Anda di halaman 1dari 8

Tugas Makalah Evaluasi Pembelajaran PAI

Tentang Menilai Dan Menskors

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI yang Ampu Oleh
bp. Maryono. M.Pd

Disusun oleh :

1.) Salsa fatma putri (2020010210)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGUGURAN


UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN
DI WONOSOBO
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran atau pada akhir pembelajaran.
Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai
berupa Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi
Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik
adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh
kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Dengan melakukan
penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan
yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan
peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian,
pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus
dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk berprestasi lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Menskor dan Menilai?
2. Bagaimana cara menskor dan menilai?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian menskor dan menilai
2. Dapat mengetahui tatacara menilai dan menskor dengan benar
BAB II PEMBAHASAN
A. Menskor
1. Pengertian Menskor Definisi menskor yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang
dapat dicapai oleh peserta didik. Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan
menjumlahkan angka-angka bagian setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
2. Teknik Pemberian Skor Pemberian skor bukanlah kegiatan yang mudah, seorang pendidik
harus mengetahui teknik-teknik menskor dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
menskor. Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 macam
alat bantu yaitu:
a. Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
b. Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci skoring.
c. Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
3. Penggunaan Skor dalam Berbagai Bentuk Teks
A. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah Untuk tes bentuk
betul-salah (true-false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah deretan jawaban yang
kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun, sedangkan kunci skoring
adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan skoring. Oleh karena dalam hal
ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S maka kunci jawaban yang
disediakan hanya berbentuk urutan nomor sareta huruf dimana kita menghendaki untuk
melingkari (atau dapat juga diberi tanda X) Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bentuk
B-S ini kita dapat menggunakan 2 cara yaitu:
a. Tanpa hukuman atau tanpa denda. Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka yang
diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci.
b. Dengan hukuman atau dengan denda. Dengan hukuman di gunakan 2 macam rumus, tetapi
hasilnya sama.Pertama, dengan rumus: S= R-W Singkatan dari : S:Score R:Right W: Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal
yang salah. Kedua, dengan rumus: S = T – 2W T: singkatan dari total, artinya jumlah soal
dalam tes.
B. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari slah satu huruf di depan pilihan
jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang pada tempat
yang sesuai di lembar jawaban. Dalam menentukan skor untuk tes bentuk pilihan ganda,
dikenal 2 macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman
apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci
jawaban. Dengan hukuman menggunakan rumus: (W) S = R - ——— (n – 1) S = Score W =
Wrong N = Banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di Indonesia 3, 4, atau 5)
C. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawaban singkat (Short answer
test) Tes bentuk jawaban singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban bentuk kata
atau kalimat pendek. Melihatnya namanya, maka jawaban untuk tes tersebut tidak boleh
berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu
pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam
bentuk tes objektif. Tes bentuk isian, dianggap setaraf dengan tes jawaban singkat ini. Cara
pemberian skor untuk jenis tes ini dengan memberikan skor 2 (dua) untuk setiap soal. Akan
tetapi, bisa juga skornya kita samakan dengan bentuk tes betul-salah atau pilihan ganda jika
memang jawabannya ringan atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawabannya bervariasi
misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap maka dapat diberi skor yang bervariasi
pula misalnya 2; 1,5; dan 1.
D. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching) Pada
dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, dimana jawaban-jawaban
dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-pertanyaanya. Dengan demikian, maka pilihan
jawabannya akan lebih banyak. Satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilih dibuat
sedemikian rupa sehingga jawaban yang satu tidak diperlukan bagi pertanyaan lain. Telah
dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih
komleks. Maka skor/angka yang diberikan sebgai imbalan juga harus lebih banyak. Sebagai
ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
E. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essaytest) Dalam tes
bentuk uraian setiap jawaban yang diberikan oleh siswa tentu berbeda-beda. Maka cara
meberikan angka/skor menggunkan cara pemberian angka yang relative. Misalnya untuk
suatu nomor soal jawaban yang paling lengkap hanya mengandung 3 unsur, padahal kita
menghendaki 5 unsur, maka kepada jawaban yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5,
sedangkan untuk yang menjawab hanya 2 atau 1 unsur, kita ber angka lebih sedikit, yaitu
misalnya 3,5; 2; 1,5; dan seterusnya.
F. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas Kunci jawaban untuk memeriksa
tugas merupakan pokok-pokok yang harus termuat di dalam pekerjaan siswa. Hal ini
menyangkut criteria tentang isi tugas. Namun sebagai kelengkapan dalam pemberian skor,
digunakan suatu tolak ukur tertentu. Tolak ukur yang disarankan dalam buku ini sebagai
ukuran keberhasilan tugas adalah:
1. Ketepatan waktu penyerahan tugas.
2. Bentuk fisik pekerjaan tugas yang menandakan keseriusan siswa dalam mengenakan tugas.
3. Sistematika yang menunjukan alur keruntutan pikiran.
4. Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
5. Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah ditentukan oleh
guru.

B. Menilai
1. Pengertian Menilai Menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan mengacu pada ukuran tertentu seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit,
pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya. Sedangkan nilai adalah angka ubahan
dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.
2. Prinsip-Prinsip Penilaian Secara garis besar penilaian dapat berhasil jika sesuai dengan
prinsip-prinsip berikut:
1. Prinsip kesinambungan, penilaian sebaiknya dilakukan secaraberkesinambungan.
2. Prinsip menyeluruh, penilaian sebaiknya harus mengumpulkan data mengenai seluruh
aspek kepribadian .
3. Prinsip objektif, penilaian diusahakan seobjektif mungkin .
4. Prinsip sistematis, penilaian sebaiknya dilakukan secara sistematis dan teratur. 3. Faktor-
Faktor yang Diperhitngkan dalam Penilaian Secara garis besar dapat ditentukan unsur umum
dalam penilaian yang menyangkut faktor-faktor yang harus dipertimbangkan . Unsur-unsur
tersebut adalah :
a. Prestasi Kerja Nilai prestasi harus mencerminkan sejauh mana siswa telah dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan di setiap bidang studi. Simbol yang digunakan untuk
menyatakan nilai hanya merupakan gambaran tentang prestasi saja. Unsur pertimbangan atau
kebijaksanaan guru sebaiknya tidak dilibatkan dengan nilai tersebut.
b. Usaha Siswa Usaha siswa dalam memenuhi tujuan pelajaran dapat dilaporkan kepada
orang tua. Usaha siswa harus dihargai dan tidak boleh dicampur dengan nilai prestasi.Ada
kecenderungan guru menilai usaha rendah karena prestasinya rendah. Beberapa siswa yang
telah berusaha mati-matian tetapi prestasinya tetap rendah, dan yang belajar sedang-sedang
saja prestasinya bisa tinggi. Ini kemungkinan faktor intelegensi yang berbicara .
c. Aspek Pribadi dan Sosial Aspek pribadi dan sosial juga perlu dilaporkan pada orang tua
siswa, misalnya menaati peraturan sekolah, disiplin dan sebagainya. Dalam memberikan nilai
harus hati-hati. Rentangan nilai sebaiknya antara 6 – 10 .
d. Kebiasaan Bekerja Kebiasaan bekerja yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
seperti kebiasaan melakukan tugas pada waktunya, keuletan dalam belajar, bekerja dengan
teliti, rajin, dan sebagainya. 4. Pendekatan Penilaian Sebagaimana telah dijelaskan diatas
bahwa nilai merupakan angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni
acuan normal atau acuan standard. Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa
penilaian merupakan kegiatan menilai sesuatu yang berdasarkan perolehan skor/angka. Untuk
mengubah skor mentah menjadi nilai akhir, adalah dengan membandingkannya dengan skor
standard. Prinsip yang mendasarinya adalah bahwa kepandaian seseorang di dalam suatu tes,
dapat dilihat dari perbandingan antara skor mentah (yang berhasil dicapai) dengan skor
standard (yang mungkin dicapainya). Nilai akhir yang dihitung dengan cara membandingkan
antara skor mentah dengan skr standard ini sangat mudah menghitungnya, yakni dengan
mencari rasio antara skor mentah dengan skor standar. Disekolah, terutama tingkat
menengah, mempunyai standard penilaian menurut skala ordinal. Hal ini berarti, bahwa siswa
diurut-urutkan mengenai kualitas prestasi yang mereka capai, siswa yang prestasinya dinilai
“baik” berada diatas siswa yang prestasinya dinilai “cukup”, dan siswa ini berada diatas siswa
yang prestasinya dinilai “kurang”. Taraf-taraf kualitatif dapat dilambangkan dengan
menggunakan angka-angka atau huruf-huruf, seperti terjadi pada skala penilaian yang
lazimnya digunakan di sekolah menengah dan di perguruan tinggi.
5. Perbedaan Penilaian dan Penskoran Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (sama dengan
memberikan angka yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir
item yang oleh testee telah dijawab dengan betul, dengan memperhitungkan bobot jawaban
betulnya. Adapun yang dimaksud nilai adalah angka (bisa juga huruf), yang merupakan hasil
ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan
pengaturannya dengan standar tertentu. Itulah sebabnya mengapa nilai sering disebut skor
standar (standard score). Nilai pada dasarnya adalah angka/huruf yang melambangkan
seberapa jauh/seberapa besar kemampuan yang telah ditujukan oleh testee terhadap materi
atau bahan yang teskan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan.
Penskoran berarti proses pengubahan prestasi menjadi angka-angka, sedangkan dalam
penilaian kita memproses angka-angka hasil kuantifikasi prestasi itu dalam hubungannya
dengan “kedudukan” personal siswa dan mahasiswa yang memperoleh angka-angka tersebut
di dalam skala tertentu. Dalam penskoran, perhatian utama ditujukam kepada kecermatan dan
kemantapan, sedangkan dalam penilaian, perhatian terutama ditujukan kepada validitas dan
kegunaan.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Penskoran adalah suatu proses perubahan jawaban-jawaban tes menjadi


angka-angka (mengadakan kuantifikasi). Sedangkan penilaian adalah proses menentukan
nilai suatu obyek dengan menggunakan ukuran atau kriteria tertentu, seperti Baik , Sedang,
Jelek. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Ada beberapa prinsip penilaian itu alalah sebagai berikut:
1. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang konprehensif.
2. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading).
3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam orientasi, yaitu
penilaian yang Norm-referenced dan yang criterion-referenced.
4. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar-
mengajar.
5. Penilaian harus bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang menghasilkan
angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama harus
memperoleh nilai yang sama pula.
6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara


Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara Purwanto,
M. Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya. http://www.unjabisnis.com/2010/06/evaluasi-pembelajaran.html
diunduh pada 22 Mei 2018 http://ievhaatj.blogspot.co.id/2015/05/makalah-penskoran-dan-
penilaian.html diunduh pada 22 Mei 2018
https://efoelmath89.wordpress.com/2013/02/15/penskoran-dan-penilaian/diunduh pada 22
Mei 2018 http://zainalsok.blogspot.co.id/2018/03/makalah-mengolah-hasil-evaluasi.html
diunduh pada 22 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai