Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENGEMBANGKAN TES
( MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 2 )

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD


( PDGK 4301 )

Disusun oleh :
1. Nurul Khoiriah NIM : (857981221)
2. Tika Dwi Nur Atin NIM : (857981103)
3. Tri Susilowati NIM : (857983669)
4. Wasilatun Najati NIM : (857984503)

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
POKJAR WONOSOBO 2
TAHUN 2023

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………………… i


Daftar Isi ………………………………………………………………………………. ii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
B. Rumusan masalah ……………………………………………………………... 1
C. Tujuan …………………………………………………………………………. 1
Bab II. Pembahasan
1. Mengembangkan Tes ………………………………………………………….. 2
a. Tes Objektif ………………………………….............................................. 2
- Tes benar-salah (True-False Item)…………………………………….. 2
- Tes menjodohkan (Matching Exercise)………………………………... 3
- Tes pilihan ganda (Multiple Choice)…………………………………... 3
b. Tes Uraian ………………………………………………………………… 4
- Tes uraian terbuka …………………………………………………….. 4
- Tes uraian terbatas …………………………………………………….. 4
Bab III. Penutup
1. Kesimpulan ……………………………………………………………………. 7
2. Saran …………………………………………………………………………... 7
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut
telah memberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk
melihat peningkatan kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes.
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan di sekolah yaitu tes objektif
dan tes uraian. Jika kita akan menulis tes objektif maka kita tidak cukup hanya
menulis pertanyaannya saja tetapi kita dituntut untuk menyediakan alternatif
jawaban yang harus dipilih siswa. Peserta tes hanya tinggal memilih jawaban
mana yang dianggap paling benar. Tetapi jika kita akan menulis tes uraian, kita
perlu menyediakan alternative jawabannya. Untuk menjawab tes uraian siswa
diminta menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja pengelompokan tes secara umum ?
2. Apa saja jenis-jenis tes objektif dan uraian ?
3. Bagaimanakah cara menulis tes uraian yang baik?
4. Bagaimanakah cara memeriksa hasil tes uraian ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengelompokan tes secara umum.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tes Objektif dan uraian.
3. Untuk mengetahui cara menulis tes uraian yang baik.
4. Untuk mengetahui cara memeriksa hasil tes uraian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. MENGEMBANGKAN TES
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan disekolah yaitu tes objektif dan tes
uraian.
A. TES OBJEKTIF
1. Benar-salah
2. Menjodohkan
3. Pilihan ganda

B. TES URAIAN
1. Uraian terbatas (Restricted Question)
2. Uraian terbuka (Open Ended Question)

A. TES OBJEKTIF
1. Tes Benar Salah ( True False Item)
Butir soal benar salah merupakan butir soal yang terdiri dari suatu
pernyataan di mana siswa diminta untuk menentukan apakah pernyataan
tersebut benar atau salah, tepat atau tidak tepat, ya atau tidak. Karena pada
umumnya siswa hanya diminta untuk menentukan benar atau salah tentang
suatu pernyataan maka bukir soal lebih dikenal dengan butir soal benar-
salah.
Pada umunya tes benar-salah digunakan untuk mengukur kemampuan iswa
untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mangenai; fakta,
definisi, prinsip, teori dan hukum.
Contoh:
Perintah: Lingkarilah huruf B jika pernyataan dibawah ini benar dan S jika
salah.
a. B – S : Ikan bernapas dengan insang
b. B – S : Luas empat persegi Panjang adalag Panjang kali lebar

2
c. B – S : Logam jika dipanaskan akan memuai.
d. B – S : Hukum newton 1 menyatakan bahwa setiap benda bergerak akan
bergerak lurus beraturan atau diam jika ada resultante gaya yang bekerja
pada benda tersebut.

2. Tes Menjodohkan (Matching Exercise)


Tes menjodohkan merupakan tes objektif yang ditulis dalam dua
kolom. Kolom pertama merupakan pokok soal atau disebut juga dengan
premis sedangkan kolom kedua adalah kolom jawaban atau disebut juga
dengan respon. Siswa diminta untuk menjodohkan pernyataan yang ada
pada kolom pertama dengan jawaban yang ada pada kolom kedua. Untuk
mengurangi kemungkinan siswa dalam menebak maka jumlah jawaban
pada kolom kedua dibuat lebih banyak dari jumlah pernyataan yang ada
pada kolom pertama.

3. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)


Tes objektif jenis piliham ganda ini merupakan jenis tes objektif yang paling
banyak digunakan di sekolah. Konstruksi tes pilihan ganda terdiri dari dua
bagian yaitu pokok soal (stem) dan alternatif jawaban (option). Tata tulis
pilihan ganda diatur sebagai berikut. Jika pokok soal ditulis dengan kalimat
tidak selesai maka awal kalimat ditulis dengan huruf besar dan awal option
ditulis dengan huruf kecil (kecuali untuk nama diri dan nama tempat).
Karena empat buah titik. Tiga buah titik yang pertama adalah titik untuk
pokok soal yang ditulis dengan kalimat tidak selesai dan satu titik yang
terakhir merupakan titik akhir alternatif jawaban.
Ada lima ragam tes pilihan ganda yang sering digunakan yaitu: Melengkapi
pilihan (ragam A), Hubungan antarhal (ragam B), analisis kasus (ragam C),
Ganda kompleks (ragam D), membaca diagram, tabel atau grafik (ragam E).

3
B. TES URAIAN
1. Tes Uraian terbuka
Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam: menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan ide;
mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidangl membuat rencana
suatu eksperimen; mengevaluasi manfat suatu ide.

2. Tes Uraian Terbatas


Tes uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menjelaskan hubungan sebab akibat, emenrapkan suatu prinsip atau
teori, memformulasikan hipotesis, merumuskan kesimpulan. Keuntungan
yang dapat diperoleh dengan menggunakan tes uraian terbatas adalah
mengembangkan proses berpikir tinggi seperti analisis, sintesis dan
evaluasi.

Bagaimanakah menulis tes uraian yang baik?


Ada dua pokok yang harus perhatikan untuk mengembangkan tes uraian
yang baik. Pertama, tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang
telah dibuat, gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar
atau tidak tepat jika diukur dengan tes objektif, untuk membantu
mempermudah dalam membuat tes uraian agar dapat mengukur jenjang
berpikir tinggi, gunakan tes uraian terbatas, usahakan pertanyaan yang
diberikan mengungkapkan pendapast siswa bukan hanya sekedar
emnyebutkan fakta, rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas sehingga
tidak menimbulkan salah tafsir bagi siswa, rancanglah sejumlah pertanyaan
yang memang dapat dikerjakan oleh siswa dalam satu waktu ujian yang
telah ditentukan, hindari penggunaan pertanyaan pilihan, tuliskan
maksimal skor yang diperoleh siswa apabila ia dapat mengerjakan butiran
soal tersebut dengan baik.

4
Bagaimanakah memeriksa hasil tes uraian?
Persiapan untuk memeriksa hasil tes uraian sebenarnya sudah harus
dilakukan sebelum tes trersebut dilaksanakan. Setelah selesai menulis butir
soal uraian maka harus segera memnuat garis besar tentang jawaban yang
tepat untuk setiao butir soal. Ada du acara untuk memeriksa hasil tes uraian
siswa yaitu metode analitik atau metode holistik, tergantung jenis tes uraian
yang digunakan. Jika menggunakan tes uraian terbuka maka pemeriksaan
hasil tes yang tepat adalah dengan menggunakan metode holisik atau
holistic scrolling method (Nikto, 1984). Sedangkan jika menggunakan tes
uraian terbatas maka cara pemeriksaan yang tepat adalag menggunakan
metode analitik atau analytic method (Niko, 1984; Hopkins & Antes,
1990).
Pemeriksaan jawaban menggunakan metode holisik dilakukan
duantahap, Pertama, pemeriksaan secara keseluruhan jawaban siswa.
Kedua, pemeriksa mengulang Kembali pemeriksaan tersebut untuk lebih
meyakinkan bahwa jawaban tersebut memang tepat masuk dalam kategori
A, B, C, D, atau E atau tidak.
Pemeriksaan jawaban siswa dengan metode analitik dilakukan
berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat oleh penulis soal. Setiap
soal uraian terbatas, setelah selesai menulis butir soal wajib membuat
pedoman penskoran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
pedoman penskoran adalah:
a. Tuliskan jawaban terbaik dari bulir soal tersebut.
b. Jika ada alternatif jawaban yang lain dari pertanyan tersebut maka
alternatif jawaban tersebut harus ditulis
c. Butir atau konsep atau kata kunci yang harus ada pada jawaban tersebut
d. Butir atau konsep atau kata kunci mempunyai bobot yang lebih dari butir
atau konsep atau kata kunci.
e. Berikah skor sesuai dengan harapan
f. Butir atau konsep yang lebih memiliki bobot lebih dapat diberikan skor
lebih.
g. Cantumkan jumlah skor maksimal.

5
Untuk meningkatkan reliabilitas hasil penskoran maka
penelitianhasil tes uraian dilakukan sebagai berikut:
a. Setiap jawaban diperiksa oleh dua orang pemeriksa yang masing-
masing bekerja sendiri-sendiri.
b. Sebelum memulai memeriksa, kedua pemeriksa harus duduk Bersama
untuk menyamakan persepsi.
c. Setelah kedua pemeriksa mempunyai persepsi yang sama maka
dilakukan uji coba pemeriksaan jawaban siswa.
d. Setelah persepsi kedua pemeriksaan sama maka pemeriksaan yang
sesungguhnya boleh dilakukan.
e. Setelah selesai memeriksa keseluruhan hasil tes siswa, kedua oemeriksa
harus bertemu Kembali untuk melihat adakah perbedaan skor yang
tinggi diantara keduanya.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum jenis tes yang paling sering digunakan di sekolah yaitu tes
objektif dan tes uraian. Dalam menulis tes objektif guru dituntut untuk
menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh siswa. Peserta tes
hanya tinggal memilih jawaban yang harus dipilih siswa. Peserta tes hanya
tinggal memilih jawaban mana yang dianggap paling benar.
Dalam menulis tes uraian guru tidak perlu menulis alternatif jawaban.
Siwa yang nantinya diminta untuk menjawab pertanyaan dengan menggunakan
kata-katanya sendiri. Secara umum pengelompokan tes sebagai berikut : (1)
Tes Objektif, (2) Tes Uraian,
Tes objektif terdiri dari : Tes benar-salah, tes menjodohkan, dan tes pilihan
ganda. Sedangkan tes uraian terdiri dari : tes uraian terbatas (Restricted
Question) dan tes uraian terbuka (Open Ended Question).

B. SARAN
Diharapkan kepada setiap guru agar dalam penyusunan dan pengembangan
tesdisusun secara singkat dan jelas sehingga peserta didik dapat memahami
soal tes tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Gronlund, N.,E., & Linn, R., L. (1990). Measurement and Evaluation in Teaching.
New York, MacMillan. Pub. Company.

Hopkins, C., D., & Antes, R., L. (1990). Classroom Measurement and Evaluation.
Illinois, F.E. Peacock Publishers. Inc.

Hopakins, K., D., & Stanley, J., S., & Hopkins, B., R. (1990). Educational and
Psychological Measurement and Evaluation. New Jersey, Prentice Hall.

Nitko, A., J. (1983). Educational Test and Measurement: an Introduction. New


York, Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Nasoetion, N & Suryanto, A. (2002). Tes, Pengukuran dan Penilaian. Jakarta:


Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Roid, G., H., & Haladyna, T., M. (1982). A Technology for Test-Item Writing. New
York, Harcourt Brace Jovanovich. Inc.

Anda mungkin juga menyukai