yang keras dan penuh perjuangan serta harapan akan sebuah rumah yang layak untuk dihuni dia beserta keluarganya

m. Survai Bagian Akhir

Pada epilog buku dijelaskan mengenai kehidupan sepeninggal Biswas, mengenai kota tempat ia tinggal dan kehidupan Shama, istri Biswas.

n. Hasil Survai

Berdasarkan hasil survai secara keseluruhan, laporan hasil survai adalah sebagai berikut: xviii. xix. xx. xxi. xxii. xxiii. xxiv. Halaman Judul Daftar Isi (halaman 9) Prolog (halaman 11) (Bagian Satu) Desa yang Makmur (halaman 23) Sebelum dengan Keluarga Tulsi (halaman 51) Keluarga Tulsi (halaman 93) Desa yang Ramai (halaman 159)

156

xxv. xxvi. xxvii. xxviii. xxix. xxx. xxxi. xxxii. xxxiii. xxxiv.

Lembah Hijau (halaman 229) Keberangkatan (halaman 321) (Bagian Dua) Pemandangan yang Menakjubkan (halaman 337) Rezim Baru (halaman 395) Petualangan di Shorthills (halaman 423) Di Antara Pembaca dan Pelajar (halaman 467) Kehampaan (halaman 529) Revolusi (halaman 571) Rumah (halaman 613) Epilog (halaman 629)

BUKU 3: Pada saat melakukan proses membaca buku yang berjudul The Elementary Forms of The Religious Life saya menggunakan metode membaca ekstensif dengan menggunakan teknik survai, sebab tujuan saya adalah hanya untuk mengetahui gambaran buku tersebut secara umum. Proses membaca buku berjudul The Elementary Forms of The Religious Life, dapat saya uraikan sebagai berikut:

a. Mempersiapkan bacaan b. Menerapkan teknik membaca survai c. Mensurvai judul buku d. Mensurvai isi buku e. Mensurvai bagian akhir buku
157

f. Membuat hasil survai Berdasarkan buku The Elementary Forms of The Religious Life, laporan yang dapat saya tulis adalah sebagai berikut:

a. Survai Judul

Dari hasil mensurvai halaman judul, diperoleh hasil sebagai berikut:

i. ii. iii. iv. v.

Judul Buku Pengarang Penerbit Tempat Terbi t Tahun Terbit

: The Elementary Forms of The Religious Life : Emile Durkheim : IRCiSoD : Jogjakarta : Cetakan pertama, Oktober 2011

b. Survai Isi

Bagian yang saya survai meliputi daftar bacaan, daftar isi, judul tiap bab, subjudul, dan gambar. Dari hasil survai tersebut, saya mendapat hasil sebagai berikut:

i.

Buku ni terdiri atas 639 halaman yang terdiri atas 3 bab, halaman kesimpulan, dan indeks

xi.

Buku ini terdiri atas 3 bab, diawali dengan sekapur sirih yang berisi tentang pendahuluan atau pengarahan kerangka berpikir pembaca terhadap isi buku, di dalam bab per bab dibahas secara detail mengenai berbagai macam bentuk dasar agama yang berkaitan dengan tata kehidupan, selanjutnya terdapat halaman simpulan yang memuat intisari buku, kemudian dilengkapi dengan indeks buku

158

c. Survai Bagian Akhir

Buku ini menjelaskan mengenai berbagai macam kepercayaan terhadap Tuhan dengan sudut pandang yang objektif, dibahas secara mendalam dan dikoherensikan dengan kehidupan masyarakat.

d. Hasil Survai

Berdasarkan hasil survai secara keseluruhan, laporan hasil survai adalah sebagai berikut: i. ii. iii. iv. v. Halaman Judul Sekapur Sirih (halaman 5) Daftar Isi (halaman 14) Pendahuluan (halaman 17) Bab I (Buku Satu) : Definisi Fenomena Religius dan Definisi Agama (halaman 47) vi. vii. Bab II : Pendapat-pendapat Ulama tentang Agama Elementer (halaman 81) Bab III : Pendapat-pendapat Ulama tentang Agama Elementer (lanjutan) (halaman 113) viii. Bab IV : Totemisme sebagai Agama Elementer (Ulasan terhadap Beberapa Pertanyaan dan Metode Penjabarannya) (halaman 135) ix. Bab I (Buku Dua): Kepercayaan-kepercayaan Totemik yang Mendasar: Totem sebagai Nama dan Sebagai Lambang (halaman 153) x. Bab II: ): Kepercayaan-kepercayaan Totemik yang Mendasar (lanjutan) (halaman 191) xi. Bab III: Kepercayaan-kepercayaan Totemik yang Mendasar (lanjutan): Sistem Kosmologis Totemisme dan Konsep tentang Jenis (halaman 211)
159

xii.

Bab IV: Kepercayaan-kepercayaan Totemik yang Mendasar (terakhir): Totem Individu dan Totem Seksual (halaman 235)

xiii.

Bab V: Asal Mula Kepercayaan-kepercayaan Tadi: Telaah Kritis atas Teoriteori yang Dikemukakan (halaman 251)

xiv.

Bab VI: Asal Muasal Kepercayaan Ini (lanjutan): Konsep tentang Prinsip Totemik atau Mana dan Ide tentang Kekuatan (halaman 279)

xv.

Bab VII: Asal Muasal Kepercaan Ini (kesimpulan): Asal Mula Prinsip Totemik atau Mana (halaman 303)

xvi. xvii. xviii. xix. xx.

Bab VIII: Konsep tentang Jiwa (halaman 353) Bab IX: Konsep tentang Roh dan Dewa Dewi (halaman 399) Bab I (Buku Tiga): Pemujaan Negatif dan Fungsi-fungsinya (halaman 433) Bab II: Pemujaan Positif Elemen-elemen Pemujaan (halaman 471) Bab III: Pemujaan Positif (lanjutan): Ritus-ritus Mimetik dan Prinsip Kasualitas (halaman 505)

xxi.

Bab

IV: Pemujaan

Positif (lanjutan): Ritus-ritus Representatif dan

Kommemoratif (peringatan) (halaman 531) xxii. Bab V: Ritus-ritus Piakular dan Kerancuan Konsep tentang yang Sakral (halaman 557) xxiii. xxiv. Kesimpulan (halaman 593) Indeks (halaman 639)

7.1.3 Kendala dan Solusi dalam Survai

BUKU 1:

160

Kesulitan yang saya alami selama proses membaca adalah mengenai kurangnya referensi yang memadai terkait dengan istilah atau kejadian yang terjadi yang diungkapkan dalam buku, sehingga pemahaman terhadap isi buku kurang optimal. Selain itu, mata yang lelah juga menyebabkan gangguan terhadap konsentrasi pada saat membaca.

BUKU 2: Kesulitan yang saya alami adalah menempatkan posisi saya atau dapat dikatakan pola pikir saya terhadap novel tersebut, karena nover tersebut merupakan novel terjemahan, pemaparan dan pendeskripsian di dalamnya berbeda dengan latar yang ada di Indonesia.

BUKU 3: Kesulitan yang saya alami selama proses membaca adalah mengenai kurangnya referensi yang memadai terkait dengan istilah atau kejadian yang terjadi yang diungkapkan dalam buku, sehingga pemahaman terhadap isi buku kurang optimal. Selain itu, mata yang lelah juga menyebabkan gangguan terhadap konsentrasi pada saat membaca.

161

BAB 8 PRAKTIK MEMBACA SCANNING

8.1

Praktik Membaca Scanning

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca scanning, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca scanning.

8.1.1 Bacaan TEKS 1:

Sejarah Biola

wikipedia.com

Alat musik dawai yang mula-mula biasanya dimainkan dengan cara dipetik (misalnya harpa tangan Yunani). Alat musik gesek diperkirakan berasal dari budaya penunggang kuda di kawasan Asia tengah, contohnya alat musik bangsa Mongolia Morin huur. Alat musik gesek berdawai dua bangsa Turkik dan Mongolia dawainya dari surai kuda, dimainkan dengan busur surai kuda, dan memiliki ukiran kepala kuda di bagian kepalanya. Biola, viola, dan cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda, adalah peninggalan bangsa nomaden tersebut.

162

Dipercayai bahwa alat musik mula-mula tersebut dibawa ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah; di tempat-tempat tersebut mereka menyesuaikan dengan lingkungannya dan berkembang menjadi alat musik erhu, esra, harpa tangan Bizantium, dan rebab. Biola dalam bentuk modern bermula dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera.

Biola Eropa modern dipengaruhi oleh berbagai alat musik, terutama dari Timur Tengah dan Bizantium. Tiga jenis alat musik mula-mula yang biasanya disebut sebagai cikalbakal biola adalah rebec (yang diturunkan dari harpa tangan Bizantium dan rebab), vielle (biola abad Renaisans), dan lira da braccio (yang juga diturunkan dari harpa tangan Bizantium). Salah satu deskripsi terawal tentang biola, termasuk cara penyetelannya, ada di dalam Epitome musical karya Jambe de Fer, yang diterbitkan di Lyon pada 1556. Perlahanlahan biola mulai menyebar ke seluruh Eropa.

Biola tertua yang pernah dicatat yang memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555, walaupun tahun tepatnya diragukan. (Biola yang lebih awal hanya memiliki tiga senar, disebut violetta.) Biola seketika menjadi populer, baik di antara para pemusik jalanan maupun para bangsawan, terbukti bahwa raja Perancis Charles IX menyuruh Amati untuk membuat 24 biola untuknya pada tahun 1560. Biola tertua yang masih ada saat ini adalah salah satu dari ke-24 biola ini, dan diberi nama "Charles IX", dibuat di Cremona c. 1560. Biola zaman Renaisans yang paling bagus dengan ukiran dan hiasan adalah Gasparo da Sal (1574 c.) yang pertama-tama dimiliki oleh Ferdinand II, Adipati Agung Austria, dan selanjutnya, sejak 1841, oleh virtuoso Norwegia Ole Bull, yang menggunakannya selama empat puluh tahun dan ribuan konser. Saat ini biola tersebut berada di Vestlandske Kustindustrimuseum di Bergen, Norwegia. "The Messiah" atau "Le Messie"

163

(juga dikenal sebagai "Salabue") yang dibuat oleh Antonio Stradivari pada 1716 belum pernah sekalipun dipakai. Biola tersebut berada di Museum Ashmolean di Oxford.

Terjadi perubahan yang cukup besar pada pembuatan biola pada abad ke-18, terutama dalam hal panjang dan sudut leher biola. Mayoritas alat musik yang lama telah diperbarui sesuai standar yan baru ini, dan maka dari itu jelas berbeda dari keadaan alat musik tersebut ketika diselesaikan oleh seniman pembuat biola, termasuk perbedaan dalam hal suara dan respons. Namun alat-alat musik ini dengan kondisi mereka pada saat ini menjadi standar kesempurnaan pada seni pembuatan biola dan suara biola, dan pembuat biola di seluruh dunia berusaha untuk mendekati ideal tersebut sedapat mungkin.

Hingga hari ini, alat musik dari "Jaman Keemasan" pembuatan biola, terutama yang dibuat oleh Stradivari dan Guarneri del Ges, adalah alat-alat musik yang paling diburu oleh kolektor dan pemain biola. Rekor harga biola saat ini untuk biola Stradivari adalah AS$3.544.000 dalam sebuah lelang pada 16 Mei 2006. Semua biola Stradivarius memiliki nama unik; biola termahal Stradivari bernama "Hammer" ("Palu") yang dibuat pada tahun 1707.

164

TEKS 2:

Efek Negatif Pemakaian High Heel

Beautydaily.com

Kebanyakan wanita gemar memakai high heels, karena membuat mereka tampil anggun dan menarik. Namun yang perlu Anda ketahui, memakai high heels ternyata juga memiliki dampak negative pada tubuh. Bayangkan saja, ketika Anda melangkah satu kali dengan menggunakan high heels, 25% dari berat badan harus disangga oleh kaki. Normalnya, 50% berat tubuh disangga oleh tumit, 15% oleh ibu jari, 35% oleh sisanya. Saat Anda menggunakan high heels, berat badan tubuh yang tidak disangga dengan semestinya, yang pada akhirnya akan menyebabkan nyeri atau sakit pada kaki.

Efek buruk yang paling sering terjadi adalah bengkak pada jari kaki hingga menyebabkan peradangan, terutama ibu jari. Ketika pusat gravitasi bergerak maju ke arah ujung kaki, jempol kaki akan membagi tumpuannya pada kaki kedua, dalam jangka waktu lama hal ini dapat menyebabkan jaringan dikitarnya membengkak dan meradang. Apabila Anda menyadari terjadi pembengkakan ringan pada ibu jari, efek pembengkakan lebih lanjut bisa diatasi dengan mengganti sepatu. Namun jika sudut di mana jempol kaki menekuk terlalu besar atau rasa sakit terlalu besar, maka Anda perlu pergi ke dokter spesialis.

Pembengkakan pada ibu jari memiliki tingkat kekambuhan rendah setelah osteotomy, yakni dengan meluruskan tulang ibu jari dan jaringan di sekitarnya, dan setelah dua atau tiga bulan masa penyembuhan, Anda bisa kembali mengenakan sepatu biasa. Untuk menghadiri hal tersebut, sebaiknya gunakan high heel dengan tinggi tidak lebih dari 5 cm atau tidak menggunakan high heels selama lebih dari dua jam. Karena high heels memaksa massa tubuh untuk bergerak ke depan, hal tersebut akan berefek tidak hanya pada kaki tapi juga tulang
165

belakang karena saat menggunakan high heels, kerja tulang belakang akan berat untuk menjaga keseimbangan. Gangguan keseimbangan akan berakibat pada nyeri atau sakit pada tulang belakang dan sciatica atau linu pinggul. Ketika Anda memakai high heels, sebaiknya Anda melepaskannya sebentar sesekali untuk memberikan kaki ruang untuk bernafas, walaupun hanya sebentar.

TEKS 3:

Nyeri, Sakit Kepala, dan Pusing

kompasiana.com

Nyeri Kepala atau dikenal dalam bahasa medisnya cephalgia/sefalgi adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah, juga leher/tengkuk (leher bagian belakang). Pusing adalah rasa berputar yang dirasakan oleh penderita, tanpa disertai rasa nyeri/sakit, hanya rasa berputar saja, yang banyak digambarkan pada penderita sebagai, bila melihat sekelilingnya merasa berputar semua, goyang, terhuyung huyung, bahkan dampak dari ini semua dapat menyebabkan rasa mual hingga muntah dan yang paling parah bisa pingsan beberapa saat dan setelah sadar kembali bisanya penderita berkeringat banyak seperti habis berolah raga (mandi keringat), kadang pada beberapa kasus diikuti rasa mules dan melilit seperti ingin buang air besar. Ini semua merupakan manifestasi dari berbagai gangguan atau penyakit di bidang Neurologi (Syaraf), Otologi (Telinga), Kardiologi (Jantung), Psikiatri (Kejiwaan) atau kelainan Iatrogenik (Penyebab yang tidak

diketahui/unknown/idiopatik). Jadi sekarang sedikit jelas ya, perbedaan pemahaman dari kedua keluhan ini, karena memang secara patofisiologi penyebabnya sangat berbeda, sehingga cara
166

penanganannya juga berbeda pula, sehingga banyak ditemukan pada pasien, merasa sudah berobat ke dokter namun keluhannya belum juga hilang, kemungkinan besar panyebabnya adalah salah memberikan informasi kepada dokter, sehingga obat yang diberikan pun kurang tepat sasaran. Sesungguhnya kedua keluhan ini tidak termasuk dalam kategori penyakit, sebab dalam kedokteran yang disebut penyakit/disease adalah keadaan yang ditentukan atas dasar adanya kelainan, baik itu secara etiologi/penyebab( bakteri, virus dan kuman lainnya), lokasi/organ yang terkena jelas, dan diikuti gejala/keluhan/symptom lain yang mendukung penegakkan diagnosis penyakit tersebut (gejala klinik). Nah kedua keluhan ini, nyeri kepala dan pusing, masuk dalam kelompok gejala klinik atau dikenal dalam bahasa medis disebut symptom (gejala yang memperlihatkan tandatanda). Jadi jelas ya, bahwa kedua keluhan ini bukan penyakit namun sebuah gejala/symptom yang merupakan akibat adanya manifestasi dari sebuah penyakit. Mari sekarang kita bahas secara rinci, dari kedua keluhan ini, saya akan mencoba menjelaskan secara bahasa awam saja, karena memang banyak sekali kaitannya yang selalu menggunakan bahasa aslinya yaitu bahasa anatomi atau bahasa latin. NYERI KEPALA Gambaran klinik/symptomnya meliputi : Lamanya serangan, berkaitan dengan waktu timbulnya serangan. Bentuk serangan (paroksismal, periodic atau terus menerus) Lokasi nyeri ( separuh kepala, seluruh kepala, didepan dan dibelakang kepala dan lain lain)
167

Sifat nyeri (berdenyut-denyut, rasa berat, menusuk-nusuk, seperti dipukul benda keras dan lain lain) Prodromal Ada/tidaknya faktor presipitasi, faktor yang mengurangi (seperti kalau dibawa tidur agak enakan) atau memperberat nyeri kepala (seperti kalau batuk tambah nyut-nyut, atau kalau buang air besar dengan mengedan keras tambah nyut-nyut) Faktor stress/emosional, ada/tidaknya riwayat keluarga, ada/tidaknya riwayat trauma kepala/ benturan kepala. Ada/tidaknya faktor penyakit medis (peradangan selaput otak, tekanan darah

tinggi/hypertensi, demam typhoid/tyfus, sinusitis, glaucoma/tekanan bola mata tinggi, gangguan tajam penglihatan mata/visus, pola haid pada wanita, riwayat alergi dan lain lain. Ada/tidaknya riwayat penggunaan obat obatan medis (analgetik, narkotik, penenang, vasodilator) atau non medis (herbal/rempah rempah, jamu-jamuan) Dan gejala penyerta lainnya. Nah dari gambaran klinis inilah seorang dokter, dapat menentukan masuk kelompok yang mana dari jenis nyeri kepala si pasiennya. Jadi bila para pembaca pernah mengalami keluhan nyeri kepala ini, maka sedikitnya kesepuluh poin di atas sampaikan kepada dokter yang memeriksanya, agar pengobatan yang diberikan menjadi tepat sasaran. Tapi disamping keluhan yang ditanyakan dokter pada pasien (anamnesis), dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan keluhan yang disampaikan, biarlah wilayah pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan keluhan yang anda sampaikan menjadi
168

tugasnya si dokter, karena di kesempatan ini belum perlu sekali saya membahasnya, karena terlalu sangat tekhnis medis sekali, namun yang penting tujuan pengobatan yang mengarah kepada penyembuhan akan tercapai. Lalu apakah nyeri kepala ini berdasarkan kesepuluh poin diatas akan terbagi atas berbagai jenis/macamnya dok? Jawabannya, Ya!, betul sekali, makanya kami mengelompokkan berbagai jenis/macam nyeri kepala ini berdasarkan gambaran klinisnya dan juga berdasarkan penyebab yang memungkinkan timbulnya nyeri kepala ini. Jenis jenis sakit kepala dan tanda tanda lain yang menyertainya : Migrain Umum; sifat nyeri berdenyut (nyut-nyutan), lokasinya bisa unilateral/sebelah saja atau bilateral/ keduabelah sisi, lamanya nyeri antara 6 s/d 48 jam, frekuensinya sporadic/beberapa kali dalam sebulan, gejala penyerta mual, muntah, malaise/lemas, fotofobia/takut cahaya/mudah silau. Migrain Klasik; sifat nyeri berdenyut (nyut-nyutan), lokasinya unilateral/sebelah sisi saja, lamanya nyeri antara 3 s/d 12 jam, frekuensinya sporadic/beberapa kali dalam sebulan, gejala penyerta prodromal visual, mual, muntah, malaise dan fotofobia. Cluster/klaster; sifat nyeri tajam, menjemukan, lokasinya unilateral dan orbital(seputar mata), lamanya nyeri antara 15 menit s/d 120 menit, frekuensinya serangan berkelompok dengan remisi lama, gejala penyerta lakrimasi ipsilateral(mata berair pada sisi yang sama dari nyeri kepala yang timbul), wajah merah, hidung tersumbat/horner. Type Tegang; sifat nyeri tumpul, seperti ditekan, lokasinya difus/merata atau bilateral, lama nyerinya terus menerus, frekuensinya konstan, gejala penyerta depresi, ansietas/gelisah.

169

Neuralgia trigeminus; sifat nyeri ditusuk-tusuk, lokasinya dermatom saraf ke- 5/sesuai perjalanan syaraf trigeminus/syarafke-5, lamanya nyeri singkat antara 15 s/d 60 detik, frekuensinya beberapa kali dalam sehari, gejala peyerta sesuai zona pemicu nyeri. Atipikal/Atypic ; sifat nyeri tumpul, lokasinya unilateral/bilateral, lamanya nyeri terus menerus, frekuensinya konstan, gejala penyerta depresi kadang kadang psikosis. Sinus; sifat nyeri tumpul/tajam, lokasinya diatas sinus/rongga hidung diantara 2 alis mata, lamanya nyeri bervariasi, frekuensinya sporadic atau konstan, gejala penyerta rinore/hidung berair/meler/pilek. Lesi desak ruang; sifat nyeri bervariasi, lokasinya unilateral(fase awal) dan bilateral(fase lanjut), lamanya nyeri bervariasi dan progresif, frekuensinya bervariasi dan semakin sering, gejala penyerta papil-edema/membengkaknya syaraf dalam bola mata, deficit neurology fokal, gangguan kesadaran/mental/perilkaku, kejang, muntah proyektil/menyembur dan lain lain. Setelah kita tahu jenis jenis nyeri kepala ini, lalu bila kita menjumpai salah satunya, apa dok yang harus dilakukan untuk mengatasinya? Jawabanya : untuk nyeri kepala yang sifatnya ringan, tak ada riwayat benturan kepala dan penyebab lain yang mungkin bisa diperkirakan oleh penderita, maka bisa dicoba dulu dengan meminum air manis/gula dan segera berbaring untuk istirahat, bila belum berkurang, dapat dicoba dengan meminum obat obatan bebas penghilang rasa nyeri, seperti Paramex, Oskadon, Bodrex dan lain sebagainya, namun sebaiknya diminum sesudah makan dan jangan melebihi dosis 3 x 1 sehari atau sesuai dosis yang dianjurkan. Kalau dengan upaya diatas belum juga ada perbaikan dok dan setelah seharian penuh masih juga nyeri kepala, apa yang harus dilakukan?

170

Jawabannya : cepat segera memeriksakan diri ke dokter, terutama bila diikuti gejalagejala penyerta seperti muntah yang menyembur, ada riwayat hingga pingsan/hilang kesadaran, ada riwayat benturan kepala, atau kalau nyeri kepala ini datangnya medadak sekali atau sepeti langganan, dan biasanya pasien bisa memperkirakan saat datangnya nyeri kepala ini, maka segeralah konsultasikan kepada dokter anda untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. PUSING Gambaran klinis/symptomnya meliputi : Searangan mendadak atau perlahan dari rasa berputar (dikenal sebagai vertigo), dan berlangsung lama disertai rasa mual hingga muntah, muka pucat pasi. Gejala dipicu/diperberat dengan adanya pergerakan kepala atau perubahan posisi, sehingga pasien merasa lebih suka diam tidak mau bergerak di tempat tidur. Sifat/rasa berputar tidak bisa hilang dengan pengobatan anti nyeri/penghilang nyeri. Biasanya saat serangan datang, penderita sering memejamkan mata, guna mengurangi efek rasa berputar yang membuatnya timbul rasa mual hingga muntah. Penderita menjadi irritable/sensitive terhadap segala rangsang, termasuk gerakan sekecil apapun. Penderita menjadi sulit tidur, dan dengan keadaan sulit tidur ini makin memperberat keadaan pusingnya dan rasa berputarnya semakin menjadi. Jenis jenis/macam dari pusing : Type vestibulair; rasa berputar yang bersifat satu sisi/unidireksional, yang terjadi akibat gangguan vestibulair perifer unilateral akut (gangguan labirin/cairan dalam rumah siput didalam rongga telinga bagian dalam).
171

Type nystagmus semisirkularis-okuler; rasa berputar yang bersifat eksitasi sesuai perjalanan refleks kanalis semisirkularis-okuler ( terowongan syaraf reflek dari saraf bola mata yang berjalan melingkar). Type nystagmus sentral; rasa berputar yang berupbah arah pada berbagai arah pandangan (nystagmus multidireksional, lebih sering ditemukan pada kasus intoksikasi/keracunan seperti keracunan obat atau mahan makanan yang mengadung racun. (catatan: maaf saya sulit sekali mencari padanan kata dalam bahasa Indonesianya). Setelah tahu dari jenis jenis pusing ini, bila kita mengalami salah satunya, apa yang harus kita lakukan dok untuk mengatasinya? Jawabannya : untuk sifat pusing dengan intensitas ringan dan belum diikuti rasa mual atau muntah, segera minum air manis hangat sesering mungkin, cepat berbaring ambil posisi yang paling nyaman, amati perkembangannya, apakah semakin baik atau semakin parah. Bila keadaannya belum membaik dan semakin parah, upaya apa yang harus kita lakukan dok? Jawabannya : bila sudah disertai rasa mual dan hingga muntah, segera minum obat anti mual seperi antimo, obat obat maag dan bila ada obat anti vertigo sepeti merislon, mediamer B-6, mertigo, stugeron dan lain lainnya. Bila dengan upaya itu, juga belum ada perbaikan dok, upaya apa lagi yang harus dilakukan? Jawabannya : Segeralah menghubungi dokter dan berobat kepadanya, untuk dilakukan evaluasi lebih mendalam dari kemungkinan kemungkinan penyebab yang ada, jangan menunda keadaan hingga berlarut larut, terutama dengan kasus berat yang disertai muntah

172

yang massif, ini akan memberi dampak negative atau bahaya yang paling mungkin kekurangan cairan dan elektrolit hingga hilangnya kesadaran/pingsan dan atau koma. Saya kira demikian dulu penjelasan sederhana dari saya, semoga bisa memberikan sedikit pemahaman yang mungkin bisa mendatangkan banyak manfaat, sehingga dapat mencegah kemungkinan kemungkinan yang tidak kita harapkan. Dan bila ada hal hal lain yang ingin ditanyakan kepada saya selaku penulis, baik yang berkaitan dengan thema kali ini atau diluar thema, yang mungkin para pembaca rasakan, dapat ditanyakan langsung kepada saya, InsyaAllah akan segera saya jawab pada hari yang sama, caranya mudah, bisa melalui kolom komentar/tanggapan, atau langsung

menekan/meng-klik tombol navigasi kirim pesan, langsung kepada saya bila menyangkut masalah yang sangat serius dan tidak ingin diketahui oleh khalayak ramai, saya akan mendedikasikan keilmuan yang saya geluti ini untuk memberikan pelayanan kesehatan, walaupun hanya sebatas konsultasi dua arah. Terima kasih saya haturkan semoga dapat diambil manfaatnya.

8.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Scanning

TEKS 1: Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Sejarah Biola, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit
173

pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 2:

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Efek Negatif Pemakaian High Heel, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas

174

Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 3: Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Nyeri, Sakit Kepala, dan Pusing, saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode kalimat. Merupakan cara membaca

175

bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

8.1.3 Proses Membaca Scanning

TEKS 1:

Proses membaca artikel yang berjudul Sejarah Biola dapat saya runtutkan sebagai berikut: l. mempersiapkan bacaan

m. menerapkan model membaca timbal balik n. menerapkan model membaca kalimat dan close reading o. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh p. mencatat kata-kata yang sulit untuk selanjutnya dicari dalam kamus q. melakukan teknik scanning r. s. temukan kata yang dicari perhatikan ejaan yang dicari di dalam kamus

176

t.

mencari kata dengan cara membuka halaman pertama yang mengandung huruf awal kata yang akan dicari

u. men-scan halaman per halaman v. membaca dengan teliti makna kata

Berdasarkan artikel Sejarah Biola, kata-kata yang belum saya pahami, saya cari maknanya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di antaranya: a. dawai kawat (yang halus) b. surai bulu pada tengkuk kuda atau singa

TEKS 2: Proses membaca artikel yang berjudul Efek Negatif Pemakaian High Heel dapat saya runtutkan sebagai berikut: l. mempersiapkan bacaan

m. menerapkan model membaca timbal balik n. menerapkan model membaca kalimat dan close reading o. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh p. mencatat kata-kata yang sulit untuk selanjutnya dicari dalam kamus q. melakukan teknik scanning r. s. temukan kata yang dicari perhatikan ejaan yang dicari di dalam kamus
177

t.

mencari kata dengan cara membuka halaman pertama yang mengandung huruf awal kata yang akan dicari

u. men-scan halaman per halaman v. membaca dengan teliti makna kata

Berdasarkan artikel tersebut, kata-kata yang belum saya pahami, saya cari maknanya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di antaranya: c. osteotomi meluruskan jari-jari d. skiatika linu atau nyeri pinggul TEKS 3: Proses membaca artikel yang berjudul Efek Negatif Pemakaian High Heel dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca kalimat dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. mencatat kata-kata yang sulit untuk selanjutnya dicari dalam kamus melakukan teknik scanning temukan kata yang dicari

h. perhatikan ejaan yang dicari di dalam kamus

178

i.

mencari kata dengan cara membuka halaman pertama yang mengandung huruf awal kata yang akan dicari

j.

men-scan halaman per halaman

k. membaca dengan teliti makna kata

Berdasarkan artikel tersebut, kata-kata yang belum saya pahami, saya cari maknanya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di antaranya: a. 8.1.4 Kendala dan Solusi dalam Membaca Scanning

TEKS 1:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Selain itu, tidak banyak kata-kata yang sulit dipahami, kosakata yang terdapat pada bacaan relatif mudah dan umum digunakan. Kecepatan membaca juga tidak diperhitungkan jika menggunakan teknik scanning. TEKS 2:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan.

179

Selain itu, tidak banyak kata-kata yang sulit dipahami, kosakata yang terdapat pada bacaan relatif mudah dan umum digunakan. Kecepatan membaca juga tidak diperhitungkan jika menggunakan teknik scanning

TEKS 3:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Selain itu, tidak banyak kata-kata yang sulit dipahami, kosakata yang terdapat pada bacaan relatif mudah dan umum digunakan. Kecepatan membaca juga tidak diperhitungkan jika menggunakan teknik scanning

180

BAB 9 PRAKTIK MEMBACA SKIMMING

9.1

Praktik Membaca Skimming

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca skimming, disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca mengenai praktik membaca skimming.

9.1.1 Bacaan TEKS 1: Kamar yang Harus dihindari Menurut Feng Shui blogdetik.com

Mungkin sudah Anda ketahui bahwa lahan ataupun kamar yang berbentuk L merupakan salah satu bentuk yang sebaiknya dihindari. Bentuk ini memungkinkan terjadinya formasi panah beracun atau sudut tajam yang berpotensi merusak energi dalam space yang digunakan, terutama sudut dimana terjadi pertemuan kedua bidang tersebut. Namun bagi Anda yang sudah terlanjur memiliki ruang dan lahan berbentuk ini, ataupun sudah dalam proses pembangunan, janganlah berkecil hati karena bentuk L tidaklah buruk sepenuhnya setelah disiasati dengan tips fengshui kamar sebagai berikut.

181

Tips fengshui yang paling sederhana berawal dari strategi untuk membagi lahan berbentuk L tersebut menjadi 2 bagian utama yang masing-masing membentuk persegi panjang, baik dengan menggunakan partisi sementara maupun dengan membangun dinding pemisah (yang tentunya dilengkapi dengan pintu), sehingga format lahan tidak berbentuk L lagi, melainkan 2 persegi panjang yang dihubungkan dengan sebuah pintu ataupun space partisi. Jika Anda menggunakan partisi, berdasarkan tips fengshui kamar pastikan juga bahwa sudut tajam yang terbentuk dari perpaduan 2 bidang tadi Anda samarkan dengan menggunakan misalnya pot/vas bunga yang cukup tinggi untuk menutupi sudut tajam, atau dengan menggantung dekorasi tanaman merambat yang juga menghilangkan kesan tajam sudut dinding tersebut. Adapun dampak buruk dari bentuk L ini dapat diredam bahkan diminimalisir sepenuhnya bila pintu masuk utama menuju ruang ini dipilih mewakili arah yang sesuai dan menguntungkan bagi penghuni, sehingga merubah denah dengan memindahkan pintu yang sebenarnya sudah sesuai arahnya dengan arah keberuntungan, sebaliknya akan memberikan dampak yang lebih tidak diinginkan. Namun perlu diketahui dalam tips fengshui untuk lahan yang berbentuk L maka tentu saja bangunan yang dapat dibangun akan mengalami kehilangan beberapa sektor, dan perlu diwaspadai bila sektor yang hilang tersebut adalah sektor keberuntungan.

182

TEKS 2:

Buah Manggis Berkhasiat Untuk Kesehatan dan Kecantikan

duniakita.com

Buah manggis tumbuh liar di hutan dan pegunungan dengan ketinggian pohon bias mencapai lebih dari 15 meter namun mempunyai masa berbuah yang membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun..Indonesia salah satu sentra penghasil manggis yang diekspor ke berbagai belahan dunia seperti Amerika dan Eropa.Ratu segala buah (queen of fruits), begitulah julukan orang-orang yang memahami khasiat buah manggis untuk kesehatan dan kecantikan. Rasanya yang manis, lezat dan lembut membuat buah manggis banyak disukai orang.

Yang paling utama dari buah manggis adalah kulitnya, sebab dalam kulitnya terdapat antioksidan yang merupakan kunci utama dalam mencegah penyakit. Menurut Dr. Sam Walters, Master dalam bidang biologi Sain dengan spesialisasi nutrisi manusia, penelitian badan-badan pengobatan di dunia menunjukkan bahwa buah manggis secara langsung menyembuhkan berbagai penyakit.Penelitian terbaru menemukan bahwa satu dari 4 rakyat Amerika Serikat mengidap kanker, dan 1 dari 5 orang akan meninggal dunia pada usia dini. Solusi terbaik dalah pencegahan. Mereka merawat banyak pengidap kanker dan mendetoksifikasi logam berat dengan buah manggis. Kulitnya yang mengandung Xanthone penyembuh kanker payudara, kanke paru-paru, kanker perut,leukemia, dll.

Mayoritas pasien yang dirawat merupakan penderita stadium 4 ke atas, mereka hanya mempunyai waktu 6-8 minggu untuk hidup. Ternyata manggis mampu mengembalikan hidup para pasien tersebut.Yang dibutuhkan tubuh adalah bahan biologis, bukan bahan kimia.

183

Zaman sekarang, kita sudah banyak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimiawi, bahan polutan dan bahan tiruan. Xanthone dapat menangkap radikal bebas dan mencegah kerusakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat.Menurut Dr. Ir. Raffi Paramawati (balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian), radikal bebas masuk melalui makanan yang kita konsumsi dan merupakan penyebab utama penyakit jantung, stroke, kanker,dsbnya. Antioksidan yang bernama Xanthone ini kadarnya mencapai 123,97 mg per ml.

Konsumsi manggis secara rutin membuat awet muda karena antioksidan super yang berfungsi menjaga serta memperbaiki sel-sel tubuh kita yang rusak dan menjadi lebih baik sebab manggis membantu menghancurkan semua penyakit dalam tubuh dan memperbaiki sisten antibody dalam tubuh kita. Seseorang yang masih muda kalau sedang menderita penyakit degeneratif kelihatannya seperti usia 60-an tahaun, tapi ketika sembuh setelah minum manggis wajahnya seperti umur 30-an tahun.

Menurut Dr. Berna Elya, Peneliti Departemen Farmasi Universitas Indonesia khasiat Xanthone bukan hanya antioksidan, tetapi juga antikanker. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi yang untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga bersifat apoptosis penghancur sel kanker. Xanthone mampu merawat bebrapa jenis kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dll. Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengartasi penyakit tuberculosis (TBC), asma, leukemia, antiinflamasi dan antidiare.Faedah lain manggis sebagai antijamur dan antibakteri penyebab jerawat.

Menurut Dr Berna, antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner dan mengatasi HIV, semua ini hanya sebagian kecil dari khasiat kulit manggis yang mengisi tong sampah.

184

Manggis tidak ada yang dibuang, daging buahnya, bijinya sampai kulitnya yang bias diekstrak menjadi antioksidan super. Manggis juga sangat baik untuk wanita, tetapi untuk wanita sedang hamil tidak boleh mengkonsumsiya. Untuk pencegahan, sebaiknya konsumsilah manggis setiap hari, buah berkhasiat untuk kesehatan manusia.

TEKS 3:

Pentingnya Pendidikan Karakter

momendix.wordpress.com

Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk 275 juta penduduk Indonesia Sebelum kita membahas topik ini lebih jauh lagi saya akan memberikan data dan fakta berikut: 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM

Sumber : Litbang Kompas

185

Kini setelah membaca fakta diatas, apa yang ada dipikran anda? Cobalah melihat lebih ke atas sedikit, lebih tepatnya judul artikel ini. Yah, itu adalah usulan saya untuk beberapa kasus yang membuat hati di dada kita terhentak membaca kelakuan para pejabat Negara. Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini. Bayangkan apa persaingan yang muncul ditahun 2021? Yang jelas itu akan menjadi beban kita dan orangtua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai belahan Negara di Dunia. Bahkan kita yang masih akan berkarya ditahun tersebut akan merasakan perasaan yang sama. Tuntutan kualitas sumber daya manusia pada tahun 2021 tentunya membutuhkan good character. Bagaimanapun juga, karakter adalah kunci keberhasilan individu. Dari sebuah penelitian di Amerika, 90 persen kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain itu, terdapat penelitian lain yang mengindikasikan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh emotional quotient. Bagaimana dengan bangsa kita? Bagaimana dengan penerus orang-orang yang sekarang sedang duduk dikursi penting pemerintahan negara ini dan yang duduk di kursi penting yang mengelola roda perekonomian negara ini? Apakah mereka sudah menunjukan kualitas karakter yang baik dan melegakan hati kita? Bisakah kita percaya, kelak tongkat

186

estafet kita serahkan pada mereka, maka mereka mampu menjalankan dengan baik atau justru sebaliknya? Dari sudut pandang psikologis, saya melihat terjadi penurunan kulaitas usia psikologis pada anak yang berusia 21 tahun pada tahun 20011, dengan anak yang berumur 21 pada tahun 2001. Maksud usia psikologis adalah usia kedewasaan, usia kelayakan dan kepantasan yang berbanding lurus dengan usia biologis. Jika anak sekarang usia 21 tahun seakan mereka seperti berumur 12 atau 11 tahun. Maaf jika ini mengejutkan dan menyakitkan. Walau tidak semua, tetapi kebanyakan saya temui memiliki kecenderungan seperti itu. Saya berulangkali bekerjasama dengan anak usia tersebut dan hasilnya kurang maksimal. Saya tidak kapok ber ulang-ulang bekerja sama dengan mereka. Dan secara tidak sengaja saya menemukan pola ini cenderung berulang, saya amati dan evaluasi perilaku dan karakter mereka. Kembali lagi ingat, disekolah pada umumnya tidak diberikan pendidikan untuk mengatasi persaingan pada dunia kerja. Sehingga ada survey yang mengatakan rata-rata setelah sekolah seorang anak perlu 5-7 tahun beradaptasi dengan dunia kerja dan rata-rata dalam 5-7 tahun tersebut pindah kerja sampai 3-5 kali. Hmm.. dan proses seperti ini sering disebut dengan proses mencari jati diri. Pertanyaan saya mencari diri itu didalam diri atau diluar diri? saya cocoknya kerja apa ya? Coba kerjain ini lah lalu kalau tidak cocok pindah ke lainnya. Kenapa tidak diajarkan disekolah, agar proses anak menjalani kehidupan di dunia yang sesungguhnya tidak mengalami hambatan bahkan tidak jarang yang putus asa karena tumbuh perasaan tidak mampu didalam dirinya dan seumur hidup keyakinannya yang salah. Baiklah kembali lagi ke topik, Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan terpenjara oleh

187

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme. Inilah tantangan kita bangsa Indonesia, sanggup?

9.1.2 Retorika Membaca yang Digunakan dalam Membaca Skimming

TEKS 1: Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Kamar yang Harus dihindari Menurut Feng Shui saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas

188

(MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Dengan menggunakan kedua

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode paragraf. Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah seluruh paragraf. Saya mengayunkan pandangan matan dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan sekaligus memahami maknanya. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 2:

Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Buah Manggis Bermanfaat untuk Kesehatan dan Kecantikan saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang
189

ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

TEKS 3: Pada saat melakukan proses membaca artikel yang berjudul Pentingnya Pendidikan Karakter saya menggabungkan beberapa jenis retorika membaca. Berhubung belum adanya pengetahuan atau dasar-dasar pemahaman terkait dengan artikel tersebut, awalnya saya menggunakan Metode Membaca Bawah Atas (MMBA). Setelah mendapat gambaran dan sedikit pemahaman mengenai artikel tersebut, saya mulai menerapkan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB). Artinya saya menggunakan dua metode dalam proses membaca artikel tersebut, yaitu Metode Membaca Bawah Atas (MMBA) dan Metode Membaca Atas
190

Bawah (MMAB). Dengan menggunakan kedua metode tersebut, artikel lebih mudah saya pahami.

Model Membaca Timbal Balik (MMTB) yang digunakan dalam proses membaca artikel di atas juga disertai dengan menerapkan metode SQ3R, yaitu metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari lima tahap yaitu suvey, question ,reading, recite, review. Yang pertama saya lakukan adalah meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel. Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Setelah itu, saya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey. Selanjutnya adalah kegiatan pembacaan artikel. Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Saya melakukan kegiatan ini secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Setelah itu adalah kegiatan umemceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata saya sendiri, yaitu recite. Kegiatan recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite berupa ikhtisar. Selanjutnya adalah review. Saya memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami. Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Dengan menerapkan metode ini, saya dapat membaca lebih efisien dan efektif. Selain itu, saya juga menerapkan teknik close reading yaitu membaca dengan teliti dan cermat, teknik ini saya pilih karena saya ingin mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.

9.1.3 Proses Membaca Skimming

191

TEKS 1:

Proses membaca berita yang berjudul Kamar yang Harus dihindari Menurut Feng Shui dapat saya runtutkan sebagai berikut: i. j. mempersiapkan bacaan menerapkan model membaca timbal balik

k. menerapkan model membaca paragraf dan close reading l. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh

m. mencatat kata-kata yang sulit untu dicari dalam kamus n. melakukan teknik skimming o. skimming dilakukan dengan pola horizontal atau pola blok p. menentukan ide pokok yang terkandung dalam paragraf Berdasarkan artikel di atas, simpulan informasi yang saya dapat di antaranya: e. menurut feng shui, bentuk kamar seperti huruf L sebaiknya dihindari f. kepercayaan feng shui adalah bahwa formasi L merupakan formasi panah beracun atau sudut tajam yang berpotensi merusak energi dalam space yang digunakan, terutama sudut dimana terjadi pertemuan kedua bidang tersebut g. tetapi bagi sebagian orang yang sudah terlanjur menggunakan formasi L untuk kamarnya, hal itu dapat ditanggulangi dengan memberi sekat pada kamar h. menurut feng shui, kamar berbentuk L dapat diminimalisasi bila pintu masuk utama menuju ruang ini dipilih mewakili arah yang sesuai dan menguntungkan bagi penghuni TEKS 2:

192

Proses membaca artikel yang berjudul Buah Manggis Berkhasiat untuk Kesehatan dan Kecantikan dapat saya runtutkan sebagai berikut: m. mempersiapkan bacaan n. menerapkan model membaca timbal balik o. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading p. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh q. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel r. s. t. menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri u. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami v. membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca w. menangkap dan memahami informasi secara intensif x. mengingat dan mencatat informasi penting Berdasarkan artikel di atas, simpulan informasi yang saya dapat di antaranya: g. buah manggis memiliki periode waktu berbuat yang cukup lama, yaitu 10 tahun h. karena memiliki sangat banyak manfaat untuk kesehatan dan kecantikan, orang Eropa memiliki julukan untuk buah manggis, yaitu Queen of Fruit i. yang paling utama dari buah manggis adalah kulitnya, sebab dalam kulitnya terdapat antioksidan yang merupakan kunci utama dalam mencegah penyakit j. konsumsi manggis secara rutin membuat awet muda karena antioksidan super yang berfungsi menjaga serta memperbaiki sel-sel tubuh kita yang rusak dan menjadi lebih baik k. kulit buah manggis dapat digunakan untuk pencegahan penyakit kanker

193

l. olahan kulit manggis dapat digunakan sebagai obat antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner dan mengatasi HIV

TEKS 3: Proses membaca artikel yang berjudul Pentingnya Pendidikan Karakter dapat saya runtutkan sebagai berikut: a. mempersiapkan bacaan

b. menerapkan model membaca timbal balik c. menerapkan model membaca SQ3R dan close reading

d. menatap seluruh bacaan dengan pandangan lebar dan menyeluruh e. f. g. meninjau, meneliti, mengkaji cara membaca bagian-bagian dari artikel menyusun pertanyaan-pertanyaan membaca artikel secara intensif dan menyeluruh

h. menceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri i. j. memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami membaca ulang adalah kegiatan membaca ulang bacaan yang telah dibaca

k. menangkap dan memahami informasi secara intensif l. mengingat dan mencatat informasi penting Berdasarkan artikel di atas, simpulan informasi yang saya dapat di antaranya:

9.1.4 Kendala dan Solusi dalam Membaca Skimming

TEKS 1:
194

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan. Agar mudah memahami suatu bacaan, yang pertama pada dasarnya adalah kita menyukai tema atau topik bacaan yang akan dibaca, setelah itu, kondisikan suasana senyaman mungkin. Setelah hal-hal tersebut, kita juga harus menyesuaikan bacaan yang kita baca dengan tujuan kita membaca. Apabila tujuan membaca kita adalah membaca teliti, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam, maka lebih baik jika menggunakan Metode Membaca Timbal Balik (MMTB) dengan model kalimat. Metode kalimat dipilih mengingat kita membaca intensif, jadi kita memusatkan perhatian pada kalimat demi kalimat agar mendapat informasi mengenai artikel secara optimal.

TEKS 2:

Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan.

TEKS 3: Selama proses membaca, saya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hanya karena bacaan saya peroleh dari internet, dan saya baca melalui layar notebook, jadi agak sulit untuk mengoptimalkan pandangan mata secara menyeluruh untuk menatap seluruh bacaan.

195

196

Anda mungkin juga menyukai