Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Tes

Kegiatan Penilaian hasil pelatihan memerlukan instrument untuk mengukur hasil pelatihan yang
akan dinilai. Instrument tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Tes
merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristiksuatu objek. Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian. Menurut Djemari (2011:67) tes
merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu
melaui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes dapat diartikan sebagai sejumlah
pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan
seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Berdasarkan sistem
pensekorannya tes dibagi menjadi dua, yauitu tes objektif dan tes subjektif.

B. Tes Objektif

Pengertian tes objektif dalam hal ini bentuk tes yang dalam penentuan skor hasil tes sepenuhnya
tergantung pada jawaban atau respon peserta tes, tidak dipengaruhi oleh subjektivitas pemeriksa. Tes
objektif merupakan bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih
oleh peserta tes atas pilihan jawaban atau respon yang telah disediakan oleh penyusun butir tes. Secara
umum ada tiga tipe tes objektif, yaitu:

1. Tipe benar – salah (True – False Test)


Tes tipe benar salah adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai
dengan alternatif jawaban yaitu penyataan benar atau salah. Peserta tes diminta untu7k
menandai masing-masing jawaban atau penyataan dengtan melingkari atau memberi tanda
silang padsa huruf “B” jika jawaban atau pernyataan itu dianggap benar menurut pendapatnya
dan melingkari ataupun memeberi tanda silang pada huruf “S” jika jawaban atau pernyataan itu
menurut pendapatnya dianggap salah.
a. Pedoman penghitungan skor
Rumus dalam menghitung skor dalam sistem benar – salah ada 2, yaitu:
1) Sistem denda
Rumus: Sk = B - S

Sk = skor peserta tes


B = jumlah jawaban yang benar
S = jumlah jawaban yang salah

2) Sistem tanpa denda


Rumus : Sk = skor peserta tes
Sk = B
B = jumlah jawaban benar
a) Kelebihan tipe benar – salah
 Dapat mewakili pelatihan yng lebih luas. Hal ini dapat dicapai karena butir
soal benar – salah hanya dapat dicapai karena butir tes benar – salah
hanya butuh waktu singkat untuk menjawabnya
 Mudah penyusunannya karena penyusunan soal tipe benar salah hanya
membutuhkan satu pernyataan singkat.
 Mudah penskorannya karena hanya ada dua alternative jawaban, maka
setiap nbutir tes hanya mempunyai dua alternative skor, yaitu 1 (satu)
untuk benar dan nol (nol) untuk salah.
 Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil pelatihan
langsung, terutama yang berkaitan dengan ingatan.

b) Kekurangan ipe benar – salah


 Hanya dapat mengungkap daya ingat dan pengenalan kembali. Bentuk tes
tipe ini hanya menguji hasil pelatihan langsung yang berbentuk ingatan
dan pengenalan kembali.
 Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban karena probabilitas
(kemungkingan) jawaban benar dan salah adalah 50%.

2. Tipe menjodohkan (Matching Test)


Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk tes menjodohkan, seperti
memasangkan, atau mencocokan. Butir tes menjodohkan ditulis dalam dua kolom atau
kelompok. Kelompok pertama disebelah kiri adalah pernyataan-pernyataan atau disebut juga
dengan stem. Kelompok kedua disebelah kanan adalah kelompok jawaban. Tugas pesertas tes
adalah mencari dan menjodohkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan
pernyataan-pernyataan.
a. Pedoman penghitungan skor
Rumus : Sk = B Sk : Skor peserta tes
B : Jumlah jawaban yang benar
b. Kelebihan tipe menjodohkan
 Baik untuk menguji hasil pelatihan yang berhubungan dengan pemngetahuan
istilah, denifisi, peristiwa atau penanggalan.
 Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung.
 Mudah dalam pemyusunan sehingga instruktur atau evaluator dalam waktu
yang tidak terlalu lama dapat menyusun jumlah butir tes yang cukup untuk
menguji suatu materi pelatihan tertentu.
 Dapat digunakan untuk seluruh materi pelatihan yang diuji.
 Mudah dalam menghitung skor.
c. Prinsip penyusunan tes tipe menjodohkan
 Kelompok pernyataan disebelah kiri dan kelompok jawaban disebelah kanan
dan masing-masing haruslah terdiri dari kelompok yang homogeny.
 Kelompok jawaban harus lebih banyak dari kelompok pernyataan untuk
memudahkan pernyediaan lembar jawaban yang seragam maka dianjurkan
supaya jumlah pernyataan di sebelah kiri sebesar 3 atau 4 sedangkan kelompok
jawaban adalah 4 atau 5.
3. Tipe Pilihan ganda (Multiple Choice Test)
Tes pilihan ganda adalah tes di mana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternative
jawaban lebih dari dua. Pada umumnya jumlah alternatif jawaban berkisaran tiga sampai lima.
Jumlah alternatif piliham mtidak boleh terlalu banyak karena dapat membingungkan peserta tes
dan dapat menyulitkan penyusunan butir soal. Tes pilihan ganda terbagi menjadi 5 model, yaitu:
pilihan ganda sederhana, pilihan ganda analisis kasus, pilihan ganda analisis hubungan antar hal,
pilihan ganda asosiasi dan pilihan ganda dengan diagram, grafik, tabel dan sebagainya. Lima
ragam tes objektif pilihan ganda tersebut sama strukturnya (formatnya) , yaitu ada pokok soal
(stem) yang diikuti oleh sejumlah pilihan (option). Diantara pilihan ini ada satu jawaban yang
benar atau paling benar sebagai kunci (key). Pilihan diluar jawaban benar disebut pengecoh
(distractors). Berikut contoh model pilihan ganda yang sering dipakai dalam evaluasi program
pelatihan:
a. Pilihan ganda sederhana
Pilihan ganda tipe ini banyak sekali dipakai karena dapat banyak materi yang dapat
dicakup. Setiap tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu (1) pernyataan atau disebut stem,
dan (2) alternatif pilihan jawaban atau disebut option. Stem dapat berbentuk pernyataan dan
juga dapat berbentuk pertanyaan. Di dalam alternatif jawaban terdapat jawaban yang benar
atau disebut dengan kunci jawaban sedangkan alternatif lainnya disebut dengan pengecoh atau
distractors.
Contoh : Berikut ini yang termasuk struktur dari teks prosedur adalah….
A. Orintasi C. bahan dan alat √
B. Konfik D. Deskripsi bagian

b. Pilihan ganda analisis hubungan antar hal


Pilihan ganda hubungan antar hal terdiri dari dua pernyataan. Kedua pernyataan
tersebut dihubungkan oleh kata “sebab”. Jadi ada dua kemungkinan hubungan antara kedua
pernyataan tersebut, yaitu ada hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan sebab akibat.
Supaya kedua pernyataan ini termasuk pilihan ganda harus dicari variable lain untuk mengukur
kemampuan peserta tes. Variable tersebut adalah kualitas pernyataan, yaitu apakah pernyataan
pertama benar atau salah atau pernyataan kedua benar atau salah.
Contoh : Saat menulis surat resmi harus memiliki kop surat
Sebab kop surat merupakan identitas intansi pengirim surat
A. Penyataan benar, alasan benar dan keduanya menunjukan sebab akibat
B. Pernyataan benar, alasan benar tapi keduanya tidak menunjukan sebab akibat √
C. Pernyataan benar alasan salah
D. Pernyataan salah alasan benar
E. pernyataan salah dan alasan salah
c. Pilihan ganda asosiasi
Pilihan ganda asosiasi ini struktur soalnya sama dengan melengkapi pilihan.
Perbedaannya adalah pada saat melengkapi pilihan hanya ada satu jawaban yang benar atau
paling benar, tetapi pada persetujuan berganda jawaban yang benar dapat lebih dari satu,
mungkin 2, 3 atau 4. Jadi pada jenis melengkapi berganda diperbolehkan menuliskan keempat
alternatif pilihan sebagai jawaban yang benar, tidak ada pengecoh. Dengan kata lain jika semua
alternatif pilihan benar, janganlah dimasukkan pada tipe melengkapi pilihan, tetapi harus
dimasukkan ke dalam jenis melengkapi pilihan berganda.
Contoh:
Berikut ini yang merupakan ciri dari pantun
(1) bersajak a-b-a-b b. 1 bait terdapat 4 baris
(2) boleh bersajak a-a-a-a c. terdiri dari 8 sampai 12 suku kata perbaris

Petunjuk Pilihan: A. Jika (1), (2), dan (3) benar


B. Jika (1), dan (3) benar
C. Jika (2), dan (4) benar
D. Jika hanya (4) yang benar
E. Jika semuanya benar
d. Pedoman penghitungan skor

1) Sistem denda
Rumus :
Sk = B – S
P-1

Keterangan : Sk = Skor peserta tes


B = Jumlah jawaban yang benar
S = jumlah jawaban yang salah
P = banyaknya pilihan
1 = bilangan tetap

2) Sistem tanpa denda


Rumus : Sk = B Sk = Skor peserta tes B = jumlah jawaban yang benar

e. Kelebihan tes pilihan ganda


 Butir butir tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur semua tingkat
pengetahuan, mulai dari yan paling sederhana seperti pengetahuan konsep, sampai
dengan yang paling rumit seperti analisis.
 Karena karakteristik butir tes pilihan ganda hanya soal urutan kerja minimal, maka
setiap butir tes yang menggunakan butir soal pilihan ganda alat ukur dapat
menggunakan jumlah butir tes yang relatif banyak dan karena itu perlu sampel bahan
pelatihan yang akan diujikandapat lebih luas. Jadi setiap perangkat dapat memberikan
seluruh pelatihan materi.
 Penghitungan skor hasil tes dapat dilakukan secara objektif. Dengan demikian maka
tidak ada sub-jektivitas pemeriksa masuk ke dalam skor hasil tes.
 Tipe ujian dapat disusun sesuai kebutuhan. Misalnya dapat disusun sesuai dengan
pilihan yang benar, tetapi sesuai dengan kebenaran yang berbeda. Peserta tes
menjawab untuk menyata- kan butir jawaban yang paling benar di antara semua
jawaban yang benar tersebut. Hal ini merupakan hasil yang sulit diperoleh. 5) Jumlah
pilihan yang disediakan jumlah dua. Karena itu akan dapat mengurangi minat peserta
tes untuk menebak. Lebih penting menjadi lebih besar bila memungkinkan untuk benar-
benar semakin besar. Jadi bila pilihan lebih dari dua, maka probabilitas untuk benar
tebakannya akan kurang dari 50%. Tentu saja hal ini tidak berlaku untuk peserta tes
yang memang ingin yang ingin tahu.
 Tingkat kesulitan ujian dapat diatur, dengan hanya mengubah tingkat homogenitas
alternatif larangan. Makin homogen alternatif jawaban, maka semakin tinggi tingkat
kesulitannya, dan sebaliknya makin homogenitas alternatif jawaban, maka akan semakin
rendah tingkat kesulitan butir soal.
 Informasi yang diberikan lebih kaya. Butir tes ini dapat memberikan informasi tentang
peserta tes lebih banyak kepada instruktur / evaluator, umumnya jika butir tes memiliki
homogenitas yang tinggi Setiap pilihan peserta terhadap alternatif jawaban merupakan
suatu informasi sendiri tentang kognitif peserta tes dalam bidang yang diujikan.

f. Kekurangan Tes Pilihan Ganda


Kekurangan Tes Pilihan ganda antara lain:
 Relatif lebih sulit dalam penvusunan butir soal. Kesulitan menyusun tes tipe pilihan
ganda ini untuk menemukan alternatif jawaban yang homogen. Sering kali evaluator
menyusun butir tes dengan hanya satu alternatif jawaban yang tersedia, yaitu kunci
jawaban. Alternatif lain dicari dan ditemukan secara tergesa-gesa, sehingga alternatif
jawaban tidak homogen. Butir tes seperti ini kurang bermanfaat untuk mengukur
kemampuan peserta tes.
 Ada ke4cenderungan evaluator menyusun butir tes ini dengan hanya menentukan atau
mengukur aspek ingatan, atau aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif. Bukan
berarti aspek ini tidak penting dalam hasil pelatihan. Hanya jika sebagian besar butir tes
itu hanya membahas satu aspek kognitif, maka perangkat tes tidak terlalu berarti
sebagai alat pengukur keberhasilan pembelajaran secara menyeluruh.
 Adanya pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap bentuk pilihan ganda (testwise)
terhadap hasil tes peserta. Jadi semakin terbiasa seseorang dengan bentuk tes tipe
pilihan ganda semakin besar maka akan diperoleh skor yang lebih tinggi. Kenaikan skor
karena testwise ini sangat berarti tetapi tidak akan sampai pada interpretasi hasil
individu, asalkan evaluator menyadari ada pengaruh tersebut.

C. Tes Subjektif
Tes subjektif adalah bentuk tes yang paling dalam penghitungan skor hasil tes
selaindipengaruhi jawaban atau respon peserta tes juga dipengaruhi oleh subjektivitas
pemeriksa atau pemberi skor dalam hal ini guru. Tes dengan doal dan jawaban yang sama bila
diperiksa oleh orang yang berbeda maka akan menghasilkan skor yang berbeda.
Tes subjektif ini umumnya berbentuk uraian (esai), walaupun tidak semua uraian adalah
subjektif, misalnya pada bidang sains. Tes bentuk uraian adalah butir tes yang mengandung
pernyataan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soalnya harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta tes (Asmawi Zaennul dan Noehi Nasetion (2005).Ciri dari tes
uraian adalah tidak adanya pilihan atau option yang disediakan oleh penyusun soal tes uraian.
Jumlah butir tes dalam uraian biasanya tidak banyak hanya 5 sampai 10 nbutir tes dengan alikasi
waktu pengerjaan 90 sampai 120 menit. Berdasarkan tingkat kebebasan peserta tes untuk
menjawab butir tes uraian, secara umum tes uraian dibagi menjadi dua bentuk, yaitu :
1. Tes Uraian bebas ( Extended Response Test)
Tes uraian bebas adalah bentuk tes yang membebaskan peserta tes untuk
mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab butir tes.
Bentuk tes ini menentut kemampuan peserta tes untuk mengorganisir, menginterpretasi,
menghubungkan pengertian-pengertian yang dimiliki. Jawaban peserta tes bersifat terbuka,
fleksibel dan tidak terstruktur.ciri-ciri pertanyaan didahului dengan kata-kata seperti : uraikan,
jelaskan, bandingkan, mengapa, bagaimana, simpulkan, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto.
2012). Untuk menjawab soal uraian ini peserta tes diberikan kebebasan sepenuhnya untuk
menjawab pertanyaan dengan gaya Bahasa dan kemampuan kognitif masing-masing peserta
tes.tes seperti ini baik sekali untuk mengukur hasil pembelajaran pada tingkatan menerapkan,
menganalisis dan dan mengukur kreativitas peserta tes.
2. Tes uraian terbats (Restricted Response Test)
Tes uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberi batasan-batasan atau
rambu-rambu tertentu kepada peserta tes dalam menjawab butir tes. Batasan atau rambu-
rambu terebut mencangkup format, isi , dan ruang lingkup jawaban. Jadi butir tes uraian
terbatas harus menentukan batas jawaban yang dikehendaki. Batasan terebut meliputi konteks
jawaban yang diinginkan, jumlah butir jawaban yang dikerjakan, keluasan uraian jawaban dan
luas jawaban yang diminta.
Contoh : ada empat ciri teks deskripsi. Sebutkan dan jelaskan keempat ciri tersebut!

3. Pedoman penghitungan skor


Pedoman penghitungan skor dalam tes uraian menggunakan metode holistik. Cara
pemberian skor jawaban adalah dengan membaca jawaban secara keseluruhan tiap
butir tes kemudian dimasukan ke dalam kategori atau kualifikasi. Berikut contoh
perhitungan skor secara holistik:

a. Model tiga klasifikasi

Alternatif penentuan
Klasifikasi kualitas skor
jawaban
a b c

Baik 2 3 6

Cukup 1 2 4

kurang 0 1 2
b. Model 4 klasifikasi

Alternatif penentuan
Klasifikasi kualitas skor
jawaban
a b c

Baik 3 4 8

Cukup baik 2 3 6

Kurang baik 1 2 4

Tidak baik 0 1 2

c. Model 5 klasifikasi

Alternatif penentuan
Klasifikasi kualitas skor
jawaban
a b c

Amat Baik 4 5 10

Baik 3 4 8

Cukup Baik 2 3 6

Kurang baik 1 2 4

Tidak baik 0 1 2

Penetuan skor peserta tes didasarkan pada kualitas jawaban peserta tes. Tiap jawaban peserta
tes dimasukan dalamdalam salah satu klasifikasi jawaban sesuai model yang dipilih sehingga
akan diperoleh skor sesuai pedoman

Anda mungkin juga menyukai