Anda di halaman 1dari 39

KELOMPOK III

BAHASA INDONESIA

1. RIZKA MEILIANA (855728698)


2. SITI SAIDAH (855731206)
3. SITI NURJANAH (855729747)
4. SRI HANDAYANI (855732831)
5. RIKA OKTA WULANDARI
(855730046)
MODUL 5

Kegiatan Belajar I

Aspek-Aspek Pembelajaran
Bahasa
A. PERPADUAN ASPEK KETERAMPILAN
BERBAHASA DI KELAS TINGGI

- Aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia di


SD/MI terdiri dari empat aspek, yaitu:
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis
Di dalam keempat aspek pembelajaran bahasa
Indonesia tersebut terdapat kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra.
Aspek Mendengarkan

a. Yang termasuk kemampuan b. Hal-hal yang termasuk


berbahasa, yaitu kemampuan bersastra, yaitu
mendengarkan berita, mengapresiasi dan
petunjuk, pengumuman, berekspresi sastra melalui
perintah, bunyi atau suara, kegiatan mendengarkan hasil
bunyi bahasa, lagu, kaset, satra berupa dongeng, cerita
pesan, penjelasan, laporan, anak-anak, cerita rakyat,
ceramah, kotbah, pidato, cerita binatang, puisi anak,
pembicaraan nara sumber, syair lagu, pantun, dan
dialog atau percakapan, serta menonton drama anak-anak
perintah yang didengar dengan
memberikan respons secara
tepat.
Setiap kelas dalam Kurikulum Bahasa
Indonesia SD tahun 2004 dimulai dengan
aspek mendengarkan yang sudah ditetapkan
standar kompetensinya. Kemudian , standar
kompetensi ini di jabarkan dalam bentuk
tabel yang terdiri atas Kompetensi Dasar,
Hasil Belajar, Indikator, dan Materi Pokok.

Setelah aspek mendengarkan , diikuti


aspek berbicara, aspek membaca, dan
aspek menulis begitu seterusnya
Berikut contoh tabel standar kompetensi yang telah dijabarkan dalam bentuk Tabel
B. Perpaduan Aspek Keterampilan Bahasa Dengan
Aspek Sastra Dikelas Tinggi

Seperti hal nya dengan perpaduan antar aspek


dalam pembelajaran dikelas guru dapat
memadukan antara aspek keterampilan
berbahasa dengan aspek kesastraan.

Dalam pembelajaran dikelas, keempat aspek


keterampilan berbahasa tersebut dapat
dipadukan satu sama lain, begitu pula perpaduan
itu dapat pula dilakukan untuk aspek kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra
KEGIATAN
BELAJAR 2
KAJIAN BUKU
TEKS
Syarat-Syarat Buku Teks

1. Seleksi
Dalam seleksi ini yang perlu dipertimbangkan adalah :
 Tujuan pengajaran bahasa, level bahasa yang
diajarkan,jumlah waktu belajar
 Tipe bahasa yang akan diajarkan
 Jumlah materi yang akan disajikan
 Pilihan butir yang akan diajarkan
 Kriteria yang dipakai melandasi pilihan
2. Gradasi Bahan
3. Presentasi Bahan
Pelajaran
a. Penahapan bahan
Gradasi bahan pelajaran
pelajaran
mempersoalkan tataan
b. Pendemonstrasian
yang dipandang paling
bahan pelajaran
baik untuk menyajikan
c. Prosedur yang
bahan pelajaran yang
ditempuh dalam
telah dipilih atau
menyajikan isi
diseleksi
 Pengelompokan pelajaran
berdasarkan sistem
 Pengurutan atau
sekuensi berdasarkan
struktur di pihak lain
4. Repetisi Bahan Pelajaran

Menurut Tarigan dalam penyusunan buku teks


digunakan dua patokan, patokan pertama bersifat
umum, patokan kedua bersifat khusus. Adapun
patokan umum meliputi :
a. Pendekatan keterampilan proses yaitu, mengamati,
menginterprestasikan, mengaplikasikan konsep,
mengamalkan, merencanakan, melaksanakan
penelitian, dan mengomunkasikan hasil penelitian
b. Tujuannya meliputi, kognitif, afektif, psikomotor
c. Bahan pengajaran
d. Program yang meliputi, kelas, semester, jam
pelajaran
e. Metode
f. Sarana dan sumber
g. Penilaian
h. Bahasa
Menurut Imam Machfuds dan Solchan
untuk menyusun naskah buku pelajaran harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut

a. Ketentuan Umum
Naskah yang ditulis hendaknya mempunyai
bagian yang lengkap, seperti bagian awal
naskah, bagian isi naskah, bagian akhir naskah.

b. Ketentuan Khusus
Berkaitan dengan keamanan nasional, isi buku
teks, cara penyajian, penggunaan bahasa,
ilustrasi.
1.Persyaratan yang berhubungan dengan isi buku teks

Memuat bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa


sesuai dengan jenjang pendidikan yang diikutinya
Relevan dengan tujuan pendidikan
Menghormati kerukunan hidup umat beragama
Tidak bertentangan dengan peraturan undang –undang
yang berlaku
Benar ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sesuai dengan jenjang pendidikan yang menjadi
sasaran penulisan buku teks
2. Persyaratan yang berkaitan 3. Persyaratan yang
dengan cara penyajian berkaitan dengan bahasa
• urutan uraian yang • menggunakan bahasa
teratur indonesia yang baik dan
• Penahapan dalam benar
penyajian • Menggunakan kalimat
• Menarik minat dan yang sesuai dengan
perhatian siswa tingkat kematangan
• Menantang dan dan perkembangan
merangsang siswa untuk siswa
terus mempelajari buku • Menggunakan istilah,
teks kosakata, simbol, yang
• Pengorganisasian bahan mempermudah
pelajaran yang yang pemahaman isi
sistematik • Menggunakan
transliterasi yang
telah dibakukan
4. Persyaratan yang berkaitan dengan
ilustrasi, yaitu :
 Relevan dengan isi buku teks yang
bersangkutan
 Tidak menggangu kesinambungan
antarkalimat dan antarparagraf serta
bagian keseluruhan isi buku teks
 Merupakan bagian terpadu dari
keseluruhan isi buku teks
 Jelas, baik, dan merupakan hal yang
esensial untuk membantu siswa memahami
konsep atau pengertian yang diuraikan
dalam buku teks tersebut
B. BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KELAS TINGGI
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus
menetapkan terlebih dahulu kompetensi siswa yang
mana yang akan dikembangkan. Misalnya,
kompetensi dasar yang akan dikembangkan
berhubungan dengan aspek membaca untuk siswa
kelas 4 maka guru harus mencari dahulu dalam
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi untuk aspek
membaca siswa kelas 4. Bagus, yaitu bagian C.
Membaca ; Standar Kompetensi : Mampu membaca
dan memahami ragam teks nonsastra dengan
berbagai cara membaca melalui membaca
memindai, membaca sekilas, membaca intensif, dan
membacakan teks untuk orang lain, serta membaca
cerita rakyat dan pantun.
• Seandainya keterampilan membaca itu kita padukan
dengan apresiasi sastra maka kompetensi dasarnya adalah
… Bagus kompetensi dasarnya yang berhubungan apresiasi
sastra adalah “Membaca dongeng atau cerita rakyat”. Hasil
Belajarnya adalah “Menjelaskan latar dongeng, tokoh, dan
penokohan”, Indikatornya adalah (1) menyebutkan tempat-
tempat kejadian dalam dongeng, (2) menyebutkan tokoh-
tokoh dalam dongeng, dan (3) menjelaskan hubungan
tokoh-tokoh dongeng dengan tempat kejadian yang
diceritakan dalam dongeng”, sedangkan Materi Pokoknya
adalah “Dongeng atau cerita Rakyat”.
Modul 6
Kegiatan Belajar 1

PEMBELAJARAN MEMBACA MENULIS DI


KELAS RENDAH
A. PENGERTIAN MPP
MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis
Permulaan. MMP merupakan program pembelajaran yang
diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis
permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai
memasuki bangku sekolah.
• Peralihan dari masa bermain di TK (bagi anak-anak
yang mengalaminya) atau dari lingkungan rumah
(bagi anak yang tidak menjalani masa di TK) ke dunia
sekolah merupakan hal baru bagi anak. Hal pertama
yang diajarkan kepada anak pada awal-awal masa
persekolahan tersebut adalah kemampuan membaca
dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi
landasan dasar bagi pemerolehan bidang-bidang
ilmu lainnya di sekolah.Kemampuan membaca
permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan
membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek
huruf. Maksudnya, anak-anak dapa mengubah dan
melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-
bunyi bermakna.
TUJUAN PEMBELAJARAN MMP

• Seperti dijelaskan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Ir. Indra Jati
Sidi dalam kata pengantar untuk Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia bahwa upaya penyempurnaan kurikulum dimaksudkan untuk
mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan
secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia
seutuhnya.
• Dimensi-dimensi dimaksud meliputi aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,
pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni, dan budaya. Pengembangan
aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan
kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta
didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri, dan berhasil dalam
kehidupan. Kurikulum tersebut dikembangkan secara lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan masing-masing daerah dan sekolah setempat.
• Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia,
khususnya aspek membaca, untuk SD dan MI adalah
"membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf,
berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib,
pengumuman, kamus, ensiklopedia, serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan
membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-
anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair
lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca
juga diarahkan menumbuhkan budaya baca".
• Standar kompetensi aspek membaca di kelas 1 sekolah
dasar ialah siswa mampu membaca dan memahami
teks pendek dengan cara membaca lancar (bersuara)
dan membaca nyaring beberapa kalimat sederhana.
Standar kompetensi ini diturunkan ke dalam empat
buah kompetensi dasar, yakni:
1. Membiasakan sikap membaca yang benar;
2. Membaca nyaring;
3. Membaca bersuara (lancar);
4. Membacakan penggalan cerita.
• Untuk keterampilan menulis di kelas 1 (kelas rendah), Kurikulum 2004
menetapkan standar kompetensi sebagai berikut. Siswa mampu menulis
beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf sambung,
menulis kalimat yang didiktekan guru, dan menulis rapi menggunakan huruf
sambung. Standar kompetensi ini diturunkan ke dalam tujuh buah kompetensi
dasar, yakni
1. Membiasakan sikap menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat
tulis);
2. Menjiplak dan menebalkan;
3. Menyalin;
4. Menulis permulaan;
5. Menulis beberapa kalimat dengan huruf sambung;
6. Menulis kalimat yang didiktekan guru;
7. Menulis dengan huruf sambung
Kegiatan Pembelajaran MMP
A. METODE PEMBELAJARAN MMP
Berikut berbagai macam uraian metode MMP:
a. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan
metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan
huruf-huruf secara alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan
dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad.
Sebagai contoh: A/a,B/b,C/c,D/d,E/e,F/f dan seterusnya,
dilafalkan sebagai (a),(be),(ce),(de),(e), (ef), dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan
dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf
yang sudah dikenalnya. Misalnya:
b,a,d,u menjadi b-a → ba (dibaca atau dieja /be-a/→ (ba)
d-u → du (dibaca atau dieja /de-u/→ (du)
ba-du → dilafalkan→/badu/
2. Metode Bunyi
Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses
pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan Metode Eja/abjad di atas. Demikian juga
dengan kelemahan-kelemahannya. Perbedaannya terletak hanya pada cara atau system
pembacaan atau peklafalan abjad(huruf-hurufnya).
3. Metode suku kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata,
seperti /ba,bi,bu,bo/;/ca,ci,cu,ce,co/; da,di,du,de,do/; /ka,ki,ku,ke,ko/, dan seterusnya. Suku
kata tersebut dirangkai menjadi kata-kata bermakna. Kata-kata dimaksud misalnya:
bo-bi cu-ci da-da ka-ki

Proses pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian
melahirkan istilah lain untuk metode ini, yakni Metode Rangkaian-Kupas.
Jika kita simpulakan, Langkah-langkahpembelajaran MMP dengan metode suku kata adalah:
a. tahap pertama, pengenalan suku-suku kata;
b. tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata;
c. tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana;
d. tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimat→ kata-
kata→ suku-suku kata).
Metode suku kata/silaba popular dalam pembelajaran baca tulis Al-Quran. Dalam
pembelajaran baca tulis Al-Quran, metode ini dikenal dengan istilah Metode Iqro.
4. Metode Kata
proses pembelajaran MMP dengan metode ini melibatkan serangkaian proses
pengupasan dan perangkaian maka metode ini dikenal juga sebagai metode kupas-rangkai
(sebagai lawan dari metode suku kata yang biasa juga disebut metode rangkai kupas).
Sebagian orang menyebutnya metode kata atau metode kata Lembaga.

5. Metode Global
Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai metode kalimat. Dikatakan demikian
karena alur proses pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali
dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk membantu pengenalan kalimat
dimaksud, biasanya digunakan gambar.
Sebagai contoh, berikut ini dapat Anda lihat bahan untuk MMP yang menggunakan
Metode Global.
a. Memperkenalkan gambar dan kalimat
b. menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata
menjadi huru-huruf.

6. Metode SAS
SAS merupakan singkatan dan structural analitik sintetik. Metode SAS merupakan salah
satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis
permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali
pelajarannya dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Proses
penguraian/penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS, meliputi :
a. kalimat menjadi kata-kata
b. kalimatmenjadi suku kata
c. suku kata mejadi huru-huruf
Penggunaan metode SAS dalam pengajaran MMP pada sekolah-sekolah kita di tingkat SD
pernah dianjurkan, bahkan diwajibkan pemakaiannya oleh pemerintah.
Beberapa manfaat yang dianggap sebagai kelebihan dari metode ini, diantaranya berikut ini:
a. Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik(ilmu bahasa) yang mengandung satuan
bahasa terkecil untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan
bahasa dibawahnya, yakni kata, suku kata, dan akhirnya fenom (huruf-huruf).
b. metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu,
pengajaran akan lebih bermakna bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan
diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya ingat dan
pemahaman anak.
c. metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). Anak mengenal dan
memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Sikap seperti ini akan membantu
anak salam mencapai keberhasilan belajar.
Bahan ajar untuk pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini tampak, seperti
berikut:
ini mama
ini mama
i-ni ma-ma
i-n-I m-a-m-a
i-ni ma-ma
ini mama
ini mama
uraian ini ditutup dengan sebuah simpulan bahwa tidak ada metode yang terbaik dan juga
tidak ada metode yang terburuk. Metode terbaik adalah metode yang paling cocok dengan
pembawa metode tersebut.
B. MODEL PEMBELAJARAN MMP
pada bagian ini kit akan berlatih bagaimana melaksanakan
pembelajaran MMP dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas
dengan mengambil salah satu metode tertentu. Mengenai pemilihan
metode pembelajaran MMP apa yang paling tepat digunakan oleh guru
bagi pembelajar pemula tidaklah begitu penting. Guru dapat memilih
metode MMP yang paling tepat dan paling cocok sesuai dengan situasi
kondisi siswanya.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi kedalam dua
tahapan sebagai berikut :

1. Langkah-Langkah Pembelajaran MMP Tanpa Buku


Pembelajaran permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-
awal anak bersekolah pada minggu-minggu pertama mereka
duduk dibangku sekolah. Hal ini dapat berlangsung kira-kira 8-10
minggu. Jika memungkinkan tenggang waktu tersebut dapat
dipersingkat lagi, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Selanjutnya, pilihlah variasi-variasi kegiatan belajar mengajar
berikut:
a. Menunjukan gambar
b. Menceritakan gambar
c. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui
bantauan gambar.
2. Langkah-Langkah pembelajaran MMP dengan menggunakan buku
ada beberapa tawaean alternatif Langkah pembelajaran MMP dengan
menggunakan buku. Kegiatan pembelajaran ini merupakan tindak lanjut
dari kegiatan awal, yakni pembelajaran MMP tanpa buku. Dengan
demikian diasumsikan anak-anak tidak berangkat dari kondisi nol.berikut
beberapa alternatif pembelajaran yang penulis tawarkan :
a. membaca buku pelajaran (buku paket)
b. membaca buku dan majalah anak yang sudah terpilih
c. membaca bacaan susunan Bersama guru-siswa
d. membaca bacaan susunan siswa( kelompok perseorangan )

3. Langkah-Langkah pembelajaran menulis permulaan


Langkah-Langkah kegiatan menulis permulaan terbagi kedalam dua
kelompok yakni
a. pengenalan huruf
b. Latihan
Penilaian dalam Pembelajaran
MMP
Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pemaknaan data (informasi) untuk menentukan
kualitas sesuatu yang terkandung dalam data tersebut.
Sasaran penilaian harus mencakupi tiga ranah, yakni ranah kognitif
(kemampuan intelektual), ranah afektif (emosi dan sikap), dan ranah
psikomotor (keterampilan). Alat penilaian yang berbentuk tes dan
nontes yang dilakukan, baik terhadap proses maupun hasil diharapkan
akan dapat memberikan gambaran kemampuan dan kemajuan belajar
siswa secara utuh dan menyeluruh. Penilaian dengan cara seperti ini
dinamakan penilaian dengan pendekatan holistik.
A. PENILAIAN PROSES

Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung


dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam proses pembelajaran
dimaksud, guru akan memperhatikan aktivitas, respon, kegiatan,
minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Yang dimaksud dengan tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus
dijawab, pernyataan yang harus ditanggapi, atau tugas yang harus
dilaksanakan testee (peserta tes). Dalam pembelajaran MMP, teknik
tes dapat dilakukan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana
kemampuan dan penguasaan siswa dalam hal kemelekhurufan
(kemampuan membaca tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara
teknis.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes dapat dilakukan
secara tertulis, lisan, dan perbuatan.
a) Tes tertulis merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya
dilakukan dalam bentuk tertulis. Pengerjaannya oleh sisa dapat berupa jawaban
atas pertanyaan atau tanggapan, baik atas pernyataan maupun tugas yang
diberikan atau diperintahkan.
b)Tes lisan merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya
dilakukan dalam bentuk lisan. Dalam cara ini pun, pengerjaannya oleh siswa
dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan atas pernyataan.
c)Tes perbuatan merupakan alat penilaian yang penugasannya dapat dismpaikan
secara tertulis atau lisan dan pengerjaannya oleh siswa dilakukan dalam bentuk
penampilan atau perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dilakukan untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik minat, sikap, dan kepribadian. Teknik ini pada
umumnya digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang tengah
terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, teknik nontes lebih cocok
digunakan dalam penilaian proses. Sedangkan untuk penilaian hasil dapat
dilakukan dengan kedua-duanya, baik teknik tes maupun teknik nontes.
B. PENILAIAN HASIL
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menentukan pencapaian atau hasil belajar siswa.
Alat penilaian yang digunakan bisa berupa tes maupun nontes. Untuk menilai
pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran MMP di kelas rendah
dimaksudkan untuk menilai kemampuan siswa yang meliputi pengenalan atas
satuan-satuan lambang bahasa yang berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat
sederhana. Tes membaca permulaan dapat mengambil bentuk-bentuk seperti
berikut ini.
a.Membaca nyaring; siswa diminta untuk melafalkan lambang tertulis baik berupa
lambang yang , huruf, suku kata, kata, atau kalimat sederhana.
b.Mengisi wacana rumpang dalam berbagai tataran kebahasaan sesuai dengan
pemokusan pembelajaran yang diberikan.
Teknik isian rumpang untuk membaca permulan tidak berpatokan pada teknik isian
rumpang sebagaimana halnya untuk membaca tingkat lanjut (membaca
pemahaman) yang aturannya sudah baku, misalnya dengan pelesapan setiap kata
kelima, keenam, atau ketujuh secara konsisten. Misalnya, untuk tes identifikasi
lambang bunyi berupa lambang huruf, penyajian struktur dapat dilakukan dalam
bentuk sajian kata dengan menghilangkan bagian-bagian huruf yang hendak
diteskan. Demikian juga, dengan perumpangan suku kata atau kata.
Terimakasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai