Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL 2

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4204/ Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

SKS : 2 SKS

Nama Tutor : Een Rochaeni, M.Pd.

SOAL TUGAS TUTORIAL 2:

1. Jelaskan 4 keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa!


2. Bagaimanakah keterpaduan pembelajaran sastra bila dikaitkan dengan keterampilan berbahasa!
3. Apa saja syarat penyusunan buku teks menurut W.F. Mackey? Jelaskan prinsip gradasi dan
repetisi!
4. Pada tahap awal masuk sekolah MMP merupakan menu utama. Mengapa demikian, Jelaskan!
5. Bagaimana cara Anda melakukan Langkah-langkah pembelajaran MMP untuk
menulis permulaan? Jelaskan!

NAMA : MAYA SARTIKA


NIM : 857235383
KELAS B PGSD BI

Jawab

1. Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa yaitu:


 Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara,
bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, kotbah, pidato, pembicaraan nara
sumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan
respons secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, lagu, pantun, dan
menonton drama anak.
 Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan syair sambutan, dialog,
pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda,
tanaman, binatang, gambar tunggal, ganbar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh, kesukaan
/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan, serta mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita
rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
 Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, denah,
petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensikloped serta mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan membaca haul sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita
binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan
menumbuhkan budaya membaca.
 Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan jelas dengan
memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang
tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Komponen menulis
juga diarahkan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis.

2. Keterampilan berbahasa dan pembelajaran sastra sangat berkaitan dan saling memperkuat. Sastra
adalah cara yang efektif untuk mengembangkan dan mengasah keterampilan berbahasa.
Berikut ini adalah beberapa cara bagaimana keterampilan berbahasa dan pembelajaran sastra saling
terkait:
a. Meningkatkan Pemahaman Membaca: Membaca sastra, seperti puisi, cerita pendek, novel, atau
drama, memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan teks yang kompleks dan mendalam. Ini
membantu dalam meningkatkan pemahaman membaca mereka, karena mereka harus memahami
gaya penulisan, bahasa figuratif, dan konsep kompleks dalam cerita atau puisi.
b. Mengembangkan Keterampilan Analisis: Sastra memungkinkan siswa untuk mengembangkan
keterampilan analisis yang mendalam. Mereka harus menganalisis karakter, plot, tema, gaya
penulisan, dan banyak aspek lain dari karya sastra. Ini membantu mereka dalam mengenali dan
menginterpretasikan elemen-elemen yang ada dalam teks dan menghubungkannya dengan konteks
yang lebih luas.
c. Meningkatkan Kreativitas dalam Menulis: Studi sastra dapat memberikan inspirasi bagi siswa
untuk menulis karya mereka sendiri. Mereka dapat merespons secara kreatif terhadap karya sastra
yang mereka baca dengan menulis esai, cerita pendek, puisi, atau makalah analitis mereka sendiri. Ini
mengembangkan keterampilan menulis dan ekspresi pribadi.

3. Syarat penyusunan buku teks menurut W.F. Mackey ada 4 yaitu: seleksi, gradasi, presentasi dan
repetisi.
 Gradasi Bahan Pelajaran
Gradasi bahan pelajaran mempersoalkan tataan yang dipandang paling baik untuk menyajikan bahan
pelajaran yang telah dipilih atau diseleksi. Gradasi ini tampak, seperti berikut ini.
Pengelompokan yang mencakup (1) pengelompokan yang berdasarkan sistem yaitu pengelompokan
fonetis, gramatikal, leksikal, dan (2) pengelompokan bunyi-bunyi bahasa menjadi kata, kata menjadi
frasa, frasa menjadi kalimat,
b. kalimat menjadi konteks Pengurutan atau sekuensi yang juga mencakup sekuensi berdasarkan
sistem di satu pihak dan berdasarkan struktur di pihak lain.
 Repetisi Bahan Pelajaran
Repetisi bahan pelajaran mempersoalkan hal-hal yang patut dilakukan dalam kelas, menyajikan
bahan pelajaran yang telah tertata dalam buku pelajaran (telah diseleksi, degradasi, dan
dipresentasikan). Repetisi ini menyangkut perilaku guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar,
yaitu perilaku yang berhubungan dengan pembinaan keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis atau mengarang.
Adapun patokan umum itu, seperti berikut ini.
 Pendekatan Keterampilan proses (yang berlaku sampai sekarang) meliputi:
a) Mengamati
b) Menginterpretasikan
c) Mengaplikasikan konsep
d) Meramalkan;
e) Merencanakan dan melaksanakan penelitian;
f) Mengomunikasikan hasil penelitian.
 Tujuan meliputi berikut ini.
1) Kognitif.
2) Afektif.
3) Psikomotor.
 Bahan pengajaran
 Program yang meliputi berikut ini : kelas, semester, jam Pelajaran
 Metode
 Sarana dan sumber
 Penilaian
 Bahasa

4. Karena Peralihan dari masa bermain di TK (bagi anak-anak yang mengalaminya) atau dari
lingkungan rumah (bagi anak yang tidak menjalani masa di TK) ke dunia sekolah merupakan hal
baru bagi anak. Hal pertama yang diajarkan kepada anak pada awal-awal masa persekolahan tersebut
adalah kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi
pemerolehan bidang-bidang ilmu lainnya di sekolah. Kemampuan membaca permulaan lebih
diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf.
Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang huruf yang dibacanya
tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi tersebut.
Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan
membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana. Yang dimaksud dengan melek wacana adalah
kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis
menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut. Dengan bekal
kemampuan melek wacana inilah, kemudian anak dipajankan dengan berbagai informasi dan
pengetahuan dari berbagai media cetak yang dapat diakses sendiri.

5. Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada
tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat
mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau
menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-
lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya, dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan
anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk
bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya.

Anda mungkin juga menyukai