Anda di halaman 1dari 7

1.

Setiap tulisan baik yang berupa karya ilmiah maupun non-militer karya ilmiah tentu mempunyai suatu
judul. Jelaskan apa yang di maksud dengan judul pada suatu karya ilmiah

2.Setiap tulisan karya ilmiah harus mencantumkan identitas penulis, jelaskan apa alasannya dan berikan
contoh penulisan identitas tersebut

3.Jelaskan apa yang dimaksud abstrak, apa tujuannya dan kapan penulisan abstrak dilakukan dan
sebutkan apa saja yang perlu dan harus di lakukan dalam penulisan abstrak

4.Jelaskan dan sebutkan apa yang dimaksud dengan tehnik penyajian data dalam penulisan karya ilmiah

5. Jelaskan apa yang dimaksud kajian Pustaka dan apa tujuannya

6. Dalam penulisan karya ilmiah di kenal kutipan langsung, kutipan tidak langsung dan kutipan yang
telah di kutip di suatu sumber, jelaskan dengan singkat ketiganya dan berikan contoh masing-masing

Jawab

1. Judul dalam suatu karya ilmiah adalah frasa atau kalimat yang menggambarkan secara ringkas dan
jelas isi dari karya tersebut. Judul berfungsi sebagai identifikasi singkat dan informatif yang membantu
pembaca atau peneliti memahami topik atau masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah.

Fungsi utama judul dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut:

1). Menggambarkan isi karya: Judul harus mencerminkan esensi dan tujuan karya ilmiah. Ia harus
memberikan gambaran yang jelas tentang topik atau masalah yang dibahas serta memperlihatkan
cakupan karya tersebut.

2.) Menarik minat pembaca: Judul yang menarik dan informatif dapat memikat pembaca potensial untuk
membaca karya ilmiah tersebut. Judul yang baik mampu membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
untuk mengeksplorasi lebih lanjut isi karya.

3). Memberikan orientasi: Judul membantu pembaca atau peneliti dalam mengarahkan fokus mereka
ketika membaca karya ilmiah. Dengan membaca judul, mereka dapat menentukan apakah karya
tersebut relevan dengan topik atau minat mereka.

4). Memudahkan pencarian dan referensi: Judul yang jelas dan terkait dengan topik karya ilmiah
mempermudah proses pencarian dan pengutipan. Peneliti dapat dengan mudah mengacu pada karya
tersebut dalam literatur ilmiah dan referensi mereka.

Dalam menyusun judul karya ilmiah, penting untuk memilih kata-kata yang akurat, deskriptif, dan
menggambarkan topik secara singkat. Judul sebaiknya tidak terlalu panjang, tetapi harus memberikan
gambaran yang jelas tentang konten karya tersebut.

2.Mencantumkan identitas penulis dalam sebuah karya ilmiah memiliki beberapa alasan penting, antara
lain:
1). Pertanggungjawaban akademik: Dengan mencantumkan identitas penulis, pembaca dapat
mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas isi tulisan dan data yang disajikan. Identitas penulis juga
memungkinkan pembaca untuk menghubungi penulis jika ada pertanyaan atau klarifikasi yang
diperlukan.

2). Pengakuan dan penghargaan: Mencantumkan identitas penulis adalah cara memberikan pengakuan
dan penghargaan kepada mereka yang telah berkontribusi dalam penelitian atau pembuatan karya
ilmiah. Ini juga membantu menghormati hak kekayaan intelektual penulis.

3). Reputasi dan kepercayaan: Identitas penulis dapat mempengaruhi reputasi dan kepercayaan
terhadap karya ilmiah tersebut. Jika penulis adalah seorang ahli terkenal atau memiliki kredibilitas yang
tinggi dalam bidang tersebut, hal ini dapat memberikan bobot yang lebih besar pada karya tersebut.

Berikut adalah contoh penulisan identitas penulis dalam karya ilmiah:

Nama Penulis: John Doe

Gelar Akademik: Ph.D.

Afliasi Institusi: Universitas XYZ

Alamat Email: johndoe@example.com

Penulis lain yang terlibat dalam penelitian ini:

Nama Penulis: Jane Smith

Gelar Akademik: M.Sc.

Afliasi Institusi: Universitas ABC

Alamat Email: janesmith@example.com

Pada contoh di atas, identitas penulis mencakup nama lengkap, gelar akademik yang relevan, afiliasi
institusi (universitas atau lembaga penelitian), dan alamat email sebagai sarana komunikasi. Informasi
ini memberikan pembaca informasi penting tentang siapa penulis karya ilmiah tersebut dan bagaimana
mereka dapat dihubungi.

3.Abstrak adalah ringkasan singkat yang menyajikan inti dari suatu karya tulis ilmiah, seperti makalah
penelitian, tesis, atau artikel jurnal. Tujuan utama abstrak adalah untuk memberikan gambaran tentang
isi tulisan kepada pembaca dengan cepat dan efisien. Dengan membaca abstrak, pembaca dapat
memahami topik, tujuan, metode, temuan, dan kesimpulan penting dari karya tulis tersebut tanpa perlu
membaca seluruh dokumen.

Penulisan abstrak dilakukan setelah penyelesaian karya tulis dan sebelum bagian inti dokumen. Abstrak
biasanya terletak di awal dokumen dan berfungsi sebagai pintu gerbang untuk menarik minat pembaca
potensial. Abstrak juga sering digunakan dalam basis data dan indeks ilmiah, sehingga memungkinkan
orang untuk menemukan dan memilih tulisan yang relevan dengan topik tertentu.

Dalam penulisan abstrak, beberapa langkah yang perlu dan harus dilakukan adalah:

1. Tentukan tujuan penulisan: Jelaskan tujuan dari karya tulis tersebut, apakah itu penelitian
eksperimental, analisis literatur, atau peninjauan kasus.

2. Jelaskan metode yang digunakan: Berikan gambaran singkat tentang pendekatan atau metode yang
digunakan dalam penelitian. Ini mencakup rancangan penelitian, populasi sampel, teknik pengumpulan
data, dan analisis yang dilakukan.

3. Ringkas temuan utama: Sajikan temuan penting atau hasil dari penelitian atau analisis. Berikan
informasi singkat tentang hasil yang paling signifikan atau relevan dengan tujuan penelitian.

4. Sampaikan kesimpulan: Jelaskan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian atau analisis
tersebut. Jangan masukkan pernyataan yang tidak didukung oleh fakta atau data yang ditemukan.

5. Gunakan gaya dan bahasa yang jelas: Abstrak harus ditulis dengan bahasa yang sederhana dan jelas.
Hindari penggunaan istilah teknis yang sulit dipahami oleh pembaca non-spasialis.

6. Tetapkan batasan jumlah kata: Abstrak harus singkat dan terbatas dalam jumlah kata. Panjang abstrak
biasanya ditentukan oleh persyaratan lembaga atau jurnal yang akan menerbitkan karya tulis tersebut.

7. Revisi dan edit: Setelah menulis abstrak pertama, lakukan revisi dan edit untuk memastikan kejelasan,
kesingkatan, dan ketepatan informasi yang disampaikan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, penulis dapat membuat abstrak yang informatif dan menarik
bagi pembaca potensial, sehingga membantu menyampaikan esensi karya tulis secara efektif.

4.Teknik penyajian data dalam penulisan karya ilmiah merujuk pada cara-cara yang digunakan untuk
menyajikan data secara efektif dan jelas kepada pembaca. Tujuan utama dari teknik ini adalah
memudahkan pembaca dalam memahami informasi yang disampaikan dan menggambarkan data
dengan akurat. Berikut adalah beberapa teknik penyajian data yang umum digunakan dalam penulisan
karya ilmiah:

1. Tabel: Tabel digunakan untuk mengatur dan menyajikan data yang terstruktur dengan jelas. Setiap
kolom tabel biasanya mewakili variabel atau atribut yang berbeda, sementara setiap baris berisi entri
data yang berkaitan. Tabel dapat digunakan untuk membandingkan dan menganalisis data secara
sistematis.

2. Grafik dan Diagram: Grafik dan diagram digunakan untuk memvisualisasikan data secara grafis. Jenis
grafik yang umum digunakan meliputi grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran, dan diagram alir. Grafik
dan diagram membantu memperjelas hubungan antara variabel dan memungkinkan pembaca untuk
melihat tren, perbandingan, dan pola data dengan lebih mudah.

3. Gambar dan Ilustrasi: Gambar dan ilustrasi digunakan untuk menyajikan data yang lebih kompleks
atau visualisasi yang sulit dijelaskan dengan kata-kata saja. Misalnya, dalam penelitian ilmiah, gambar
mikroskopis, struktur molekuler, atau peta dapat digunakan untuk mendukung dan mengilustrasikan
temuan penelitian.

4. Grafik Batang dan Histogram: Grafik batang dan histogram digunakan untuk menggambarkan
distribusi data dan perbandingan antara kategori atau kelompok data yang berbeda. Grafik batang
digunakan ketika data dikategorikan secara diskrit, sedangkan histogram digunakan untuk data kontinu.

5. Tabel Frekuensi dan Persentase: Tabel frekuensi dan persentase digunakan untuk menyajikan data
yang terkait dengan frekuensi atau proporsi kejadian tertentu. Misalnya, dalam penelitian survei, tabel
frekuensi dapat digunakan untuk menunjukkan berapa banyak responden yang memberikan jawaban
tertentu.

6. Diagram Pie: Diagram pie atau pie chart digunakan untuk membagi data menjadi bagian-bagian yang
sesuai dengan proporsi relatifnya. Setiap bagian dari diagram pie mewakili persentase atau proporsi
data tertentu.

7. Persamaan dan Rumus Matematika: Dalam bidang ilmu yang lebih teknis atau ilmu eksakta,
persamaan dan rumus matematika dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan matematis
antara variabel-variabel yang relevan.

Pemilihan teknik penyajian data yang tepat tergantung pada jenis data yang ingin disampaikan, tujuan
komunikasi, serta kaidah atau aturan penulisan yang berlaku dalam disiplin ilmu yang bersangkutan.
Penting untuk memastikan bahwa penyajian data yang dipilih memadai, mudah dipahami, dan
mempertahankan akurasi informasi yang disampaikan.

5.Kajian Pustaka, juga dikenal sebagai tinjauan pustaka atau studi literatur, adalah proses sistematis
untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan menyintesis informasi yang telah dipublikasikan dalam bentuk
buku, jurnal ilmiah, makalah konferensi, laporan penelitian, atau sumber-sumber lain yang relevan
dengan topik penelitian atau studi tertentu.
Tujuan utama dari kajian pustaka adalah untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang
pengetahuan yang sudah ada mengenai topik yang diteliti. Beberapa tujuan khusus kajian pustaka
antara lain:

1. Konteks penelitian: Kajian pustaka membantu peneliti memahami konteks teoretis dan metodologis
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada topik yang sama atau terkait. Dengan mempelajari
penelitian sebelumnya, peneliti dapat mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang belum diteliti
dan menyusun pertanyaan penelitian yang relevan.

2. Justifikasi penelitian: Melalui kajian pustaka, peneliti dapat memberikan justifikasi yang kuat untuk
penelitian yang akan dilakukan. Dengan mengacu pada hasil-hasil penelitian terdahulu, peneliti dapat
menunjukkan keunikan, relevansi, dan kontribusi yang diharapkan dari penelitiannya.

3. Pengembangan kerangka teoretis: Kajian pustaka membantu peneliti dalam membangun atau
memperluas kerangka teoretis yang ada. Dengan mengeksplorasi teori-teori yang telah ada, peneliti
dapat mengidentifikasi konsep-konsep kunci, variabel-variabel yang relevan, dan hubungan-hubungan
yang telah terbukti atau diduga.

4. Identifikasi metodologi penelitian: Kajian pustaka membantu peneliti dalam memilih metode
penelitian yang paling sesuai untuk studi mereka. Dengan mempelajari desain penelitian, instrumen
pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian sebelumnya, peneliti dapat
memilih pendekatan yang tepat untuk mendapatkan data yang diperlukan dan menjawab pertanyaan
penelitian.

5. Menghindari duplikasi penelitian: Dengan melakukan kajian pustaka yang cermat, peneliti dapat
mengidentifikasi penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan menghindari melakukan penelitian
yang sama atau serupa. Hal ini membantu menghemat waktu, sumber daya, dan mencegah
pengulangan yang tidak perlu.

Dalam kajian pustaka, penting untuk mencari sumber-sumber yang diverifikasi dan memiliki otoritas di
bidangnya. Analisis dan sintesis yang teliti terhadap literatur yang relevan membantu membangun
landasan yang kuat untuk penelitian dan memastikan bahwa penelitian yang dilakukan memberikan
kontribusi yang berarti terhadap pengetahuan yang ada.
6.Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat tiga jenis kutipan yang umum digunakan: kutipan langsung,
kutipan tidak langsung, dan kutipan yang telah dikutip di suatu sumber. Berikut adalah penjelasan
singkat dan contoh dari masing-masing jenis kutipan:
1. Kutipan Langsung: Kutipan langsung adalah penggunaan teks yang diambil secara harfiah dari sumber
aslinya. Kutipan langsung biasanya diapit oleh tanda kutip (" ") dan disertai dengan penulisan sumber
yang jelas. Tujuan dari kutipan langsung adalah untuk menyampaikan kata-kata atau pernyataan yang
tepat dari penulis aslinya. Contoh:

Menurut John Dewey (2010, hal. 45), "Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan; pendidikan
adalah kehidupan itu sendiri."

2. Kutipan Tidak Langsung: Kutipan tidak langsung, juga dikenal sebagai parafrase, adalah penggunaan
ide atau informasi dari sumber asli dengan merestrukturisasi atau mengungkapkannya dengan kata-kata
Anda sendiri. Kutipan tidak langsung tidak memerlukan tanda kutip, tetapi tetap harus disertai dengan
penulisan sumber yang jelas. Tujuan dari kutipan tidak langsung adalah untuk menguraikan gagasan
penulis asli dengan kata-kata Anda sendiri. Contoh:

Dalam penelitiannya, Dewey (2010) berpendapat bahwa pendidikan sebenarnya adalah pengalaman
kehidupan dan bukan hanya persiapan untuk masa depan.

3. Kutipan yang Telah Dikutip di Suatu Sumber: Kutipan ini digunakan ketika Anda menemukan kutipan
menarik dalam sebuah sumber dan ingin menggunakannya dalam karya ilmiah Anda, tetapi tidak
memiliki akses langsung ke sumber aslinya. Dalam hal ini, Anda dapat mencantumkan sumber yang
mengutip kutipan tersebut, disertai dengan informasi asli mengenai penulis asli dan tahun terbit.
Contoh:

Sebagaimana yang dikutip oleh Smith (2018) dari Dewey (2010), "Pendidikan adalah kehidupan itu
sendiri" (hal. 45).

Dalam penulisan karya ilmiah, penting untuk selalu mengikuti aturan penulisan yang berlaku di bidang
yang relevan dan memberikan atribusi yang tepat kepada penulis asli untuk menghormati sumber
informasi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai