a. Pengertian Tes Objektif Tes objektif yang juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh teste dengan jalan memilih satu atau lebih di antara beberapa kemungkinan jawaban yang dipasangkan pada masing-masing items dengan jalan menuliskana isi jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol pada ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir items yang bersangkutan.
b. Bentuk Soal Tes Objektif
Soal Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test) Terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai , teste dituntut untuk mengidentifikasi satu jawaban benar dari sejumlah pilihan jawaban (option). Misal jika terdiri atas empat option: A. Pilihan jawaban 1, B. Pilihan jawaban 2, C. Pilihan jawaban 3, D. Pilihan jawaban 4. Jawaban benar hanya satu dari empat Pilihan tersebut, yang lainnya adalah pengecoh. Ada beberapa model soal multiple choice :
1. Soal Pilihan Ganda Sebab-Akibat
Teste dituntut untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara pernyataan pertama yang merupakan akibat dan pernyataan kedua yang merupakan sebab. Kedua pernyataan (pertama dan kedua) dihubungkan dengan kata “sebab“. Adapun pilihan jawaban soal pilihan ganda sebab-akibat adalah sebagai berikut : Petunjuk, pilihlah : a) Jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul dan kedua-duanya mempunyai hubungan sebab- akibat. b) Jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul , tetapi kedua-duanya tidak mempunyai hubungan sebab- akibat. c) Jika salah satu dari kedua pernyataan salah d) Jika kedua pernyataan salah.
2. Soal Pilihan Ganda Kompleks
Teste dituntut untuk mengidentifikasi jawaban benar dari empat alternatif jawaban: (1) Alternatif jawaban 1, (2) Alternatif jawaban 2, (3) Alternatif jawaban 3, (4)Alternatif, jawaban 4 Jawaban benar bisa tiga, dua (pasangan), atau hanya satu. Alternatif Jawaban Soal Pilihan Ganda Kompleks Petunjuk, Pilihlah : A. Jika (1), (2), dan (3) betul B. Jika (1), dan (3) betul C. Jika (2) dan (4) betul D. Jika hanya (4) betul
3. Soal pilihan ganda model analisis kasus.
Teste dihadapkan sebuah kasus atau sebuah teks, kemudian diberikan soal, yang jawabannya tergantung daripada isi teks tersebut.
4. Soal pilihan ganda model asosiasi
Terdiri dari lima atau empat judul /istilah/pengertian yang merupakan pilihan jawaban, kemudian diikuti beberapa soal. Untuk tiap pernyataan tester diminta memilih salah satu daripada pilihan jawaban yang sudah ada. Contoh : A. Dzalim B. Fasiq C. Kafir D. Murtad Soal : 1. orang yang mengakui tidaka adanya Allah 2. orang yang keluar dari agama islam
Soal Tes Menjodohkan (Matching)
Bentuk ini terdiri dari 2 kelompok atau 2 kolom. Peserta mencari pasangan yang tepat dalam kedua kelompok tersebut atau mencocokkan antara kejadian dengan tanggal kejadian yang tepat, kejadian dengan orang, istilah dengan difinisi, alat dan penggunaannya dll. Contoh :
1. .....shalat sunah yang dilaksanakan a.Tahiyat
pada setiap malam bulan ramadhan ul masjid 2. ......shalat sunah yang dilakukan b.Tarawi sewaktu memasuki mesjid h
Penulisan Soal Bentuk Benar – Salah (true-false test)
Bentuk soal berupa pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, antara benar atau salah. Disini tugas teste adalah membubuhkan tanda (simbol) pada huruf B apabila pernyataannya benar, dan huruf S apabila pernyataannya salah. Contoh : B – S : Ikan paus adalah hewan mamalia B – S : harimau adalah hewan herbivora Penulisan Soal Bentuk Isian (Fill In Test) Berbentuk cerita atau karangan, kemudian kata-kata dalam karangan itu dikosongkan, sehingga tugas teste adalah mengisi bagian yang dikosongkan tersebut.
Penulisan soal bentuk melengkapi ( completition)
Terdiri atas susunan kalimat yang bagian-bagiannya telah dihilangkan dan diganti dengan titik-titik (......), kemudian tugas teste adalah melengkapi titik-titik tersebut
2. Soal Tes Uraian (essay test)
a. Pengertian tes uraian Tes uraian juga sering dikenal dengan tes subjektif, adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaiberikut : Pertama, tes berbentuk pernyataa atau perintah yang menghendaki jawaban yang berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.. Kedua, bentuk-bentuk pernyataan atau perintah itu menuntut kepada teste untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, mebedakan dan sebagainya. Ketiga, jumlah butir soalnya umumnya berbatas, yaitu berkisar lima sampai sepuluh. Keempat, pada umumnya butir-butir soal tes uraian itu diawali dengan kata : terangkan...., jelaskan...., uraikan.., mengapa..., dan seagainya.
b. Penggolongan tes uraian.
1. Tes uraian terbuka atau bebas Pada tes uraian terbuka, jawaban yang dikehndaki muncul dari testee sepenuhnya diserahkan kepada testee sendiri. Artinya testee memunyai kebebasan yang seluas-luasnya dalam merusmuskan, mengorganisasikan dan menyajikan jawabannya dalam bentuk uraian. Contoh : Apakah yang anda ketahui tentang ekosistem ?
2. Tes uiraian terbatas
Jawaban yang dikehendaki muncul dari tetee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah. Contoh : Tuliskan ciri-ciri makhluk hidup!
c. Pesnyusunan Tes uraian
Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian, harus diusahakan agar butir-butir soal tersebut dapat mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang sudah diajarkan. Untuk menghindari timbulnya perbuatan curang oleh tester hendaknya kalimat soal dibuat berlainan dengan kalimat yang terdapat dibuku. Menyusun butir soal dengan tegas, dan menyediakana kunci jawaban sebagai pedoma penilaian. Hendaknya pernyataan-pernyataan atau perintah- perintahnya jangan dibuat seragam melainkan dibuat secara bervariasi. Kalimat soal disusun secara ringkas padat dan jelas , sehingga cepat dipahami oleh tester dan tidak menimbulkan keraguan atau kebingungan bagi tester. Sebelum sampai pada soal, hendaknya dikemukakan pedoman tentang cara mengerjakan atau menjawab butir- butir soal tersebut.
B. Membuat Soal Teori Yang Baik
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membuat soal
teori yang baik, yaitu sebagai berikut : 1. Pokok kalimat harus jelas, 2. Panjang pendeknya pengecoh harus sama 3. Penulisan angka disusun dari kecil ke besar 4. Penulisan soal mengikuti kaidahkaidah sebagai berikut : Soal harus sesuai indikator Soal harus di rumuskan dengan jelas dan tegas Soal jangan menggunakan pertanyaan yang bersifat negatif ganda agar tidak membingungkan siswa dalam mengartikan pertanyaan soal Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus terbaca dengan jelas dan berfungsi. Butir soal jangan bergantung pada jawaban sebelumnya. Pedoman penskoran harus dibuat bersamaan/ segera setalah soal- soal uraian tersusun.