Anda di halaman 1dari 29

Mata KuliahPDGK4301

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 2
KELOMPOK 1
1. HERDIAN AGUNG SUSILO
2. Khusnaya annas
3. Siti aisyah
4. ma’rifatul khikmah
5. Khairun nisa rakhmasari
6. Afrizal Budiman
7. Elmina indah oktaviani
Kegiatan Belajar 1
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES

JENIS TES

Tes
Tes Uraian
Objektif
TES OBJEKTIF
KEUNGGULAN KELEMAHAN
Digunakan untuk mengukur proses berfikir Tes yang dibuat cenderung mengukur proses
rendah sampai dengan sedang (ingatan, berpikir rendah, dan jika siswa tidak mengerti
pemahaman dan penerapan) jawaban dari suatu butir soal, mereka dapat
menebak jawaban.
Semua atau sebagian materi yang telah di siswa tidak dapat mengorganisasikan,
ajarkan dapat ditanyakan saat ujian menghubungkan, dan menyatakan idenya
sendiri karena alternatif jawaban
Pemberian skor dapat dilakukan dengan
cepat, tepat dan konsisten
Dalam soal pilihan ganda, akan
memungkinkan adanya analisis butir soal
Tingkat kesukaran butir soal dapat
dikendalikan
Informasi yang diperoleh lebih kaya
UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN KELEMAHAN TES OBJEKTIF
1.Tulis Butir saol sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan di ukur.
2.Semua butir soal yang telah ditulis dan diujikan
sebaiknya tidak dibuang tetapi terus dikumpulkan
dalam suatu kumpulan butir soal. Hal ini untuk
memperbaiki dan merivisi soal yang masih rendah
kualitasnya.
3.Untuk mengatasi masalah tebakan dapat diatasi
dengan memperbanyak jumlah alternative jawaban
TES URAIAN
KEUNGGULAN KELEMAHAN
Tepat digunakan untuk mengukur Terbatasnya sampel materi yang
proses berfikir tinggi. ditanyakan

Untuk mengukur hasil belajar Adanya unsur subjektivitas dalam


kompleks yang tidak dapat diukur pemeriksaan hasil pekerjaan siswa
dengan tes objektif.
Waktu yang digunakan untuk menulis Sukar memeriksa jawaban siswa, sering
satu set uraian (untuk satu waktu terjadi Hallo effect, efek bawaan (Carry
ujian) lebih cepat dari pada waktu tes over effect), urutan pemeriksaan (order
objektif. effect), pengaruh penggunaan Bahasa,
pengaruh tulisan tangan
Menulis tes uraian yang baik relatif
lebih mudah daripada menulis tes
UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN KELEMAHAN TES URAIAN
1. Tidak menggunakan tes uraian terbuka tetapi menggunakan tes
uraian terbatas, untuk mengurangi sujektivitas dalam pemeriksaan
jawaban.
2. Pemeriksaan hasil tes dilakukan secara objektif dan konsisten (tes
uraian terbatas, gunakan dua pemeriksaan, sepakat dengan cara
pemberian skor, uji coba pemeriksaan).
3. Mengurangi hallo effect dengan menutup nama peserta tes.
4. Mengurangi carry over effect dengan memeriksa nomer 1
keseluruhan siswa dahulu, nomer 2 keseluruhan dan seterusnya.
5. Mengurangi order effect dengan beristirahat jika merasa lelah saat
pemeriksaan
KEGIATAN BELAJAR 2
Mengembangkan Tes
PENGELOMPOKAN TES

TES OBJEKTIF TES URAIAN

1. BENAR-SALAH
1. URAIAN TERBATAS
2. MENJODOHKAN
2. URAIAN TERBUKA
3. PILIGAN GANDA
A. TES BENAR-SALAH (TRUE-FALSE ITEM)
Butir tes benar-salah merupakan butir soal yang terdiri dari suatu pernyataan dimana siswa diminta untuk
menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat atau tidak tepat, ya atau tidak.

Manfaat :
- Untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dsb.
Contoh: Ligkarilah
Perintah : huruf B jika pernyataan dibawah ini benar dan S jika salah.
B – S: Ikan bernapas dengan insang.
B – S: Luas empat persegi panjang adalah panjang kali lebar.
B – S: Logam jika dipanaskan akan memuai.
B – S: Hukum Newton I menyatakanbahwa setiap benda akan bergerak lurus

- Untuk mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau opini.
Contoh :
Perintah : Bacalah setiap pernyataan dnegan hati-hati. Lingkarilah F jika pernyataan tersebut
merupakan fakta dan lingkarilah P jika pernyataan tersebut merupakan pendapat.
F – P: Tidak ada kehidupan di planet Mars.
F – P: Bumi beredar mengelilingi matahari.
F – P: Ayam berkembang biak dengan bertelur.
F – P: Bumi adalah pusar tata surya.
- Untuk mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Perintah : Lingkarilah B jika pernyataan dibawah ini benar dan S jika salah.
B – S: Proses fotosintesis hanya dapat terjadi pada siang hari.
B – S: Kelelawar dikelompokkan dalam bangsa burung.
B – S: 50% dari sama dengan
B – S: Tumbuhan melakukan fotosintesis pada siang hari dan bernapas pada malam hari.

KEUNGGULAN TES BENAR-SALAH :


1. Mudah dibuat
2. Dapat menanyakan banyak sampel materi
3. Mudah penskorannya
4. Tepat digunakan untuk mengukur proses belajar yang sederhana.
5. Untuk menulis soal benar-salah hanya diperlukan sebuah pertanyaan yang berhubungan dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan.
6. Penulisan butir soal mudah dan dapat dikerjakan dengan cepat oleh siswa, sehingga dapat
menanyakan banyak materi pelajaran yang telah diajarkan
KELEMAHAN TES BENAR-SALAH:

1. Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%, artinya
kemungkinan siswa untuk menjawab benar dan salah adalah sama.
2. Sebagian besar butir soal benar hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
yang sederhana yaitu aspek ingatan.

B. TES MENJODOHKAN (MATCHING EXERCISE)

Tes menjodohkan merupakan tes objektif ynag ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama merupakan
pokok soal atau disebut juga dengan premis, sedangkan kolom kedua adalah kolom jawaban atau
disebut juga dengan respon.
Contoh:
Jodohkanlah setiap pernyataan yang ada pada kolom pertama dengan satu jawaban
yang ada pada kolom kedua dengan cara menuliskan huruf pilihan didepan nomor kolom
pertama.

Kolom pertama Kolom kedua


…….. 1. Candi Borobudur a. Kalimantan Tengah
.…….. 2. Istana Maimun b. Sumatra Selatan
………. 3. Astana Giri Laya c. Sumatera Barat
.……… 4. Kerajaan Majapahit d. Daerah Istimewa Yogyakarta
.…….. 5. Kerajaan Sriwijaya e. Jawa Tengah
f. Sumatra Utara
g. Jawa Timur
KEUNGGULAN TES MENJODOHKAN :

1. Mudah dibuat
2. Mudah penskorannya
3. Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan kepada siswa.
4. Jenis tes ini tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang berhubungan
dengan pengetahuan tentang definisi, fakta, istilah, dan peristiwa atau kejadian.
5. Tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghubungkan dua
hal baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung.

KELEMAHAN TES MENJODOHKAN :

1. Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
C. TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE)
Tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan disekolah.
Konstruksi tes pilihan ganda terdiri atas dua yaitu pokok soal (stem) dan alternative jawaban
(option). Satu di antara alternative jawaban tersebut adalah jawaban yang benar atau yang
paling benar (kunci jawaban), sedangkan alternative jawaban yang lain berfungsi sebagai
pengecoh (distractor).

RAGAM PILIHAN GANDA

a. Melengkapi pilihan (Ragam A)


Contoh :
Salah satu tujuan dilaksanakannya Kongres Pemuda II di Jakarta pada tanggak 26-28 Oktober 1928 adalah ….
b. Memperkokoh persatuan dan kesatuan
c. Mengangkat derajar bangsa Indonesia
d. Memilih kader-kader bangsa
e. Mempropagandakan cita-cita Indonesia merdeka
B. Hubungan Antar Hal (Ragam B)
Tersusun atas pokok soal yang terdiri dari dua pernyataan yang berdiri sendiri (independen)
dan dipisahkan dengan kata sebab. Sedangkan alternative jawabannya berupa pilhan untuk
menentukan ada tidaknya hubungan antara kedua pernyataan tersebut.

Contoh :
Vitamin sangat diperlukan oleh tubuh.
Sebab
Kekurangan vitamin akan menyebabkan avitaminosis.

C. Analisis Kasus (Ragam C)


Butir soal ragam C ini hampir sama dengan butir soal melengkapi pilihan
(ragam A). Bedanya pada butir soal analisis kasus ini, pertanyaan yang
dirumuskan pada pokok soal dikembangkan dari kasus yang disajikan
sebelumnya
D. Ganda kompleks (Ragam D)

Ragam soal ganda kompleks tersusun atas pokok soal yang berupa pertanyaan
yang disertai dengan tiga atau empat buah alternatif jawaban
Pilihlah : A. Jika jawaban (1) dan (2) benar
B. Jika jawaban (1) dan (3) benar
C. Jika jawaban (2) dan (3) benar
D. Jika jawaban (1), (2), dan (3) benar
Contoh :
Vitamin A banyak ditemukan pada....
(1) minyak ikan
(2) wortel.
(3) bayam
Untuk mengerjakan butir soal ragam ini mahasiswa diminta untuk memilih lebih dari
satu jawaban sehingga ragam soal ini juga tepat digunakan untuk mengukur proses
berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
E. Membaca Diagram, Tabel atau Grafik (Ragam E)
Dilihat dari sisi konstruksi, ragam soal E ini hampir sama dengan ragam soal C baik struktur
maupan pola jawabannya. Hanya bedanya dalam soal ragam E ini kasunya tidak dibuat dalam
bentuk uraian kalimat tetapi disampaikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram. Mahasiswa
diminta untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan tabel, grafik, atau diagram
tersebut. Perintah pengerjaan ragam soal 1 ini sama dengan perintah pengerjaan soal ragam A dan
C yaitu, PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT.

Contoh :
Perhatikan grafik pola pertumbuhan populasi berikut ini.

Pertumbuhan populasi yang seimbang yang terjadi secara alamiah di alam cenderung mengikuti pola
pertumbuhan populasi seperti grafik nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Seperti soal ragam B, C, dan D ragam soal E tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih
tinggi dari sekedar ingatan.
 Bagaimana Mengkonstruksi Tes Objektif yang Baik?
a. Beberapa saran yang layak dipertimbangkan dalam mengkonstruksi tes
B–S
1. Kalimat atau pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar atau salah.
Hindari pernyataan yang membingungkan atau yang bermakna ganda
Contoh:
Kurang baik :
B – S Bagi pemeluk agama Islam, pada saat shalat menghadap ke barat.

Lebih baik:
B - S Bagi pemeluk agama Islam, pada saat shalat menghadap ke Ka'bah.
Bagi umat Islam yang ada di Indonesia maka pada saat melakukan shalat memang
menghadap ke arah barat karena qiblat (arah ka'bah) yang terletak di Arab Saudi
posisinya berada di sebelah barat dari Indonesia tetapi hal tersebut tidak berlaku
bagi umat Islam yang berada di benua Eropa atau Amerika.
2. Hindari penulisan butir soal B – S yang hanya mengukur hasil belajar yang
tidak mengulur kompetensi tetapi konstruksilah butir soal B – S yang
dapat mengukur hasil belajar yang lebih penting dan bermakna.
Contoh:

Kurang baik :
B – S Kongres Pemuda II diadakan di Jakarta pada tanggal 26-28 Oktober 1928.

Lebih baik:
B - S Salah satu tujuan diadakannya Kongres Pemuda II di Jakarta adalah untuk
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Menanyakan tujuan diadakannya
Kongres Pemuda II lebih penting daripada hanya menanyakan kapan diadakannya
Kongres Pemuda II.
a. Beberapa saran yang layak dipertimbangkan dalam mengkonstruksi tes B – S

3. Upayakan butir soal B - S menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar Ingatan

4. Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.

5. Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.

6. Pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah harus dibuat seimbang dalam hal panjang
pendeknya kalimat.

7. Jumlah jawaban untuk pernyataan yang benar hendaknya seimbang dengan jumlah pernyataan yang
salah dan urutan jawaban yang benar dan salah hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga siswa
tidak mudah untuk menebak.
b. Beberapa saran yang layak dipertimbangkan dalam menulis tes menjodohkan
 
1. Pernyataan-pernyataan di bawah kolom pertama (premis) dan kolom kedua
(respons) harus terdiri dari kelompok pernyataan yang homogen.
 
Contoh:
Kurang baik:
Kolom pertamaKolom kedua
….. Penemu pesawat telepon a. Bernapas dengan insang
….. Proses fotosintesis b. Udara yang bergerak
….. Ikan lumba-lumba c. Graham Bell
….. Angin d. Mamalia air
e. James Watt
f. Tumbuhan hijau
b. Beberapa saran yang layak dipertimbangkan dalam menulis tes menjodohkan
 
2. Jumlah pernyataan dalam kolom kedua hendaknya dibuat lebih banyak dari
jumlah pernyataan dalam kolom pertama.

3. Jika pernyataan pada premis dan respon dibuat dalam bentuk kalimat maka
penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari pernyataan pada
premis,

4. Jika jawaban-jawaban yang ada pada respon berbentuk angka maka


penulisannya harus diurutkan.

5. Letakkan keseluruhan pernyataan pada setiap premis dan respon pada halaman
yang sama.
B. TES URAIAN

Berdasarkan jenis jawaban yang diberikan siswa, Gronlund dan linn (1990) mengelompokkan tes uraian menjadi 2
yaitu:
1. Tes uraian terbuka (Excented Response Question)

Tes uraian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan, mengorganisasi,
mengekspresikan ide, membuat eksperimen, dan mengevaluasi manfaat.
Contoh:
Apakah yang anda ketahui tentang keluarga berencana?

2. Tes uraian terbatas (Restricted Response Question)


Tes urain ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab akibat,
menerapkan prinsip, hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.
Contoh:
Apa yang terjadi jika program keluarga berencana mengalami kegagalan? Jelaskan jawaban anda terutama
dampaknya pada sector pendidikan yang menyangkut penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar.
Dua hal pokok yang harus anda perhatikan untuk mengembangkan tes uraian yang
baik yaitu:

1. Cara menulis atau mengkontruksi tes uraian agar dapat mengukur tujuan
yang ingin anda ukur.
2. Membuat pedoman penskoran yang baik

Dua cara yang dapat digunakan untuk memeriksa hasil tes uraian siswa yaitu:
1. Metode analitik
Dilakukan berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat digunakan untuk menilai uraian terbatas

2. Metode holistic
dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Memeriksa secara keseluruhan jawaban siswa
b. Memeriksa ulang kembali jawaban digunakan untuk menilai uraian terbuka
Kegiatan Belajar 3
PERENCANAAN TES

HAL PENTING DALAM MEMBUAT PERENCANAAN :

1. Pemilihan sampel materi yang akan diajukan


2. Jenis tes yang akan digunakan
3. Jenjang kemampuan berfikir yang akan diuji
4. Ragam tes yang digunakan
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal
6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian
7. Jumlah butir soal
w
1

Ranah kognitif yangdikembangkan oleh Bloom dan kawan kawan


yang kemudian direvisi oleh Krathwoll (2001)

 Ingatan ( C1) merupakan jenjang proses berpikir yang paling sederhana .


 Pemahaman (C2) merupakan jenjang proses berppikir yang setingkat lebih tinggi
dari ingatan.
 Penerapan (C3) merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat lebih tinggi dari
pemahaman .
 Analisis (C4) merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat lebih tinggi dari
penerapan
 Evaluasi (C5) merupakan jenjang proses berpikir yang lebih kompleks dari analisis.
 Kreasi (C6) merupakan jenjang proses berpikir yang paling kompleks.
Langkah untuk membantu Pengisian
format Kisi-kisi
1. Siapkan format kisi kisi dan buku materi yang akan anda gunakan sebagai sumber dalam
pembuatan kisi-kisi .
2. Tentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dipilih sebagai sampel materi yang
akan diujikan. Kemudian tuliskan poko bahasan dan sub poko bahasan tersebut pada lembar ksi
kisi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Tentukan berapa jumlah butir soal yang layak ditanyakan dalam satu waktu ujian tersebut .
4. Sebarkan jumlah butir soal tersebut per pokok bahasan .
5. Distribusikan jumlah butir soal per pokok bahasan. Nah ini diditribusikan/disalurkan ke dalam sub
pokok bahasan yang dilakukan secara proposional/seimbang sesuai dengan keluasan sub pokok
bahasannya.
6. Distribusikan jumlah butir soal per sub pokok bahsan tersebut kedlam kolom kolom proses
berppikir dan tingkat kesukaran butir soal.

Anda mungkin juga menyukai