DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
JURUSAN KIMIA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Makalah Pengembangan Tes Objektif untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Penilaian Hasil Belajar. Serta juga, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr.Ajat Sudrajat,M.Si. dan Bapak Feri Andi Syuhada,S.Pd.,M..Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Evaluasi Penilaian Hasil Belajar, serta semua sahabat dan teristimewa
kepada orang tua yang telah memberikan dorongan dan doa’ sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Tak lepas dari kekurangan, penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik dimasa mendatang.
Semoga makalah ini membawa manfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya untuk mengukur seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dicapai,
dapat dilakukan dengan evaluasi. Dalam hal ini, disebut dengan evaluasi hasil belajar. Alat
ukur untuk mengevaluasi hasil belajar tersebut adalah tes. Tes adalah cara ( yang dapat
dipergunakan ) atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di
bidang pendidikan. Sebagai pendidik, keterampilan yang harus dikuasai adalah sistem
penilaian hasil belajar peserta didik.
Salah satu bentuk tes hasil belajar adalah tes objektif. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk
dan variasi yang akan dijelaskan pleh penyusun di makalah ini. Penyusun juga akan
menjelaskan cara mengembangkan tes objektif serta kelebihan dan kekurangan dari test
objektif.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pengembangan tes objektif sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari tes objektif
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tes objektif
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tes objektif
4. Untuk mengetahui strategi pengembangan tes objektif
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Tes Objektif
Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal
yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item.
Bentuk tes objektif atau sering disebut sebagai tes pilihan ganda merupakan tes yang
paling banyak digunakan. Tes ini dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar sederhana
maupun mengukur hasil belajar yang kompleks (pengetahuan, pemahaman dan aplikasi).
2
2.3. Jenis – Jenis Tes Objektif
A. Tes Menjodohkan
Tes menjodohkan adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dijodohkan
dengan seri jawaban. Dengan kata lain, tugas peserta tes hanya menjodohkan premis
dengan salah satu seri jawaban.
Tes menjodohkan adalah tes yang terdiri dari kolom pertama adalah soal dan
kolom kedua adalah jawaban. Pada kolom jawaban harus lebih banyak dari kolom soal.
Tugas peserta didik adalah menjodohkan pertanyaan dengan pernyataan yang terdapat
pada kolom jawaban.
3
- Jumlah jawaban buatlah lebih banyak dari jumlah pertanyaan.
- Batasi setiap kelompok jangan lebih dari 10 pertanyaan jika
ingin banyak buatlah beberapa kelompok.
- Semua pertanyaan dan jawaban hendaknya dibuat dalam satu
halaman saja
- Setiap satu pertanyaan hendaknya hanya ada satu jawaban yang
benar.
- Buatlah kunci jawaban dan pedoman penilaian
- Sesudah dikerjakan nilailah dengan rumus.
- Contoh soal:
Cocokkanlah simbol-simbol pada kolom II dengan elemen kimia
pada kolom I, dengan cara menempatkan huruf pada ruang
kosong di bagian depan setiap nomor pada kolom I.
Kolom I Kolom
II
.................. . Oksigen A. Na
1.
.................... Besi B. H
2.
.................... Sodium C. Au
3.
.................... Karbon D. I
4.
.................... Khlorin E. C
5.
.................... Potasium F. O
6.
.................... Hidrogen G. Fe
7.
.................... Nitrogen H. Ni
8.
.................... Emas I. K
4
9
- L. Cl
5
Kelebihan dari tes benar-salah adalah:
• Mudah dan cepat dalam menilai
• Waktu pengerjaannya cepat
• Penilaiannya objektif
• Menyusun soaalnya lebih mudah daripada tes pilihan
berganda
• Reabilitasnya rendah
6
- Tidak memakai kata seperti, selalu, seringkali, pada umumnya,
biasanya, karena kata-kata seperti itu memudahkan siswa
menerka jawabannya
- Setiap pertanyaan/ soal harus pasti salah atau betul (tidak
mendua arti)
- Jumlah soal yang betul dan salah harus seimbang
- Urutan soal yang betul dan salah harusnya tidak mengikuti
pola yang teratur
- Sebaiknya pertanyaan tidak diambil langsung dari buku
- Tulisan huruf B - S pada permulaan nomor pada masing-
masing item dengan maksud mempermudah pengerjaannya
dan menilai (scoring).
Contoh soal
Soal Benar - salah bentuk pertanyaaan
Perintah: lingkarilah huruf B jika pertanyaan di bawah
ini benar dan huruf S jika pertanyaan itu salah!
1. B–S Tanah air kita terletak di khatulistiwa
2. B–S Menurut penelitian terakhir jumlah pulau-
pulau di Indonesia ada 13,677 buah.
Soal benar - salah menuntut alasan
Lingkarilah huruf B jika peranyataan di bawah ini
betul, dan lingkarilah huruf S jika salah dan beri
alasan mengapa anda anggap salah. Tulis alasan anda
di tempat yang telah disediakan.
1. B–S Udara di kota kena pencemaran
2. B–S Pengamalan tata perekonomian Pancasila
bertujuan untuk kebebasan berusaha
3. B–S P4 merupakan kepribadian / jiwa bangsa
Indonesia
Tes benar - salah dengan membetulkan
Lingkarilah huruf B jika pernyataan di bawah ini betul,
dan lingkarilah huruf S dan tunjukkan bagian mana
yang salah dengan cara memberi garis di bawahnya
serta kemudiaan tulislah pembetulannya pada tempat
yang telah disediakan.
7
1. B–S Tes esai dapat dipakai berulang kali
2. B–S Prinsip diskriminasi dalam evaluasi sesuai
pendekatan dalam sistem pembelajaran
8
C. Tes Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dipilih dari alternatif
yang lebih dari dua. Alternatif jawaban kebanyakan berkisar antara 4 (empat) dan 5 (lima).
Tes pilihan ganda adalah tes dimana pada setiap soalnya memiliki lebih dari satu
alternatif jawaban.Tes bentuk pilihan ganda ini juga memudahkan peserta didik dalam
menjawab dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi guru untuk menentukan
penilaiannya.
a. Penggunaan Pilihan Ganda
pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan
(knowledge) dan berbagai tipe dari hasil belajar yang komplek. Format butir
tunggal mungkin paling banyak digunakan untuk mengukur pengetahuan,
pemahaman, dan aplikasi.
9
c. Macam-Macam Tes Pilihan Ganda
Pengetahuan
Tipe pengetahuan mengukur derajat yang berkaitan dengan
materi belajar sebelumnya untuk diingat kembali. Fokus butir
didasarkan pada mengingat kembali informasi sederhana dan terkait
dengan pengukuran istilah, fakta, atau aspek pengetahuan spesifik
lainnya.
Contoh :
Kebanyakan air tanah yang ada dalam tanah dan batuan berpori
berasal dari:
a) Sungai
b) gletser yang mencair
c) sumber mata air
d) salju
e) hujan
Pemahaman
Tipe pemahaman mengukur pada level lebih tinggi dari
pengetahuan. Butir tes ini menentukan siswa-siswa telah menyerap
arti dari materi tanpa membutuhkan mereka untuk
mengaplikasikannya.
Contoh :
Bila di suatu tempat ditemukan adanya sumber-sumber gas, sumber-
sumber air panas, mata air mineral, maka dapat dipastikan bahwa
daerah tersebut merupakan daerah:
a) Vulkanis
b) tanah pasir
c) tanah padas
d) tektonis
Aplikasi
Pada aplikasi, siswa harus menunjukkan bahwa mereka tidak
hanya menyerap makna dari informasi tetapi juga menerapkannya
pada situasi konkrit yang baru bagi mereka. Oleh karena itu, butir
10
aplikasi menentukan landasan dimana siswa dapat memindahkan
pembelajarannya dan menggunakanya secara efektif dalam
memecahkan permasalahan yang baru.
Contoh:
Alat pemanas listrik memakai 5 A, apabila dihubungkan dengan
sumber 110 V, maka hambatannya adalah:
a) 0,5 ohm
b) 5 ohm
c) 22 ohm
d) 110 ohm
Analisis
Pada analisis, siswa harus menunjukkan bahwa mereka tidak
hanya menyerap makna dari informasi dan menerapkannya pada
situasi konkrit yang baru, tetapi juga mampu menganalisis suatu
informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil sehingga informasi
tersebut menjadi lebih jelas. Oleh karena siswa dapat menggunakan
suatu informasi atau pengetahuan yang diperolehnya untuk
memecahkan masalah.
Contoh:
Kuat medan listrik di suatu titik sejauh r dari muatan titik q akan
diperbesar menjadi 125 kali semula. Ini dapat dilakukan dengan cara
memperbesar
a) jarak menjadi 1/125 kali dan muatan 5 kali
b) jarak menjadi 1/5 kali dan muatan 25 kali
c) muatan menjadi 1/125 kali dan jarak 5 kali
d) muatan menjadi 5 kali dan jarak 25 kali.
Sintesis
Pada butir ini, siswa harus menunjukkan bahwa mereka tidak
hanya menyerap makna dari informasi, tetapi juga mampu
menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan.
11
Contoh:
Pernyataan berikut berkaitan dengan pasang naik dan pasang surut air
laut: (1) gaya gravitasi bulan dengan matahari mempengaruhi pasang
surut air laut, (2) pasang naik tertinggi terjadi pada saat bulan
purnama, (3) pasang surut terendah terjadi pada saat kuartil awal atau
akhir, (4) matahari lebih mudah menarik air laut dari pada bulan.
Pernyataan yang benar adalah:
a) (1), (2), dan (3)
b) (1), (3), dan (4)
c) (2), (3), dan (4)
d) (2) an (4)
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pengertian tes objektif disini adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri
dari butir-butir soal yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) di antara
beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item.
Terdapat tiga jenis tes objektif antara lain tes menjodohkan, tes benar salah dan tes
pilihan ganda. Tes objektif memiliki kelebihan yaitu pilihan ganda menuntut siswa untuk
memilih jawaban yang benar atau terbaik sementara tes benar-salah memungkinkan siswa
untuk mendapatkan kredit karena mengetahui pertanyaan tidak benar dan tes objektif memiliki
kekurangannya yaitu Sulit untuk menemukan cukup banyak alternatif yang masuk akal atau
pengalih perhatian (terutama di tingkat dasar).
Dalam mengembangkan tes objektif maka harus memiliki strategi agar tes objektif bisa
berkembang dengan baik antara lain analisis karakteristik materi yang akan diteskan
Pengembangan distractor, mengatur format jawaban, melakukan review instrumen, uji coba
pengetesan, analisis butir soal, membandingkan hasil pengetesan dengan hasil dari instrumen
bentuk lain.
3.2. Saran
Dengan adanya pengembangan tes objektif ini diharapkan suatu tes benar-benar dapat
menjadi instrumen yang dapat mengukur kemampuan siswa dan dapat menjadi instrumen
untuk menggunakan tujuh langkah tersebut sebagai strategi untuk mengembangkan instrumen
tes objektif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ambiyar. (2009). Pengukuran & Tek Dalam Pendidikan. Padang: UNP PRESS.
Kevin, N. (2016). More Commerce Objective Text. Inggris: Clark Consulting services.
Wartoni, Priskila., I., B. (2018). Streategi Pengembangan Tes Objektif (Pilihan Ganda).
Jurnal Pengembangan Tes Objektif. 3(2).
Rachmat, N., A., & Puput., A. (2019). I Use Multiple – Choice Question In Most Assessment
I Prepared EFL Teachers Choice On Summative assessment. Jurnal Of Multiple –
Choice. 5(1).
14
LAMPIRAN
A. Cover Buku
15
B. Lampiran Jurnal
Abstrak
Tujuan dari studi ini adalah menganalisis strategi pengembangan tes objektif. Studi ini
merupakan generalisasi dari beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai
strategi pengembangan tes objektif. Penelitian-penelitian terdahulu dikumpulkan melalui
pencarian di Google Scholar, Sage, dan Elsevier. Hasil-hasil penelitian yang terkumpul
kemudian dianalisis dengan Teknik meta analisis yang dilakukan secara kualitatif. Hasil
studi menunjukkan adanya strategi tertentu yang perlu dilakukan untuk mengembangkan
tes objektif. Strategi tersebut adalah sebagai berikut: (1) Analisis karakteristik materi yang
akan diteskan; (2) Pengembangan distractor; (3) Mengatur format jawaban; (4) Melakukan
review instrumen; (5) Uji coba pengetesan; (6) Analisis butir soal;
(7) Membandingkan hasil pengetesan dengan hasil dari instrumen bentuk lain. Berdasarkan
hasil studi ini, maka disarankan kepada guru atau pengembang instrumen untuk
menggunakan tujuh langkah tersebut sebagai strategi untuk mengembangkan instrumen tes
objektif.
16
“I USE MULTIPLE-CHOICE QUESTION IN MOST ASSESSMENT I
PREPARED”: EFL TEACHERS’ VOICE ON SUMMATIVE ASSESSMENT
Puput Arfiandhani
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
puput.arfiandhani@fpb.umy.ac.id
17