Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran

Tutor Bambang Setyawan, S.Pd.,M.Pd.

Oleh :

Kelompok 2

Nama : 1. DEVINA PRABAWATI ( )

2. MIFTAKHUL IMAM FAUZI (848705911)


3. MUTMAINAH ( )
4. LAILY IKA PURNAMA HADI ( )

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT SURABAYA
POKJAR PUTRA BANGSA JOMBANG
2021
1
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
DAFTAR ISI

Cover Sampul ……………………………………………………………………… 1


Daftar isi……………………………………………………………………………… 2
BAB I : PENDAHULUAN
 Latar Belakang……………………………………………………………….. 3
 Rumusan Masalah……………………………………………………………. 3
 Tujuan………………………………………………………………………… 3

BAB II : PEMBAHASAN
A. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES....................................................... 4
B. MENGEMBANGKAN TES.....................................................................……… 6
C. PERENCANAAN TES................………………………………………………. 10

BAB III : PENUTUP


1. KESIMPULAN ………………………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

2
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menilai Pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok seorang guru sebagai
konsekuensi logis dari pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang telah disusun tiap awal semester.
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengambil keputusan tentang keberhasilan siswa dalam mencapai
kopetensi yang telah ditetapkan.
Untuk mengukur ketercapaian suatu kopetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur. Jika
kompetensi yang akan dicapai lebih dominandalam ranah kognitif maka tes merupakan alat ukur yang
tepat. Tetapi jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam ranah afektif dan psikomotor maka tes
bukan lat ukur yang valid. Alat ukur yang valid untuk mencapai kompetensi tersebut adalah non-tes,
misalnya skala sikap, asesmen kinerja dan portofolio.
Untuk dapat mengembangkan tes baik ada beberapa langkah yang harus diikuti yaitu harus
memahami bagaimana cara menulis tes baik sesuai dengan tata cara atau kaidah yang telah ditentukan,
membuat perencanaan tes dan menulis butir soal berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa keunggulan dan kelemahan tes?
2. Bagaimana mengembangkan tes?
3. Bagaimana prencanaan tes?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari tes.
2. Untuk mengetahui cara mengembangkan tes.
3. Untuk mengetahui merencanakan tes.

3
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES


Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk
mengukur  hasil belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur.
Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan kelemahan
dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita gunakan dan
menekan kelemahannya seminimal mungkin.

1. Tes Objektif
A. Keunggulan:
a) Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang (ingatan,
pemahaman, penerapan).
b) Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian sehingga
semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP dapat diukur
ketercapaiannya.
c) Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten
karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti
d)  Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal dan mendapatkan informasi dan
karakteristik setiap butir soal
e) Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
f) Informasi yang diperoleh lebih kaya.

B. Kelemahan:
a) Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.
b) Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar sehingga membutuhkan waktu
lebih lama.
c) Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.

4
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
d) Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri
karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis
soal.

C. Upaya untuk meminimalkan kelemahan:


a) Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan  penulis
harus berorientasi pada kisi-kisi soal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
diukur.
b) Menguasai  materi dengan baik dan latihan terus menerus hingga betul-betul mahir
untuk dapat mengembangkan tes objektif, terutama pada alternatif jawaban yang
homogen pada tes pilihan ganda.
c) Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang telah
ditentukan dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi empat atau lima.
d) Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat diatasi dengan
menggunakan tes uraian.
2. Tes Uraian
A. Keunggulan:
a) Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.
b) Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat
diukur dengan tes objektif.
c) Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada waktu
yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
d) Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif.

B. Kelemahan:
a) Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
b) Sukar memeriksa jawaban siswa.

5
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
C. Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena
beberapa hal, di antaranya:
a) Adanya hallo effect.
b) Adanya efek bawaan (carry over effect).
c) Efek urutan pemeriksaan ( order effect).
d) Pengaruh penggunaan bahasa.
e) Pengaruh tulisan tangan.

D. Upaya untuk meminimalkan kelemahan :
a) Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah
membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes uraian terbatas)
b) Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa
hasil ujian tanpa nama.
c) Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:
1) Gunakan tes uraian terbatas.
2) Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa.
3) Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua.
4) Lakukan uji coba pemeriksaan.
d) Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama
peserta tes.
e) Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal
nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2
jugauntuk keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir.
f) Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa
lelah dalam memeriksa.

B. MENGEMBANGKAN TES
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian. Keterampilan
menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat diperlukan agar dapat
menghasilkan tes yang baik. Secara umum pengelompokan tes dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Tes Objektif
Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:
6
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
A. Tes benar salah / true false item
Butir soal benar-salah merupakan butir soal yang terdiri dari suatu pernyataan dimana siswa
diminta untuk menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat atau tidak
tepat, ya atau tidak. Tes benar-salah memiliki beberapa fungsi seperti :
- Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan
mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya,
- Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau
opini
- Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
1) Kelebihan tes benar salah / true false item
a) Mudah dikonstruksikan.
b) Dapat menanyakan banyak sampel materi.
c) Mudah penskoran.
d) Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
2) Kelemahan tes benar salah / true false item
a) Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%.
b) Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
yang sederhana yaitu aspek ingatan.

B. Tes menjodohkan / matching exercise


Tes menjodohkan atau matching exercise yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom.
Kolom pertama adalah pokok soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban / respons. Siswa
diminta untuk menjodohkan pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kolom pertama dengan
jawabn yang ada di kolom kedua
1) Keunggulan tes menjodohkan / matching excercise:
a) Mudah dibuat
b) Mudah penskorannya
c) Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada siswa.
2) Kelemahan tes menjodohkan / matching excercise:
a) Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.

C. Tes pilihan ganda / multiple choice


7
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
Tes ini adalah jenis tes yang paling banyak digunakan di sekolah. Konstruksi tes pilihan
ganda terdiri atas dua bagian pokok soal dan alternatif jawaban. Salah satu dari alternatif
jawaban tersebut adalah benar atau yang paling benar, sedangakn alternatif jawaban yang lain
adalah pengecoh.
1. Ragam tes pilihan ganda :
a. Melengkapi pilihan ( ragam A)
b. Hubungan antar hal (ragam B)
c. Analisis kasus (ragam C)
d. Ganda kompleks (ragam D)
e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )

2. Mengkonstruksi tes objektif yang baik adalah sebagai berikut:


a. Saran dalam mengkonstruksi tes banar salah / true false
1)  Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari
pernyataan yang membingungkan/ bermakna ganda.
2) Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur
kompetensi
3)  Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.
4) Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
5) Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
6) Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimat.
7) Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
b. Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan
1) Pernyataan pernyataan di bawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari
pernyataan yang homogen.
2) Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
3) Penulisan kalimat pada respons hendaknya lebih pendek dari premis.
4) Jika jawaban pada respons berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
5)  Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons pada halaman yang sama.  
c. Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
1)  Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.

8
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
2) Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif  jawaban.
3) Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
4)  Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek
kalimat dan pengecoh menarik untuk dipilih.
5) Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
6) Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.\
7) Hindari penggunaan ungkapan negatif dalam penulisan soal.
8) Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban
salah.
9) Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
10) Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
11) Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.
2.  Tes Uraian
Tes uraian dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tes uraian terbuka dan tes uraian
terbatas. Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan ide, mengintegrasikan pelajaran dalam
berbagai bidang, membuat rencana suatu eksperimen, mengevaluasi manfaat suatu ide dan
sebagainya
A. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yang baik yaitu:
1)  Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
2) Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
3) Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
4)  Gunakan tes uraian terbatas.
5) Usahakan pertanyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
6) Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
7) Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
8) Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
9) Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal dengan
benar.

B. Pedoman penskoran:

9
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
1) Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban
tersebut harus ditulis.
2) Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.
3) Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
4)  Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
5) Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.

C. PERENCANAAN TES
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama
proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah yang
harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.
Ada  beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah
akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus
diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang
disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang
dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
5.  Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada banyaknya
butir soal yang harus dibuat.
7.  Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:
a) Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b) Ragam soal yang akan digunakan.
c) Proses berpikir yang ingin diukur.
d) Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
10
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah
kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat memilih jenis
tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita
bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan kelemahanya semaksiamal
mungkin.
Ketearampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif ) sangat
diperlukan agar dapat mengahsilkan tes yang baik. Agar tes objektif yang akan ditulis tidak
melenceng dari materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus
ditulis berdasarkan kisi-kisi yang berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi
inilah yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.

11
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
12
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto,Adi.2014.Evaluasi Pembelajaran di SD.Jakarta:Universitas Terbuka ( 2002 ) Kurikulum


Berbasis Kompetensi .Jakarta : Pusat Kurikulum,Balitbang Depdiknas

Arikunto, Suharsimi.2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan:Jakarta : Bumi Aksara.

13
Makalah EVALUSI PEMBELAJARAN di SD Modul 1 KB 1&2

Anda mungkin juga menyukai