Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING YANG


INOVATIF,KREATIF, DAN BERMAKNA PADA PELAKSANAAN
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PKN DI SEKOLAH DASAR
BERBASIS KEARIFAN LOKAL SETEMPAT
Dosen pengampu : Nurul Julaifah, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 3


4C PGSD
1. Murtisari Dwi Utami (2021A1H082)
2. Nabilah Andini (2021A1H098)
3. Nunung Parwati (2021A1H103)
4. Nurhidayanti (2021A1H106)
5. Nur Nafillahria (2021A1H107)
6. Nurafinah (2021A1H109)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING YANG
INOVATIF,KREATIF,DAN BERMAKNA PADA PELAKSANAAN
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PKN DI SEKOLAH DASAR
BERBASIS KEARIFAN LOKAL SETEMPAT
Kelompok 3
INFO ARTIKEL ABSTRAK
Riwayat Artikel: Abstrak:Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai bagian dari mata pelajaran yang
diberikan di sekolah ikut berperan besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional..
Diterima: …-…-… Agar tujuan PKn dapat tercapai, perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang dapat
Disetujui: …-…-… mengembangkan ketiga kemampuan kewarganegaraan tersebut. Salah satu strategi yang
dapat dipilih adalah strategi kooperatif learning yang dapat meningkatkan belajar yang
inovatif,kreatif dan bermakna berbasis kearifan lokal. Nilai-nilai kearifan lokal memiliki
Kata Kunci: peran strategis dalam pembentukan karakter dan identitas bangsa. Pendidikan
kewarganegaraan yang dikembangkan dengan memanfaatkan kearifan lokal akan bermuara
Strategi kooperatif pada munculnya sikap yang mandiri, penuh inisiatif, dan kreatif.Pembelajaran di Sekolah
learning,pembelajaran haruslah bermakna agar memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental
kewarganegaraan dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan
dan sumber belajar lainnya. Untuk itu, strategi Pembelajaran haruslah dirancang dengan
tepat, berkreasi dan berinovasi sesuai dengan materi ajar serta dapat menumbuhkan
kemandirian peserta didik untuk dapat belajar secara mandiri maupun bekerjasama secara
berkelompok.

Abstract: Citizenship Education (PKn) as part of the subjects given in schools plays a
Keywords: major role in realizing national education goals. In order for Civics to be achieved, it is
Cooperative learning necessary to develop learning strategies that can develop these three citizenship abilities.
strategies, learning One of the strategies that can be chosen is the cooperative learning strategy which can
citizenship, local increase innovative, creative and meaningful learning based on local wisdom. The values
wisdom of local wisdom have a strategic role in forming the character and identity of the nation.
Citizenship education that is developed by utilizing local wisdom will lead to the emergence
of an attitude that is independent, full of initiative, and creative. Learning in schools must
be meaningful in order to provide a learning experience that involves mental and physical
processes through interaction between students, students and teachers, the
environmentand other learning resources. For this reason, learning strategies must be
designed appropriately, create and innovate in accordance with teaching materials and
can foster the independence of students to be able to learn independently or work
collaboratively group.

——————————  ——————————

A. PENDAHULUAN kosong, akan tetapi peran pendidik adalah sebagai


Pembelajaran merupakan suatu interaksi perangsang peserta didik agar mereka mau terlibat aktif
pendidikan yang terjadi dengan sengaja dalam dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
pencapaian tujuan tertentu. Pencapai tujuan tersebut pemahaman kepribadian subjek didik menjadi bagian
kadang kala sering terhambat karena disebabkan kurang penting yang harus dilakukan guru untuk terjadinya
kekreativan dalam pengelolaan pengajaran dan terjadi pembelajaran yang menarik. Keberhasilan pembelajaran
kebosanan dalam belajar. Pada hal idealnya pengelolaan sangat ditentukan pada strategi pembelajaran yang
pembelajaran harus mempertimbangakan sisi skologis didesain oleh guru. Pada dasarnya guru bisa saja
peserta didik. Pembelajaran bukanlah memaksa menggunakan strategi pembelajaran apa saja dalam
kehendak untuk memberikan/transfer nowleage melakukan kegiatan belajar-mengajar. Namun hal yang
sehingga terkesan peserta didik bagaikan gelas yang terpenting lagi adalah guru harus memiliki
pertimbangan yang matang ketika menggunakan strategi Rustaman et al., (2003: 206) menyatakan
pembelajaran tertentu. Tentunya menggunakan model- strategi pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran tersebut ada pencapaian yang salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari
diharapkan demikian, aspek psikologis menjadi sisi teori kontruktivisme karena mengembangkan
pertimbangan dalam proses pembelajaran. struktur kognitif untuk membangun pengetahuan
Pada umumnya, proses belajar mengajar di sekolah sendiri melalui berpikir rasional.Strategi
oleh sebagian besar guru masih mendominasi mengguna cooperative learning atau gotong royong
kan strategi konvensional yang lebih menekankan warga merupakan sistem pengajaran yang memberi
belajar hanya menjadi obyek pembelajaran. Kondisi ini kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja
kurang dapat mengembangkan potensi peserta didik sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-
secara optimal, sehingga dapat mengakibatkan prestasi tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif
belajar yang dicapai juga kurang optimal. Pada sehinggamemungkinkan terjadinya interaksi seca
umumnya, guru dalam memulai pembelajaran, langsung ra terbuka dan hubungannya yang bersifat interd
pada pemaparan materi,kemudian pemberian contoh ependensi efektif diantara anggota kelompok (Su
dan selanjutnya mengevaluasi pesertadidik melalui gandi, 2002:14). Hubungan kerja seperti
latihan soal. Peserta didik menerima pelajaran secara itu memungkinkan timbulnya persepsi yang
pasif dan bahkan hanya menghafal tanpa memahami positif tentang apa yang dapat dilakukan peserta
makna dan manfaat dari apa yang dipelajari. Guru hanya didik untuk mencapai keberhasilan belajar.
memberikan pelajaran dengan konsep-konsep materi Arends (1998:223) menyatakan strategi
pelajaran yang bersifat hafalan saja.Proses pembelajaran pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang demikian dapat mendorong interaksi yang searah, yang berpusat pada warga belajar (learner-
yaitu hanya dari guru kepada warga belajar saja. Proses centered principles of learning). Sedangkan, Lie
pembelajaran kurang terjadi secara timbal balik yang (2004:29) menyatakan strategi pembelajaran
dialogis. Kondisi pembelajaran yang demikian menyebab kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar
kan warga belajar kurang termotivasi, karena warga dalam kelompok-kelompok kecil, di mana peserta
belajar hanya akan berusaha menghafal materi yang didik belajar dan bekerjasama untuk
diberikan oleh guru, tanpa berusaha mencari dan mendapatkan pengalaman belajar yang optimal,
mengembangkan pengetahuan lebih lanjut. Untuk itu, baik pengalaman individu maupun kelompok.
keterlibatandan peran guru dalam proses pembelajaran Hal ini didukung, Balkcom (1992:1) yang
memerlukan adanyainteraksi sosial antar pihak-pihak menyatakan pembelajaran kooperatif adalah
yang berkepentingan di dalam bidang pendidikan yang suatu strategi pembelajaran dalam kelompok
bersifat kreatif dan korporatif agar tercipta suasana kecil yang terdiri dari peserta didik yang memiliki
belajar yang kondusif. Guru harus mampu menjalankan kemampuan
perannya secara sungguh-sungguh, baik sebagai yang berbeda untuk mengembangkan kemampua
fasilitator, motivator, maupun sebagai pengelola n dalam mempelajari suatu objek.
pembelajaran. Artinya, guru harus merancang strategi Uraian di atas menunjukkan
pembelajaran yang tepat, berkreasi dan berinovasi bahwapelaksanaan strategi pembelajaran
sesuai dengan materi ajar serta dapat menumbuhkan kooperatif memungkinkan gurudapat
kemandirian peserta didik untuk dapat belajar secara mengelola kelas dengan lebih efektif. Selain itu,
mandiri maupun bekerjasama secara berkelompok. setiap anggota kelompok dapat saling
Strategi pembelajaran cooperative learning bekerjasama dalam meningkatkan kemajuan
merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat belajar dan membantu keberhasilan seluruh
gunakan dalam pembelajaran dan memiliki karakteristik anggota kelompok.
tesrsendiri serta berbeda dengan model pembelajaran Adapun ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif,
lain. Melelui model pembelajaran cooperative learning yaitu: (1)belajar bersama teman,(2) terjadi tatap
peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan muka dengan teman,(3)saling mendengar
sesama peserta didik melalui tindakan diskusi. Secara pendapat teman,(4) produktif berbicara,
psikologis model pembelajaran cooperative learning keputusan tergantung pada warga peserta didik
dapat menstimulasi peserta didik baik dalam berpikir. sendiri, dan (5)warga belajar dapat aktif dalam
Oleh karena itu, maka dalam tulisan ilmiah ini penulis belajar. Sedangkan, karakteristik dari strategi
berusahan mengupas strategi pembelajaran kooeratif pembelajaran kooperatif diantaranya: a). Siswa
learning yamg inovatif,kreatif dan bermakna pada bekerja dalam kelompok kooperatif untuk
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PKN di sekolah menguasai materi akademis, b).Anggota-anggota
dasar berbasis kearifan local setempat. dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi, c).
Jika memungkinkan,masing-masing anggota
B. KAJIAN PUSTAKA kelompok kooperatif berbeda suku, budaya,dan
1. Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif jenis kelamin, d). Sistem penghargaan yang
berorientasi kepadakelompok daripada individu 2. Tujuan kooperatif learning
(Stahl, 1994: 19).Selain itu, terdapat empat Strategi cooperative learning dilaksanakan
tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dengan kerja bersama antar individu dalam
dalam model pembelajaran kooperatif yaitu: kelompok. Cooperative learning dapat
a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan meningkatkan motivasi belajar tiap individu
yang dibutuhkan untuk membentuk dalam
kelompok dan membentuk sikap yang sesuai kelompok untuk melaksanakan tugas yang mereka
dengan norma. harus kerjakan. Didalam kelompok bisa juga
b. Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan berbagi tugas mencari bahan belajar dari berbagai
yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas media yang kemudian di sharingkan dalam
kelompok dalam menyelesaikan tugas dan kelompok. Tiga konsep pusat/sentral yang
membina hubungan kerja sama diantara menjadi
anggotakelompok. sifat khas/karakteristik pembelajaran berkelompk
c. Formatting (perumusan) yaitu keterampilan /cooperative learning dikemukakan Slavin (1995)
yang dibutuhkan untuk pembentukan a. Penghargaan grup/kelompok
pemahaman yang lebih dalam b. Pertanggungjawaban perorang/individu
terhadap bahan-bahan yang dipelajari, c. Kesempatan yang sama untuk mendapatkan
merangsang penggunaantingkat berpikir /mencapai keberhasilan.
yang lebih tinggi, dan menekankan Pembelajaran dengan menggunakan metode
penguasaan serta pemahaman dari materi cooperative learning peserta didik mendapat
yang diberikan. pengetahuan yang sama karena dikerjakan,
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan dipikirkan diputuskan bersama. Selanjutnya
yang dibutuhkan untuk merangsang menurut Sharan pada tahun 1990 mengenai siswa
pemahaman konsep sebelum pembelajaran, yang belajar menggunakan metode belajar
konflik kognitif, mencari lebih berkelompok/cooperative learning akan memiliki
banyak informasi, dan mengkomunikasikan motivasi yang tinggi karena didorong dan
pemikiran untuk memperoleh kesimpulan. didukung dari rekan sebaya. Belajar
berkrlompok/Cooperative learning juga
 Selanjutnya, Stahl (1994:10-15) mengemukakan menghasilkan peningkatan kemampuan
beberapa konsep mendasar yang perlu akademik, meningkatkan kemampuan berfikir
diperhatikan dandiupayakan oleh guru dalam kritis,
menggunakan strategi kooperatif di kelas, membentuk hubungan persaudaraan/persahabata
sebagai berikut: (a)Kejelasan rumusan tujuan n, menimba berbagi informasi siswa,
pembelajaran.(b)Penerimaan yang  menyeluruh memperbaiki perilaku/sikap terhadap sekolah dan
oleh warga belajar tentang tujuan belajar. belajar mengurangi tingkah laku yang kurang
(c)Ketergantungan yang bersifat positif. (d) baik, serta menolong/membantu para siswa
Keterbukaan dalaminteraksi pembelajaran. (e) dalam menghargai pendapat atau pokok pikiran
Tanggung jawab individu. (f)Pengakuan dan teman/orang lain ( johnson, 1993 ).Stahl (1994)
penghargaan kelompok yang sukses. (h) Sikap berpendapat/mengemukakan melalaui metode
dan perilaku sosial yang positif. (i) refleksi dan cooperative learning para siswa bisa/dapat
internalisasi, dan (j)kepuasan dalam belajar. Ini memeperoeh pengetahuan, kecakapan sebagai
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran pertimbangkan untuk berfikir dan menentukan
adalah pembelajaran yang menekankan serta bekerja/ berbuat dan melaksanakan/melaku
pada kerjasama dalam kelompok belajar yang kan serta berpartisipasi sosial. Zaltman et al pada
telah ditetapkan.Perbedaan antara belajar tahun 1972 berpendapat/mengemukakan pula,
kelompok dengan pembelajaran kooperatif, kepada para siswa yang sama-sama bekerja dalam
menurut Woofolk (1998:349-350), bahwa grup/kelompok akan menyebabakan/
istilah "belajar kelompok" dan "pembelajaran menimbulkan persaudaraan/persahabatan yang
kooperatif” seringkali digunakan atau dianggap kompak/akrab, yang terjadi/terbentuk di
sama. Padahal, kelompok kerja adalah beberapa tempat/kalangan para siswa, ternyata sangat
peserta didik bekerja bersama dimana kelompok berpengaruh pada tingkah laku atau kegiatan
kerja mungkin bekerjasama dan mungkin juga masing- masing secara individual. Cooperatif
tidak melakukan bekerjasama. Kolaborasi dan learning atau kerja sama
pembelajaran kooperatif melibatkan pengajaran berkelompok diantara siswa dalam aktivitas/kegia
yang konstruktif yang bersifat kompleks, tan belajar menurut Harmin (1983) dapat
lingkungan belajar yang alami dan interaksi memperoleh atau memberikan bermacam-macam
sosial. atau berbagai pengalaman. Orang-orang atau
mereka lebih banyak memperoleh/mendapatkan kelompok yang menjadi contoh memiliki
kesempatan berkata-kata/berbicara, inisiatif, kepribadian yang baik.
menentukan pilihan dan secara umum 3. Teori Kooperatif Learning
memperluas/mengembangkan kebiasaan yang Potensi yang dimiliki setiap peserta didik
baik.Jaro Milek & Parker pada tahun sudah barang tentu berbeda antara satu dengan
1993 mengemukakan/mengatakan keunggulan lainnya didalam kelompok. Scera individu
yang didapat/diperoleh dalam pembelajaran ini peserta didik dapat aktif membangun
yaitu: pengetahuannya mendapatkan atau menerima
1. Saling memerlukan/ketergantungan yang berita atau informasi yang bermakna yang
posistif berhubungan dengan ilmu yang sedang dicari
2. Adanya pendapat/pengakuan dalam merespon untuk menyelesaikan tugas belajarnya.
suatu perbedaan perorangan/individu Pembelajaran secara mandiri ada kalanya
3. Para siswa diikut/dilibatkan dalam perencanann membuat pengetahuan peserta didik menjadi
dan pengelelolaan suatu kelas sangat terbatas. Oleh karena itu pembelajaran
4. Suasana di dalam suatu kelas yang santai serta dalam kelompok adakalanya pengetahuan bisa
rileks dan yang aman serta menyenangkan lebih berkembang.
5. Terjalinya kerjasama/hubungan yang Teori cooperative learning menurut :
bersaudara serta hangat dan bersahabat diantara 1. Plaget & Vygotsky (Slavin 1995):
para siswa dengan para guru merupakan Piaget Konstruktivism Kognitif
6. Mempunyai/memiliki bermacam-macam atau dan Vygotsky Konstruktivism.
banyak kesempatan untuk mengemukakan atau 2. Briner (1999):Pembelajaraan secara
mengekspresikan pengalaman perasaan atau konstuktisme terjadi/berlaku dimana para
emosi yang membahagiakan/menyenangkan. siswa membina pengetahuan dengan
Kelemahan strategi pembelajaran cooperative menguji ide dan pendekatan berdasrkan
learning. pengetahuan. dan pengalaman yang ada,
1. Faktor internal peserta didik kemudiaan mengaplikasikannya pada satu
a. Thinking skill yang lemah membuat situasi baru dan menginteregasikan
individu tersebut kurang dapat data yang pengetahuan baru yang diperoleh dengan
akurat apabila ada pembagian tugas dalam binaaan intlektual yang akan diwudjudkan.
kelompok. 3. MC Brien dan Brand (1997) menyebutkan
b. Adanya peserta didik yang malas sehingga konstuktivisme yaitu salah satu pendekatan
individu tersebut hanya mengikut pendapat pembelajaran berdarkan pada penyelidikan
dari temannya. mengenai bagaimana orang/manusia
c. Peserta didik yang pintar mendapat nilai belajar.kebanyakan penyelidik mengemuka
yang sama dengan yang kurang kreatif skill. kan atau berpendapat setiap individu
d. Ada kalanya yang kreatif skill menjadi membina pengetahuan dan bukanya hanya
dominan dalam kelompok sehingga yang memperoleh atau menerima pengetahuaan
kurang kreatif kurang percaya diri dari masyarakat atau orang lain.
mengeluarkan pendapatnya. 4. Soedjadi (1999) pendekatan tentang
Keunggulan-keunggulan cooperative learning pembelajarn konstruktivisme di dalam
jika dibandingkan dengan metode mengajar pembelajaran adalah pendekataan dimana
konvensional dimana guru aktif mengajar dan para siswa secara perorangan atau
siswa hanya mendengar, bertanya langsung jika individual mendapatkan atau menemukan
tidak dimengerti, disini siswa lebih pasif. Pada dan menginformasikan berita atau
metode cooperative learning dapat menjadi lebih informasi yang lengkap atau kompleks,
unggul jika siswa atau peserta didik dapat : memeriksa dengan peraturan yang terdapat
1. Berpartisipasi aktif dalam berkelompok
serta merevisinya bila diperlu.
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang harus
5. Bell pada tahun 1993 berpendapat atau
menghasilkan peningkatan kemampuan
mengemukakan, suatu paham konstruktivis
akademik yang lebih baik.
me melihat atau memandang para siswa
2. Jika dalam kelompok terdapat sikap saling
yang datang ke bangku sekolah membawa
menghargai maka kelompok dapat menjalin
persiapan mental dan pengetahuan
persahabatan yang lebih erat dengan
mengenai kognitifnya. Artinya para pelajar
demikian tiap individu dalam kelompok akan
yang tiba atau yang datang kebangku
bersemangat mengerjakan tugas-tugas di
sekolah telah atau sudah mempunyai atau
kelompoknya.
memiliki konsep awal yang terdiri dari
3. Cooperative learning dapat menumbuhkan
materi yang akan dipelajari, karena pelajar-
sikap demokratis terutama apabila anggota
pelajar atau mereka memiliki atau hal ini peserta didik mengkonstruksi
mempunyai kekuatan/potensi untuk pengetahuan dalam pikirannya sendiri secara
pembelajaraan mandiri terlebih dahulu dari lebih menyeluruh atau rinci, sebagaimana
sumber yang ada atau dari pengalaman dikemukakan
dalam lingkungan kehidupannya. Dalam 1. Driver dan Bel pada tahun 1989
hal ini guru bertindak sebagai fasiliator mengemukakan:
serta menjadi nara sumber. a. Hasil pembelajaran tidak hanya
6. Brooks & Books pada tahun 1993 tergantung dari pengalaman
berpendapat bahwa pembelajaran konstruk pembelajtraan diruangan kelas, tapi
tivisme berlaku apabila para siswa tergantung pula pada pengetahuan
mengarahkan atau membina makna pelajar sebelumnya
tentang dunia dengan mensitensis b. Pembelajaran adalah menata atau
pengetahuan atau pengalaman baru kepada mengkonstruksi suatu
apa yang mereka telah fahami sebelum ini. pemahaman atau pemikiran dari suatu
Orang-orang atau mereka akan membuat konsep – konsep
atau membentuk prasyarat atau peraturan c. Menata atau mengkonstruksi konsep adalah
melalui refleksi tentang interaksi mereka proses aktif dalam diri seorang pelajar.
dengan objek, idea atau perkaitan yang (1999) pendekataan konstruktivisme adakah
tidak bermakna kepada mereka maka pendekataan suatu pembelajaran dimana
mereka akan sama ada menginterprestasi pengalaman atau pengetahuan baru tidak
apa yang mereka lihat supaya sesuai dengan diberikan dalam bentuk jadi ( final ), tetapi
peraturan agar dapat menjelaskan atau pelajar membentuk pengetahuannya sendiri
menerangkan pemahaman baru dengan melalui interaksi denganlingkungannya dalam
lebih baik. proses asimilassi dan akomodasi.
Oleh karena itu dapat dirumuskan bahwa 4. Karakteristik Koperatif Learning
teori cooperative learning memberi pengalaman Pada dasarnya pembelajaran berkelompok
baru bagi para peserta didik mensintesis suatu atau Cooperative Learning dapat diartikan
pembelajaran atau pengalaman baru kepada apa bekerja secara bersama dalam grup atau
yang telah orang-orang atau mereka kelompok namun bukan semua kerja kelompok
pahami terdahulu atau sebelumnya.Pengalaman disebut pembelajaran Cooperative Learning
pembelajaran menimbulkan keyakinan kepada karena ada hal-hal tertentu yang
diri sendiri karena diberi kesempatan untuk membedakannya.Menurut pendapat Bennet
terlibat secara aktif jadi dapat memahami (1995) mengatakan ada 5 syarat atau unsur
mengingat lebih lama konsep tersebut. Dalam dasar yang dapat membedakan pembelajaran
hal ini peserta didiklah yang harus agresif dan berkelompok atau Cooperative Learning dengan
kreatif menemukan data-data atau bahan belajar kerja kelompok yaitu :
yang di perlukan pada topik tertentu yang 1. Positive interdepence
diberikan pengajar untuk mereka cari 2. Intraction antara face to face
penyelesaiannya.Pembelajaran secara 3. Terdapat tanggung jawab perorang atau
konstruktivisime meneruskan pembelajaran pribadi mengenai materi pelajaraan
cooperative learning dikarenakan kegiatan atau dalam anggota grup atau kelompok
aktivitas peserta didik dapat menimbulkan 4. Membutuhkan keluwesan
keyakinan atau 5. Meningkatkan ketrampilan bekerja
kepercayaan pada diri sendiri karena mendapati sama dalam memecahkan masalah
atau menghadapi dan menyelesaikan suatu ( proses kelompok )Ketika penyerahan
masalah dalam kebersamaan dalamkeadaan hasil kerja kelompok ada baiknya
serta situasi yang lebih baik karena mereka instruktur atau guru menanyakan
secara konstruktif diberi peluang untuk bagaimana proses kerja mereka dalam
memahaminya. Secara konstruktivisme kelompok, hal-hal apa saja yang mereka
menerusi cooperative learning yang lakukan untuk mendapatkan berita atau
melakukan secara bekerja sama mencari konsep- informasi tentang data-data yang
konsep ide-ide baru menjadikan mereka lebih diperlukan untuk menyelesaikan tugas
memahami tugas yang dilakukan.Pemikiran atau kelompok, bagaimana pembagian tugas
Pandangan dari pembelajaran konstruktivis pada setiap anggota kelompok dan siapa
tentang suatu pembelajaran dimana para peserta saja yang berperan mencari dan
didik mendapat kesempatan serta menggunakan mengimput data, dan apa saja yang
kreativitas secara individu atau sendiri dalam orang-orang atau mereka lakukan,
butuhkan untuk menyelesaikan tugas- dan memberi arahan/petunjuk kepada
tugas hingga berhasil. pengajar di dalamkelas.
Ini berguna untuk mengetahui siapa saja yan 2. Muhamad Surya (2003)
berperan dan paling terampil dalam Merupakan suatu proses perubahan yang
kelompok.Ada berbagai macam keterampilan dilaksanakan atau dilakukan oleh individu
selama berlangsungnya Cooperative Learning untuk mendapatkan/memperoleh suatu
antara lain : perubahan perilaku yang baru secara
Menurut Lungdren pada tahun 1994 kseluruan, sebagai hasil dan pengalaman
1. Keterampilan kooperative tingkat awal individu itu sendiri dalam interaksi
a. Menggunakan kesempatan dengan lingkungannya.
Yang dimaksud dengan 3. Gagne (1985)
menggunakan kesepakatan adalah An active proces and suggest that teaching
menyamakan pendapatyang involves facilitating active mental proces by
berguna untuk meningkatkan student, bahwa dalam proses pembelajaran
hubungan kerja dalam kelompok. para siswa berada dalam posisi proses
b. Menghargai kontribusi Menghargai mental yang aktif, dan guru berfungsi
berarti memperhatikan atau mengkondisikan terjadinya pembelajaran.
mengenal apa yang dapat dikatakan 4. Joice dan Weil (1990)
atau dikerjakan anggota lain. 1. Semakin kecil upaya yang dilakukan
c. Mengambil giliran dan berbagi guru dan semakin besar aktivitas
tugas Pengertian ini mengandung belajar siswa maka hal itu semakin
arti bahwa setiap anggota kelompok baik.
bersedia menggantikan danbersedia 2. Semakin sedikit waktu yang
mengemban tugas / tanggung diperlukan guru untuk mengaktifkan
jawab tertentu dalam kelompok. siswa belajar juga semakin baik.
2. Keterampilan tingkat menengah 3. Sesuai dengan cara belajar siswa
Ketrampilan tingkat menenga meliputi yang dilakukan.
menunjukan penghargaan dan Dalam pembelajaran berkelompok atau
simpati,mengungkapkan ketidak Cooperative Learning terdapat beberapa jenis
setujuan dengan cara dapat diterima, atau variasi model yang tepat diterapkan yaitu
mendengarkan secara arif, bertanya, diantaranya :
membuat ringkasan, menafsirkan, A. Student Team Achievement Division
mengorganisirkan, dan mengurangi (STAD)
ketegangan. 1. Tahap penyajian materi
3. Keterampilan tingkat mahir Yang mana guru memulai dengan
Ketrampilan tingkat mahir meliputi menyampaikan indikator yang harus
mengelaborasi, memeriksa dengan dicapai hari itu dan memotivasi rasa
cermat,menanyakan kebenaran, ingin tahu siswa tentang materi yang
menetapkan tujuan, dan berkomprom akan dipelajari, dalam penelitian ini
adalah materi tentang pencemaran
5. Model-Model Cooperatif Learning lingkungan.
Proses pendidikan karakter bertujuan 2. Tahap kerja dalam grup atau kelompok
untuk meningkatkan dan hasil pendidikan yang Pada tahap ini setiap siswa diberi
mengarah pada pembentukan karakter dan lembar tugas sebagai bahan yang akan
akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan dipelajari.
seimbang sesuai dengann standar kompetensi 3. Tahap tes perorangan atau individu
lulusan pada setiap satuan pendidikan. Yaitu mengetahui sejauh mana
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasiln belajar telah dicapai,
keberhasilan belajar yang telah dicapai para diadakan tes secara individual,
peserta didik. Pada Cooperative Learning. mengenai materi yang telah dibahas.
Pendidik harus melakukannya sesuai dengan 4. Tahap penghitungan SCORE
kebutuhan peserta didik. perkembangan individu
1. Pendapat Dahlan (1998) Dihitung berdasarkan skor lawan,
Model mengajar dapat diartikan sebagai dalam penelitian ini didasarkan pada
suatu rencana atau pola yang digunakan nilai evaliasi hasil belajar semester 1.
dalam membuat/menyusun kurikulum, B. Jig Saw
menata/mengatur bahan/materi pelajaran, Pembelajaran kooprativ jigsaw adalah
salah satu tipe pembelajaran berkelompok
atau kooperatif yang menyuruh supaya tugas kelompok, bagaimana cara membaginya,
siswa aktif dan saling menolong atau siapa saja yang berperan dan mengimput data.
membantu dalam menguasai materi Untuk memperoleh atau mengetahui sejauh
pelajaran untuk mencapai prestasi yang mana keberhasilan belajar para peserta didik
tinggi atau maksimal. pada model Cooperative Learning, pendidik
C. Investasi kelompok atau Group (IG) harus melakukan uji sesuai dengan kebutuhan
Pada model ini para siswa dibagi kedalam para anggota/peserta didik, dikarenakan tiap-
grup-grup atau kelompok yang tiap model pembelajaran mempunyai/memiliki
berjumlah/beranggotakan 4-5 para karakteristik yang berbeda-beda.Suasana kelas
siswa/orang . kelompok dapat dibentuk yang nyaman, guru yang baik dan
berdasarkan perkawanan atau bersahabatmenjadi dambaan setiap peserta
berdasarkan pada keterkaitan akan didik (siswa). Karena itu dapat menambah
sebuah materi tanpa melanggar ciri-ciri semangat dan dorongan kearah yang lebih baik
cooperativ learning. Pada model Cooperative Learning, setiap para
D. Rotating Trio Exchange siswa harusmempunyai/memiliki kesepakatan
Pada model ini, kelas dibagi untuk bekerja sama dengan peserta/anggota
kedalam beberapa grup-grup atau lainnya dan memiliki cara berinteraksi yang baik
kelompok yang terdiri dari 3 para dengan orang yang lainnya dalam penerapan
siswa/orang,kelas ditata sehingga pola pembelajaran berkelompok atau
setiap grup-grup atau kelompok Cooperative Learning. Ada tiga hal yang perlu
lainnya dikirim serta yang lainnya diperhatikan :
dikanannya. A. Pembentukan Kelompok
E. Group Resume Pembentukan kelompok harus heterogen
Model ini akan menjadikan interaksi dengan memperhatikan kemampuan
di antar siswa lebih baik, kelas dibagi akademis. Alasan dibentuk kelompok
dalam grup-grup atau kelompok- heterogen:
kelompok, setiap grup atau kelompok a. Memberi kesempatan untuk saling
terdiri dari 3-6 orang para siswa. mengajar ( peer tutoring ) dan saling
6. Peranan Pendididk dalam Cooperative Mendukung,
Evaluasi pendidikan karakter adalah upaya b. Dapat meningkatkan relas dan
untuk membandingkan perilaku anak dengan interaksi antar ras, entik dan gender
standar atau indikatorP karakter yang c. Memudahkan pengelolaan kelas
ditetapkan oleh guru kelas. karena masing- masing kelompok
Suasana kelas yang nyaman, guru yang baik memiliki anak yang berkemampuaan
dan bersahabat menjadi dambaan setiap peserta tinggi
didik (siswa). Karena hal itu dapat menambah B. Pemberian Semangat Kelompok
semangat dan dorongan belajar lebih baik dalam Perlu dibangun semangat kebersamaan
mengembangkan keahlian dalam bekerja sama kesatuan, kesepakatan , dukungan dalam
dalam suatu kelompok.Untuk mengelola belajar.
lingkungan kelas yang nyaman dan bersahabat C. Penataan Ruang Kelas
dibutuhkan kreativitas guru, sehingga Penataan ruang kelas sangat dipengaruhi
pelaksanaan Cooperative Learning dapat oleh filsafat dan metode pembelajaran yang
terlaksana dengan baik.Perbedaan pendapat dipakai dikelas.Ruangan kelas harus
antar siswa biasa terjadi pada saat diskusi. Oleh diusahakan berbeda dari biasanya karena
karena itu sebagai pendidik atau guru sebagai guru berperan sebagai : fasilitator,
mediator harus dapat mengarahkan atau motivator,mediator, dan evaluator.
memberikan pemecahan masalah supaya/agar Jadi ruangan kelas harus ditata sedemikian
tidak sampai terjadi konflik internal antar rupa.Pada saat proses belajar mengajar
individu dalam kelompok maupun antar berlangsung, guru harus benar-benar fokus
kelompok.Ketika penyerahan hasil kerja pada permasalahan yang sedang
kelompok, intstruktur/guru perlu menanyakan diperdebatkan atau didiskusikan. Pendidik
bagaimana proses kerja mereka dalam harus memberi saran-saran sesuai kebutuhan
kelompok, hal-hal apa saja yang mereka lakukan dan apabila tugas yang dikerjakan itu benar
supaya dapat memperoleh berita-berita atau dan memberi masukan yang baik dan tepat.
informasi tentang data-data yang diinginkan Pendidik harus memberi apresiasi pada
atau yang diperlukan untuk menyelesaikan kelompok tersebut. Dalam melaksanakan
Cooperative Learning, Stahl (1994) lapangan akan memperoleh/menghasilkan suatu
mengemukakan sebagai berikut : produk atau jawaban atas permasalahan yang
1. Kejelasaan rumusan tujuan timbul, sehingga dapat meningkatkan mutu atau
pembelajaran kualitas dari suatu pembelajaran dan tidak kalah
2. Penerimaan siswa secara menyeluruh pentingnya meningkatkan kualitas pemahaman
tentang tujuan belajar peserta didik terhadap suatu objek
3. Saling membutuhkan diantara sesama tertentu.Pembelajaran Cooperative Learning
anggota dapat membuat siswa lebih aktif dan
A. Relevansi Cooperative Learning menyelesaikan permasalahan yang terjadi atau
terhadap Guru yang timbul di dalam kelas.Penelitian kelas
Relevansi Cooperative Learning dapat berkontribusi berupa deskripsi dalam
terhadap guru sebagai sumber belajar pelaksanaan tindakan nyata, proses belajar-
tentu mempunyai keterbatasan, namun mengajar menolong guru dan murid
demikian ada 3 hal sikap guru yang meningkatkan kualitas pemahaman pada objek
harus diperhatikan. tertentu.
1. Guru yang propagandis 7. Penerapan Strategi Cooperative Learning
Guru yang propagandis memiliki Salah satu yang bisa dilakukan adalah
penampilan yang menggunakan cooperative learning Strategi.
memukau anak-anak. Ada kalanya Cooperative learning adalah Strategi
penampilan yang statis propagandis juga pembelajaran dengan memberikan tugas kepada
dapat membosankan bagi siswa. siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok
2. Guru yang netral kecil yang hasilnya akan dipresentasikan kepada
Para pendidik yang netral adalah guru yang kelompok lain di dalam kelas. Hasil kelompok
membuatanak tidak puas dengan topik tersebut kemudian didalami dan ditanggapi
yang sedang dibahas,karena ia sendiri tidak sehingga terjadi proses belajar yang aktif dan
yakin akan maknanya, karena tidak dinamis.
memiliki pengetahuan yang cukup untuk Falsafah strategi pembelajaran ini adalah
memberi masukan dibidang tersebut, dan pembelajaran gotong royong. Robert Slavin
ada kemungkinan ia (pendidik) juga dalam mengatakan cooperative learning adalah salah
kebingungan. satu bentuk paham pembelajaran konstruktivis.
3. Guru yang baik Pembelajaran konstruktivisme adalah suatu
Guru yang baik akan selalu berusaha teknik pembelajaran yang melibatkan siswa
menambah ilmu pengetahuannya, sehingga untuk membina sendiri secara aktif
berpengetahuan yang luas dan memiliki pengetahuan dengan menggunakan
dedikasi yang tinggi terhadap peserta didik pengetahuan yang telah siswa miliki
dalam asuhannya. Guru yang baik sebelumnya.
dihormati, disayangi murid-muridnya Strategi ini sangat bagus karena komunikasi
karena dia selalu dapat memberikan antar siswa secara informal membuat siswa
informasi yang baik dan benar terhadap cepat memahami suatu materi yang sedang
murid-muridnya. dibahas. Siswa yang agak terlambat menerima
B. Relevansi Cooperative Learning terhadap Siswa materi pelajaran, dengan penjelasan temannya
Pembelajaran Cooperative Learning pada yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima
dasarnya dirancang agar para peserta didik dan memahami materi yang sedang
dapat bekerja sama dalam kelompok. Akan didiskusikan, di samping mereka juga terlatih
menjadi efektif bila pada diri peserta didik untuk belajar mendengarkan pendapat orang
ditanamkan unsur-unsur dasar belajar lain.
Cooperative secara berkesinambungan dapat Bagi siswa yang pandai, cara ini menjadi
dijadikan sarana untuk melatih dan sarana untuk menanamkan karakter peduli,
mengembangkan aspek kognitif, psikomotor, tenggang rasa, sifat berbagi, bertanggungjawab
afektif. Keberhasilan peserta didik melalui kepada teman sejawat, dan melatih kemampuan
pembelajaran ini akan berdampak sangat baik berkomunikasi. Secara tidak langsung, melalui
dalam pengembangan social skill para pesera aktivitas ini, siswa yang pandai akan
didik khususnya untuk bekal hidup dalamdunia memperdalam dan memperluas
pekerjaan maupun dalam hidup bermasyarakat. pengetahuannya, dia akan belajar lebih keras
C. Relevansi pembelajaran berkelompok atau agar bisa lebih baik menjelaskan kepada teman
Cooperative Learning terhadap manfaat atau di kelompoknya.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas.Melalui Strategi pembelajaran ini sangat menunjang
penelitian dan aktivitas dalam penelitian di kebijakan zonasi karena siswa pandai tidak
menumpuk pada satu sekolah, akan tetapi Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar
menyebar ke berbagai sekolah di mana siswa para anggota kelompok..
tersebut bertempat tinggal. Tentu ini akan 2. Saran
mempermudah bagi sekolah untuk menerapkan Pembelajaran Kooperatif tidak terlepas dari
strategi cooperative learning (pembelajaran kelemahan disamping kekuatan yang ada
kooperatif). padanya. Kelemahan tersebut seperti
Strategi ini sangat mudah diterapkan di ketidaksiapan guru untuk mengelolah
dalam kelas. Guru memilih beberapa siswa yang pembelajaran demikian dapat diatasi dengan
lebih pandai dan diberikan penjelasan terlebih cara pemberian pelatihan yang kemudian
dahulu apa yang harus dilakukan dalam ketidak siapan siswa dapat diatasi dengan cara
kelompok. Kemudian, siswa dibagi dalam menyediakan panduan, petunjuk tentang
beberapa kelompok kecil yang anggotanya tidak sumber yang dapat dieksplorasi serta hasil akhir
lebih dari sepuluh siswa agar interaksi antar yang diharapkan.
mereka lebih dinamis. Keaktifan anggota Terlepas dari kelemahannya, strategi
kelompok sangat penting untuk mencapai pembelajaran kooperatif mempunyai kekuatan
keberhasilan optimal dalam membahas materi dalam mengembangkan softskill siswa seperti,
yang ditugaskan kepada mereka. Oleh karena kemampuan komunikasi, bertanggung jawab
itu, tugas guru untuk mengontrol dan serta bekerja sama. Jika kelemahan dapat
memfasilitasi siswa pada saat diskusi diminimalkan, maka kekuatan strategi ini akan
berlangsung sangat penting. membuahkan proses dan hasil belajar yang
dapat memacu peningkatan potensi siswa secara
Penelitian yang dilakukan oleh Slavin optimal. Oleh sebab itu guru diharapkan
menunjukkan hasil yang positif. Siswa yang menerapkan strategi pembelajaran kooperatif.
mempraktikkan cooperative learning hasilnya
lebih baik dari strategi pembelajaran
konvensional. Begitu pula Roger dan Jhonson DAFTAR RUJUKAN
yang membandingkan strategi cooperative Bennett, B., Bennett, C.R. & Stevan, L. 1991. Cooperative
learning dengan strategi individual dan strategi learning: Where heart meets mind.
kompetisi. Hasilnya, siswa lebih efektif belajar Washington: Professional Development Associates.
ketika bekerja sama. Dengan bekerja sama, Gulo, W. (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta:
prestasi lebih kuat untuk dicapai. Di samping itu Grasindo.
komunikasi dan toleransi antar siswa jadi lebih Hill, S. & Hill, T. 1993. The Collaborative
baik karena mereka tidak membedakan ras, Classroom: A guide to cooperative learning,
agama, latar belakang keluarga, dan perbedaan
Victoria. Australia: Eleanor Curtain
lainnya.
Publishing.
C. SIMPULAN DAN SARAN Hisam Zaini, dkk. (2007). Strategi pembelajaran aktif.
1. Simpulan Yogyakarta: CTSD UIN
Strategi pembelajaran kooperatif menitik Sunan Kalijaga Yogyakarta.
beratkan pembelajaran pada keja sama antara Jacob, E. 1999. Cooperative learning in context: An
pelajar di dalam grup atau kelompok dan educational innovation in everyday
bekerja sama antara grup atau kelompok. Grup classrooms. New York: New York State University
atau kelompok tidak boleh membiarkan salah Press.
satu anggotanya tidak memahami atau mengerti Johnson, D.W. & Johnson, R.T. 1991. Learning together
permasalahan yang sedang dibicarakan atau and alone: Cooperative, competitive,
dibahas. Kegiatan atau aktivitas suatu and individualistic. Third Edition. Englewood
pembelajaran kooperatif berpusat pada kerja Cliffs, NJ: Prentice Hall.
sama antara pelajar. Pelajar yang belum Johnson, D.W. & Johnson, R.T. 1994. Learning together
mengerti permasalahan yang sedang dibahas and alone: Cooperative, competitive,
akan mendapatkan penjelasan dari sesama and individualistic learning (4th Ed.) Needham
rekan kelompoknya. Demikianlah pembelajaran Heights, MA: Allyn &Bacon.
ini berlangsung, sehingga akan tercapai suatu Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2002).
pemahaman yang sama dari anggota kelompok Strategi belajar mengajar.
terhadap permasalahan yang sedang dibahas. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai