Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sementara orang berpendapat bahwa bagian yang paling penting dari
pekerjaan pengukuran dengan tes adalah penyusunan tes. Jika alat tesnya
sudah disusun sebaik-baiknya maka anggapannya sudah tercapailah
sebagian besar dari maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak benar sama
sekali. Penyusunan tes baru merupakan satu bagian dari serentetan
pekerjaan mengetes.
      Di samping penyusunan dan pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan
menilai merupakan pekerjaaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa
dari penilai, ditambah dengan kebijaksanaan- kebijaksanaan tertentu.
Nama lain dari memberi skor adalah memberi angka.

1.2.     Rumusan Masalah


1.      Bagaimana cara menskor?
2.      Apa Perbedaan antara skor dan nilai?

1.3.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui Bagaimana cara menskor.
2.      Untuk mengetahui Perbedaan antara skor dan nilai

9
BAB II
PEMBAHASAN
MENSKOR DAN MENILAI
2.1.    MENSKOR
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat
digunakan 3 macam alat bantu yaitu:
 Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
 Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut
kunci skoring.
 Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
Keterangan dan penggunaannya dalam berbagai bentuk tes.
a.Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul- salah
Dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B
atau S maka kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor
serta huruf dimana kita menghendaki untuk melingkari (atau dapat juga
diberi tanda X). Misalnya:
1.      B               6.   S
2.      S                7.   B
3.      S                8.   S
4.      B               9.   S
5.      B              10.  B
Ada baiknya kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum
menyusun soalnya agar:
Pertama           : dapat diketahui imbangan antara jawaban B dan S
Kedua             : dapat diketahui letak atau pola jawaban B dan S.
Kunci jawaban untuk tes bentuk ini dapat diganti kunci skoring
(scoring- key) yang pembuatannya melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
-    Langkah 1: menentukan letak jawaban yang betul
-    Langkah 2: melubangi tempat-tempat lingkaran sedemikian rupa sehingga
lingkaran yang dibuat oleh testee dapat dilihat.

9
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes benbuk B - S ini kita dapat
menggunakan 2 cara seperti telah disinggung di depan yaitu:
 Tanpa hukuman atau tanpa denda.
Singkatan dari: S = score
R = right
S = R-W
W = wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar
dikurangi dengan jumlah soal yang salah.
 Dengan hukuman atu dengan denda
S = T – 2W
T singkatan dari Total, artinya jumlah soal dalam tes.

b.   Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan
ganda
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salh
satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan
tanda lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar
jawaban.
Skor dengan hukuman menggunakan rumus:
S=R- 
n : banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di indonesia
3,4 atau 5).
Contoh :
-          Banyaknya soal                 :           10 buah
-          Banyaknya yang betul      :           8 buah
-          Banyaknya yang salah      :           2 buah
-          Banyaknya pilihan            :           3 buah
Maka skornya adalah:
= 8 - 
=8–1=7

9
c.   Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab
singkat
Kunci jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan
nomornya. Contoh:
1.      Berat jenis
2.      Mengembun
3.      Komunitas
4.      Populasi
5.      Energi
Kunci pemberian skornya:
Sebaiknya tiap soal diberi angka 2 (dua). Dapat juga angka kita
samakan dengan angka pada bentuk betul- salah atau pilihan ganda jika
memang jawaban yang diharapkannya ringan atau mudah. Tetapi
sebaliknya apabila jawabannya bervariasi misalnya lengkap sekali,
lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula
misalnya 2 ; 1,5 ; dan 1.
d.  Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk
Menjodohkan Materi (Topik dan Rincian).
Kunci jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan
jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf-
huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban. Contoh:
1.      Tahun 1992 atau 1. f
2.      Imam Bonjol atau 2. c
3.      Perang Padri atau 3. h
4.      Teuku Umar atau 4. a
5.      P. Diponegoro atau 5. b
Telah dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk
pilihan ganda yang lebih kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai
imbalan juga harus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan
bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).

9
e. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk esai
Ada sebuah saran, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan
pada waktu kita mengoreksi dan memberikan angka tes bentuk uraian,
yaitu:
a. Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi
jawaban
b. Menentukan angka untuk soal pertama tersebut.
c. Memberikan angka bagi soal pertama
d. Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi
jawaban, dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.
e. Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal tes ketiga,
keempat dan seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.
f. Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing
siswa untuk tes bentuk uraian.
Cara pemberian skor: Menghadapi situasi seperti ini, kita gunakan cara
pemberian angka yang relatif. Misalnya untuk sesuatu nomor soal jawaban
yang paling lengkap hanya mengandung 3 unsur, padahal kita
menghendaki 5 unsur maka kepada jawaban yang paling lengkap itulah
kita berikan angka 5, sedangkan untuk yang menjawab hanya 2 atau 1
unsur, kita beri angka lebih sedikit, yaitu misalnya 3,5 ; 2 ; 1,5 ; dan
seterusnya.     
Dengan cara ini maka pemberian angka pada tes bentuk uraian tidak
akan dapat konsisten atau tetap dari kelas ke kelas atau dari tahun ke
tahun.
Apa yang telah diterangkan adalah cara memberikan dengan
menggunakan atau mendasarkan pada norma kelompok. Apabila dalam
memberikan angka menggunakan atau mendasarkan pada standar mutlak,
maka langkah-langkahnya akan lain. Yang dilakukan haruslah demikian:
a. Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan
dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
b. Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban. Ini dilakukan per
nomor soal.

9
c. Menjumlahkan skor-soal yang telah dituliskan pada setiap soal, dan
terdapatlah skor untuk bagian soal yang berbentuk uraian.

f.   Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk tugas.
Tolak ukur yang disarankan  dalam buku ini sebagai ukuran
keberhasilan tugas adalah:
a. Ketepatan waktu penyerahan tugas.
b. Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan
mahasiswa dalam mengenakan tugas.
c. Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran.
d. Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan
isi.
e. Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah
ditentukan oleh dosen.
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan
masing-masing aspek kriteria tersebut, misalnya demikian:
A1 - Ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 – Bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 – Sstematika, diberi bobot 3
A4 – Klengkapan isi, diberi bobot 3
A5 – Mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan rumus:
NAT =
NAT adalah nilai akhir tugas.

2.2.      Perbedaan antara Skor dan Nilai


Skor     : adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh
siswa.
Nilai    : adalah angka ubahan dari dengan menggunakan acuan tertentu,
yakni acuan normal atau acuan standar.

9
Contoh:
Skor maksimum yang diharapkan 40.
A memperoleh skor 24.
Ini berarti bahwa A menguasai    x 100% dari tujuan atau 60% dari tujuan
pelajaran. Dalam daftar nilai, A dituliskan mendapat nilai 60.
B mendapat skor 36.
Ini berarti bahwa B menguasai  x 100% dari tujuan atau 90%dari tujuan
pelajaran. Dalam daftar ini, B dituliskan mendapat nilai 90.

9
BAB III

PENUTUP
3.1.    KESIMPULAN
A. Menskor
1. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul- salah:
yaitu  testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S atau dapat
juga diberi tanda X. Skor: R-W atau dengan denda: S = T- 2W.
2. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda:
testee diminta melingkari salh satu huruf di depan pilihan jawaban yang
disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang (X) pada
tempat yang sesuai di lembar jawaban. Skor dengan hukuman
menggunakan rumus: S = R  - 
3. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat:
Kunci jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan
nomornya. Skornya:sebaiknya tiap soal diberi angka 2 (dua).
4. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk Menjodohkan
Materi: Kunci jawaban berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau
deretan nomor yang diikuti oleh huruf- huruf yang terdapat di depan
alternatif jawaban. Skor untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
5. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk esai
i. Cara pemberian skor: pemberian angka yang relatif. Misalnya
jawaban yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5, sedangkan
untuk yang menjawab hanya 2 atau 1 unsur, kita beri angka lebih
sedikit, yaitu misalnya 3,5 ; 2 ; 1,5 ; dan seterusnya.    
6. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk tugas.
i. Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan
masing-masing aspek kriteria tersebut, misalnya demikian:
ii. A1 - Ketepatan waktu, diberi bobot 2
iii. A2 – Bentuk fisik, diberi bobot 1
iv. A3 – Sstematika, diberi bobot 3
v. A4 – Klengkapan isi, diberi bobot 3
vi. A5 – Mutu hasil, diberi bobot 3

9
vii. Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan rumus:
viii. NAT =
.    B. Pemberian Nilai
1.      Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor     :adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh
siswa.
Nilai    : adalah angka ubahan dari dengan menggunakan acuan tertentu,
yakni acuan normal atau acuan standar.

3.2 Kritik Dan Saran


Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Banyak sisi-sisi kekurangan yang memerlukan perbaikan. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka segala kritik dan saran demi baiknya penyusunan
makalah ini sangat diharapkan. Semoga makalah ini menjadi sumbangsih
berharga bagi para pembaca, utamanya bagi kalangan rekan-rekan mahasiswa
yang ingin mengambil inspirasi positif dari pembuatan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

 Sumber Pustaka
 Slameto:2002;Evaluasi Pendidikan.Jakarta :Bumi Aksara

 Arikunto, Suharsimi: 2005; Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta,


Bumi Aksara

 Sumber Internet

 http://risqinisa.wordpress.com/2011/01/05/ evaluasi-pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai